Part 26|

140K 7.8K 77
                                    


Keesokan harinya.

"Loh kok belum mandi. Gak ke kantor kekantor?" Tanya Nea kepada Ryszard yang masih setia berbaring disampingnya, padahal biasanya jam segini Ryszard sudah bersiap pergi ke kantor.

"Tidak, kamu kan masih sakit." Jawab Ryszard menatap langit-langit dengan tangan kedua tangan yang menjadi bantalan kepanyanya.

Memang masih terlihat wajah Nea yang pucat. Tapi sudah lebih baik dari kemarin.

"Apa hubungan nya ke kantor sama saya yang sakit? Lagian saya udah baikan kok." Mendengar perkataan Nea, Ryszard menoleh menatap Nea.

"Baikan apanya? Kamu tidak berkaca kalau muka kamu masih pucat."

"Tapi udah lebih baik dari kemarin kok."

"Nanti kalau saya ke kantor siapa yang gendong kamu kalau ke kamar mandi, siapa yang nyuapin kamu, dan siapa yang-" perkataan Ryszard terpotong.

"Stop! Saya cuman demam biasa bapak Ryszard Adyatama yang terhormat. Bukan lumpuh, bahkan sekarang demam saya sudah turun. Coba deh pegang." potong Nea dan mengambil tangan Ryszard dan mengarahkan nya ke kening nya.

Kemarin itu Ryszard sangat lah perhatian kepadanya, dari mulai makan sampai ke kamar mandi pun Nea di gendong, malahan waktu sore saat Nea ingin sekali mandi tapi Ryszard tak membiarkan Nea mandi jika tidak ia yang memandikan nya, alhasil Nea tak mandi dari kemarin. Entah itu bisa disebut perhatian atau lebih ke posesif.

"Ck! tapikan-" belum sempat Ryszard melanjutkan ucapan nya Nea sudah lebih dulu beranjak dari ranjang dan menuju lemari. Disana ia mengambil pakaian untuk Ryszard. Sepertinya memang benar apa katanya jika ia sudah mulai baikan. Buktinya sekarang Nea bisa berjalan tanpa terlihat kesakitan.

"Nih! Saya udah ambilin baju buat mas. Sekarang lebih baik mas mandi dan pakai ini" ucap Nea yang terdengar seperti perintah bahkan agak lebih ke mengomel ala istri-istri ke suaminya gitu.

Ryszard bangun dari tidurnya dan menyadar di ranjang dengan posisi setengah duduk. Ia heran, ternyata gadis kecil yang ada dihadapan nya ini sekarang sudah menjelma sebagai istri yang suka ngomel ke suami. Ups salah, maksudnya wanita, kan udah nggak gadis lagi ya hehehehe...

"Dih! Malah bengong ayo mandi" Nea mendekat kearah Ryszard dan menarik tangan nya agar beranjak dari kasur.

Tapi bukannya Ryszard yang berdiri tapi kini malah Nea yang tersungkur diatas tubuh Ryszard yang setengah duduk. Dan sekarang wajah mereka sangat dekat bahkan mereka berdua dapat merasakan hembusan napas satu sama lain. Perlahan wajah Ryszard mendekat ke wajah Nea, hingga dua benda kenyal itu menyatu.

"Cup"

Cukup lama mereka terdiam. Tidak ada lumatan bahkan gigitan kecil, bibir mereka hanya bersentuhan tak lebih dari itu.

Nea cukup syok hingga membuat matanya terbelalak kaget. Tapi yang tidak bisa dikondisikan disini adalah detak jantung nya. Rasanya seperti habis lari maraton keliling stadion GBK. Nea tak memberontak atau pun menolak, karena nyatanya dia juga menikmatinya. Bahkan mereka sudah melakukan lebih dari itu.

Setelah dirasa cukup, Ryszard menjauhkan kepalanya dari Nea.
"Morning kiss" ujar Ryszard dengan wajah tak bersalah. Sedangkan Nea, setelah insiden yang tak disangankan itu ia jadi linglung sekaligus salting. Jangan ditanya lagi bagaimana sekarang ekspresinya. Tentu saja warna kemerahan sudah menghiasi kedua pipinya.

Terpaksa Menikah Dengan CEO [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang