"Heh! Jangan mentang-mentang Papa memilih menikah denganmu itu, karena dia suka? Itu hanya sebuah keberuntungan. Sama seperti keberuntungan kamu yang bisa mendapat beasiswa, hingga kamu bisa bersekolah di sekolah kaum elite seperti saya!" "Apa?!" "Saya berani bertaruh ... kehadiranmu di sini, tidak lebih dari sekedar pajangan. Mengerti? Jadi berhenti sok akrab dengan saya!" Ish ... orang ini benar-benar menyebalkan! Sikapnya tidak berubah sama sekali. Aku adalah ibu tirinya, sekarang! Lihat saja, aku akan memberinya pelajaran! Batin Karin kesal. "Eh coba lihat itu!" kata Karin sembari menunjuk ke atas. Reflek Romeo ikut melihat ke atas, tapi sedetik kemudian ... . Bruuk . Karin menginjak kaki Romeo cepat. Otomatis pria itu langsung memekik kesakitan. "Kariiiiiiin!!!!!" "Rasakan! Dasar pria berengsek! Panggil aku ibu mulai sekarang! Kamu mengerti?!"