The Twins ✓

By kimjinieya__

97.8K 11K 1K

[COMPLETE] Kim Seokjin yang memiliki rahasia besar mengenai keluarganya, harus mengorbankan diri untuk melind... More

part 1
part 2
part 3
part 4
part 5
part 6
part 7
part 8
part 9
part 10
part 11
part 12
part 13
part 14
part 15
part 16
part 17
part 18
part 19
part 20
part 21
part 22
part 23
part 24
part 25
part 26
part 27
part 28
part 29
part 30
part 31
part 32
part 33

Epilog [Jeju-do]

3K 239 27
By kimjinieya__

Sudah 2 tahun lamanya, pemuda Kim; Kim Seokjin, menetap di Jeju-do. Ia tidak tinggal sendirian. Melainkan bersama dua orang terdekat, meski Seokjin belum terlalu dekat karena salah satunya adalah seorang wanita. Dan dua hari yang lalu seorang pria tiba - tiba datang berkunjung ke Villa milik Seokjin. Sahabat kecilnya sekaligus seorang hacker yang sangat ia percayai.

Alasan ia menetap di Jeju hanyalah karena si wanita ular itu, Im Jin-ah alias Nana, menghilang entah ke mana. Padahal mereka sudah menemukan lokasi keberadaannya. Namun seakan tahu dengan rencana mereka untuk menangkapnya, wanita itu kabur.

Dikala mereka mencari wanita itu di tempat persembunyian, hanya kekosongan yang mereka dapatkan. Lemari pakaian kosong dan tak ada sosok wanita ular itu dimanapun. Hanya beberapa bungkus makanan yang belum di buang. Besar kemungkinan, wanita ular itu makan lebih dulu sebelum kabur. Sehingga mau tak mau mereka menetap untuk sementara waktu di Jeju-do.

Bunyi 'tak' tiba - tiba terdengar dari meja makan. Seorang gadis kini tengah mempersiapkan sarapan untuk penghuni Villa ini. Ada seorang pelayan yang membantunya. Beruntung ia tak sendirian mengerjakan pekerjaan rumah tangga, meski hanya di pagi dan siang hari. Malamnya ia mengerjakannya sendirian. Selama ia tak protes atau mengeluh.

Kini meja makan telah tertata rapi dengan berbagai macam hidangan yang begitu lezat. Makanan yang gadis ini buat memang sangat lezat, sehingga urusan dapur dan pekerjaan rumah tangga ia yang bertanggung jawab. Sedangkan ketiga pria itu yang menanggung sisanya.

"Ahjumma, aku akan memanggil mereka untuk sarapan." celetuknya. Yang Ahjumma tersenyum dan mengangguk.

Setelahnya gadis itu beranjak meninggalkan meja makan dan menghampiri ketiga pemuda yang berada di ruang tengah. Mereka tengah membahas tentang kaburnya seorang Nana dari Jeju.

"Hei! Sarapan sudah siap," lapor gadis itu.

Hanya yang paling tua di antara keduanya saja yang menatap gadis itu. Sedangkan keduanya masih fokus dengan data yang mereka pegang. Ia tersenyum. "Arraseo. Gomawo, Jisoo-ya. Maaf kalau kami merepotkanmu."

Gadis bernama lengkap Kim Jisoo itu menggeleng seraya terkekeh. "Aniya. Oppa selalu saja meminta maaf, seharusnya pemilik Villa inilah yang mengucapkan kata itu. Bukan Jonghyun Oppa," sindirnya yang mengarah pada Seokjin. Ia melirik ke arah Seokjin.

Mendengar kalimat sindiran yang memang mengarah padanya, lantas ia menoleh. Menatap datar gadis yang baru saja menjulurkan lidahnya mengejek. Sedangkan Seokjin hanya berdecak kesal seraya kembali menatap datanya. Malas untuk membalas ledekan Jisoo. Telinganya sudah terbiasa dengan kelimat - kalimat sindiran yang selalu tertuju padanya. Kebal katanya.

Jonghyun menatap kedua pemuda yang paling muda darinya. "Lebih baik kita sarapan dahulu, setelah itu kita bahas masalah ini di ruang pribadi." usulnya.

Tanpa sepatah kata Seokjin berdiri dengan tampang dinginnya. Membuat yang melihatnya meringis ngeri dan gugup, seperti yang di rasakan Jisoo sekarang. Padahal sudah mengenal Seokjin selama 2 tahun, tapi ia masih dilanda kegugupan jika berhadapan langsung dengan Seokjin. Sikapnya tak pernah berubah. Meski sudah melewati 2 tahun lamanya Jisoo tinggal di Jeju bersama.

