Bittersweet

By sourpineapple_

12.4K 1.5K 114

[ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ] REPUBLISH ( TELAH DIREVISI & ROMBAK ULANG ) ──────────────── Adlyne nggak pernah p... More

[0.0] prologue
[0.1] lembar satu
[0.2] lembar dua
[0.3] lembar tiga
[0.4] lembar empat
[0.5] lembar lima
[0.6] lembar enam
[0.7] lembar tujuh
[0.8] lembar delapan
[0.9] lembar sembilan
[10] lembar sepuluh
[11] lembar sebelas
[12] lembar dua belas
[13] lembar tiga belas
[14] lembar empat belas
[15] lembar lima belas
[17] lembar tujuh belas
[18] lembar delapan belas
[19] lembar sembilan belas
[20] lembar dua puluh
[21] lembar dua puluh satu
[22] lembar dua puluh dua
[23] lembar dua puluh tiga
[24] lembar dua puluh empat

[16] lembar enam belas

322 69 4
By sourpineapple_

Biologi 👩‍🔬

Aliscuuu <3:
Nanti sore, jadi?

Adlyne:
Jadi lah. Bawa plastik ya, Lice

Jepano:
Mager banget gue, Lin

Adlyne:
Halah

Kepin:
Kapan-kapan aja dah, males banget dah gue

Aliscuuu <3:
Kapan-kapannya kapan? Waktunya tinggal berapa hari, lo mau dihukum? Kalau mau sih, gapapa, lo doang

Adlyne:
Betul!

Denjel Jelek:
Tuh dengerin, Pin

Jepano:
Sok banget lo, Jel

Kepin:
Tau tuh, Denjel Dorara

Leon Sinting:
Nanti sama gue ya @Adlyne

Adlyne:
Apanya?

Leon Sinting:
Berangkatnya. Gue jemput
Jangan nolak

Denjel Jelek:
Ekhem
Berani bawa cowok ke rumah lo, Lin? Di sate sama bokap lo ntar, awokawok

Adlyne:
Paan sih, Denjel jelek.

Leon Sinting:
Mau nggak?

Adlyne:
Serah lo

Aliscuuu <3:
Hilih hilih, tinggal bilang mau aja pake segala "sirih li", gengsian amat

Kepin:
Si Adilin langsung merah pipinya

Adlyne:
Adlyne! 😡

Jepano:
Tau ga, Lin, Leon waktu itu galau gara-gara lo nggak peka-peka sama dia

Kepin:
Kasian sobat gue, Lin, masa lo friendzone-in mulu daridulu

Leon Sinting:
Awas lo berdua

"Apaan sih?" monolog Adlyne, memilih tak acuh dan keluar dari aplikasi whatsapp-nya, tapi barusaja ketika Adlyne ingin berpindah membuka instagram, sebuah notifikasi personal chat berdenting, membuat kening Adlyne mengerut halus.

Leon Sinting:
Nggak usah dimasukin hati

Adlyne:
Maksud?

Leon Sinting:
Yang di grup

Adlyne:
Oh. Santai

Leon Sinting:
Nanti malem lo free, nggak?

Adlyne:
Kenapa?

Leon Sinting:
Gue punya dua tiket nonton, lo mau?
Adek gue, gue ajak nggak mau, jadi gue ngajak lo

Adlyne:
Menurut lo gue kelihatan kayak orang yang bakal iyain ajakan lo, gitu?

Leon Sinting:
Iya

Adlyne:
Nggak. Ajak cewek lo aja sana

Leon Sinting:
Nggak punya cewek

Adlyne:
Pret

Leon Sinting:
Cewek gue kan elo

Adlyne:
Idih
Lagian motivasi lo ngajak gue tuh apa? Gue nggak asik diajak keluar

Leon Sinting:
Mau pdkt

Adlyne refleks melempar ponselnya ke kasur, kaget sama chat yang dikirim Leon. Kok bisa terang-terangan bilang kayak gitu? Emang dasar tukang kardus.

Adlyne:
Sampis

Leon Sinting:
Gue serius

Adlyne:
Ngomong sama tembok sana

Leon Sinting:
Mau ya, Lyne?
Nanti gue jajanin es krim

Adlyne:
Suap

Leon Sinting:
Ambil sesuka lo. Gue yang bayarin, serius

Adlyne:
....
Deal?

Leon Sinting:
Deal

Adlyne:
Oke. Es krim ya

Semudah itu?

Iya, semudah dan semurah itu memang. Nyogok Adlyne tuh nggak perlu ribet dan mahal-mahal, kasih aja es krim aice dua ribuan itu tiga biji, pasti manjur. Testimoninya juga udah banyak.

"Tapi ... boleh keluar malem nggak ya?" gumam Adlyne, mengulum bibirnya, bepikir.

Lalu sebuah ide langsung tercetus di benaknya. Ia mungkin akan sulit mendapat izin jika bilang ingin nonton, tapi pasti langsung diizinkan jika berkata ingin pergi ke rumah Alice.

Adlyne:
Aliceeee ༼ つ ◕‿◕ ༽つ

Aliscuuu <3:
Apa? Pasti ada maunya nih

Adlyne:
Hehe, tau aja
Gue mau keluar nanti malem, kalau mama atau papa nanya lagi ke lo, bilang gue di rumah lo, ya?

Aliscuuu <3:
Mau kemana lo?
Sama siapa?

Adlyne:
Mau nonton, ada deh sama siapa

Aliscuuu <3:
Hati-hati lo, awas aja pulang malem-malem

Adlyne:
Iyaaa, baweeelll
Anw, makasihh ya, cium dulu ꒰⑅ᵕ༚ᵕ꒱˖♡

Meletakkan ponselnya, Adlyne tersenyum manis, seolah-olah baru pertama kali itu diajak nonton, apalagi ditraktir es krim, tapi berselang kemudian, Adlyne bergeming, lantas berucap,

"Kok gue seneng banget, ya?"

Alice tersenyum dengan kedua alisnya yang naik turun, ketika melihat Adlyne yang masih nongkrong di atas motor Leon, sambil buang muka sok cuek, padahal aslinya malu campur deg-deg an.

Bukan malu perkara dia lagi boncengan sama Leon sekarang, tapi soal semalem sewaktu dia pergi nonton bareng cowok itu. Adlyne udah nutup-nutupin dari Alice dia mau pergi sama siapa, eh dengan gampangnya Leon malah upload snap di whatsapp, memang bukan foto wajah, cuma gambar sepatu, sepatunya sendiri sama sepatunya Adlyne.

Adlyne yang tadinya udah upload foto lokasi ala-ala pun jadi ketahuan kalau lagi jalan bareng Leon.

"Cie, dijemput Mas doi, seneng nggak, Neng?" goda Alice.

"Apaan sih lo?!" balas Adlyne ngegas, kembali buang muka sok apatis.

Alice tertawa. "Turun dong, nyaman banget kayaknya dibonceng sampe nggak rela turun," ujarnya membuat Adlyne langsung buru-buru turun.

"Nggak usah ngada-ngada, deh! Ayo buruan cari keperluannya, gue udah siapin paperbag sama plastik nih!" seru Adlyne, mengangkat paperbag yang ia bawa.

"Kalian berdua aja lah, gue mager, mana panas lagi," ujar Jevano yang udah lemes lunglai duluan lihat panasnya pantai siang ini.

"Dih, cowok apaan sih lo takut sama panas?! Nggak ada mager-mageran, buruan lo berempat kerja atau gue gebuk?" ancam Adlyne galak.

"Nggak mau kerja juga nggak masalah sih, Lyne, tinggal laporin aja ke Bu Anis, gitu aja kok susah," ucap Alice santai, daripada marah-marah sampai mulutnya berbusa, mending langsung aja laporin ke guru biologi, lagian yang butuh nilai bukan cuma dia sama Adlyne.

"Iye-iye, ngaduan banget lo. Kita bagian ngapain? Serokin pasir?" tanya Kevin.

Adlyne lantas memberikan sebuah plastik berukuran sedang pada cowok itu. "Nih, dua orang wadahin pasir, nggak usah banyak-banyak, nanti plastiknya brojol."

"Sama gue, Pin, cari pasir di sini aja," ucap Jevano, membuat Adlyne merotasi bola matanya.

"Serah lo deh, asal dapet pasirnya! Yuk, Lice, kita cari kerang!"

"Lah terus Denjel sama Leon gimana? Masa lo suruh mejeng di situ aja?" Alice menunjuk Denzel dan Leon.

Adlyne langsung menepuk jidatnya dan menyengir. "Ah iya lupa, lo berdua cari rumput laut ya! Ini plastiknya, nggak usah banyak-banyak, cari yang udah hanyut di pinggir-pinggir aja." Adlyne memberikan satu kantung plastik lagi pada Denzel.

"Nanti kalau udah selesai, kumpulin lagi di sini, abis tu kalian kalau mau main ya terserah, mau berenang juga silakan. Yuk, Lice!" urai Adlyne, lalu melambaikan tangannya untuk mengajak Alice mencari kerang.

Tak lama setelahnya, mereka sama-sama melakukan intruksi yang sudah diberikan Adlyne tadi, tapi bukan anak cowok namanya kalau belum buat usil, contohnya Kevin dan Jevano yang sedang melancarkan aksi gobloknya.

