Dalila adalah seorang murid teladan SMA Harapan Bangsa. Wajahnya yang cantik, otaknya yang encer, dan tingkahnya yang anggun membuatnya dipuja oleh banyak anak lelaki di sekolahnya. Tapi meskipun begitu dia tidak pernah menerima ‘tembakan’ teman laki lakinya karna masih teringat tentang mantannya yang meninggalkan Dalila untuk melanjutkan kuliahnya di luar negeri. Dibalik senyumnya yang selalu ia tunjukkan Dalila juga menyimpan sebuah rahasia bahwa kakak kembarnya yang terlihat baik-baik saja itu sering menyiksanya di rumah saat orangtua mereka tidak ada. Pietra tidak suka perempuan. Bukan berarti dia seorang gay atau penyuka sesama jenis, ia menganggap perempuan itu menyebalkan. Banyak maunya, manja, cengeng, tidak mandiri dan maunya enak enak saja. Itu semua karna mama Pietra adalah seorang perokok yang selalu pulang pagi. Mamanya jarang sekali mengajaknya mengobrol, tidak pernah membuatkannya sarapan, dan tidak pernah brtingkah seperti mama-mama lainnya. Pietra dengar dari rekan kerja mamanya bahwa sang mama juga sering bolos kerja. Jadi pekerjaan mamanya itu diserahkan begitu saja ke orang kepercayaannya. Padahal perusahaan milik almarhum papanya itu harusnya dipimpin mamanya sendiri. Suatu hari Pietra harus dikeluarkan dari sekolah. Ia pindah ke sekolah Dalila. Dalila yang awalnya tidak tertarik mulai penasaran pada Pietra karna Pietra berbeda dari laki-laki lain disekolahnya, ia tak pernah melirik Dalila. Perlahan, rasa penasaran itupun tumbuh menjadi suka.