MARK✓

By ManlyGirl24_

603K 59.2K 2.5K

[Kingdom AU] Markhyuck Warning: yaoi, mpreg, misgendering, mature! Started: 15-12-2020 End: 18-07-2021 Don't... More

MARK: 2
MARK: 3
MARK: 4
MARK: 5
MARK: 6
MARK: 7
MARK: 8
MARK: 9
MARK: 10
MARK: 11
MARK: 12
MARK: 13
MARK: 14
MARK: 15🔞
MARK: 16
MARK: 17
MARK: 18
MARK: 19
MARK: 20
MARK: 21
MARK: 22
MARK: 23
MARK: 24
MARK: 25
MARK: 26
MARK: 27
MARK: 28
MARK: 29
EPILOG
Bonus Chapter
Bonus Chapter 2
Bonus Chapter 3
CERITA MARKHYUCK BARU
SPESIAL POST

MARK: 1

72.5K 3.1K 398
By ManlyGirl24_

Kerajaan besar Aludra dipimpin oleh penerusnya, putra mahkota Rigel Markala Ludra.

Putra mahkota yang memang sudah dipersiapkan sedari kecil untuk menduduki tahta selanjutnya.

Sikap kejam, bengis, licik juga cerdik, mencerminkan bagaimana didikan kerajaan kepada calon penerus mereka.

Setelah kematian ayahnya, raja terdahulu, Markala yang baru berusia 15 tahun mengambil alih kerajaan dibawah kekuasaannya.

Meski masih sangat muda tidak ada yang berani meremehkannya. Buktinya, dalam beberapa tahun saja kerajaan Aludra semakin meluas.

Peperangan untuk merebut kerajaan lawan selalu dimenangkan oleh pihak Aludra.

Strategi yang matang, kekuatan pasukan yang tidak diragukan juga pemimpin yang berani membuat Aludra ditakuti dan disegani.

Rigel Markala Ludra dengan segala ambisinya. Ia berencana menaklukkan wilayah barat setelah kini wilayah timur ada digenggamnya.

Markala dan ambisi, satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.

Namun rupanya rencana itu sudah lebih dulu terdengar sampai ke telinga raja-raja di daerah barat. Mereka berkumpul melakukan diskusi untuk membicarakan masalah ini.

Sayangnya, pertemuan itu berakhir alot. Pertanyaan berujung perdebatan. Tidak ada titik terang.

Hal itu tentu membuat raja Gemma Johnny Altair khawatir. Kerajaan Altair bukanlah kerajaan yang besar. Jika melawan pasukan kerajaan Aludra tentu saja kekuatan mereka tidak akan sebanding.

Satu-satunya yang bisa dilakukan raja Johnny adalah mencari sekutu sebanyak-banyaknya. Setidaknya, saat nanti peperangan tiba kerajaan mereka tidak akan langsung dikalahkan tanpa perlawanan berarti apa-apa.

Tapi tentu rencana itu kini harus pupus. Pembicara tadi tidak membantu sama sekali.

Raja Johnny harus kembali memutar otaknya. Jika mungkin ada jalan damai tentu akan dia lakukan. Demi kerajaan dan rakyatnya, akan ia lakukan.

Sebenarnya, takdir kerajaan mereka sudah ada ditangan putranya, hanya saja ia belum menyadari hal itu.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Ayolah ibu, hanya satu hari, aku berjanji..."

"Tidak sayang. Ibu tidak bisa mengizinkan tanpa seizin ayahmu."

"Kalau begitu aku akan meminta izin langsung pada ayah."

"Yak! Pangeran jangan berlari!"

Bahkan belum sempat ibunya membalas ia dengan segera berlari sambil tertawa. Total abai dengan peringatan yang diteriakkan ibunya.

Para pelayan dan pengawal yang sedang berlalu lalang hanya dilewati begitu saja.

Dibelakangnya beberapa orang ikut mengejar. Ia tidak kesal, justru semakin senang. Semakin banyak yang mengejarnya, akan semakin seru.

"Pangeran berhentilah..."

"Berhenti pangeran jangan berlari..."

Kaki itu tetap berlari. Melewati taman istana yang ditengahnya terdapat kolam air mancur yang indah.

Sampai tubuhnya menabrak sesuatu dan kakinya melayang tidak menapak tanah karena digendong seseorang.

"Kak lepaskan..."

