𝓶𝓸𝓻𝓽𝓪𝓵𝓪。

itz-vyy

7.3K 1.4K 204

「Kim Jennie ft. Jeon Wonwoo.」 ❝Sebuah kesalahan kecil bisa menjungkir hidupmu sampai seratus delapan puluh de... Еще

◑ Preface ◐
-OO-
-O1-
-O2-
-O3-
-O4-
-O5-
-O6-
-O7-
-O8-
-O9-
-1O-
-11-
-12-
-13-
-14-
‐15-
-16-
-17-
-18-
-19-
-21-
-22-
-23-
-24-
-25-
-26-
27.
-28-
-29-
-30-
-31-
-32-
-33-

-2O-

151 37 11
itz-vyy

 

      Prang!

Wonwoo terperanjat ketika rungunya mendengar suara benda terjatuh. Buru-buru, bocah kecil itu menghampiri sumber suara, lalu dapati Livy berjongkok dengan gelas kaca pecah berhamburan di bawahnya.

Belum sempat tungkai kecilnya mencapai presensi Livy, rupanya sang ibu sudah lebih dulu tiba. Ekspresinya ketara kaget sekaligus panik begitu melihat kondisi Livy dengan pecahan-pecahan gelas kaca di bawahnya. Apa lagi, punggung kaki gadis itu terlihat mengeluarkan darah, sepertinya terkena pecahan kaca.

"Astaga, kau tidak apa-apa, sayang? Kenapa bisa sampai begini?" Tangan kirinya memungut pecahan kaca setelah sempat mengambil kantung plastik sebagai wadah, sementara yang kanan digunakan untuk mengelus si Livy kecil agar gadis itu tidak ketakutan.

Wonwoo melanjutkan langkahnya, mendekat ke arah ibu dan adik tirinya. "Kau tidak apa-apa?" tanyanya canggung pada Livy.

Diam-diam, sang ibu memperhatikan interaksi kedua anaknya hingga tanpa sadar melukai jari tangannya. "Ah, lukanya cukup dalam. Kalau begini aku tidak bisa memasakkan masakan kesukaan anak-anak," gumamnya. Sejurus kemudian, ia memanggil Wonwoo kecil agar menghampirinya. "Wonwoo-ya, bisakah tolong ambilkan kotak obat di dekat ruang tengah?"

Si bocah Jeon mengangguk, kemudian segera melaksanakan perintah ibunya. Kaki kecilnya lagi-lagi berjalan menapaki ubin lantai menuju ruang tengah. Untuk sampai ke sana, Wonwoo harus melewati tangga, yang artinya ia juga melewati lorong di bawah tangga. Ketika lelaki itu sampai di depan lorong, samar-samar, rungunya kembali mendengar suara-suara aneh dari dalam sana.

Sejujurnya, Wonwoo bukan tipe anak yang suka penasaran dan ikut campur, tapi suara itu terus terdengar sehingga memicu kuriositas si bocah Jeon. Maka, dilangkahkan kakinya lebih dekat ke arah lorong, mengendap-endap seperti Livy tempo hari.

Namun, ketika bocah itu semakin dekat ke arah lorong, sebuah suara menginterupsi, "Wonwoo, kau sedang apa?"

"Boleh ya, Oppa ...." Yerim kini tengah memohon pada Wonwoo agar diijinkan pergi ke pesta ulang tahun teman sekelasnya.

Selepas ketahuan pingsan kemarin, Wonwoo jadi lebih ketat pada gadis itu. Jam-jam belajar, main, dan lain-lain jadi dibatasi. Sejujurnya, Yerim tidak begitu terganggu, hanya saja kali ini ia sangat ingin datang ke pesta ulang tahun temannya. Ada seseorang yang sangat ingin ia temui, jadi bagaimana pun juga, Yerim harus berhasil membujuk Wonwoo.

"Kau ini kenapa, sih? Tidak biasanya pergi ke acara seperti itu. Lagian acaranya selesai malam sekali, kalau ada apa-apa bagaimana?" omel Wonwoo panjang lebar.

Livy yang baru ke luar dari kamar, menyimak pembicaraan kakak beradik itu. Gadis itu juga ikut menimbrung. "Kenapa tidak boleh, Yerim sudah dewasa, loh. Anak seusianya harus bersenang-senang, masa muda itu tidak bisa didapatkan kembali," belanya.

Yerim membetulkan ucapan Livy. "Benar, Oppa, selama ini aku sudah rajin belajar. Cuma sekali ini saja, boleh, ya?"

Wonwoo menghela napas. Diserang dari dua arah begitu, ia juga jadi sulit menolak. "Iya iya, boleh. Tapi ingat, hati-hati dan jangan pulang kemalaman. Di jaman ini banyak sekali terjadi kejahatan."

Selepas persetujuan itu sampai ke rungu Yerim, ia langsung bersorak senang, sukses menimbulkan senyuman di wajah Livy dan Wonwoo. Sialan, Livy saat SMA saja tidak bisa begini, Yerim beruntung karena bisa menikmati masa remajanya.

Wonwoo yang semula memusatkan atensi pada adik sepupunya, kini beralih pada Livy yang kelihatan rapi. "Mau ke mana?" tanyanya.

Gadis itu ikut mengalihkan atensi pada Wonwoo. "Ah, ada beberapa tempat yang harus kukunjungi. Cuma sebentar, kok."

Wonwoo mengangguk paham. "Biar aku antar."

