Love Story Of Sharga & Ahra ✅...

By FatimahIdris3

1.9K 1.8K 312

Hujan mengguyur bumi pagi itu. Jalanan digenangi air yang terus berjatuhan dari subuh tadi. Tampak gadis bert... More

BAGIAN 1
BAGIAN 2
BAGIAN 3
BAGIAN 4
BAGIAN 5
BAGIAN 6
BAGIAN 7
BAGIAN 8
BAGIAN 9
BAGIAN 10
BAGIAN 11
BAGIAN 13
BAGIAN 14
BAGIAN 15
BAGIAN 16
BAGIAN 17
BAGIAN 18
BAGIAN 19
BAGIAN 20
BAGIAN 21
BAGIAN 22
BAGIAN 23
BAGIAN 24
BAGIAN 25
BAGIAN 26
BAGIAN 27
BAGIAN 28
BAGIAN 29
BAGIAN 30
BAGIAN 31
BAGIAN 32
BAGIAN 33
BAGIAN 34
BAGIAN 35
EXTRA PART 1
EXTRA PART 2

BAGIAN 12

59 62 1
By FatimahIdris3

Ahra membuka matanya saat mendengar ada yang mengetuk pintu. Ahra meraih ponselnya, melihat sudah jam berapa. Ahra mengernyit karna jam diponselnya baru menunjukkan angka 02.30. Terlalu awal untuk orang datang berkunjung. Karna penasaran, Ahra membangunkan El yang tidur disebelah kirinya.

"El, bangun, ayo cepat bangun" Kata Ahra pelan sambil menggoyang tubuh El.

Namun bukannya bangun El malah mengingau hal aneh.

"Jika kau mencintaiku, datang kesini temui aku"

"Ish.... Siapa yang akan menemuimu dalam keadaan seperti ini" Kata Ahra mengomentari kata-kata El dalam tidurnya.

Ahra beralih ke pada Fai dan seketika dia menggelengkan kepala. Fai dengan tidur yang sama sekali tidak elegan pasti akan sulit membangunkannya. Apalagi kalau sudah terdengar suara dengkurannya.
Kembali terdengar suara ketukan pintu. Walau takut, Ahra mencoba memberanikan diri. Ahra berjalan perlahan sambil membawa payung untuk berjaga-jaga. Sampai didepan pintu, perlahan Ahra membuka pintunya dan...

"Aaaaaaaaaaaaa...." Ahra berteriak kencang saat seseorang jatuh tepat didepannya membuat Fai dan El langsung terbangun mendengar teriakkannya.

Buru-buru keduanya menghampiri Ahra.

"Ada apa Ahra?" Tanya El setelah menghampiri Ahra.

"I....it.....itu.." Ahra kehilangan kata-katanya, dia hanya menunjuk tepat pada seseorang yang tergeletak dilantai dekat pintu.

"S....si...siapa dia?" El ikut-ikutan gagap karna merasa takut.

Fai yang dari tadi diam saja, memberanikan diri mendekati orang itu.

"Aro!!!???" Seru Fai terkejut saat melihat orang yang sudah tidak sadarkan diri itu Aro.

Mendengar Fai meneriakkan nama Aro, Ahra dan El ikut mendekat.

"Apa yang terjadi dengannya?" Tanya El khawatir melihat ada luka ditangan Aro.

"Entahlah, kita harus membawanya ke rumah sakit" Jawab Fai sambil memeriksa apa Aro masih bernapas.

"Aku akan menelepon ambulance" Usul Ahra yang kekamar mengambil ponselnya.

Sebelum beranjak, Fai lebih dulu menahannya.

"Tidak Ahra, tidak perlu, akan menimbulkan masalah jika memanggil ambulance, kita saja yang membawanya" Kata Fai lalu berusaha mengangkat tubuh Aro. Ahra dan El hanya saling menatap.

"Apa kalian tidak berniat membantuku?" Tanya Fai.

