Love Story Of Sharga & Ahra ✅...

By FatimahIdris3

1.9K 1.8K 312

Hujan mengguyur bumi pagi itu. Jalanan digenangi air yang terus berjatuhan dari subuh tadi. Tampak gadis bert... More

BAGIAN 1
BAGIAN 2
BAGIAN 3
BAGIAN 4
BAGIAN 5
BAGIAN 6
BAGIAN 7
BAGIAN 8
BAGIAN 9
BAGIAN 11
BAGIAN 12
BAGIAN 13
BAGIAN 14
BAGIAN 15
BAGIAN 16
BAGIAN 17
BAGIAN 18
BAGIAN 19
BAGIAN 20
BAGIAN 21
BAGIAN 22
BAGIAN 23
BAGIAN 24
BAGIAN 25
BAGIAN 26
BAGIAN 27
BAGIAN 28
BAGIAN 29
BAGIAN 30
BAGIAN 31
BAGIAN 32
BAGIAN 33
BAGIAN 34
BAGIAN 35
EXTRA PART 1
EXTRA PART 2

BAGIAN 10

63 69 9
By FatimahIdris3

Ahra benar-benar tidak nyaman berada diantara orang-orang yang sama sekali tidak dikenalnya. Harusnya dia menolak saja ikut dengan pria ini. Bukan hanya karna dia terlihat seperti anak hilang dengan piyama yang dipakainya, dia juga satu-satunya yang tidak bisa menikmati makanan yang dihidangkan.

Ahra hanya memandangi dekorasi restoran yang bergaya jepang itu. Sesekali, Ahra membaca tulisan-tulisan dikertas yang ada disamping Sharga.

"Akan sangat menyenangkan jika sewaktu-waktu anda membawa calon istri anda ketempat kami" Kata rekan kerja Sharga.

"Dia memiliki kesibukan sendiri, jadi akan sangat sulit memiliki waktu, tapi jika kami sudah meresmikan hubungan kami, saya akan mengusahakan datang ketempat anda" Kata Sharga sambil merangkul pundak Ahra. Hal itu makin membuat Ahra tidak nyaman.

"Apa benar jika ulang tahun perusahaan anda sekaligus memperkenalkan calon istri anda ini?" Tanya sang rekan kerja.

"Ya begitulah" Jawab Sharga sambil tersenyum.

"Owh, karna itu juga anda memintanya untuk menutupi identitasnya sebelum acara itu berlangsung, benar kan?" Tebak rekan kerjanya itu.

"Tepat sekali, tidak akan spesial lagi jika anda mengetahuinya lebih dulu" Jawab Sharga sambil memamerkan senyum manisnya.

"Apanya yang spesial? Apa dia tidak sadar kalau aku mulai kehabisan nafas memakai masker ini" Gerutu Ahra didalam hati.

Sharga memang meminta Ahra memakai masker. Alasannya karna dia tidak ingin orang tau identitasnya sebelum acara ulang tahun perusahaannya diadakan.

Awalnya, Ahra menolak, tapi mendengar ancaman Sharga, akhirnya dia mau memakai masker itu.
Setelah 1 jam lebih, akhirnya pertemuan itu berakhir. Ahra tampak lesu dan sangat terlihat jelas mulai mengantuk.

Selama pertemuan itu, Ahra hanya diam dan memperhatikan Sharga juga sekretarisnya yang bergantian berbicara.

"Aku akan mengantar Shika lebih dulu, baru setelah itu mengantarmu" Kata Sharga setelah masuk kedalam mobil.

Ahra hanya menganggukkan kepala sambil memakai sabuk pengamannya.

"Ma'af pak, kalau saya naik taksi juga tidak masalah" Kata Sikha si sekretaris yang duduk dibangku belakang.

Dia merasa tidak nyaman berada diantara Ahra dan Sharga.

"Tidak tidak, biar sekalian ku antar, lagipula ini sudah larut malam, akan berbahaya jika seorang wanita naik taksi sendirian" Kata Sharga penuh perhatian.

