GEMA WIRATAMA

56 42 11
                                    

Happy reading..

Sebelum itu minta vote, komen sama folow akun ini dulu yahh. Makasih.





Crieettt

Bunyi decitan pintu terbuka terdengar, tiga pria tampan dengan seragam sekolah yang sudah sedikit urakan masuk kedalam rooftop.karena kelas mereka hari ini memiliki jamkos sampai pulang nanti. Itu Gema, Arsyaka dan Ravendra.

Dengan langkah besarnya mereka masuk dan langsung mendudukan diri dibangku tua yang sudah lusuh sambil berbincang sedikit.

"Gini ke sekolah banyak jamkosnya kan gue seneng ya! " Ucap Arsyaka membuka suara dan diangguki oleh Ravendra. Sedangkan Gema kini sudah merebahkan tubuhnya dikursi panjang sambil menutup matanya.

"Iya bener .gue sih setuju banget! " Balas Ravendra sambil menyalakan satu batang rokok ditanganya yang tadi ia ambil dari saku.

"Eh baek baek lu diciduk guru sebat disini! "

"Biarin aja gue ga takut! "

"Yaelah, dia mah lebih takut diambil kucingnya kali Ka daripada ketauan sebat disekolah! " Saut Gema ikut berbicara dengan mata masih senantiasa tertutup.

"Nah itu! " Balas Ravendra sambil menaik turunkan alisnya.

"Iya juga sih ya"ucap Arsyaka sambil terkekeh pelan

"Iyalah, lu tau kan sebucin apa dia ama Bunny" Balas Gema.

"Ah gue jadi kangen anak gue deh! " Ucap Ravendra penuh drama sambil membuka lockscreen ponselnya menampakan kucing kesayangan milik pria itu.

"Nah kan, mulai lebaynya! " Balas Arsyaka sambil memutar bola matanya malas.

"Ulululu anak papih pasti kangen papih ya, sabar ya nak papih sedang menuntut ilmu disekolah supaya jadi pintar sambil ngejar mamih Cia" Ucap Ravendra sambil mengusap foto diponselnya tak lupa sesekali menciumi.

"Menuntut ilmu mata lu. Sekarang aja lu lagi sebat! "Balas Gema .

"Idih si najis. Idih idih si najis! " Saut Arsyaka sambil menggelengkan kepalanya heran melihat kelakuan temannya satu itu. Setelah itu mereka terdiam dengan aktifitas masing masing termasuk Gema.

Walaupun ia menutup matanya rapat, tapi dalam fikiranya penuh dengan masalah yang ia punya. Semakin hari semakin susah peluang Gema melepas Bulan untuk menyelesaikan masalahnya.

"Eh Gema btw, Keputusan apa yang jadi lo ambil?" Tanya Ravendra dengan wajah serius kali ini. Ucapan pria itu membuat Gema tersadar dari pejaman matanya lalu duduk dan menatap kedua temannya. Ia menghela nafas panjang dengan raut sedih yang terpancar.

"Gue ga tau harus apa, semakin hari rasanya semakin berat buat gue ngelepas Bulan. Gue sayang sama dia, tapi disisi lain gue juga sayang keluarga gue" Ucap Gema sambil mengambil alih sebatang rokok ditangan Ravendra.

"Eh culametan! "

"Join elah! "

"Miskin banget heran sebatang aja gak punya jing! "

"Bacot lu ah. Nanti gua ganti! "

"Nyenyenye! "

"Ribut klen ribut. Nih gue bawa sebungkus! " Lerai Arsyaka sambil mengeluarkan satu bungkus rokok dari sakunya.

"Bujet! " Balas Gema sambil terkekeh pelan.

"Gitu dong, dari tadi ke! " Ucap Ravendra.

"Gue cuman bisa dukung lo bos. Apapun itu keputusannya! " Ucap Arsyaka dan diangguki oleh Ravendra.

***

Bulan pov~

"Dar"bisik Bulan sambil menyikut teman sebangkunya itu yang sedang fokus menatap guru didepan.

