#8

41 5 1
                                    

-Author POV-

Yurrica pun terus berusaha melepaskan ciuman dari Jhonson, ia terus memukul-mukul dada Jhonson tetapi Jhonson malah makin memperdalam ciumannya. Yurrica menangis.. Takut jika sahabatnya salah sangka padanya. Takut jika Taylor pergi meninggalkannya dengan berjuta kebencian. Yurrica berharap ada seseorang yang menolong nya dari Jhonson. Ia takut kepada Jhonson sekarang.

Akhirnya Jhonson pun melepaskan ciumannya dan mendorong Yurrica sampai kepojok ruangan, tangan Jhonson menyusup kebalik cardigan yang dipakai Yurri

"STOP IT JHONSON," bentak Yurri. Ia mengelap air matanya sambil berusaha kabur dari Jhonson, tetapi Jhonson hanya membalas dengan tawaan dan senyuman miring diwajahnya.

"WHAT DO YOU WANT?!" bentak Yurri lagi. Ia takut. Takut sekali. Ia harap ada seseorang yang menolongnya..

-Justin Drew Bieber POV-

Aku terus mencari Yurrica di seluruh penjuru rumah Tay. Aku belum menemukan batang hidung Yurrica. Ia kemana? Sungguh aku khawatir. Karena.. Ya dia itu sangat baik kepadaku. Ia mau menamaniku, membantuku, atau bahkan mendengarkan ceritaku. Aku takut ada yang terjadi dengannya. Dia itu gadis polos.. Ah Tuhan!

Semua ruangan yang tertutup dirumah Tay aku buka satu persatu, dari mulai movie room, karouke room, bahkan sampai kamar-kamar pun aku buka. Tetap Yurrica tak ada disana. Aku ingat Tay mempunyai tempat dance room, tapi Tay bilang ruangan itu sudah lama tak terpakai dan sudah lama tak dikunjungi. Apa aku harus kesana? Untuk mencari Yurri? Tapi apa Yurri disana? Berjuta pertanyaan terus mengelilingi fikiranku, akhirnya ku putuskan untuk ke dance room, yang berada dekat taman belakang tempat party diadakan.

Aku mencoba membuka pintu, tapi takbisa. Seperti dikunci didalam. aku dapat mendengar isakan seorang perempuan didalam sana. Apa ia Yurri?! Ku putuskan untuk mendobrak, dan.. Oh Tuhan. Jhonson sedang mencoba membuka dress yang Yurri pakai.

"JHO? WHAT ARE YOU DOING WITH YURRI HAH? APA YANG KAU LAKUKAN PADANYA?!" Bentakku pada Jho dan menarik Yurri kedalam pelukanku, Jho hanya tertawa sarkastik, kurasa ia mabuk. Tapi apa harus berbuat seperti itu pada Yurri?

"Justin... i'm scared," lirih Yurri yang membenamkan wajahnya di dadaku, ku ajak Yurri untuk keluar dari Dance Room dan melihat Tay sedang kebingungan dengan apa yang terjadi oleh Yurri

"Oh God Yurri! What happened darl?" Tanyanya khawatir, Yurri hanya menggeleng lemas dan langsung membenamkan wajahnya lagi ke dadaku. Aku mengusap-usap rambutnya dan punggungnya juga. Mencoba memuat ia rileks.

"Aku pulang dulu, thank's for the party." Ucapku tersenyum dan meninggalkan Taylor dan semua tamu. Ku buka jaket yang kupakai dan langsung memakaikannya ke Yurri.

"Where's your cardigan, Yurri?" Tanyaku sambil membenarkan Jaketku pada tubuhnya,

"Ripped" balas nya, kulihat matanya sembab, pipi dan hidungnya memerah, tak lupa banyak helaian rambut yang menempel pada pipinya dikarenakan air matanya.

"What happened? Did you want to tell to me?" Tanyaku hati-hati sambil membukakan pintu mobil untuknya.

"Sure, i want to. At home." Balasnya tersenyum. Aku pun mengangguk dan langsung menutup pintu mobil dan pangsung masuk ke tempat kemudi.

****
Setelah sampai dirumah, nenek Yurri sudah tertidur dan kedua orangtuanya masih dikantor bersama kedua orangtua ku juga. Mom dan Dad ku kenal dengan orangtua Yurri beberapa tahun silam setelah perusahaan nya bekerja sama dengan perusahaan milik Mom and Dad. Sekarang mereka sedang membicarakan tentang pembangunan hotel dan industri-industri kecil yang akan dibangun di Rusia.