Sikha tidak percaya dengan apa yang didengarnya, biasanya Sharga bersikap dingin dan cuek pada setiap pegawainya. Lihatlah, malam ini atasannya itu bersikap sangat manis.

Sikha melirik ke arah Ahra yang duduk disebelah Sharga. Sikha jadi penasaran seperti apa wanita yang disebut Sharga sebagai calon istrinya itu. Tapi Sikha yakin wanita ini adalah wanita yang baik dan tentunya seseorang yang sangat berarti bagi Sharga.

🌸🌸🌸

Suasana tegang terjadi diruangan milik Fai. Hanya ada Fai dan Aro diruangan itu. Sudah beberapa menit yang lalu tidak ada yang berbicara. El yang menunggu diluar ruangan tidak tahan lagi dan memutuskan untuk masuk kedalam.

"Sampai kapan kalian akan berdiam diri seperti ini? Aku bosan menunggu, aku sudah mengantuk" Kata El sambil menatap Fai dan Aro bergantian.

Aro menghela napas dan akan melangkah pergi saat suara Fai menghentikannya.

"Kau bagian dari restoran ini sekarang, kau keluarga kami, apapun masalahmu bukankah akan lebih baik jika kau membaginya dengan kami"

El menatap Fai bingung. Dia tidak mengerti maksud dari perkataan Fai.

"Meski tidak bisa melakukan apapun, setidaknya kau tidak terbebani seorang diri" Lanjut Fai yang kali ini menatap kearah Aro yang membelakanginya.

Tanpa mengatakan apapun, Aro pergi begitu saja.

"Ada apa dengannya?" Gumam El bingung sendiri.

Fai menghela nafas, dia yakin ada hal yang disembunyikan Aro. Fai yakin kekacauan yang terjadi hari ini pastilah ada hubungannya dengan pria paruh baya itu dan tentunya Aro.
"Ayo kita pulang El" Ajak Fai tanpa menanggapi ucapan El sebelumnya. El hanya pasrah dan mengikuti langkah Fai.

"Dimana Ahra?" Tanya Fai saat sadar kalau Ahra tidak bersama mereka.

"Hah, akhirnya kau sadar juga kalau anak itu tidak disini, dia pergi bersama calon suaminya" Jawab El sambil masuk kedalam mobil.

"Jadi dia sudah menerima pria itu?" Tanya Fai penasaran.

"Entahlah, beberapa hari yang lalu dia sedikit aneh, sepertinya ada yang tidak dia ceritakan pada kita" Jawab El.

"Kenapa semua orang senang sekali menyembunyikan masalahnya sendiri, apa mereka pikir dengan seperti itu mereka terlihat hebat" Kata Fai emosi, tangannya memukul kemudi. El yang melihat itu terkejut.

"Ada apa denganmu? Kenapa kau marah begitu? Saat sudah siap bercerita, Ahra akan memberitaukannya pada kita, kenapa kau menanggapinya sangat berlebihan?" Tanya El bingung dengan kelakuan Fai.

"Ma'af sepertinya hari ini aku terlalu lelah, mungkin karna masalah tadi" Jawab Fai menyesal.

"Aku mengerti, memang tidak mudah, tapi pasti semua akan baik-baik saja" Kata El dengan bijaknya.

Fai menatap El, lalu tersenyum bangga.

"Apa aku berlebihan?" Tanya El.

"Tidak, kau terbaik" Jawab Fai.

"Aku tau" Kata El tersenyum senang.

"Ayo kita pulang, semoga besok lebih baik dari hari ini" Ucap Fai sambil melajukan mobilnya meninggalkan restoran.

"Let's gooooooo!!!!" Seru El bersemangat.

🌸🌸🌸

"Ahra, ayo turun, kita sudah sampai" Ucap Sharga setelah menghentikan mobilnya didepan sebuah rumah makan sederhana.

Ahra yang tertidur, menggeliat sebelum membuka matanya. Sharga tersenyum melihat tingkah Ahra. Dimatanya Ahra tetap seperti dulu. Belum sedikitpun berubah. Ahra menatap kesekelilingnya sambil mengernyit bingung.

"Ini dimana? Ini bukan restoran milik Fai, apa pertemuan tadi membuatmu lupa jalan?" Tanya Ahra sedikit membuat Sharga tertawa geli mendengar pertanyaannya.

"Kau lucu sekali" Kata Sharga sambil mengacak rambut Ahra gemas. Ahra cemberut mendapat perlakuan seperti itu dari Sharga.

"Kita makan dulu, di restoran tadi kau tidak makan apapun, kau pasti kelaparan" Kata Sharga lalu turun dari mobilnya.

Ahra mengikutinya masih memasang muka cemberut dibalik masker yang dipakainya.

"Jangan cemberut begitu, aku minta ma'af karna membuatmu kelaparan, mau mema'afkan aku?" Tanya Sharga lagi-lagi memperlihatkan senyum manisnya.

Ahra tidak tau kenapa pria ini berbeda dengan pria yang pertama kali ditemuinya dirumah ibu dan adiknya. Ingatkan juga bahwa pria didepannya ini mengancamnya beberapa hari yang lalu.

"Aku anggap kau sudah mema'afkan aku, ayo kita makan, aku tidak akan mengijinkanmu berdiet" Sharga menarik tangan Ahra, menggenggamnya begitu erat.

Entah apa yang dirasakan Ahra saat ini. Tangan mungilnya begitu pas digenggaman Sharga. Ada kehangatan yang dirasakan Ahra. Seolah dia pernah mendapat perlakuan yang sama sebelumnya.

"Ayo duduk disini" Kata Sharga mempersilahkan Ahra duduk, lalu dia duduk dikursi yang ada didepan Ahra.

Seorang pelayan datang memberi daftar menu. Ahra memperhatikan daftar menu tapi dia bingung karna semua makanan tampak nikmat untuk dimakan.

Akhirnya dia memilih untuk diam, menunggu Sharga menyebutkan pesanannya.

"Kau mau pesan apa?" Tanya Sharga menatap Ahra.

"Aku samakan saja denganmu" Jawab Ahra sambil cengengesan.

Setelah mengatakan pesanannya, pelayan itupun pergi. Ahra membuka masker yang dari tadi menutupi mukanya.

"Benda ini hampir membuatku kehabisan nafas" Keluh Ahra, memasukkan masker itu kekantong bajunya.

"Oya, katakan padaku kenapa kau masih ingin menikahiku padahal kau sudah punya kekasih?" Tanya Ahra penasaran.

"Hmm.... Apa kau tau kekasih yang ku maksud itu siapa?" Bukannya menjawab, Sharga malah balik bertanya.

"Ya mana aku tau" Jawab Ahra.

"Kau.... Kaulah wanita yang ingin kujaga hatinya" Kata Sharga sambil menatap kearah Ahra. Ahra hanya diam mendengar perkataan Sharga.

"Aku tau kau pasti akan berkata kau tidak mengenaliku, aku juga tau kau menderita childhood amnesia, kau tidak bisa mengingat masa kecilmu, karna itu kau tidak mengenaliku" Lanjut Sharga.

Ahra tertegun dan tidak bisa berkata apa-apa. Semua yang dikatakan Sharga benar adanya.

"Kau mungkin lupa kalau dulu kita sangat dekat, tapi aku tidak pernah sekalipun melupakan kenangan kita, aku minta ma'af tidak disampingmu saat kau terpuruk dan membutuhkanku, aku meninggalkanmu tanpa tau bagaimana kehidupanmu setelah aku pergi, sampai akhirnya aku kembali dan aku tau kau kehilangan ayahmu yang membuatmu juga kehilangan ingatan masa kecilmu" Kata Sharga penuh penyesalan.