Seokjin lantas membawa tungkai kakinya ke meja makan yang menghadap taman belakang. Dekat kolam renang juga. Di ikuti sahabatnya- Min Yoongi, lalu di susul Jonghyun dan Jisoo. Villa milik Seokjin ini berada di atas bukit. Membuat mereka bisa melihat keindahan pantai dari atas sana. Bahkan mereka sering melihat sunrise dan sunset dari balkon.

Ketika sampai di meja makan Seokjin segera duduk paling ujung dekat kaca besar dan menatap keluar kaca. Entah kenapa ia jadi tertarik dengan langit biru yang begitu indah di luar sana. Apalagi dengan adanya pantai menambah keindahan pemandangan yang Seokjin pandang.

Tanpa sadar pemuda berusia 24 tahun itu menyungging senyum tipis. Membuat Jonghyun yang melihatnya terkagum akan ketampanan Seokjin.

"Seokjin-ah, kau tersenyum?" celetuk Jonghyun tertegun.

Sontak mengalihkan pandangan kedua orang yang duduk di sebelah keduanya, pun dengan wanita yang menjadi pelayan di Villa itu.

Terkejut akan pertanyaan itu, senyum itu luntur dan seketika berubah menjadi dingin. Bergegas menggerakkan tangannya menyumpit nasi dan lauk, lantas dimasukkan ke dalam mulut. Menutupi rasa malunya yang ia rasakan. Begitu cepat ia merubah ekspresinya. Padahal Jisoo dan Yoongi belum juga melihat senyuman Seokjin.

Jonghyun menghela napas lelah. "Mau sampai kapan kau akan bersikap dingin seperti ini, Seokjin-ah? Jangan buat dirimu menjadi seperti Changryuk Ahjussi yang keras dan kasar," ucapnya.

Pergerakan Seokjin menyuap nasi mendadak berhenti. Cukup terkejut akan pertanyaan tiba - tiba terlontar dari Jonghyun. Tatapannya juga mendadak kosong. Sudah 2 tahun lamanya ia tak pernah mendengar nama itu. Hanya nama Nana saja yang selalu disebut. Jisoo dan Yoongi hanya diam membisu. Cukup menjadi pendengar saja. Meski Jisoo sering melirik berkali - kali melihat Seokjin yang duduk bersebelahan dengan Yoongi.

Jonghyun merasa tak bersalahpun menambahkan, "Tidakkah kau tahu, Seokjin-ah? selama ini kau membuat orang luar tak nyaman tinggal bersamamu. Jisoo bahkan sampai tak mampu menatap wajahmu yang lebih dingin dari biasanya. Tak banyak bicara dan lebih banyak berdiam diri di ruang kerja. Apa kau tak lelah dengan sikapmu sendiri?" jedanya. Ia menelan salivanya sejenak.

"Ubahlah sikapmu perlahan. Kami ingin Seokjin yang dulu ceria dan penyayang kembali. Semua orang yang mengenalmu menginginkannya. Termasuk Nyonya Kim dan Seokjun. Mereka juga sangat ingin kau berubah. Bukannya bertambah dingin seperti ini," imbuh Jonghyun.

BRAK

Gebrakan meja sontak mengejutkan Jisoo yang berusaha tidak mendengar mereka berdebat. Pun dengan Yoongi yang langsung berhenti. Akhir - akhir ini ia sering terkejut jika sedang duduk di sebelah Seokjin. Apalagi ketika Jonghyun dan Seokjin berdebat, yang berakhir gebrakam meja menghentikan perdebatan itu. Seperti saat ini.

Tatapan menajam begitu melihat netra Jonghyun lekat. "Berhenti membicarakan sikapku yang ini dan itu. Jika kau tidak menyukainya, pergilah. Aku bisa menangani masalah ini sendiri." ketus Seokjin yang langsung meninggalkan makanannya yang belum juga ia makan. Padahal baru dua suap.

Jisoo menunduk. Menatap makanannya sendiri. Sementara Yoongi dan Jonghyun sama - sama menghela napas kasar. Mereka benar - benar frustasi menghadapi sikap Seokjin yang sekarang justru bertambah dingin.

"Berlaga bisa tapi kau masih membutuhkanku," hela Jonghyun setelah berucap.

Wajah Yoongi terangkat. "Apa kau benar - benar akan meninggalkannya sendirian, Hyung?" tanyanya.

Jonghyun meletakkan sumpitnya di samping mangkuk nasi. Menyandarkan punggung di kursi bersamaan dengan helaan napas lelah. Lantas menatap Yoongi lekat. "Tidak. Mana mungkin Hyung meninggalkan Seokjin sendirian. Hyung sudah berjanji pada mendiang Changwook Ahjussi untuk menjaga dan membantunya, jika membutuhkanku. Maka Hyung akan melakukan apa saja demi kebaikannya," jelasnya.