"Ganti baju mu, lalu cuci muka dan sikat gigi." Ucapku padanya, dan ia hanya mengangguk-ngangguk kecil saja

"Aku akan kekamar mu, Just. I want to tell that accident," ia tersenyum dan meninggalkan ku yang sedang berdiri dipertengahan antara kamar nya dan kamar yang aku tempati.

-Yurrica Errenia POV-

Untunglah Justin menemukan ku di Dance Room rumah Tay, jika tidak mungkin sesuatu yang buruk terjadi padaku. Justin terlihat khawatir padaku, ya mungkin ia takut dimarahi oleh orangtua ku saja.

Justin pun mengantarkan ku pulang dan bertanya padaku apa aku mau bercerita padanya, kurasa apa salah nya bercerita padanya? Toh, dia pun sudah menceritakan semua tentang nya. Tentang Selena, Beliebers, Keluarga dan Karir. Aku bangga padanya. Dan aku senang juga karena ia telah mempercayaiku sebagai sahabat.

Justin menyuruhku ganti baju atau mungkin mandi, karena tanpilanku sungguh sangat kacau. Rambutku yang sudah ditata rapih kusut, make up ku luntur oleh air mata, mata ku sembab dan pipi ku memerah. Untung nenek sudah tidur dan mom&dad belum pulang. Kalau mereka ada pasti mereka khawatir padaku. Seperti Justin.

"Justin," aku mengetuk pintu kamarnya, aku berjanji padanya untuk bercerita tentang kejadian tadi.

"Come in Yurri" balas nya dari dalam, aku pun membuka pintu dan melihat Justin sedang shirtless, tatto yang menghiasi badannya sangat indah dan bulir-bulir air di badannya itu... I can't describe how perfect he is. Sangat hot.

"Sudahlah jangan terpana begitu, i know i'm sexy and hot" ucapnya membuat lamunanku buyar, aku hanya mendengus sebal sambil menundukan kepala, menutup pipi ku yang sudah memerah akibatnya.

"So, apa yang terjadi Yurri?" Tanya nya

"But promise me, you'll not hate him. Ok?" Justin mengangguk dan membuat janji kelingking.

"He was drunk. I met him while i'm searching for you. I asked her where Taylor and why he was drunk. he just smile and hugged me. I tried to let go of his arms but he instead shouted 'kiss me baby' as he pursed his lips, of course I said no. And he even shouted again 'kiss me baby! I love you' and he immediately kissed me. I rebelled but he instead deepened the kiss. After that he let go of the kiss and pushed me up to the corner of the room. I yell but he instead kissed my neck andher hands infiltrate my cardiganI was crying, I was afraid of Taylor if misunderstanding and leave me. And finally you come. Thank you, i don't know what will happen to me if you didn't come," tutur ku panjang, kulihat tangan Justin mengepal

"Please don't hate him. He was your bestfriend and you already promise to me. and Please don't tell to Taylor.." Ucapku lirih

"But Yurri, that--"

"It's okay Justin. You save me," aku memotong perkataan Justin dan langsung memeluknya

"Thank you," gumamku didadanya. Justin hanya mengangguk dan membalas pelukanku.

-Justun Drew Bieber POV-

Sungguh aku kesal mendengar ceria tentang kejadian yang Yurri dan Jhon alami. Brengsek sekali dia. secara ak langsung ia sudah menyakiti hati Taylor. Ingin sekali aku menonjoknya sampai babak belur.

"Please don't hate him. He was your bestfriend and you already promise to me. And please don't tell to Taylor.." Pinta nya lirih

"But Yurri, that--"

"It's okay Justin, you save me," ucapnya memotong perkataan ku. Padahal ingin sekali aku mencaci si Jhon. Ia langsung memelukku, pelukannya hangat. membuatku nyaman

"Thank you," gumamnya di dadaku, aku canggung. Aku pun hanya mengangguk dan membalas pelukannya.

---
I'M BACK HELLO SEMUAAA
GIVE VOMMENTS YAAH PLEASE PLEASE!
ASIK BANGET UDAH 100+ READS DAN 5+ VOTES! SEMOGA MAKIN BANYAK YANG BACA DAN NGEVOTE❤️❤️❤️

CURAHKAN PENDAPAT KALIAN TENTANG PART INI YAH! I WAIT YOU ALL😍😍
-NADHIRA

You are mine and I am yours (Justin Bieber love Story)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt