Bitter Sweet [Markhyuck]

By Hyuckiesunx06

786K 80.5K 7.1K

Lee Haechan, lelaki yang selalu membuat Mark Lee merasa tak betah berada di dekatnya. Membuat masalah dan mem... More

Opening
1:: Call My Name
2:: Roommate
3:: Yestoday
4:: Two Of Us
5:: The Reason
6:: Lips
7:: "Be Mine"
8:: Fools
9:: Attention
10:: The Truth
11 :: Confess
12 :: Sweet Things
13:: Long Night
13.5 :: Long Night
14 :: Apologise
15 :: Your Heart
16:: One Kiss
17 :: Ice Cream
18 :: New Project
20 :: My Rappers
21 :: My Sunshine
22 :: Misfit
23 :: Bad Dating
24 :: Bad Plan
25 :: Broke
26 :: Dating
27 :: Your Feelings
28 :: Speak Up
29 :: 7 Dream
Announcement!

19 :: Give Me Your Love

24K 2.4K 401
By Hyuckiesunx06

🔞

***

Mark menghela nafas sambil memperhatikan Haechan yang tengah meregangkan tubuh dan langsung berbaring di atas kasur,"Ahh... aku lelah."

"Aku ingin tahu sesuatu," Mark duduk di pinggir ranjang Haechan.

"Apa? Tapi, bisakah kau duduk di kasurmu sendiri? Kau memakan tempat." Haechan sedikit menggeser tubuhnya untuk menjauh dari Mark.

"Tapi, aku hanya memakan sedikit tempat,"

Haechan memutar bola mata dengan jengah, rasanya dia sedang tidak ingin sekali berdebat karena lelah. Lebih baik dia menyimpan energinya untuk bermain game sebentar sebelum tidur dari pada harus beradu argumen dengan Mark.

"Aku ingin tahu apa kamu masih tidak memaafkan ku?"

"Tentu saja sudah, lagipula aku tahu kebenarannya seperti apa." Jawab Haechan sambil memejamkan mata.

"Lalu... kenapa masih bersikap seperti itu padaku?"

"Seperti apa?"

"Sikapmu tidak berubah,"

Haechan membuka mata dan melirik Mark,"Kau keberatan jika aku bersikap seperti itu, Mark Lee?"

"Tidak, ah maksudku... mana ada orang yang akan betah jika di perlakukan seperti itu?"

Haechan mendecak sambil membalikan badan memunggui Mark karena malas sekali rasanya jika lelaki itu seakan memojokannya. Dia hanya gengsi jika harus bersikap seperti dulu dimana dia sangat manja dan selalu mendambakan afeksi dari Mark setelah sikap tak mengenakannya selama bertahun-tahun. Haechan hanya menahan diri, malu rasanya jika tiba-tiba terus menempel pada Mark.

Kala Haechan tengah bergelut dengan pikirannya, dia merasakan hembusan nafas di leher. Matanya terbuka lebar dan menoleh.

"H-hyung?"

"Ada yang perlu aku sampaikan lagi," Mark meletakan kedua tangan di setiap sisi tubuh Haechan, setengah mengukungnya."Aku tak suka jika kau terlalu dekat dengan Sungchan." Ujarnya dengan nada rendah dengan tatapan menusuk seolah menyampaikan betapa bencinya Mark melihat Haechan terlalu dekat dengan member lain.

"Ta-tapi... aku hanya-"

"Apa? Aku bisa memaklumi jika kau begitu dengan Winwin hyung... tapi tidak dengan Sungchan."

"Hyung, aku hanya mengobrol ringan dengannya. Lagipula kita perlu membuat mereka merasa nyaman agar keberlangsungan project besar ini juga sukses dan juga menambah teman baru,"

Haechan menelan ludahnya dengan susah payah karena Mark tidak merespon apapun dan tetap pada posisi. Akhirnya dia menyeret tubuhnya ke bawah agar terlepas dari kukungan Mark, namun lelaki Kanada itu lebih dulu naik ke atas kasur dan menahan pergerakan Haechan menggunakan satu lutut yang dia letakan di antara kedua kaki Haechan.

"M-mark hyung... a-apa yang kau-"

"Mau kemana? Aku belum selesai bicara,"

"Oke! Kau boleh bicara, tapi tidak perlu seperti ini!"

"Seperti apa?"

"Kenapa kau selaluahh!" Seketika Haechan langsung menutup mulutnya dengan kedua tangan sambil membelalak, merasa tak percaya dengan suara apa yang baru saja dia keluarkan.