Akhirnya, ketiganya membawa Aro ke rumah sakit terdekat. Ketiganya menunggu dokter memeriksa keadaan Aro. Beberapa kali ketiganya saling bergantian menguap. Tidak lama dokter keluar.

"Bagaimana keadaannya dokter?" Tanya Fai yang lebih dulu berdiri dibanding Ahra dan El.

"Kalian siapa pasien?" Tanya Dokter itu, meneliti Ahra, Fai dan El bergantian.

Mungkin dokter itu heran karna ketiganya tampak aneh. Mereka masih menggunakan piyama dan terlihat jelas wajah mengantuk. Bahkan Ahra baru sadar kalau dia memakai alas kaki yang berbeda.

"Hmm.... Kami rekan kerjanya, apa terjadi sesuatu dengannya?" Jawab El pada akhirnya.

"Dia mengalami luka yang sedikit serius, hmm.... Apa dia sering berkelahi atau dia mendapat perlakuan tidak menyenangkan selama ini?" Tanya dokter itu lagi.

Ahra, Fai dan El saling pandang, bingung dengan yang dikatakan dokter itu.

"Ma'af dokter, kami mengenalnya baru beberapa minggu, memangnya kenapa?" Jawab Ahra.

"Banyak luka dibeberapa bagian tubuhnya, bahkan dilengannya seperti sayatan benda tajam, kami akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut, kalau begitu saya permisi"

Dokter itu berlalu meninggalkan Ahra, Fai dan El.
Ketiganya masuk ke ruang rawat Aro. Ada beberapa bagian tubuhnya yang diperban. Fai mengarahkan pandangannya pada lengan Aro. Dia ingat betul, saat dia tidak sengaja memukul lengan Aro. Pria itu berteriak kesakitan, jadi kemungkinan besar disitulah letak sayatan benda tajam itu berada, seperti yang dikatakan dokter.

"Apa yang sebenarnya terjadi padamu?" Tanya Fai dalam hati.

"Pria ini tidak seperti Aro yang biasanya" Kata El yang berdiri disamping Fai.

"Dia pria yang misterius, tiba-tiba muncul dengan keadaan mengenaskan" Sahut Ahra menatap Aro prihatin.

"Apa kita akan menunggunya sampai dia sadar?" Tanya El menatap Fai dan Ahra bergantian.

"Kalian pulang saja, biar aku yang menunggunya disini" Jawab Fai.

Ahra menggelengkan kepalanya tanda tidak setuju dengan perkataan Fai.

"Kita akan menunggunya bersama-sama, aku akan ijin sehari" Kata Ahra sambil mencari keberadaan ponselnya.

"Hah ponselku tertinggal" Ahra memukul pelan keningnya saat dia sadar bahwa ponselnya tidak ada.

"Aku juga tidak membawa ponselku" Kata El.

"Kalau begitu pulanglah dulu" Kata Fai.

"Begini saja, aku dan El akan pulang jika Aro sudah sadar, bagaimana?" Tanya Ahra memberi usul.

"Itu lebih baik" Jawab El yang langsung menghampiri sofa dan berbaring disana. Ahra menyusul, duduk disebelah kaki El.

Karna merasa tidak nyaman dengan posisinya El pun mengubah posisinya. Kepalanya dia letakkan diatas paha Ahra. El dan Ahra sudah kembali bergelung dalam mimpinya, sementara Fai masih setia berada disamping tempat tidur Aro. Ada banyak hal yang ingin dia tau tentang pria ini. Apapun itu, dia berharap Aro bisa membaginya sedikit dengannya.

🌸🌸🌸

Sharga baru saja menyelesaikan rapat pagi ini. Dia menatap ponsel digenggamannya. Rasanya dia sangat merindukan Ahra. Walau rasa sakitnya atas penolakan Ahra dua hari lalu masih tersisa, tapi rasa rindunya jauh lebih besar.

Dia tidak bisa membenci wanita yang mengisi hatinya itu. Sharga menekan nomer Ahra, menunggu wanita itu mengangkat panggilan darinya. Beberapa menit, hanya terdengar nada sambung diseberang sana. Sharga mengirim pesan.

Me: "Angkat teleponku"

Beberapa kali menelepon dan mengirim pesan, tidak ada respon apapun dari Ahra.

"Apa dia baik-baik saja?" Tanya Sharga bermonolog sendiri.

Kembali Sharga mencoba menghubunginya, tapi tetap tidak ada respon membuat Sharga khawatir. Buru-buru dia keluar dari ruangannya. Dia terlalu cemas dan khawatir dengan keadaan Ahra.

Wanita itu meski menolaknya, tapi tidak pernah mengabaikan pesan ataupun telepon darinya. Diaz yang melihat Sharga terburu-buru keluar, langsung menyusulnya.

"Ada apa? Apa terjadi sesuatu?" Tanya Diaz sambil terus menyamakan langkah kakinya dengan Sharga.

"Ahra, dia tidak merespon pesan dan telepon dariku, aku takut terjadi sesuatu dengannya" Jawab Sharga sambil masuk kedalam mobil.

"Aku akan ikut denganmu" Kata Diaz yang hendak masuk kedalam mobil.

"Tidak, kau tetap disini, gantikan aku dipertemuan dengan EO" Kata Sharga, kemudian langsung menancap gas tanpa mendengar jawaban Diaz.

"Tunggu, dia bilang pertemuan dengan siapa tadi?" Gumam Diaz bingung.

Sharga terus menghubungi Ahra namun tetap tidak ada respon. Dia sudah seperti orang gila mengendarai mobil. Beberapa kali, dia dimaki pengguna jalan yang lain karna tidak tertib.

Sharga tidak peduli itu, dia ingin cepat sampai ditempat kost Ahra. Beberapa menit, akhirnya dia sampai didepan kost Ahra. Sharga segera keluar, tapi rumah itu tampak sepi.

Tidak mungkin Ahra dan dua sahabatnya sudah pergi. Sharga tau benar jadwal Ahra setiap harinya.
Sharga melangkah menuju pintu, mengintip dijendela, tapi yang dia lihat hanya gelap. Tidak ada aktifitas didalam.

"Apa dia sudah kesekolah? Untuk apa dia kesekolah sepagi ini? Apa ada hal penting?" Tanya Sharga lagi-lagi bermonolog sendiri.

Sharga memutuskan untuk mencari Ahra disekolah, tempat mengajarnya. Akhirnya Sharga sampai disekolah, tempat Ahra mengajar. Suasana sekolah masih sepi. Hanya ada beberapa guru yang sudah datang.

"Apa anda mencari seseorang pak?" Tanya satpam yang kebetulan menjaga.

Satpam itu meneliti penampilan Sharga dari atas sampai bawah. Jangan tanya kenapa satpam itu bersikap begitu. Dengan baju serba hitam, ditambah topi juga masker, sudah pasti orang berpikir bahwa dia kawanan penculik anak. Apalagi dia berkeliaran disekitar sekolah kanak-kanak.

"Hmm.... Apa anda mengenal guru bernama Ahra? Apa dia sudah sampai disini?" Tanya Sharga mengabaikan pertanyaan satpam tadi.

"Ibu Ahra belum datang, mungkin agak sedikit terlambat, dia ijin karna masih di rumah sakit, itu yang saya dengar dari guru piket hari ini" Jawab satpam itu sopan. Mendengar jawaban satpam itu, Sharga bertambah cemas.

Dipikirannya sudah banyak hal buruk yang berkecamuk.

"Kalau boleh tau, anda siapa ya?" Tanya satpam itu penasaran.

Tapi bukannya menjawab, Sharga masuk kemobilnya, meninggalkan satpam itu sendiri.

"Terima kasih pak" Teriak Sharga dari dalam mobil, lalu melajukan mobilnya dengan cepat.

"Dasar orang aneh" Gumam satpam itu.

🌸🌸🌸

Ahra menguap beberapa kali. Matanya tidak bisa diajak kompromi. Dia dan El baru saja sampai ditempat kost. El sudah pergi lebih dulu karna harus bertemu kliennya. Tadinya, Ahra ingin pergi mengajar, tapi karna terlalu mengantuk, dia memutuskan untuk libur saja.

