"Tuhan, bisakah kau lapangkan hatiku untuk menerima takdir-Mu?" Suatu hari, Mei Lian bertanya pada sang khalik. Dia menangis dalam sepi, seolah-olah kesepian adalah teman terbaik yang pernah dimilikinya karena dia tidak pernah bertanya, tidak pernah menghakimi sekaligus menjadi pendengar paling setia di saat-saat kerapuhannya. "Saat ini semuanya terasa berat, aku tidak sanggup menahannya lagi."