Bagaimana dia tak bereaksi seperti itu jika lutut Mark seolah secara sengaja mendorong tubuh bagian bawahnya? Apalagi seringaian yang tercetak di bibir Mark membuat bulu kuduk Haechan meremang.

"Ah Donghyuck, ternyata begitu lah seorang vocalis, tidak hanya merdu jika menyanyi, tapi juga merdu jika mendesah." Bisik Mark dengan suara rendah tepat di telinga Haechan yang sialnya suara Mark yang seperti itu terdengar sangat seksi.

"M-mendesah? Mark, ja-jangan gila. Menyingkir dariku!" Haechan mendorong kedua bahu Mark namun tak ada pergerakan sama sekali dari lelaki yang mengukungnya.

"Enough, baby. Let's have fun."

Belum sempat Haechan membalas perkataan Mark, lelaki itu lebih dulu mempertemukan kedua bibir mereka. Kedua alis Haechan tertaut tajam menahan gejolak aneh yang kini menggelayuti perasaannya. Ada sesuatu yang tak bisa dia terjemahkan kala bibirnya bertemu dengan bibir Mark.

"Emhh...," desahnya kala bibir itu menyecap dan menggigit kecil bibir Haechan. Tak melupakan bahwa tangan kanan Mark telah menelusup ke dalam kaos hitam milik Haechan dan bermain di bagian tubuh sensitifnya disana membuat lelaki manis itu tanpa sadar membuka mulut dan kembali mengeluarkan suara yang indah bagi telinga Mark, menaikan libido yang telah ia tahan sangat lama.

"Markhh...,"

Mark menyeringai kecil dalam ciumannya kala mendapat sinyal hijau bahwa Haechan juga sudah terbuai dengan permainannya. Tak menyiakan bibir Haechan yang terbuka, Mark menelusupkan lidahnya ke dalam dan mengabsen setiap inci dalam mulut Haechan, menyapa dengan permainan lembut benda tak bertulang itu dan menggoda langit-langit mulutnya.

"Emmhh...," tubuh Haechan bergerak tak nyaman kala merasakan sapuan lembut yang membuat langit mulutnya terasa geli.

"Ahh! Hahh... hahh... Mark...," Haechan meraup oksigen dengan rakus kala lelaki itu melepas panggutannya dan kini bibir Mark menciumi leher lelaki di bawah kukungannya, rasanya dia ingin meninggalkan kissmark disana untuk tanda bahwa Haechan hanya miliknya, namun dia sadar akan sangat merepotkan jika tanda kemerahan itu terlihat oleh oranglain.

Maka Mark turun menciumi bahu dan tulang selangka Haechan.

"M-mark... kumohon hentikan...," lirih Haechan dengan mata sayunya.

"Aku sudah menahannya sejak lama Haechan. Menahan diri untuk tidak menyentuhmu saat kau tidur. Bahkan aku masih suka merasa ragu walau hanya sekedar menyentuh bahu, pipi atau tanganmu. Tapi... hari ini... aku melihat betapa mudahnya Sungchan bisa berdekatan, mengobrol bahkan tertawa denganmu. Lalu... aku?"

"H-hyung, aku tidak bermaksud seperti itu...,"

"Lalu, apa? Aku bahkan mengambil jarak yang dekat denganmu saja kau menghindar seolah aku adalah seseorang yang sangat menjijikan!"

Haechan seketika langsung menggelengkan kepala. Tidak, bukan seperti itu yang dia pikirkan tentang Mark. Dia menyayangi Mark. Itu saja. Tapi dia takut dan merasa gengsi untuk mengungkapkannya. Maka dengan perlahan dan ragu tangan kanan Haechan menyentuh pipi kiri Mark dan mengusap lembut pipi berkulit putih itu dengan ibu jari.

"Tidak hyung... aku sama sekali tidak berpikir seperti itu," ujar Haechan dengan lembut.

"Aku menyayangimu, Haechan. Aku mencintaimu. Apakah ada orang yang tidak akan sakit hati jika di perlakukan seperti yang kau lakukan padaku?" Nada bicara Mark melembut, bahkan lebih tepat di katakan sebagai lirihan.

"M-maafkan aku, hyung...," bagus, kini satu air mata telah mengalir dari mata Haechan. Dia benar-benar merasa bersalah. Merasa menyesal setelah membayangkan kembali atas sikapnya selama bertahun-tahun pada Mark.

Dia bersalah karena tidak ingin memastikan lebih lanjut apakah memang benar Mark berkata jahat seperti itu tentangnya? Apalagi menyinggung soal fisik yang bahkan sejak mereka masih sangat kecil, Mark selalu berkata pada Haechan untuk mencintai dan bersyukur atas apa yang dia punya. Saat Haechan merasa sangat down kala banyak orang-orang di luar sana menyinggung soal fisik, wajah dan skin tone-nya, Mark selalu menghampiri Haechan dan bertanya ada masalah apa.