"Cabul banget lo anjing, nggak usah di kasih nenen juga lah!" seru Jevano ketika Denzel menambahkan dua gundukan besar di bagian dada, pada tumpukan pasir yang sudah mengubur tubuhnya, menyisakan kepala saja.

"Mau mirip mermet nggak? Diem aja udeh, nurut sama gue," sahut Kevin, masih sibuk membentuk dua gundukan di bagian dada.

"Hahaha, anjing lo berdua ngapain woi!" teriak Denzel heboh, waktu nggak sengaja lihat dua sohibnya asik sendiri main pasir.

Adlyne sama Alice yang lagi sibuk cari kerang pun ikutan noleh dengar suara teriakannya Denzel. Sedangkan Leon langsung cengar-cengir, lari samperin Kevin sama Jevano.

Dia langsung ngakak waktu lihat Jevano yang terkubur di dalam pasir sambil dibentukin lekukan tubuh kayak mermaid sama Kevin.

"Le, Le, bantu cari kerang, Le, buat behanya!" seru Kevin.

Leon langsung mengedarkan pandangan dan tersenyum. "Ngapain pake kerang? Kurang gede goblok, nih pake ini aja," ujarnya, langsung berlari mengambil apa yang dia maksud.

Lihat apa yang dibawa sama Leon, Denzel langsung tertawa terpingkal-pingkal, sereceh itu memang.

"Kurang gede, Le!" seru Denzel sambil ngakak.

"Anjir, ya nggak batok kelapa juga dong!" Jevano ikutan ngakak.

Mereka sama-sama tertawa lepas, begitu belahan kelapa yang dibawa Leon terpasang di bagian dada yang tadi dibentukin sama Kevin.

Adlyne dan Alive yang penasaran pun akhirnya ikut mendekat buat lihat.

"Apaan sih, ribut banget lo pada," ujar Alice sebelum melihat apa yang terjadi pada Jevano.

"Ih, Alice liat itu! Mesum banget lo semua!" seru Adlyne, tertawa ketika melihat kondisi Jevano.

Sedangkan Alice cuma geleng-geleng, nggak habis pikir sama kelakuan teman-temannya. "Pasirnya mana, Pin?" tanya Alice membuat Kevin menoleh padanya.

"Tuh," tunjuk Kevin pada plastik yang sudah ia isi pasir.

"Udah semua 'kan? Kerangnya udah, rumput laut udah, pasir juga udah, tinggal ikan?" tanya Adlyne sambil lihatin Alice.

"Apa? Kok liat gue?"

"Beneran mau pake ikan hias? Nggak mati 'kan kalau dikasih komponen laut?" tanya Adlyne ragu, soalnya dia nggak pernah pelihara ikan.

"Kaga. Asal nggak diobok-obok ya kaga bakalan mati," jawab Leon.

"Nah, ikan hias aja, yang murah. Lagian ikan laut tuh kaga bisa dipelihara," timpal Denzel.

"Ya udah, ikan hias aja. Mau beli kapan? Sekarang?"

"Mana duitnya, biar gue sama Jepano aja yang cari ntar, biasanya dijual deket Pasar Senin itu 'kan?" Denzel beralih menatap Jevano, yang dibalas anggukan sama cowok itu.

Adlyne mengangguk. Mengambil dompet yang ada di sling bag-nya, lalu memberikan uang sisa pembelian aquarium pada Denzel. "Beli tiga ekor aja, nanti kalau sisa balikin, kalau kurang bilang. Jangan dikorupsi."

"Iye," balas Denzel, menerima uang yang diberikan Adlyne.

"Ya udah, gue mau main air dulu kalau gitu!" Adlyne tersenyum, langsung berbalik, berlari menghampiri ombak di bibir pantai, diikuti Alice di belakangnya.

"Lyne! Gue tinggal pulang ya!" seru Leon sengaja menggoda Adlyne.

Seketika Adlyne langsung kembali berbalik. "IH JAHAT BANGET!" Balas berseru pada Leon dengan ekspresi yang membuat Leon tertawa.

"Becanda!"

"Dasar setan!" maki Adlyne, mendengkus kesal, lalu memilih untuk kembali mendekati ombak.

"Woi, gue gimana nih! Bantuin bego!" teriak Jevano, ketika teman-temannya malah pada pergi ke tepi pantai.

"Yaelah, malu sama bisep, masa keluar begitu kaga bisa?" ejek Denzel, sama sekali nggak berniat buat nolongin.

"Setan lo semua!" maki Jevano, sambil kesusahan buat keluar dari pasir.

