Part 4 - 1

82.1K 3.1K 75
                                    

PART 4

Author POV

Daniel meremas kertas laporan di atas mejanya. Dadanya terasa terbakar saat melihat Camelia tersenyum di balik kaca sana sambil bertelepon ria. Pasti pacarnya yang ia lihat malam minggu kemarin sedang menghubunginya.

Daniel menarik napas panjang. Ia akan bersabar menanti untuk menjadikan Camelia miliknya.

Sambil menunggu waktu berlalu, Daniel memeriksa beberapa laporan hasil kerja Camelia.

Sepanjang hari ia disibukkan dengan beberapa telepon dari luar negeri berhubungan dengan impor produk. Bahkan saat jam makan siang, ia tidak beranjak dan memilih makan di ruang kerjanya. Walau begitu, ia masih sempat untuk terus memperhatikan Camelia di seberang sana.

Entah kenapa, Camelia benar-benar menggodanya. Sikap Camelia yang tak acuh padanya dan sama sekali tidak menunjukkan ketertarikannya membuat Daniel tertantang. Apakah pesonanya sudah memudar? Atau Camelia sedemikian mencintai kekasihnya hingga tidak bisa lagi berpaling?

Selama ini Daniel tidak pernah gagal menaklukkan wanita mana pun. Atau lebih tepat, ia tidak perlu mengeluarkan tenaga untuk menaklukkan wanita-wanita itu. Mereka sendirilah yang dengan senang hati datang dan bertekuk lutut padanya.

Daniel melirik para karyawannya yang mulai terlihat meninggalkan kantor. Sudah pukul lima sore, sudah saatnya para karyawannya pulang. Ia bebas menatap mereka tanpa bisa dilihat karyawannya karena dinding kantornya adalah kaca yang tak tembus pandang dari luar.

Semua karyawannya sudah meninggalkan kantor. Camelia terlihat sedang berkutat dengan laptop dan printer.

Daniel tersenyum dalam hati. Sebentar lagi Camelia akan menjadi miliknya.

Daniel meraih interkom dan menyuruh Camelia datang ke ruangannya. Setelah itu ia membuka beberapa kancing kemejanya hingga dadanya yang bidang berbulu terpampang jelas. Dasi dan jasnya sudah ia lepas dan disampirkan begitu saja di sandaran kursi kerjanya yang empuk.

Daniel melangkah ke sofa di ruang kerjanya. Bertepatan dengan itu, Camelia masuk ke ruangannya. Wajah Camelia terlihat memerah saat melihat dadanya di balik beberapa kancing kemeja yang terbuka.

"Ada apa, Pak?" tanya Camelia.

Daniel tersenyum dalam hati. Ia sangat mengerti wanita. Walau Camelia tidak pernah menunjukkan ketertarikan padanya, tapi ia tahu pasti saat ini Camelia sedang gugup.

"Duduk, dan coba kamu perhatikan, apa laporanmu itu sudah benar?" kata Daniel lagi sambil mengulur satu berkas laporan.

Camelia duduk di sisinya seolah tidak melihat kemeja bagian atasnya yang terbuka.

"Bukankah..." Camelia mengerut kening tanda heran.

Daniel mengangkat alisnya pura-pura tidak mengerti. Ia sangat tahu Camelia heran dengan laporan itu. Laporan Camelia sebenarnya sudah benar, tapi ia sengaja mengubahnya demi bisa memancing Camelia duduk di sini sambil memperhatikan laporan itu.

Suara pintu terdengar terbuka. Daniel tahu siapa yang datang. Orangtuanya mengajaknya turut serta ke rumah kakaknya sore ini. Dengan cepat Daniel sedikit merapatkan tubuhnya ke Camelia.

"Mel, ada semut di rambutmu," kata Daniel sambil makin mencondongkan tubuhnya ke depan. Tangannya menyentuh rambut hitam Camelia yang diikalkan pada bagian ujungnya. Mel adalah panggilan kesukaannya pada gadis cantik itu. Terasa begitu sensual saat nama itu terucap di bibirnya.

Camelia menahan napas dan menatap Daniel dengan mata membesar.

Wajah mereka sangat dekat, dengan bibir hampir bersentuhan.

"Eh, apa-apan kalian?!" suara bentakan menggelegar mengisi ruang kerja Daniel.

Loving You [Tamat]Where stories live. Discover now