~Penulis POV~
Seorang wanita bersurai (h/c) keluar dari sebuah pesawat. Melepas kacamatanya memperlihatkan mata (e/c)-nya yang cantik.
"Jepang aku kembali." (Y/n) bergumam. Saat dia berjalan menuruni tangga, dia melihat sebuah mobil yang sudah di kenalnya.
"Selamat datang kembali, (y/n)-sama." Sebastian menyapa, dan membantu (y/n) dengan kopernya.
"Aku tidak percaya kau menjemputku, Sebastian." (Y/n) berkata.
"Aku melakukan sesuai apa yang mereka perintahkan, (y/n)-sama." Sebastian menjawabnya, membukakan pintu bangku penumpang.
"Mereka?" (Y/n) bertanya setelah duduk.
"Maaf, tapi mereka melarangku memberi taumu, (y/n)-sama." Sebastian berkata, dan mulai mengendarai mobil. (Y/n) hanya mengangkat bahu, dan membuka ponselnya.
~Lewat waktu~
'Apa yang terjadi?' (Y/n) berpikir. Melihat ke depan, ke sebuah bangunan yang begitu besar.
'Aku yakin aku tidak salah alamat kan?' (Y/n) berpikir, masih tercengang.
"Kamu menyukainya?" Koro-sensei tersenyum melihat reaksinya.
"Luar biasa. Aku yakin akan ada lebih dari lima kamar. Tapi, siapa yang akan tinggal di sini?" (Y/n) berkata.
"Kami!" Sebuah suara berkata. (Y/n) berbalik dan melihat delapan pria yang sudah di kenalnya.
"Kalian semua?" (Y/n) mengangkat alis.
"Termasuk mantan takoyaki itu, ya." Mitsuki mengangkat bahu dan melangkah ke depan sambil mengusap tengkuknya. "Aku lupa juga ada teman sekamar yang lain."
"Berapa banyak kalian tinggal di sana?" (Y/n) bertanya.
"Apakah kamu harus bertanya kapan kamu akan tidur di dalamnya juga? Atau kamu hanya mengajukan pertanyaan kapan pun kamu mau?" Mitsuki berkata membuat (y/n) memiliki tatapan kosong.
Bahkan sebelum (y/n) sempat menampar beberapa indera ke wajahnya, Karma tercengang.
"(Y/n)-chan, kamu dulu tinggal bersama empat laki-laki. Dan sekarang kamu menjalani hidup dengan dua belas laki-laki? Siapa kamu sebenarnya?" Karma berkata.
'Tunggu? Apa?' (Y/n) berpikir. "Permisi, apa?"
"Kau tidak salah dengar. Dua belas laki-laki." Chiba memeluknya dari belakang. "Jika ada satu hal yang kami sepakati adalah berbagi denganmu."
'Omong kosong apa ini?' (Y/n) tercengang.
"Bukankah ini ilegal?" (Y/n) keluar dari pegangannya dan mengangkat kedua tangannya ke atas. "Aku? Dengan dua belas pria?"
"Apa yang lebih tidak bermoral adalah kamu." Hinoto mengacungkan jempol. "Satu-satunya pembunuh kelas atas yang membiarkan targetnya lolos, dan membantunya." Hinoto berkata sambil tersenyum.
"Kamu juga membantuku, idiot." (Y/n) berkata sambil cemberut.
"Kau ingat ketika aku mengatakan 'kami mencintaimu' (y/n)? Aku rasa itu benar." Mizuki berkata, tersenyum kecil. Membuat (y/n) menghela nafas.
"Apakah kalian cepat-cepat masuk ke dalam? Es krim dingin sedang mencapai puncaknya." Seorang anak laki-laki berambut pirang stroberi berkata keluar dari gedung. Dengan dua laki-laki di belakangnya. Mereka menghela nafas, sebelum mengakui kehadiran perempuan itu.
"(Y/n)?" Asano bergumam.
"Asano-san, Isogai-san, Maehara-san?" (Y/n) memanggil. "Apa yang kalian lakukan di sini?" (Y/n) menginterogasi mereka.
Mata Asano menatap hati-hati saat dia dengan cemas melihat ke mana pun kecuali ke mata (e/c) perempuan itu.
"Jelas tinggal di sini." Maehara menjawab, terkekeh gugup.
"Maaf apa-" Sebelum (y/n) bisa berbicara Mitsuki memotongnya.
"Jika kalian punya waktu untuk mengeluh, lakukan di dalam. Aku kelaparan!" Mitsuki mengayunkan lengannya ke bahu (y/n), menekan (y/n) ke tubuh rampingnya yang tinggi. "Buatkan aku takoyaki terbaik, istriku."
'Istri? Tunggu! Apa dia hanya mengatakan Istri?!?!' (Y/n) berpikir.
"Berhentilah menjadi aneh, Mitsuki. Dia baru saja pulang, kan?" Mizuki mengacak-acak rambut (h/c)-nya dan mengecup pipi kanan perempuan itu. "Sebenarnya aku juga mengharapkan manisan."