Buru-buru, Livy menolak ucapan Wonwoo barusan. "Tidak perlu. Istirahatlah, kau sudah bekerja keras selama ini. Aku juga sedang ingin sendiri."

Sorot khawatir terpancar dari wajah si Jeon. "Kau yakin tidak apa-apa sendirian?"

Livy tersenyum tipis guna meyakinkan Wonwoo. "Iya, tidak apa-apa." Ia kemudian mengecek jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. "Sudah jam segini, aku berangkat dulu supaya tidak kemalaman."

Setelah dapat persetujuan dari Wonwoo, gadis Seo itu segera meninggalkan rumah. Rasanya sudah lama semenjak ia berpergian sendiri seperti ini. Belakangan, Livy terlalu takut bakal diincar oleh sosok yang entah apa, hingga ia selalu menempel pada Wonwoo.

Sialan, dulu Livy benci bergantung pada orang lain dan terlihat lemah. Tapi sekarang, ia sudah melakukan keduanya.

Setelah setengah jam perjalanan, mobil yang ia tumpangi sampai ke tujuan pertama, tempat penyimpanan abu. Saking sibuknya mengutuk situasi, bersembunyi, ketakutan dan mencari tahu siapa pelaku di balik semua kejadian itu, Livy sampai lupa untuk mengunjungi mama dan papanya. Memang benar, semasa mereka hidup, mereka tidak memberikan kasih sayang seperti yang Livy inginkan, tapi bagaimana pun, mereka masih tetap orang tua Livy.

Gadis itu menghentikan langkah di depan guci abu mama dan papanya. "Ah, maaf, aku lupa bawa bunga," katanya canggung. Livy berdehem sebelum kembali bicara, "Ma, Pa, maaf baru mengunjungi kalian sekarang."

Kali ini, ia mulai bisa bicara santai pada guci abu itu. "Banyak yang terjadi sampai aku melupakan kalian untuk beberapa saat. Aku ketakutan, bingung, dan kesal karena situasi tiba-tiba ini." Livy menunduk. "Tapi kenapa harus aku? Apa kalian tahu jawabannya?"

Livy kembali mendongakkan kepalanya. "Sepertinya aku tidak bisa lama-lama di sini, Ma, Pa. Ada satu tempat yang ingin kukunjungi lagi." Ia menatap sekali lagi kedua guci abu orang tuanya sebelum benaran pergi meninggalkan tempat itu. "Semoga kalian bahagia di sana."

Livy memarkirkan mobilnya di dekat minimarket ujung jalan tempat ia bertemu dengan nenek peramal. Gadis Seo itu celingukan ke sana ke mari begitu tidak mendapati presensi sang nenek peramal di sana.

"Hei, kau gila? Kau tidak lihat nasib Chan Woo dan yang lain? Orang itu pasti mengejar kita! Kita target selanjutnya!"

Langkah Livy yang dari tadi mondar-mandir di sekitar minimarket kini refleks terhenti ketika rungunya menangkap samar-samar suara seseorang tengah bicara di telpon. Livy menoleh, dwinetranya dapati seorang lelaki seumurannya dengan penampilan khas orang kaya, tengah bersandar di mobil sambil menelpon.

Diam-diam, Livy berjalan mendekat ke arah lelaki itu, berusaha mencuri dengar sebisa mungkin mengenai pembicaraan lelaki itu dengan sosok di telpon. Sebab, tadi Livy jelas mendengar sebuah nama tidak asing disebut. Chan Woo, namanya mirip dengan korban pembunuhan baru-baru ini.

"Kau pikir aku tidak takut? Sadarlah bocah, kalau kau gegabah bisa saja kau yang selanjutnya!"

Sepersekian sekon kemudian, sambungan telepon itu seperti ditutup sepihak, disusul dengan si lelaki yang tampak kesal dan menendang ban mobilnya hingga sempat mengagetkan Livy. Ketika ia berbalik hendak masuk ke mobil, Livy mengerutkan keningnya. Ia kenal siapa orang itu.

Di lain tempat, seorang nenek-nenek tengah mengunjungi pemakaman. Bibirnya tersenyum tipis. "Semoga tidak ada pertumpahan darah di antara kalian yang sedarah."

[]

Agak tidak rela ngasih clue soalnya seru bikin kalian bingung~

Mmmaap ak merusak muka mba lipi jd celem ㅠㅠ

Продолжить чтение

Вам также понравится

32.7K 2.5K 30
~Bayangan Mafia di Balik Kerudung~ Semua bermula ketika seorang pria tampan yang terluka di sekujur tubuhnya, di temukan tidak berdaya di belakang...
Ranjang Tetangga Ry

Детектив / Триллер

464K 38.4K 17
Bukan cantik, lebih ke menarik aja. Bukan ingin menjadikannya sosok istimewa, tapi akan menjadikannya sebagai wanita yang sangat berharga. Kriteriany...
S E L E C T E D mongmong09

Детектив / Триллер

324K 17.1K 32
Tentang obsesi seorang pria misterius terhadap seorang gadis yang menolongnya. ---------------------------------------------------- Raina Karlova, se...
BAD Jaemren [✔] (REVISI) Hoshi_kwon

Детектив / Триллер

359K 30.9K 22
Ini tentang Na jaemin dengan cara anehnya, dalam mencitai Huang Renjun. Warning!!! mengandung kekerasan, adegan penyiksaan, dan sejenisnya:) BXB YAOI...