"Dulu sebelum aku pergi kau bilang akan menghukumku dan membuatku menyesal telah meninggalkanmu, kau benar-benar berhasil Ahra, mungkin inilah hukumanku dan aku benar-benar menyesal pernah meninggalkanmu, karna itu juga aku ingin menjadikanmu milikku" Sambung Sharga sambil menggenggam tangan Ahra.

"Tapi.... Aku tidak bisa" Kata Ahra sendu, matanya mulai berkaca-kaca.
Sharga menatap wajah Ahra meminta penjelasan.

"Aku tidak bisa mengingatmu, aku juga tidak tau seperti apa perasaanku dulu padamu, bukankah tidak adil jika kita menikah, itu seperti cinta yang bertepuk sebelah tangan, akan sangat aneh nantinya" Lanjut Ahra.

"Kita akan menjalani ini bersama Ahra, aku akan membuatmu jatuh cinta padaku seperti dulu" Kata Sharga yakin.

"Tidak semudah itu, kau manusia biasa, kau akan lelah suatu hari nanti, aku tidak mau melakukan hal yang membuat orang lain terluka, aku sangat berterima kasih karna kau sangat baik pada adik dan ibuku, tapi bukan berarti kau bisa menjadikanku istrimu, aku minta ma'af, tapi aku benar-benar tidak bisa"

Ahra mengeluarkan semua isi hatinya. Dia tau ini kesempatan untuknya mengatakan apa yang harus dia katakan. Belum sempat Sharga mengatakan sesuatu, pelayan datang membawa makanan yang mereka pesan.

"Makanlah dulu, ini sudah larut malam, teman-temanmu pasti mengkhawatirkanmu" Kata Sharga sambil menikmati makanan yang dipesannya.

Makanan itu terasa hambar dimulut Sharga, walau terlihat sangat menggiurkan. Sharga tidak menyangka Ahra akan berkata seperti itu. Dia benar-benar ditolak mentah-mentah. Dia memang mengancam akan membuat hidup ibu dan adik Ahra susah, tapi itu hanya untuk menggertak Ahra. Bahkan beberapa hari lalupun dia mengancam bahwa 2 sahabat Ahra juga akan dibuatnya menderita.

Tapi bukannya berhasil, Sharga harus menerima kenyataan bahwa cinta Ahra dulu tidak lagi untuknya.

🌸🌸🌸

Mobil Sharga berhenti tepat didepan kost Ahra dan Fai. Sejak keluar dari restoran tadi, Sharga tidak banyak bicara. Mereka sama-sama sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Terima kasih sudah mengantarku, terima kasih juga untuk makanannya" Kata Ahra hendak keluar dari  mobil Sharga, tapi tangannya ditahan Sharga.

Tanpa mengatakan apapun, Sharga membawa Ahra kedalam pelukannya. Ahra hanya diam mematung tanpa membalas pelukan Sharga.

"Aku tidak peduli berapa kali kau menolakku, berapa kali kau mengatakan tidak ingin menikah denganku, aku tetap akan menjadikanmu milikku" Ucap Sharga keras kepala.

Ahra mendorong tubuh Sharga, lalu keluar dari mobil Sharga sambil berlari masuk kedalam rumah.
Ternyata El dan Fai mengintip dari balik jendela.

"Apa yang terjadi? Apa dia menyakitimu? Kau tidak langsung keluar tadi" Tanya El saat Ahra masuk kedalam rumah dan menutup pintunya.

"Astaga.... Kalian membuatku terkejut saja, kalian sedang apa, kalian mengintip ya?" Ahra mengelus dadanya karna terkejut saat Fai dan El muncul tiba-tiba disampingnya.

"Ada suara mobil yang berhenti didepan rumah, tentu saja kami penasaran" Jawab Fai dengan muka datar persis seperti ibu-ibu yang menghakimi anaknya yang ketahuan pulang malam.

"Jadi kenapa kau tidak langsung keluar dari mobilnya tadi?" Tanya El mengulangi pertanyaannya tadi.

"Dia menahanku tadi" Jawab Ahra sambil menundukkan kepala.