"Ya emang!" balas Kevin membuat Denzel tertawa.

Sedangkan Leon sudah berlari kecil mendekati Adlyne yang berjalan mundur-mundur karena terkena ombak, sampai dia terkejut waktu nggak sengaja nabrak orang yang di belakangnya.

Adlyne kira itu orang asing yang lagi wisata di sana, tapi ternyata pas dia noleh, orang itu adalah Leon, mana tangan Leon pake nahan lengan Adlyne segala lagi.

"Gue ceburin, mau?" cetus Leon tiba-tiba, membuat Adlyne terkejut, lalu segera berbalik dan menjauh, namun ombak yang tiba-tiba surut, membuat kakinya hampir ikut dengan pasir.

Dengan sigap, Leon mengulurkan tangan kirinya, menarik tubuh Adlyne agar tidak terjatuh.

"Jangan ke sana, nanti ikut ombak, bahaya," peringatnya.

Adlyne menelan salivanya, agak canggung karena tiba-tiba dia jadi deg-deg an. Alhasil, cewek itu buru-buru bergeser untuk menjauh, pura-pura cari kerang.

"Ih, ada isinya!" teriak Adlyne heboh karena nggak sengaja menemukan cangkang kerang yang masih berpenghuni.

"Mana? Beracun tuh," gurau Leon kembali mendekat untuk melihat kerang yang ditemukan Adlyne.

Membuat cewek itu menjerit, buru-buru melempar kerang yang dia pegang tadi, terus peperin tangannya ke baju.

"Kok lo buang?" tanya Leon malah ketawa nggak berdosa.

"Ya lo pake bilang beracun segala! Gue 'kan jadi kaget!" seru Adlyne kesal.

Leon masih ketawa. "Becanda, kerang yang dipinggir pantai tuh nggak ada yang beracun." Lalu tiba-tiba mencondongkan tubuh, mengulurkan tangan ke bawah, seperti sedang mengambil sesuatu.

"Nih," ujarnya memberikan sebuah kerang yang barusaja dia ambil, pada Adlyne.

"Ih tutut! Kok ada tutut? Kok bisa dapet tutut?" seru Adlyne antusias dengan benda yang diberikan oleh Leon.

"Ini bukan tutut, tutut itu kerang sawah, gimana sih lo?" kekeh Leon, lalu mengacak rambut Adlyne, gemas.

Seketika Adlyne membeku di tempatnya, dengan kedua pipi yang terasa panas, ia mengerjap beberapa kali, merasakan dengan jelas jantungnya yang memompa darah lebih cepat.

"IH, JANGAN DIRUSAK!" teriak Adlyne begitu kembali tersadar.

Dengan dalih rusak, padahal rambutnya sudah berterbangan daritadi karena terkena angin. Memasang ekspresi sok kesal, Adlyne merapikan rambutnya kembali, mengabaikan rasa aneh yang menjalar di hatinya.

"Lyne! Lyne! Liat sini, cheeseee...," intruksi Alice tiba-tiba, mengarahkan kamera ponselnya pada Adlyne.

"Ih apaan, nggak mau! Jangan difoto, Alice, nggak mau!" Adlyne mengibas-ngibaskan tangannya sambil memalingkan wajah, tak ingin Alice mengambil gambar dirinya.

Tiba-tiba Leon menarik lengan Adlyne, mendekat ke arahnya, membuat Adlyne itu tersentak kaget. "Agak ke sini, Lice!"

"Oke, satu... dua... ti..."

Cekrek.

Sudut bibir kanan Alice terangkat ketika melihat hasil jepretannya barusan. Terlihat Adlyne mendongak dengan ekspresi terkejutnya karena tiba-tiba ditarik oleh Leon, sedangkan cowok itu tersenyum tipis, melihat ke arah kamera.

Continue Reading

You'll Also Like

803K 58.8K 62
Namanya Camelia Anjani. Seorang mahasiswi fakultas psikologi yang sedang giat-giatnya menyelesaikan tugas akhir dalam masa perkuliahan. Siapa sangka...
328K 9.4K 40
Alskara Sky Elgailel. Orang-orang tahunya lelaki itu sama sekali tak berminat berurusan dengan makhluk berjenis kelamin perempuan. Nyatanya, bahkan...
247K 5.1K 17
Kesepakatan gila yang diberikan Gavriel lalu disetujui penuh oleh Baek Dahyun, secara singkat membuat hidup Dahyun berubah drastis. Keduanya menjalin...
106K 11.9K 17
Bukan BL Arkanna dan Arkansa itu kembar. Tapi mereka sudah terpisah semenjak masih bayi. Dulu, orangtua mereka menyerahkan Arkanna kepada saudara yan...