Bagian 1

1.2K 11 0
                                    

Dimas merasakan dadanya sakit, jantungnya berdetak sangat kencang, mata nya begitu lengket hingga susah untuk dibuka.

Sayup-sayup dia mendengar suara tangisan beberapa wanita.

"Hiks...Hiks... Dokter.... Tolong selamatkan anak saya." Suara salah satu wanita yang kelihatannya berumur lebih dari 40 tahun.

Dimas merasakan kelopak matanya dibuka secara paksa namun yang dia lihat hanyalah kegelapan.

Nafasnya terasa berat tersenggal-senggal, seluruh tubuhnya dari kepala sampai kaki sakit semua, namun dengan bersusah payah akhirnya dia bisa membuka mata sedikit demi sedikit.

Yang tadinya gelap makin lama berubah menjadi terang.

Sejauh yang Dimas ingat, dia telah mati karena kecelakaan. Bahkan dia bisa melihat tubuhnya sendiri yang telah mati.

Pemakaman nya pun telah selesai dilakukan.

Kemudian Dimas ingat dia telah tersedot dalam sebuah lubang cahaya yang tak tahu akan menuju kemana.

Dalam ingatannya itu, awan kabut kemudian mengelilinginya dan mulai memaksakan diri ke dalam tubuhnya. Dimas menyerap semua kabut ke dalam tubuhnya dan jatuh berlutut. Tiba-tiba, kabut itu memaksa dirinya masuk ke dalam tubuhnya sampai semuanya terserap ke dalam kulitnya.

Beberapa menit kemudian, tubuhnya mulai berubah. Rambutnya berubah menjadi hitam gelap dan memanjang secara signifikan, matanya menjadi cokelat, dan bulu matanya tumbuh lebih panjang. Tidak lama kemudian, pipinya mendorong keluar di wajahnya dan dagunya menyempit karena menjadi lebih feminin.

Bahunya menyempit diikuti lengannya menyusut saat kulit di tubuhnya menjadi halus dan tanpa rambut. Tangannya menjadi kecil dan mungil saat dia mengepalkan tinjunya. Tulang-tulangnya mulai menyusut dan memanjang bersamanya, menyebabkan punggungnya perlahan melengkung, memberinya sosok keibuan dan menyebabkan Dimas mengerang lebih keras.

Dia merasakan tekanan kuat meletus dari dadanya saat putingnya mulai tumbuh. Dia menyaksikan dua payudara besar perlahan-lahan memecahkan jahitan di bajunya dan akhirnya melorot di tubuhnya. Perut dan pinggulnya dibentuk kembali menjadi sosok jam pasir karena semua lemak yang ada di perutnya pindah ke pahanya. Pantatnya mulai membesar dengan cepat saat celana dalamnya perlahan terbuka untuk memberi ruang pantat barunya.

**

**

Dimas Pratama

Dimana ini?

Apa yang terjadi?

Sepertinya aku di ranjang

Tubuhku kaku, ini seperti nyata. Apa aku hidup lagi?

Tidak mungkin.

Di dalam kamar di sebuah rumah yang mewah, terdengar suara nafas tersengal-sengal, kedua mata Dimas menyala kemana-mana, lalu ia meraba-raba dadanya yang terasa menonjol dan empuk. Dengan terburu-buru, Dimas turun dari kasur. Mencari tahu di mana ia berada, dan apa yang telah terjadi. Pelan-pelan dia mengarahkan tubuhnya di depan sebuah meja rias. Dimas cukup khawatir dengan apa yang akan dia lihat di cermin.

Tangan nya bergetar tak percaya apa yang ia lihat. Di cermin itu tampak wajah cantik putih, meski agak pucat, hidung mancung, bibir indah, tulang pipi yang pas, rambut panjang. Wajah yang sangat cantik. Jelas dia sangat mengenali wajah itu. Namun bukan artinya Dimas bangga akan hal itu.

Apakah ini sungguh kebetulan? Kenapa aku ada di dalam tubuh adikku, Disa?

Dimas sangat bingung melihat keadaannya sekarang. Kepala nya terasa sakit dan badannya semakin lemas memikirkan keadaannya sekarang. Tak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

My Bestfriend HusbandWhere stories live. Discover now