"Gara-gara kamu, kekasihku diculik! Semua gara-gara kamu, bocah manja, sombong, dan pengacau! Mulai detik ini, jangan pernah muncul di hadapanku lagi!" Gadis berusia empat belas tahun itu menutup telinga dengan kedua tangannya, air mata bercucuran di wajah tembamnya. Dari mulutnya terucap kata-kata yang sama berulang-ulang bak sebuah mantra, "Maafkan aku, maafkan aku, maafkan aku, maafkan aku, maafkan aku...."