#12

50 4 4
                                    

-Author POV-

Pagi ini Yurri harus bangun pagi karena aktifitas kuliah. iya, hari ini adalah hari senin. ia mendapatkan jadwal kuliah pagi hari. ohya, dirumah Yurri sekarang ramai sekali. kau tau, kedua orangtua Justin menginap. mereka -orang tua Justin- bilang bahwa, Yurri dan Justin itu cocok. hah, yang benar saja? padahal mereka kalau disatukan itu seperti anjing dan kucing.

"Ok semua! Aku berangkat duluyaa byeee," ucap Yurri yang langsung pergi dari ruang makan, tetapi ketika Yurri mau pergi, Justin menahan tangannya

"Aku antarkan," Justin mengedipkan satu matanya,

"Aku bisa pergi sendiri, Justin." ucap Yurri sambil me-roll kan matanya nya.

"Aku tahu, tapi aku ingin sekali pergi ke universitasmu. ok? aku tak akan menganggumu, Yuca" balas Justin sambil menyodorkan jari kelingkingnya untuk membuat janji. Yurri pun mengangguk, dan mereka langsung berangkat menuju universitas Yurri.

***

"Stop! Disini aja" Yurri langsung melepaskan safety belt dan langsung membuka pintu,

"Eits, na na." ucap Justin

"Justin.. aku punya waktu 15menit lagi."

"Masih lama. aku akan mengantarkan mu sampai kelas. ok? no buts!" Ucap Justin lagi sambil keluar dari mobil dengan kacamata hitam andalan nya.

Justin pun turun dari mobil dan tak lupa menggandeng tangan Yurr. Yurri menepisnya, tetapi Justin menggandeng lagi tangan Yurri.

"Bisa ga sih lepasin tangan aku?" Tanya jengkel Yurri, Justin hanya tersenyum menggoda

"Kau aneh. diluar sana banyak sekali wanita yang berlomba-lomba ingin memegang tanganku, tapi kau? malah menolaknya mentah-mentah" Justin menaikkan satu alisnya, Yurri pun menghiraukan Justin dan berlari menuju kelasnya,

"Ok, aku sampai. thank's biebs!" Ucap Yurri yang langsung meninggalkan Justin didepan pintu kelasnya,

-Yurrica Errenia POV-

Aneh sekali, aku diantar oleh Justin tadi. padahal, biasanya aku pergi sendiri menggunakan mobil ku atau pun bis. tapi, tadi pagi Justin ingin sekali mengantarkan ku. Justin itu sangat keras kepala. contohnya tadi, aku bilang aku ingin turun didepan universitasku saja. tapi Justin mencegahnya, ia bilang ia ingin masuk dan mengantar kan ku sampai kedepan kelas. itu baru contoh pertama. contoh kedua adalah, ia menggandeng tangan ku terus menerus dari sewaktu kita turun dari mobil. apa ia tak sadar, banyan orang yang memperhatikan? Dan, contoh ketiga. ia benar-benar mengantarkan ku sampai kedepan kelas, dan memastikan aku duduk dengan selamat. oh Tuhan.. ternyata Justin Drew Bieber itu sangat menyebalkan bukan?

"Diantar Justin?" Tanya gadis yang duduk didepanku. ya tak lain tak bukan, itu adalah Taylor. aku hanya mengangguk, dan Taylor menanggapi dengan senyuman jahil+menggodanya ish, apaan sih.

"Kau... berpacaran kan dengannya?!! ah sudah kuduga! kau tergoda juga dengan nya," Taylor mengedipkan mata nya. oh Taylor asalkan kau tau, sahabat baikmu itu sangat sungguh menyebalkan!

"No! Of course no!" Bantahku sambil menggeleng-gelengkan kepala.

"You know... your news about Justin hugged you is... booo..ming." tutur Taylor dengan semangat. ya Taylor, tanpa kau bilang pun aku sudah tau.

"Kau!! Menyebalkan sekali, jawab aku Yurri." teriaknya tepat di daun telinga ku. ugh! apa ia tak tau teriakannya itu membuat telingaku sakit?

"Yaya whatttt?" Tanyaku dengan mempanjangkan huruf 't'

"Jawab aku," tegas Taylor dengan melipat kedua tangannya di depan dada,

"Hmm.. ok. so, we aren't dating. we're just... friend. ya, friend. or maybe bestfriend like you and me. he's always tell about his life. about belieber, about family or about entertaiment. and about.. he hugged me. itu cuma pelukan 'sahabat'," jelasku panjang lebar. Taylor pun menatapku dan menaikan satu alisnya. Ya Tuhan apalagi?

You are mine and I am yours (Justin Bieber love Story)Where stories live. Discover now