"Daddy, tadi pagi aku keluar lagi. Aku melihat daddy bicara dengan aunty dokter itu. Daddy mengenalnya?" Tanya Darren saat Siwon mengangkat piring dan mangkok bekas makanan mereka. Sebenarnya ia cukup lelah melakukan semua ini sendirian, tapi demi putranya, ia rela melakukan apa saja.
"Kami kebetulan berpas-pasan hanya saling menyapa" ujar Siwon, ia tidak ingin menjelaskan apapun tentang yoona pada putranya "Oh ya kamu kok tahu aunty itu dokter?"
"Aku bertemu dengannya saat daddy bicara dengan grandma hari itu"
"Choi Darren, kamu tidak boleh sembarangan bicara dengan orang asing dan juga sembarangan memanggil nyonya itu dengan sebutan grandma" ujar Siwon
"Kenapa? Dia eommanya daddy jadi aku harus memanggilnya grandma" ujar darren "daddy harus bersyukur masih memiliki eomma. Sedangkan aku bahkan foto mommyku saja tidak punya"
"Ada saatnya lebih baik tidak memiliki eomma" ujar Siwon
"Daddy tidak pernah dengar lagu tentang seorang mommy? Di lagu itu mengatakan anak yang tidak memiliki mommy adalah anak yang paling menyedihkan"
"Kamu benar menginginkan mommy?" Tanya Siwon dan Darren mengangguk
"Jika kamu bersamanya maka selamanya kamu tidak bisa bertemu daddy lagi. Apakah kamu mau?" Tanya Siwon lagi dan darren mengangguk. Itu sangat menyakitkan bagi Siwon.
"Baik, kamu akan bertemu dengan mommymu" ujar Siwon dan ia masuk ke dapur untuk mencuci semua piring bekas makanan. Ia mencuci sambil menangis didalam sana.
***
Keduanya saling diam sejak pembicaraan tadi malam. Darren masih ngotot dan Siwon masih terluka. Setelah mengantar Darren ke sekolah, ia berangkat ke kantor.
Ia tidak terlalu fokus, lalu baru saja ia akan mengikuti meeting dengan atasannya, ponselnya berbunyi. Panggilan dari pihak sekolah mengabarkan kalau Darren mengalami mimisan hebat. Ia harus ke sekolah, sementara meeting itu juga begitu penting.
Tapi ia memilih meninggalkan pekerjaan dan menemui Darren. Ia mengabaikan jika ia akan kehilangan pekerjaan setelah ini.
Setibanya di sekolah.
"Tadi kebetulan dokter im sedang berkunjung, maka kami memintanya untuk memeriksa kondisi Darren. Untuk hasilnya, tuan bisa tanyakan ke dokter im" ujar wali kelas darren
"Oh ne, kamsahamida guru lee"
Siwon masuk ke dalam ruangan uks, yoona duduk di ranjang samping darren tertidur.
"Tidak ada gejala panas dalam. Sebaiknya bawalah darren ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut" ujar Yoona "Aku khawatir ini cukup bahaya"
"Gomawo" ujar Siwon
"Dimana eommanya? Sampai kamu harus berlarian kesini"
"Aku menghargai kamu telah memeriksa putraku, tapi aku tidak ingin kamu ikut campur urusanku" ujar Siwon
"Oh mianhae" ujar yoona dan ia menyerahkan kartu namanya "datanglah ke rumah sakit ini, aku yang akan menangani Darren"
Siwon menatap tangan wanita itu, sebuah cincin sudah melingkar di jarinya.
"Aku akan cuti untuk mengurus pernikahanku akhir minggu ini, sebaiknya kamu tidak menunggu terlalu lama untuk membawanya berobat. Aku akan memberimu discon" ujar yoona dan ia meninggalkan Siwon. Ia sengaja mengatakan hal yang menghina pria itu, ia ingin melukainya seperti apa yang telah pria itu lakukan padanya dulu, menukarnya dengan uang.
"Gomawo"
***
Siwon kehilangan pekerjaannya karena meninggalkan kantor tanpa pemberitahuan dan juga meninggalkan meeting penting. Darren tampak sehat-sehat, sehingga Siwon mengabaikan saran Yoona. Ia fokus mencari pekerjaan.
Akhirnya ia hanya bekerja di sebuah proyek pembangunan sebagai tukang angkat. Ia memiliki ijazah yang mampu mengantarkannya menjadi seorang manager tertinggi, tapi sejak ia memilih membawa pergi Yoona, semua itu tidak berarti lagi. Tuan Im memblacklistnya di semua perusahaan yang ada di Korea. Jabatannya di Lypco hilang begitu saja.
