part 6

43 49 2
                                    

"Axel kejebak di halte pas hujan... Tapi di halte Axel gak sendirian... Ada Rain, dia orang yang nolongin Axel... Karena Axel demam karena udara yang dingin jadi Axel pingsan, terus Rain sama abangnya bantuin Axel. mereka bawa axel ke rumah sakit." jelas Axel.

Liliana mengangguk paham."jadi pemuda bernama Rain itu membantu kamu?" tanya Liliana.

Axel mengangguk."iya ma... Dia sama abangnya udah bantu Axel... Kalo gak ada dia Axel gak tau nasib axel kedepanya gimana."

"Apa kamu sudah berterimakasih kepadanya? Sebagai seorang gadis yang memiliki sopan santun kamu harus berterimakasih kepada orang yang telah membantumu... Dan dia salah satu orang yang telah membantu mu."

"Udah ma... Axel udah bilang terimakasih... Tapi ma... Pas Rain ngantar axel pulang bang Bama malah marah sama Rain... Terus dia nuduh kalo Rain apa apain Axel." ujar Axel dengan suara memelan.

"G-gak gitu ma! Bama cuman emosi aja... Dia bikin Bama panik karena gak ada kabar. malam itu Rain udah lapor ke polisi tapi kata polisi tunggu sampai duapuluh empat jam dulu... Bama mau nelpon dia tapi dia gak bawa handphone nya ma."

Liliana menggelengkan kepalanya."Albama putra pradipta. mama tidak menyangka kamu bisa seceroboh ini. lain kali kalo adik kamu sedang berbicara dengarkan dia, jangan fokus ke hanphone kamu. jika ini terulang kembali mama gak akan segan segan buat sita hanphone kamu."

"Dan juga Axel, kamu juga ceroboh. Seharusnya kamu menunggu sampai abang kamu memberi izin, dan juga bawa handphone kamu jika ingin berpergian. Mama memberi kamu hanphone untuk memudahkan kamu untuk berkomunikasi, agar jika ada sesuatu kamu bisa menghubungi kami. Apa kalian paham dan menyadari apa kesalahan kalian?" tanya Liliana dengan wajah tenang nya.

"Paham ma." ucap Axel dan Bama bersamaan.

"Sekarang mama minta kalian untuk saling meminta maaf. mama tidak ingin ini semua terulang kembali."

"Maaf ya xel"

"Maaf juga bang"

Liliana tersenyum lembut."apa kalian sudah makan?"tanya Liliana.

Bama menggeleng namun Axel mengangguk."aku udah tadi"

"Bama... Pesan makanan lewat online... Pesan saja buat kita bertiga.. Kamu Axel, jika kamu sudah kenyang kamu bisa memesan makanan ringan. mama tak ingin jika kami berdua makan namun kamu tidak, setidaknya kamu juga ikut bergabung."

"Iya ma."

"Mama keatas dulu. kalian jangan bertengkar lagi." tegur Liliana.

Kedua anaknya menundukan kepala lalu mengangguk.

Setelah Liliana pergi Bama dan Axel kembali bertatap tatapan dengan tatapan penuh permusuhan.

"Awas aja lo bang!" ancam Axel lalu ia pergi menuju kamarnya

Bama yang tak Terima karena Axel telah mengancamnya langsung berlari mendekati sang adik.

"Lo ngancem gue? Gue aduin nanti ke mama kalo lo udah mecahin pot bunganya habis lo." ancam Bama balik.

Kedua bola mata Axel membulat saat mendengar ancaman Bama. ia menghentikan langkahnya lalu menatap Bama senduh."jangan gitu lah... Gue tadi cuman bercanda serius. Jangan aduin ke mama." mohon Axel dengan mata yang berkaca kaca.

Senyuman gemas tak lagi bisa di tahankan oleh Bama saat melihat wajah dengan mata berkaca kaca milik Axel, kedua jarinya bergerak mencubit pipi chubby milik Axel.

Axel yang merasa sakit saat pipinya di cubit pun langsung menepis tangan Bama, ia memberi Bama tatapan tajam."gausah cubit cubit! Gue gak suka!." kesal Axel lalu ia pergi menuju kamarnya.

"Ck ck ck, punya adik gemesin tapi nyebelin." gumam Bama, ia pun pergi menuju kamarnya lalu memesan makanan lewat handphone nya.
......
Ketiga manusia yang memiliki ikatan darah tengah duduk di atas kursi yang berada di meja makan dengan beberapa makanan di atasnya.

Yang tak lain adalah Bama, Axel dan mamanya yaitu Liliana.

Wanita pengusaha yang akan menginjak usia 46 tahun itu duduk dengan senyuman hangat di bibirnya.

Ia menatap kedua anaknya dengan perasaan haru."Bama, Axel... Maafkan mama.. Mama jarang meluangkan waktu untuk kalian. mama harap kalian mengerti jika mama selalu di sibukan oleh pekerjaan mama karena Mama juga harus mencari uang untuk kalian."

"Mama kenapa gak berhenti kerja aja? Papa kan kerja ma... Gaji papa juga cukup untuk kita semua... Jadi kenapa mama mau repot repot kerja?" tanya Axel.

Liliana tersenyum tipis."buka begitu... mama hanya tak ingin membebani papa kalian. kalian tau? Papa kalian memiliki penyakit diabetes. mama hanya ingin membantu saja."

"Bama ngerti, hanya saja... Mama sesekali cari waktu untuk istirahat emang mama tidak capek harus kerja terus?" tanya Bama seraya menyuap makanan nya.

"Dulu mama punya cita cita ingin membuka sebuah butik. sekarang saat mama besar semua cita cita mama terpenuhi. Mama hanya tidak mau cita cita mama yang udah mama nantikan sejak dulu harus berakhir hanya karena sebuah pernikahan... Tapi akan mama usahakan untuk mencari waktu istirahat sekaligus berlibur bersama." kata Liliana.

Axel dan Bama tersenyum tipis menanggapi perkataan Liliana, mereka mengerti bahwa wanita itu juga bekerja untuk mereka.

Ceklek
"Papa pulang!" sahut seorang pria paruh baya dengan setelan jas formal yang melekat di tubuhnya.

Mendengar suara yang sangat mereka kenali mereka semua tersenyum senang karena sang pria yang mereka cintai telah pulang.

"Apa apaan ini. jahat sekali kalian tidak mengajak papa untuk makan bersama." kata pria tersebu memasang wajah

"Bukan begitu mas, hanya saja aku kira kamu akan lembur dan pulang larut malam makanya aku suruh Bama memesan makanan untuk kami bertiga saja." ujar Liliana dengan wajah tak enakan.

Damian averick pradipta—papa dari Qxel dan Bama tersenyum tipis menanggapi perkataan sang istri." tidak apa apa sayang, aku juga sudah makan di kantor tadi. Kalian makanlah papa akan kekamar. Selesai makan segeralah tidur." ucap Damian lalu ia pergi menuju kamarnya dan Liliana.

Mereka semua tersenyum tipis.

"Axel, Bama... Besok kalian akan ke  Ambrata school kan? Apa besok kalian mau mama antar?" tanya Liliana.

"Tidak perlu ma! Biar aku sama Axel berdua aja ke sekolah, lagian kami udah gede... Enggak perlu di antar antar juga." ucap Bama.

"Apa kamu bisa Bama?" tanya Liliana memastikan, Bama mengangguk penuh keyakinan.

"Baiklah, mama percaya padamu, besok jaga adikmu di sekolah. Sebelum itu pergilah ke ruang kepala sekolah, tanya dimana letak kelas kalian berdua." ucap Liliana

"Mama udah ngasih data data kami ke sekolah itu kan ma?" tanya Axel.

Liliana mengangguk."mama sudah mengurus semuanya, data pindah sekolah kalian sudah mama urus semua. jadi besok kalian hanya perlu menanyakan dimana letak kelas kalian saja."

Strong Man [End]Where stories live. Discover now