Ahra mengecek ponselnya dan langsung terkejut saat melihat ada puluhan panggilan tidak terjawab dan belasan pesan yang belum dibaca. Saat membuka pesan tersebut, ternyata dari pria yang katanya ingin menikahinya itu dan isi pesannyapun sama. Panggilan tidak terjawabnya juga dari pria itu.

"Apa dia tidak punya pekerjaan lain selain menelepon dan mengirimiku pesan?" Gumam Ahra lalu membalas pesan pria itu.

Me: "Aku baru pulang dari rumah sakit"

Setelah mengirim pesan itu, Ahrapun membaringkan tubuhnya diatas tempat tidur. Tidak lama, terdengar suara seseorang mengetuk pintu. Dengan malas, Ahra bangkit dan melangkah untuk membuka pintu.

Ahra hampir terjengkang saat tubuhnya dipeluk erat pria yang baru saja dikiriminya pesan.

"Jangan membuatku khawatir Ahra" Suara pria itu terdengar seperti seseorang yang sedang menangis.

Tunggu, dia benar-benar menangis dipelukan Ahra.

"K... Kau membuatku sesak" Kata Ahra yang kesulitan bernapas karna pelukan Sharga.

Akhirnya Sharga melepas pelukannya dan menatap Ahra. Tatapan penuh kekhawatiran yang baru kali ini Ahra melihat itu di bola mata seorang pria.

"Kau baik-baik saja kan? Kau ke rumah sakit apa terjadi sesuatu? Apa yang sakit?" Tanya Sharga beruntun sambil memeriksa bagian tubuh Ahra.
Ahra melepaskan tangan Sharga ditubuhnya.

"Jangan menyentuhku sembarangan, kau pikir aku wanita apa?" Kata Ahra kesal.

"Ma'af Ahra, aku hanya khawatir, kau tau aku hampir gila karna memikirkanmu" Sharga menunduk menyesal.

Melihat itu, Ahra jadi tidak tega. Perlahan, dihapusnya sisa airmata dipipi Sharga menggunakan ibu jarinya. Hal itu membuat Sharga mendongakkan kepalanya. Ditatapnya mata coklat Ahra yang terlihat sangat indah.

"Aku baik-baik saja, aku ke rumah sakit karna mengantar teman, hari ini aku ijin tidak mengajar karna masih mengantuk, jadi berhentilah mengkhawatirkanku"

Ahra menjawab semua yang tadi ditanyakan Sharga sambil terus menghapus airmata Sharga.

"Aku sangat merindukanmu yang dulu, Ahra" Ucap Sharga membuat Ahra tertegun.

Matanya bertemu dengan mata Sharga. Bolehkah Ahra jujur, ada yang membuat hatinya menghangat. Jantungnya tiba-tiba berdetak cepat. Dia seperti sulit bernapas untuk beberapa saat. Sesaat ada sebuah nama terlintas dipikirannya membuat Ahra reflek menyebut nama itu.

"Kak Giu" Ucap Ahra.

Sharga yang mendengar hal itu terkejut.

"Kau.... Kau mengingatku, kau sudah mendapatkan lagi ingatanmu?" Tanya Sharga antusias.

"Hah? Kau pikir aku amnesia apa?" Ahra cemberut.

"Tapi kau tidak mengingatku dan baru saja kau memanggilku kak Giu, dulu kau suka sekali memanggilku begitu, itu tandanya kau ingat aku kan" Sharga menekan pipi Ahra gemas. Kembali Ahra menyingkirkan tangan Sharga.

"Aku masih tidak mengingatmu, aku juga tidak tau kenapa nama itu tiba-tiba muncul dipikiranku, memangnya siapa kak Giu itu?" Tanya Ahra bingung.

"Giugliano, itu nama tengahku, kau satu-satunya yang memanggilku Giu, masa' kau tidak ingat" Jawab Sharga yang gemas sendiri.