"Hah? Maksudnya?" Tanya Fai dan El hampir bersamaan.

"Hmm... Baiklah aku akan mengatakannya, jadi sebenarnya hari dimana aku bilang ada urusan itu, aku pergi menemuinya, aku memintanya membatalkan pernikahan, tapi dia bersikeras akan tetap menjadikanku istrinya, dia juga sempat mengancam bukan hanya akan membuat ibu dan Hirham susah, tapi kalian juga" Jawab Ahra menjelaskan.

"Lalu?" Tanya El penasaran.

"Lalu aku pergi tanpa mengatakan apa-apa, setelah hari itu aku tidak mendapat pesan seperti sebelumnya, kupikir dia mungkin sudah menyerah, tapi tiba-tiba dia datang menjemputku disekolah, mengantarku ke resto, lalu malamnya dia memaksaku untuk menemaninya ke sebuah pertemuan" Lanjut Ahra masih menundukkan kepala.

"Lalu?" Kali ini Fai yang bertanya.

Sikapnya yang mirip ibu-ibu komplek semakin membuat Ahra menciut.

"Ya pertemuan itu berlangsung 1 jam, lalu dia mengantar sekretarisnya pulang lebih dulu, lalu kami mampir ketempat makan karna sebelumnya aku tidak bisa makan apapun, tempat pertemuannya khusus makanan laut" Ahra sudah seperti seorang anak yang diintrogasi ibu dan kakaknya sekarang.

"Hanya itu?" Tanya Fai.

"Tidak, masih ada lagi, dia bilang dia itu seseorang dimasa kecilku, dia tau aku menderita childhood amnesia, bahkan dia bilang akan tetap menjadikanku miliknya meskipun aku menolak" Jawab Ahra menjelaskan.

"Mungkin memang dia orang dimasa kecilmu, buktinya dia sangat bersikeras menjadikanmu istrinya" Kata El berkomentar.

"Aku tidak tau, aku sama sekali tidak mengenalinya, oya mengenai masalah yang terjadi hari ini di resto, aku sempat berpikir itu salah satu bentuk ancamannya" Kata Ahra.

"Hah??? Mana mungkin" Kata El lalu menatap kearah Fai.

"Apa?" Tanya Fai merasa tidak nyaman saat ditatap El.

"Apa ini ada hubungannya dengan Aro?" Gumam El penasaran.

"Entahlah aku tidak tau, ayo cepat tidur, ini sudah larut malam" Fai melangkah pergi meninggalkan Ahra dan El yang masih berdiri didekat pintu.

"Aku rasa dia tau sesuatu tentang Aro, sikapnya aneh" Bisik El.

"Kau terlalu berlebihan, ayo tidur" Kata Ahra sambil merangkul pundak El.

"Heh ceritakan padaku bagaimana sikap pria itu padamu ya" Kata El.

"Aku terlalu mengantuk" Kata Ahra masuk kedalam kamar, menyusul Fai yang sudah masuk kekamar lebih dulu.

🌸🌸🌸

(Jangan lupa vote dan koment juga boleh)

Continue Reading

You'll Also Like

5.8M 280K 61
[FOLLOW DULU SEBELUM BACA YA MANIEZZZ] Kisah 2 pasangan yang dijodohkan oleh orangtua mereka. Arlando jevin demort, cowok berusia 18 tahun harus men...
My sekretaris (21+) By L

General Fiction

299K 3K 20
Penghibur untuk boss sendiri! _ Sheerin Gabriella Gavin Mahendra
316K 76 7
FOLLOW AKUN INI DULU, UNTUK BISA MEMBACA PART DEWASA YANG DIPRIVAT Kumpulan cerita-cerita pendek berisi adegan dewasa eksplisit. Khusus untuk usia 21...
31.1M 2M 103
1# Mavros Series | COMPLETED! MASIH LENGKAP DI WATTPAD. DON'T COPY MY STORY! NO PLAGIAT!! (Beberapa bagian yang 18+ dipisah dari cerita, ada di cerit...