Part 30

646 78 6
                                    

Maap lama hehe ..

Anastasia = Ana

Marcus = Marc

Biar ga kepanjangan, terus biar kalian enggak kegok karena nama mereka yang mirip2 sama Marvin juga Natasha.

Happy reading 😊

Dengan berlari kecil juga senyum sumringah yang tercetak di wajahnya, Natasha menghampiri Akira yang sedang memantau beberapa pria yang tengah mencabut pohon singkong miliknya. Sepertinya sang Mama sedang ingin makan singkong goreng.

Seolah merasakan kehadiran Natasha, Akira menoleh dan mendapati Natasha tengah berlari ke arahnya.

"Assalamualaikum." Natasha memeluk perut Akira lalu mengecupnya.

"Waalaikum salam. Bagaimana sekolah hari ini?" Akira menyeka keringat di kening putrinya, lalu membawanya menuju gazebo.

Dari arah yang sama, Marvin datang lalu ikut berkumpul di gazebo.

Natasha tersenyum ke arah sang Papa seolah memberinya kode. Hal itu ditanggapi Marvin dengan senyum tipis juga anggukan pelan.

"Di sekolah sedang mengadakan banyak lomba, dan Nat-Nat mendaftar ikut lomba memasak yang pesertanya adalah Ibu dan anak." Senyum sumringah Natasha masih tercetak sempurna di wajahnya.

Natasha lalu mengambil sebuah kartu undangan dari tasnya. Itu terlihat seperti undangan buatan sendiri. "Ini memang bukan undangan resmi dari sekolah. Ini Nat-Nat yang buat. Nat-Nat mau undang Mama untuk menemani Nat-Nat dalam lomba memasak." Natasha menyerahkan undangan buatannya.

Akira membolak-balik undangan itu dengan ekspresi datarnya, ia lalu menatap lekat wajah putrinya itu. "Kamu yakin, ingin aku membantumu? Kan kamu tahu, masakanku kadang masih kurang sempurna."

Natasha mencebikan bibirnya lalu bersidekap. "Mama harus percaya diri. Makanan Mama itu enak." Gadis dengan netra abu-abu itu lantas menggelembungkan bibirnya.

"Tapi kalau tidak enak kan, kamu yang malu." Akira mengusap kepala Natasha.

Natasha menggeleng cepat. "Tidak akan malu, jurinya tidak mungkin menghina kita kalau masakannya tidak enak, Mama."

Melihat interaksi keduanya, Marvin hanya bisa tersenyum sambil menggelengkan kepala.

Akira menghela nafas dengan ekspresi datarnya, ia kembali menatap undangan itu. "Kamu memang paling bisa membujuk seseorang." Akira lantas mengusap pipi Natasha.

Natasha kembali tersenyum sumringah. "Jadi Mama mau kan?" Akira mengangguk sekali sebagai jawaban.

Natasha memekik kegirangan, ia langsung mengecup pipi Akira. "Terimakasih Mama! Aku sayang Mama!"

"Papa tidak mendapat kecupan dan ucapan sayang?" Marvin memegang dada dengan ekspresi melas.

Natasha terkekeh, ia langsung mengecup pipi Marvin dan turut mengucapkan hal yang sama. Itu membuat senyum tipis tercetak di wajah Marvin dengan begitu jelas.

"Anggota keluarga yang lain bisa pergi untuk mendukung kan?" Tanya Akira pada Natasha.

Natasha tersenyum lalu mengangguk cepat.

"Kalau begitu buatlah undangan lagi, undang Ibu Ana. Dia pasti senang bisa mendukungmu di lomba nanti."

Natasha seketika terdiam, ia terlihat sedang menimang-nimang permintaan sang Mama.

Melihat reaksi Natasha, Akira menoleh ke arah Marvin. 'Apa aku melakukan hal yang salah?' tanya Akira tanpa suara.

Marvin tersenyum. 'Kamu tidak salah,' balas Marvin, juga tanpa suara.

Weird GirlWhere stories live. Discover now