"Owh nama tengahmu, unik sekali ya, tapi aku tetap tidak ingat" Kata Ahra sambil cengengesan tidak jelas.

Sharga hanya menghembuskan napas lelah.

"Ya sudahlah, mungkin memang butuh waktu untuk membuatmu mengingat masa kecil kita" Kata Sharga pasrah.

"Kalau aku boleh tau, apa dulu kita sepasang kekasih?" Tanya Ahra penasaran.
"Hmm.... Entahlah aku sangat mencintaimu bahkan sampai sekarang, aku belum mengatakan perasaanku padamu saat itu, tapi dari semua sikap dan kebersamaan kita, aku pikir kau juga memiliki perasaan yang sama sepertiku, harusnya dulu aku mengatakan semua perasaanku padamu agar kau tetap mengingatnya" Jawab Sharga sambil menerawang, mengingat masa kecilnya dengan Ahra.

"Jika aku tidak pernah mengingat masa kecilku lagi, tetap menganggapmu orang asing, apa kau tetap menjadikanku istrimu?" Tanya Ahra menatap Sharga yang juga menatapnya.

"Tentu saja, sudah kukatakan berulang kali, kau hanya milikku" Jawab Sharga tanpa keraguan sedikitpun.

"Meski aku menolakmu?"

"Bukankah kau sudah menolakku berkali-kali, bahkan sejak pertama kau melihatku dirumah ibu dan adikmu" Sharga menatap langit yang begitu cerah siang itu.

"Aku tidak peduli seberapa banyak kau menolakku, karna aku tetap akan menjadikanmu milikku" Lanjut Sharga.

"Egois" Kata Ahra pelan.

"Kau terus mengatakan itu, bagi setiap orang yang hatinya sedang jatuh cinta, tidak ada kata egois, mereka akan melakukan apapun untuk memiliki seseorang yang dicintainya"

"Bahkan menjadikan orang itu persyaratan?"

"Iya, itu salah satunya"

Ahra terdiam, sibuk dengan pikirannya sendiri. Sharga duduk diteras, lalu memejamkan matanya. Ahra yang melihat itupun menyusul. Duduk disebelah Sharga sambil memandangi wajah Sharga.

"Kenapa aku sama sekali tidak bisa mengingatmu? Apa yang harus aku lakukan sekarang?" Kata Ahra dalam hati.

"Aku tidak peduli kau ingat aku atau tidak Ahra, aku tetap akan menjadikanmu istriku, terserah kau menganggapku egois atau apapun itu, aku tidak peduli" Kata Sharga dalam hati.

Dua anak manusia itu sama-sama larut dalam pikiran masing-masing.

🌸🌸🌸

Continue Reading

You'll Also Like

6.6M 180K 55
⭐️ ᴛʜᴇ ᴍᴏꜱᴛ ʀᴇᴀᴅ ꜱᴛᴀʀ ᴡᴀʀꜱ ꜰᴀɴꜰɪᴄᴛɪᴏɴ ᴏɴ ᴡᴀᴛᴛᴘᴀᴅ ⭐️ ʜɪɢʜᴇꜱᴛ ʀᴀɴᴋɪɴɢꜱ ꜱᴏ ꜰᴀʀ: #1 ɪɴ ꜱᴛᴀʀ ᴡᴀʀꜱ (2017) #1 ɪɴ ᴋʏʟᴏ (2021) #1 IN KYLOREN (2015-2022) #13...
Segalanya💞 By xwayyyy

General Fiction

68K 10.2K 34
hanya fiksi! baca aja!
1.4M 56.3K 43
[KAWASAN BUCIN TINGKAT TINGGI 🚫] "Lo cuma milik gue." Reagan Kanziro Adler seorang ketua dari komplotan geng besar yang menjunjung tinggi kekuasaan...
194M 4.6M 100
[COMPLETE][EDITING] Ace Hernandez, the Mafia King, known as the Devil. Sofia Diaz, known as an angel. The two are arranged to be married, forced by...