" Apasih! "Balas Adara sambil masih terfokus menatap depan.

"Masih lama gak sih ini pulangnya"

"Kenapa dah lu! "

"Ck.gue kangen Gema! "

"Buset.kebiasaan lu, baru juga tadi pas istirahat ketemu" Balas Adara sambil memutar bola matanya malas.

"Yaudah sih biarin"

"Tiga puluh menit lagi! " Saut Adara sambil melihat jam ditanganya.

"Ah lama banget sih! " Balas Bulan sambil menjatuhkan kepalanya dimeja pelan. Sedangkan Adara hanya menggeleng kepala melihat kelakuan temanya itu.

"Bentar lagi! "

"Gue udah lemah, letih, lesu nih! " Balas Bulan sambil senantiasa menelungkupkan wajahnya dimeja.

"Belajar noh. Perhatiin didepan! "

"Gimana kalo ditinggal mati anjir. Gila kali dia! "-Batin Adara sambil menghela nafas panjang dan fokus kembali kedepan papan tulis.

" Ngomong apa lo dalem hati! "

"Hehe gak ko"

"Nyeh! "

***

Gema pov~

"Eh jam berapa sekarang. Udah jam pulang belum sih?! " Ucap Gema sambil bangun dari posisi tidurnya.

"Belom bentar lagi! " Balas Ravendra.

"Oalahh gue kira udah lewat jam pulang" Ucap Gema lalu mendudukan dirinya kembali sambil menghela nafas.

"Belom! " Saut Arsyaka yang tengah fokus pada game diponselnya.

Lalu mereka bertiga kembali terdiam sampai Gema membuka suara.

"Menurut kalian gue harus bilang masalah itu ke Bulan gak? " Tanya Gema sambil menyenderkan punggungnya dikursi, fikiranya menerawang jauh dalam ucapan yang papahnya bilang kemarin.

"Harus! " Ucap Ravendra dan diangguki oleh Arsyaka yang kini sudah meletakan ponselnya kedalam saku dan fokus pada ucapan Gema.

"Tapi menurut gue gak sekarang" Balas Gema.

"Gak.Lo harus kasih tau dia cepet, sebelum dia tau masalah lo dari orang lain" Ucap Arsyaka.

"Tapi gue gak mau nyakitin hati Bulan!" Balas Gema sambil menatap kedua temanya.

"Gema, bahkan jauh lebih sakit kalau dia tau  masalah itu dari orang lain "Ucap Ravendra sambil menepuk pundak Gema

"Itu bener! " Saut Arsyaka

"Tapi gue bingung harus jelasin semua darimana dulu! "Ucap Gema dengan wajah memerah.

" Lo pelan pelan jelasin sama dia"balas Ravendra dan diangguki oleh Arsyaka.

"Gue gak bisa! "Ucap Gema sambil menggelengkan kepalanya

"Kenapa? "Tanya Arsyaka

"Karena gue sayang dan cinta sama Bulan" Balas Gema

"Lo gak bisa larut dalam masalah ini Gema. Lo harus tegas dalam memilih keputusan! " Ucap Ravendra.

"Gue ga bisa. Lo gak akan ngerti sulitnya ambil keputusan memilih atau gak saat hubungan yang gue punya dalam keadaan baik baik aja! "

"Tapi apa lo mau terus larut dalam masalah ini" Ucap Arsyaka membuat Gema terdiam dan berfikir semuanya kembali.

"Pikirin itu baik baik! " Ujar Ravendra sambil berdiri dari duduknya hendak beranjak dari tempat itu karena bel pulang sudah berbunyi.

"Udah Bel pulang.Ayo pulang! "Tambah Ravendra sambil mendahului kedua temanya.

BERSAMBUNG..

Jangan lupa krisannya dikomen supaya aku tau mana yang salah dan minta bintangnya ya biar aku semangat update.

buat tokohnya kalian bisa imajinasiin sendiri sesuka hati.makasih

komen disini yah kalau mau aku update part selanjutnya.

G E M A  W I R A T A M A  || Hwang Renjun [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang