Gelembung air mengudara mengikuti tiap gerakan seorang gadis yang mencoba mencari celah kepermukaan, sialnya keram perlahan merambat keseluruh tubuh bagian bawahnya, pernafasannya kian sesak, bertambah sesak mengingat kenyataan-kenyataan pahit yang terjadi sebelum ia berada disini, sunyi, senyap, dan mulai meredup. Sesak yang ia rasakan mulai menggerogoti rongga dadanya. Namun ia bersyukur di air yang tenang ini ternyata tak begitu buruk dibanding permukaan yang penuh dengan kemunafikan yang selama ini ia rasakan. Hanya satu yang ia harapkan sekarang. "Jika baik untukku,tolonga jangan bangunkan aku." Kemudian semuanya gelap.