1. AWAL PERTEMUAN?

111 14 1
                                    

FORGET ME NOT | 1. AWAL PERTEMUAN?

"Sejak pertama kali aku tahu, tanganmu terlalu sulit untuk digapai."

*****

Samarinda, Juli 2021

....

Ayra baru saja membaringkan tubuh di kasur empuknya. Seharian ini, pekerjaannya entah mengapa terasa banyak dan berat hingga tak kunjung selesai. Baru di jam sepuluh malam inilah dirinya bisa beristirahat dengan nyaman walau dengan tubuh yang terasa pegal luar biasa.

Sudah beberapa puluh detik berlalu tetapi rasa kantuk tak jua menghampirinya. Ia memutuskan membuka aplikasi WhatsApp nya. Walaupun sudah dapat dipastikan tidak akan ada yang mengiriminya pesan, setidaknya Ayra masih bisa melihat-lihat status teman di kontaknya.

Gerakan tangan Ayra terhenti ketika tidak sengaja melihat status salah satu sepupunya, Adit.

Innalilahi wa Inna ilaihi Raji'un. Semoga khusnul khatimah Om Alfian.

TUNGGU SEBENTAR!!!

Ayra sempat mengerjapkan kelopak matanya beberapa kali, berusaha mencerna apa yang baru saja ia lihat di layar ponsel.

Setelah menyadari bahwa foto yang dipajang di status Adit itu ternyata adalah suami dari salah satu tantenya, Ayra mendadak bangkit sembari membalas status tersebut dengan wajah tegang.

Ayraihana
SERIUSAN INI DIT?!

Aditya Pratama
Iya Ay

Ayraihana
Kapan meninggalnya?

Aditya Pratama
Barusan
Sempat dibawa ke rumah sakit tadi sore.

Ayraihana
Jadi ini sudah dirumah?

Aditya Pratama
Sudah Ay
Ini aku di rumah Tante Amel

Ayra tak lagi membalas pesan Adit. Ia segera keluar kamar untuk mencari keberadaan mamanya sambil memanggil-manggilnya.

"Ma, Om Alfian meninggal!!" ujar Ayra yang masih syok mendapatkan kabar tadi.

Paramitha—Mama Ayra refleks menghentikan aktivitasnya.
"Kapan?!" tanya Mita antara rasa terkejut dan tidak percaya dengan berita yang baru disampaikan oleh putrinya.

Memang, Ayra sekeluarga beberapa tahun belakangan ini tidak terlalu akrab dengan keluarga besar dari pihak ayahnya. Terlebih, ketika keadaan ekonomi keluarga Ayra makin tahun makin memburuk hingga ayahnya terpaksa mencari kerja di luar kota. Sebab itulah mereka benar-benar putus kontak dengan keluarga ayah Ayra.

"Barusan. Jenazahnya sudah ada di rumah, kata Adit."

*****

Jarak rumah Ayra dan tantenya terbilang lumayan jauh. Sekitar dua puluh menit waktu perjalanan, akhirnya mereka sampai juga di depan rumah duka. Terlihat, tenda sudah terpasang di halaman rumah, lengkap dengan kursi untuk para pelayat.

Ya, begitulah .... Kalau bukan karena Ayra melihat berita duka ini di status WhatsApp Adit, mungkin mereka tidak tahu akan hal ini entah sampai kapan. Sebegitu renggangnya hubungan Ayra sekeluarga dengan keluarga pihak ayahnya.

Ayra dan adiknya—Raihan mengekor mamanya memasuki rumah Tante Amel. Begitu mengucapkan salam, semua pasang mata tertuju pada mereka bertiga.

Bukannya apa, ya, tetapi Ayra sudah tidak heran jika keluarganya menampakkan ekspresi terkejut akan kedatangan mereka. Pasalnya, memang keluarga ayahnya lah yang sengaja menjaga jarak dengan keluarganya. Sampai-sampai berita duka seperti ini pun tidak ada yang mau memberitahukan langsung kepada Ayra ataupun orangtuanya.

Forget Me Not Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang