08

10 3 0
                                    

Halaman dua puluh dua
29/10/2022

Biru, beberapa hari ini hujan turun mengguyur kota. Aku tak bisa keluar dengan bebas karenanya, aroma tanah mengingatkanku padamu. Saat kamu duduk terdiam ditengah hujan sambil memandangi seekor katak di belakang sekolah.

"Biru! Kamu ngapain di sini?! Aku cari kamu ke mana-mana iiihh!!" Kesalku ditengah derasnya hujan saat berhasil menemukanmu duduk terdiam, membiarkan hujan membasahi tubuhmu saat itu.

Kamu bahkan tahu sendiri, tubuhmu tak sesehat yang lain. Aku hanya khawatir kamu langsung sakit saat kena hujan, aku hanya takut kamu sakit lagi.

Namun saat aku melihatmu tersenyum memandangi katak kecil, aku merasa tenang.

Biru hanya tersenyum sambil menunjukkan seekor katak yang dia temukan dari semak-semak, "Aku lagi cari katak, lagian bukannya dia lucu?"

Jika diingat-ingat, Bukan katak kecil yang kamu tunjukkan, melainkan kamu yang benar-benar lucu saat itu.

Aku menarik lengannya untuk berdiri, "Ayoo berdirii!! Lihat, badan kamu basah semua. Kalo sakit, aku nggak mau tau ya!"

Biru terus saja keras kepala, masih setia menatap katak itu dari dekat. Baru bisa berdiri setelah katak itu melompat ke arahnya. Aku tertawa puas melihatnya jatuh di atas kubangan air. Melihatmu memarahi katak, aku diam-diam tersenyum.

Dan aku menyadari, aku tak akan pernah bisa melihatmu duduk berjongkok memandangi katak lagi.

Saat hujan turun membasahi kepalaku, itu membuat tubuh dan hatiku basah. Saat Biru pergi, aku tak bisa sendirian di bawah hujan tanpanya. Aku masih muda dan takut, meski ku tahu hujan akan segera berhenti, aku langsung mencarinya.

Aku masih percaya, kamu masih ada di dunia ini, Biru.

.ೃ࿔

Halaman dua puluh tiga
30/10/2022

Apa sekarang, rintik hujan dan air mata ini akan berhenti? Aku tak ingin basah dan kedinginan di bawah hujan. Namun saat Biru memelukku, pelukan hangat itu mengalahkan dinginnya suhu yang bisa membuatku menggigil hebat.

Biru memintaku untuk menangis di tengah derasnya hujan, menyalurkan emosi yang tak tertahankan pada sang hujan yang juga ikut menangis. Biru terus memelukku dan berkata, "Semua bakal baik-baik aja, ini cuma sementara. Kalo hujan udah berhenti menangis, aku harap kamu juga sama."

Aku tahu alasan dia mengatakan itu, karena dia hanya bisa menangis jika hujan turun. Jika hujan tidak turun, dia kesulitan untuk menangis.

Stereotip yang mengatakan jika laki-laki menangis itu lemah, membuat Biruku terpaksa memendam semua rasa sakit hingga akhir hayatnya.

Bukankah laki-laki itu juga manusia? Bukankah manusia juga punya perasaan emosional? Tidak selamanya laki-laki itu kuat, aku mohon tolong hapuskan stereotip yang mengatakan jika laki-laki menangis itu lemah. Dan laki-laki yang berani bercerita tentang masalahnya langsung menilai jika hatinya lemah.

Setelah bertemu dengan Biru, aku tak pernah kehilangan memori indah tentang hujan. Di saat hujan telah berhenti, kami bertemu lagi. Tersenyum dan bersama lagi seperti biasanya. Kini tubuhku basah karena hujan, bahkan aku tak punya kekuatan untuk menghindar dan membiarkan air mata sang awan membasahi tubuhku.

Bukannya aku bodoh karena terus diam saat hujan turun, tapi aku selalu teringat dengan kata-kata yang Biru berikan padaku saat itu. Aku bisa saja berlari mencari tempat berteduh hingga hujan reda, namun aku tak bisa. Kedua kakiku seolah baru saja menginjak lem super yang membuatku tak bisa beranjak dari sini.

"Biarlah dirimu menangis dalam hujan, jadi kamu tak akan merasa bersedih sendirian."

.ೃ࿔

Halaman dua puluh tiga
05/11/2022

Alunan musik yang terhubung melalui headsetku, musik yang pernah ku dengar bersamamu itu terulang lagi di malam ini. Di langit yang gelap hari ini, kenangan tentangmu memudar.

Aku mulai berpikir, jika saja ku ulurkan tanganku dan berpura-pura tidak tahu, pasti Biru masih ada di sini bersamaku menikmati angin yang terus berhembus dengan kencang. Namun saat waktu berhenti, hatiku kembali pada satu hal.

Hari ini aku menundanya lagi dan lagi, tak bisa melepaskanmu pergi.

Hari ini seperti kemarin, kemarin seperti hari ini. Harapanku tak terlihat dan hanya kenangan menyedihkan yang terlihat.

Sehari saja, ku ingin mempersingkat waktu. Hatiku yang egois ini menanti dirimu datang.

Mungkinkah kamu kembali?

.ೃ࿔

Star In 2010 ✔️Where stories live. Discover now