"Kemana seharusnya seseorang pergi saat sukma mereka tak lagi satu dengan raga yang mengikatnya?" Shirakawa Yuta meratapi sosok dirinya yang bersimbah darah di atas rel kereta bawah tanah. Ia percaya, mereka yang mencabut nyawanya sendiri tak akan diterima dimanapun. Dunia, maupun alam baka. Luntang-lantung dalam kebingungan, Yuta tak tahu apa yang bisa dilakukannya untuk menghabiskan keabadian seorang diri. Hingga suatu ketika, takdir mempertemukannya dengan Rumiーarwah seorang gadis petakilan yang memiliki senyum seindah senyuman yang tak mampu ia lindungi. Bersama Rumi, Yuta mulai mencari tahu kebenaran hukum hidup dan mati yang diketahuinyaーapakah cukup adil bila dunia harus menahan orang-orang yang membenci dan begitu ingin meninggalkannya. Namun ia justru menemukan betapa indahnya dunia tempat mereka berada. Tanpa disadarinya, sedikit demi sedikit ia mulai belajar tentang arti kehidupan kendati dirinya kini tak lagi seseorang yang hidup. "Aku ingin menghabiskan keabadian bersamamu, di antara bintang-bintang."