"Istri." Koro-sensei mengulangi, menekan bibirnya pada hidung (y/n). "Aku mencintaimu, istriku."
'Bukan kamu juga.' Ujung telinga (y/n) menjadi merah saat dia lewat, diikuti oleh Hinoto yang mengusap hidungnya ke hidung perempuan itu sebelum menekannya. "Aku suka suaramu, istriku. Istri yang menawan."
Sebuah tangan mencubit pipi (y/n). "Meskipun kita akan hidup bersama, aku tidak keberatan jika kamu mulai memanggilku suami segera. Itulah yang dinamai pasangan, benar istri?" Chiba berkata.
"Ah-sakit!" Menggosokkan sensasi menyengat di pipinya, (y/n) tidak gagal untuk melihat kilatan geli di matanya.
"Jangan khawatir aku akan membantumu tentang urusan perusahaanmu. Itulah yang di lakukan suami, benar?" Akira berkata menepuk kepala (y/n).
"Aku ingin tahu seberapa enak kamu bisa memasak. Aku akan memesan tuna dan mayones... Untukmu, ya? Aku yakin aku akan memakannya tiga kali sehari dengan saus putih." Itona berbicara dengan lembut, menepuk dagunya saat dia pergi.
"Sampai jumpa di dalam, istri." Nagisa berkata, mencium pipi kirinya.
Karma hanya terkekeh melihat warna kulit (y/n), kulit pucat yang dulunya halus sekarang diganti dengan warna darah, dia mendidih dengan menggemaskan.
"Aku lupa kata-kataku, yang kumaksud adalah suami. Aku tidak tahu kau memiliki ini di dalam dirimu, (y/n). Gadis yang nakal." Karma menggoda. Kegembiraan itu harus berakhir tepat ketika (y/n) bertengkar untuk masuk ke dalam rumah oleh tiga orang.
"Aku tidak percaya kamu ada di sini..." (Y/n) mendengus.
"Kaulah alasannya." Isogai terkikik dikit. "Ayo aku akan mengantarkanmu ke kamar." Isogai berkata, saat dia dan Maehara membantu membawa kopernya.
Di perjalanan mereka memberi taunya bahwa mereka berencana mengadakan pesta di kolam renang pribadinya. Yang membuat (y/n) facepalm.
"Dan disinilah kita." Isogai berkata, membukakan pintu. Dan menunjukkan sebuah kamar yang sangat luas.
Mereka menurunkan kopernya dan berjalan keluar pintu. "Terima kasih. Yuma, Hiroto." (Y/n) berkata, senyum lembutnya kembali di wajahnya. Mata anak laki-laki itu membelalak sebelum tersenyum.
"Sama-sama." Mereka menjawab, dan meninggalkan perempuan itu sendirian.
(Y/n) mendesah sebelum merapihkan kamarnya, dan pergi untuk mengganti pakaiannya. Keluar dari kamarnya, dia berencana pergi ke kolam renang pribadinya, seperti yang di katakan Isogai.
Saat membuka pintu menuju kolam renang (y/n) hampir pingsan saat melihatnya. Semua laki-laki telah menanggalkan pakaian atas, mengeluh tentang cuaca. Mungkin dia pernah melihatnya saat SMP, tapi kali ini berbeda.
"Apa-apaan, Istri? Duduk dan makan es krim selagi masih dingin." Mitsuki berkata, memasukan kakinya kedalam air. Saat yang lainnya melakukan hal yang sama.
Mengabaikan pernyataannya, wajah (y/n) benar-benar merah yang membuat tubuhnya terasa panas. Membuat anak laki-laki menatapnya.
"Istri!" Mereka berteriak.
'Sial, aku tidak pernah meminta ini tapi terima kasih.' (y/n) berteriak pada kontak basah lidah seseorang yang mengalir di lehernya. 'Sialan...'
——————————————————
Moshi moshi~
AKHIRNYA SPESIAL ENDING!!! BEST ENDING EVER!!!
Ekhem... Maksudku... Ya itulah akhir dari spesial ending di buku ini~
Aku hampir mimisan, bersyukur aku bisa menahannya (╥﹏╥).
(Y/n) kena Harem adalah epic moment.
Ngomong-ngomong... Aku akan mengadakan QnA/ToD di buku ini... Kalian bisa bertanya di masing-masing list nama karakter di bawah ini. Sebagai contoh jika kalian ingin memberikan pertanyaan kepada Mitsuki, kalian harus mengisi di nama Mitsuki. Apa aku jelas?
Baiklah inilah list-nya~
-Maina
-Mitsuki
-Mizuki
-Akira
-Hinoto
-Nagisa
-Karma
-Isogai
-Maehara
-Itona
-Asano
-Chiba
-Koro-sensei
-Maina (Author)
Yosh! Ku beri waktu untuk kalian selama 3 minggu~
Itu pun jika ada yang mengisinya, jika tidak ada, aku baik-baik saja... Aku hanya akan mengurung diri di kamar (╥﹏╥)
Hanya itu yang aku miliki untuk kalian, para pembunuh kecilku. Semoga kalian menikmatinya~
🌸Sayōnara🌸