Yang sedari tadi diampun membuka suara. "Aku juga tidak akan meninggalkannya sendiri," celetuk Jisoo.

Kedua pemuda itu menoleh. "Apa kau tidak merasa emosi dengan perilaku Seokjin padamu selama ini?" tanya Jonghyun.

"Tidak. Aku percaya Seokjin Oppa masih punya rasa keperdulian yang besar dan pastinya dia menyayangi kalian," jawab Jisoo menunduk. Mengaduk - aduk sarapannya tanpa nafsu.

Yoongi menghela napas. "Tapi Seokjin tidak pernah sekalipun menunjukkan keperduliannya pada kami. Selalu dingin dan acuh," ucapnya.

Tersenyum hangat terukir ketika mendengar pernyataan yang keluar dari keduanya. Jonghyun yakin jika Jisoo akan tidak marah setelah mendapat perilaku kasar dari Seokjin. Pun dengan Yoongi yang sudah bertahun - tahun menghadapi sikap dingin sahabat tertuanya.

"Sudah. Lebih baik kita habiskan sarapan kita terlebih dahulu. Setelah itu melanjutkan pekerjaan kita di ruang pertemuan." titah Jonghyun.

Keduanya mengangguk patuh dan serempak menyuap makanan mereka masing - masing. Layaknya anak kecil yang diperintah harus segera menghabiskan makanannya sendiri. Sementara Jonghyun hanya menggeleng dengan tingkah lucu mereka. Kini ia juga mengikuti keduanya menghabiskan makanannya.

Tanpa menyadari orang yang sedang mereka bicarakan sebenarnya belum pergi dari kawasan dapur dan meja makan. Ia hanya bersembunyi di balik dinding dan mendengarkan percakapan singkat mereka. Hingga dirasa tidak ada pembicaraan lagi, Seokjin membawa tungkai kakinya menjauh dan pergi ke ruang pribadinya.

Pukul 11.27 KST

Usai sarapan, mereka langsung berkumpul di ruang pertemuan yang bisa di katakan itu sebenarnya ruang kerja pribadi Seokjin. Mereka lebih nyaman melakukan rapat di ruangan itu karena kedap suara. Maka dari itu Seokjin menunggu mereka selesai sarapan di sana.

Keempat orang ini akan membicarakan tentang kaburnya Nana tanpa jejak. Bahkan ia dan Jonghyun tan menemukan keberadaan Nana, seperti hilang di telan bumi. Kontaknya hilang dan tak bisa dilacak. Itulah yang membuat mereka kebingungan selama 2 tahun ini.

"Aku juga sudah meminta bantuan Tim SWAT untuk mencari Nana. Mereka mempunyai riwayat kejahatan Nana yang lainnya," jeda Seokjin. Tangan dan mata terus dibuat sibuk dengan beberapa data yang ada di Tabnya. "Aku baru tahu jika Nana memiliki kejahatan yang lebih kejam dari ini." lanjutnya.

Jisoo mengernyit. "Memang kejahatan apa yang telah ia perbuat sebelumnya?" tanyanya.

Sambil berkutat dengan Tabnya, Seokjin menjawab, "Membunuh." singkatnya. Cukup mengejutkan namun mereka masih bisa bersikap tenang.

Lantas kembali Seokjin membacakan riwayat kejahatan Nana yang tertulis di data tersebut. "Diusianya yang ke 12 tahun, Nana telah bekerja menjadi pembunuh bayaran dari kelompok yang disebut Mafia. Karena dendam, Nana merubah dirinya menjadi pembunuh. Dia membunuh 8 orang dan mereka adalah orang - orang penting yang sangat berpengaruh di Seoul dan Luar Negeri. Pemimpin Mafia tersebut memiliki dendam dengan ke delapan korban. Sehingga dia memerintah Nana untuk membunuh mereka. Namun setelah dia keluar dari kelompok ini, Nana menjadi pembunuh bayangan di malam hari. Hingga diusianya yang ke 14 tahun, dia berinisiatif merayu Pria tua itu untuk membunuh Abeoji."

Jisoo menggeleng tak percaya dengan apa yang ia dengar. "Daebak! Aku tidak percaya, kalau Nana menyebalkan itu bisa berbuat sekejam itu." serunya. Namun di abaikan ketiga pemuda itu.

"Ada alasan di balik itu semua. Kalian pasti tidak lupa dengan perkataan Jonghyun Hyung 2 tahun lalu," ucap Seokjin.

Yoongi mengangguk mengiyakan. Masih ingat jelas dengan apa yang pernah Jonghyun katakan padanya, 2 tahun lalu. Bedanya hanya Jisoo yang tidak tahu apa - apa di sini. Ia hanya cemberut dengan bibir manyun ke depan.