Lelaki manis itu pun juga merasa nyaman saja berbagi apa yang tengah dia rasakan. Mark yang sudah bisa bersikap dewasa walau masih di umur sangat muda selalu memberi pujian atas fisik dan tan skin nya. Hal itu yang justru membantu Haechan menumpu rasa kepercayaan dirinya.

Tanpa sadar, Haechan melingkarkan kedua tangan ke leher Mark dan memeluknya, cukup membuat lelaki bersurai hitam itu terkejut.

"Ha-haechan?"

Mark makin di buat panik kala Haechan menangis kencang tepat di telinganya,"Huaa! Mark hyung, maafkan aku. Sungguh... maafkan aku, hyung!"

Mark tersenyum mendengar hal itu dari Haechan. Tangannya mengusap puncak kepala lelaki yang tengah menangis dengan lembut. Dia mengendurkan pelukannya dan mencium kening Haechan sambil memejamkan mata. Kedua tangan Haechan menangkup pipi Mark saat kini kedua kening mereka saling bertemu menciptakan jarak yang sangat dekat di antara keduanya.

"Maafkan aku, Haechan."

"Untuk apa?"

"Menciummu dan menyentuhmu tanpa izin,"

Haechan membuka mata sambil tersenyum, dia menjauhkan wajah Mark beberapa senti untuk menatap kedua bola mata hitam itu,"Do it."

Mark menatap Haechan tak percaya,"Ka-kau yakin?"

Haechan memukul pelan pipi Mark karena merasa kesal,"Jangan buat aku mengulanginya! Aku bilang lakukan saja! Cih, menyebalkan."

Mark tertawa kecil karena Haechan kembali dalam mode juteknya. Dia akhirnya menangkup pipi lelaki itu dan mulai mencium kening, kedua pipi, hidung dan terakhir bibir berbentuk hati itu. Kini, ciuman yang di berikan lebih lembut dari yang sebelumnya hingga menghantarkan kehangatan ke kedua hati mereka. Saling menyalurkan perasaan yang telah lama mereka pendam sejak lama. Perasaan saling menginginkan, namun tertahan oleh ego.

"I'll do it gently," bisik Mark dan mulai memberikan sentuhan dan rasa manja pada setiap inci tubuh Haechan membuat lelaki manis itu bergetar dan terus mengeluarkan suara desahan. Pendingin kamar mereka seakan tak ada gunanya karena kedua tubuh itu tetap bermandikan oleh keringat.

Nafas yang tak beraturan dari keduanya menandakan bahwa telah sampai pada puncaknya, Mark mengusap poni Haechan yang basah oleh keringat.

"Aku mencintaimu,"

Haechan menggigit bibir bawahnya, dia harus menghilangkan perasaan yang masih saja mengacu pada ego. Sulit sekali rasanya membalas perkataan sederhana Mark. Dia memeluk tubuh Mark yang telah bertelanjang dada, menenggelamkan wajahnya pada leher sang dominan,"A-aku juga mencintaimu."

Tentu balasan dari Haechan membuat Mark tersenyum senang,"Thank you, Haechanie."

"Are you ready?" Tanya Mark memastikan bahwa Haechan benar-benar siap untuk sampai pada puncaknya.

"Gently," jawab Haechan dengan nada rendah.

"I will,"

"Ehmm... ahh! Markhh...,"

Disini kita tahu bahwa malam ini akan menjadi malam yang panjang untuk mereka berdua.

TBC.

AYE! GMN CHAPTER KALI INI?
Janglup mampir ke works aku lainnya, yaa 💚

Vote dan commentnya, menggg
Sayang kalian banyak-banyak, muach! 😘

IG : Markhyuck_nation

Continue Reading

You'll Also Like

200K 27.5K 30
✒마크혁 [Completed] Cakrawala, atau ufuk adalah garis yang memisahkan bumi dari langit. Garis yang memisahkan antara Mark dan Haechan. - Aku hanya ingi...
723K 90.6K 26
Siapa yang tahu jika 4 mahasiswa teknik + 1 mahasiswa kedokteran ternyata bisa menjadi ramuan yang membuatmu gila? warn; bxb! baku! #39 in short stor...
463K 46.5K 37
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
69.2K 6.3K 14
gimana kalo mark yang dingin, cool dan cuek sebelahan apart sama haechan yang barbar, berisik, dan gak mau diem? bahkan mereka satu sekolah. "wahh te...