"Tangan daddy kenapa?" Tanya Darren saat melihat Siwon membalut tangannya.
"Hanya sedikit terkilir sayang. Gwenchana sayang" ujar Siwon
Darren mendekat dan ia melihat bekas luka di tangan Siwon.
"Daddy bekerja di tempat bangunan lagi?" Tanya Darren, ia ingat ia sering melihat bekas-bekas seperti itu saat daddynya menjadi tukang bangunan.
Siwon mengangguk
"Daddy, jika begitu sulit, darren tidak perlu sekolah di tempat itu lagi. Itu terlalu mahal kan?"
"Gwenchana sayang. Daddy akan melakukan yang terbaik untukmu. Selama daddy masih hidup, kamu tidak perlu khawatir tentang apapun. Daddy masih sanggup"
"Semua ini pasti sulit,,"
"Sayang, obatmu sudah minum?" Tanya Siwon, kemarin yoona memberinya banyak obat.
"Tidak perlu minum lagi dad. Darren sudah sembuh"
"Kamu tidak mimisan lagi sayang? Jika itu masih terjadi, kamu harus beritahu daddy ya" ujar Siwon dan Darren mengangguk.
***
Darren makin sering mimisan. Tapi ia menyembunyikan dari daddynya. Mengingat bagaimana susahnya Siwon mencari uang, ia tidak ingin daddynya khawatir.
Darren juga selalu pulang sekolah sendiri, ia berusaha menyakinkan daddynya kalau dia sudah besar. Siwon mempercayainya,
"Darren, sayang. Kamu dimana?" Tanya Siwon saat ia pulang kerja. Hari ini ia baru menerima gaji sehingga ia membeli ramen kesukaan putranya selama tinggal di Seoul. Hanya saja harganya cukup mahal sehingga untuk memakannya hanya bisa dilakukan sebulan sekali.
Biasana putranya di jam begini sedang belajar di ruangan TV.
Siwon meletakkan makanannya di meja makan, lalu berjalan menuju ke kamar darren.
Ia membuka pintu dan melihat putranya sedang tidur, ia mendekatinya.
"Sayang, ayo kita makan malam" ujar Siwon, darren membuka mata menatap daddynya.
"Daddy sudah pulang? Aku ketiduran" ujarnya
"Apa sekolah hari ini begitu melelahkan sayang?"
"Sedikit melelahkan dad" ia berbohong. Bukan sekolah yang melelahkan tapi ia yang sedang tidak enak badan
"Ayo kita makan enak, supaya tenaganya pulih"
"Daddy beli ramen?" Tanyanya, ia tidak selera tapi mengingat daddynya membeli makanan kesukaannya yang cukup mahal, ia harus memakannya.
"Ne"
"Darren cuci wajah dulu dad, daddy siapin saja ya" ujar darren, ia meninggalkan Siwon.
Siwon merapikan tempat tidur putranya. Ia melihat bercak darah di bantal putranya. Dan ia membaliknya, bercaknya begitu luas menghiasi bantal Darren.
Lalu ia keluar kamar, ingin menuntut penjelasan dari putranya. Tapi Darren sedang menahan darahnya dengan tisue.
"Darren ya, apa yang terjadi?" Ia menangis, ia cukup khawatir dengan kondisi putranya.
"Gwenchana dad"
Siwon membaringkannya di pangkuannya. Lalu mengompres kepala Darren dengan air hangat.
"Jangan khawatir dad" ujar Darren
"Sudah berapa lama seperti ini sayang?" Tanya Siwon dan Darren menggeleng "jangan berbohong, katakan pada daddy"
"Beberapa hari ini setelah tidak minum obat, semakin sering dad" ujar Darren dan Siwon menangis,
"Maafkan daddy. Maaf" bisik Siwon dan Darren memeluk daddynya. "Jika saja daddy tidak menamparmu hari itu, semua ini tidak akan terjadi"
"Daddy, darren baik-baik saja" bisik Darren
"Besok kita ke dokter, kamu harus diperiksa sayang"
"Aku tidak suka rumah sakit dan dokter. Aku baik-baik saja dad"
"Satu kali pemeriksaan, jika dokter mengatakan kamu baik-baik saja maka daddy akan tenang" ujar Siwon
"Baiklah, tapi kita temui aunty dokter itu ya dad" ujar Darren, sehingga mau tak mau Siwon mengangguk.
TBC