Lantas keempatnya kembali membahas mengenai kaburnya Nana. Di sini Yoongi sebagai hacker andalan Seokjin pun di minta untuk melacak keberadaan Nana. Sebisanya saja. Dikarenakan hilangnya Nana ini seperti di telan bumi. Benar - benar tak ada yang tahu di mana Nana dan tak ada jejaknya sedikitpun. Seokjin menduga bahwa Nana di culik atau semacamnya, tapi ini masih asumsi pemuda itu sementara. Yoongi dan Jonghyun juga berasumsi sama dengan Seokjin. Entah Jisoo berpikir lain atau sama, mereka tidak perduli.

Hingga 2 jam kemudian, ruang pribadi Seokjin telah sepi. Jonghyun dan Jisoo telah keluar dari ruangan kedap suara itu. Kini tersisa Yoongi dan Seokjin yang masih tetap tinggal, karena mereka harus melihat data - data yang di berikan Yoongi kemarin. Ia belum sempat membacanya.

"Di sana ada sebuah info yang kau inginkan dan perlu kau ketahui," tutur Yoongi.

Dengan seksama Seokjin membaca data - data itu sampi selesai. Sementara Yoongi hanya memandang Seokjin dengan tatapan yang sulit diartikan.

Kedua mata Seokjin sukses melotot setelah membaca data tersebut. Lantas mendongak cepat. "Kau bercanda?!" geramnya.

Yoongi menggeleng. "Tidak. Aku tampak serius dan itu artinya kita tidak perlu mencari Nana lagi. Polisi Jeju sudah menemukan tubuhnya yang hancur, karena beberapa bagian tubuhnya di makan oleh buaya di rawa. Diakibatkan oleh mobil yang tenggelam di dalam sana." jelasnya.

Tatapan Seokjin seketika kosong. Belum juga ia menanyakan sesuatu yang berhubungan tentang Ayahnya, wanita itu sudah meninggal lebih dulu di makan buaya.

Jadi, mulai dari sekarang, pencarian terhadap Nana diberhentikan dan mereka harus kembali ke Seoul dengan tangan kosong.

Ah! Bagaimana dengan nasib Kim Changryuk?

Pria itu sudah di tangani oleh pihak berwajib di Seoul dan akan di tahan selama 10 tahun lamanya, karena tindak kriminal yang ia perbuat.

===============

REAL END

Nah ini baru real end heheee...
Aku persingkat aja ya?
Aku udah berusaha buat memikirkan alur ceritanya, tapi gak bisa. Otakku buntu dan kebanyakan alur cerita yg lainnya.
Masih banyak cerita yg harus ku jamah dan pikirkan alurnya.
Jadi, maaf ya kalo pendek dan cepet selesainya.

Makasih banyak buat kalian kalian yg sudah membaca cerita ini dari awal.
Sebelumnya, maaf kalo cerita ini kurang menyenangkan dan sangat gak jelas.
Aku sudah berusaha untuk membuat cerita ini menjadi semenarik mungkin.
Bahkan aku harus bergadang karena cerita ini.
Sekali lagi makasih ya kawan kawan...

Sebagai gantinya, baca cerita baruku yang aku publish nanti sore ya, jam 17.00 WIB.
Judulnya "Behind The Mask".

Genrenya cukup berbeda sama cerita The Twins dan yang lainnya, lebih ke Mystery dan Thriller.
Entah kalian bakal suka apa gak, tapi seenggaknya kalian baca lebih dulu Prologuenya.
Kalo gak suka, ya uda gk usah di baca lagi.

Btw, Happy New Year ya 🧡😚🎉
Semoga ditahun 2021 ini, apa yang kita inginkan bisa tercapai dan menjadi lebih baik dari tahun 2020 kemarin.
Maaf gak bisa berkata panjang" untuk kalian.

Annyeong yeorobun!
Sampai ketemu lagi di cerita - cerita lainnya.

💜💜💜

Continue Reading

You'll Also Like

11.5K 1K 18
[Complete ✔] "Sorry..." Started: 29 march 2020 Finished: 14 july 2020
REMEDY ✔ By 月

Fanfiction

57.8K 9K 8
[ Short Story ] "Kalau kau diberi kesempatan untuk memutar waktu, apa yang ingin kau lakukan?" "Aku hanya ingin memperbaiki semuanya."
121K 8.9K 32
Karena di awal awal saya menulis ini, ada penulisan yang amatir jadi beberapa chapter akan saya perbaharui. "Hyung jangan tinggalkan kami" "kembalila...
206K 13.7K 30
"pembunuh!!! pembawa sial!! TAK PANTAS KAU HIDUP!" Tak pantas hidup? Kalau begitu kenapa aku tidak cepat mati saja? Bukankah kalian masih ingin lebih...