"Tidak bisa anak nakal. Kau bisa terjatuh jika berlari seperti itu."

"Tapi aku tidak jatuh. Jadi, lepaskan sekarang!"

"Tetap tidak. Lagipula apa yang mau kau lakukan? Lihat, mereka kerepotan mengejarmu."

Kepalanya menoleh menatap orang-orang yang kini terengah-engah karena lelah mengejar dirinya. Termasuk ibunya juga. Ia hanya memberikan cengiran manis yang membuat siapapun yang melihat itu tersenyum.

"Hendery, bawa adikmu kembali kekamar. Tidak boleh keluar kamar. Itu hukumanmu anak nakal..."

"Ibu..."

"Baiklah ibu."

Aldera Hendery Altair putra mahkota kerajaan Altair langsung menuruti perintah ibunya.

Permaisuri, ibu ratu, ibu dari kedua pangeran sekaligus kekasih hati dari pemimpin kerajaan Altair. Adara Taeyong Altair. Tidak ada yang bisa membantah ucapannya. Kecuali pangeran muda yang kini berada di gendongan kakaknya.

"Kak lepaskan aku. Aku bisa berjalan sendiri kak..."

"Kau akan lari lagi anak nakal. Aku tidak akan melepaskanmu."

"Tidak kak. Aku tidak akan lari lagi, aku berjanji."

"Tetap tidak."

Tubuh kecil itu berhenti meronta. Tangannya memeluk leher sang kakak dengan kepala bersandar dipundaknya.

"Aku hanya ingin bertemu yang mulia kak. Ada yang harus aku bicarakan dengan ayah."

"Kau bisa berbicara nanti setelah urusan ayah selesai."

"Sudah selesai kok! Tadi aku melihat kereta kuda yang membawa para raja meninggalkan istana."

"Tetap tidak bisa sekarang."

"Baiklah..."

"... Turunkan aku."

Pangeran Hendery menghela nafasnya. Dia menurunkan adiknya dari gendongannya.

Tapi, belum sepenuhnya kaki-kaki itu menapak ia lebih dulu melompat dan kembali berlari.

Lebih cepat dari sebelumnya. Jika sebelumnya ia ingin sambil bermain, yang sekarang ini tidak.

Meski kecil kecepatan dan kelincahannya tidak bisa diabaikan.

Brak!

Pintu besi itu terbuka tiba-tiba membuat dua orang yang ada didalamnya tentu terkejut. Tapi hanya cengiran yang dapat dilihat diwajah pelakunya. Tidak ada sama sekali raut bersalah.

"Salam yang mulia raja..."

"... Salam juga untukmu perdana menteri."

"Salam pangeran."

"Apa yang ingin kau katakan? Kemarilah."

Adara Haechan Altair atau pangeran mungil yang sejak tadi kita bicarakan. Pangeran manis yang suka sekali berbuat kekacauan.

Meski terkenal dengan sifat jahilnya, semua orang tetap menyayanginya. Tidak ada yang tidak terpesona dengan sosoknya.

Bercahaya, bagaikan matahari. Ia akan selalu bersinar dengan auranya dimanapun ia berada.

"Aku ingin meminta izin untuk pergi ke Carxa yang mulia."

(Carxa adalah festival makanan dan acara musik yang hanya ada tiga bulan sekali didaerah timur. Sedangkan didaerah barat ada Zarxa, pameran barang antik juga festival pakaian. Hanya ada di cerita ini saja.)

"Bukankah kau sudah pergi ke Zarxa pangeran?"

"Tentu. Aku membeli banyak barang disana, bahkan untukmu juga. Tapi aku ingin pergi ke Carxa yang mulia, aku belum pernah pergi ke acara itu."

"Kau tau apa yang sedang terjadi di daerah timur bukan?"

"Aku tau. Tapi ayah, aku bisa menjaga diriku."

"Ayah yang tidak bisa memberi izin untukmu. Dan nak, kau tau ibumu mengajarkan sopan santun bukan?"

Kepala kecil itu mengangguk saat tatapan tajam ayahnya mengarah padanya.

"Lalu kenapa kau melakukan hal seperti tadi?"

"Karena aku ingin menjadi anak nakal dihadapanmu."

Oh lihatlah. Perkataan yang keluar bersama senyum itu, rasanya membuat beban Johnny berkurang. Meski tidak benar-benar berkurang.

"Kau memang anak nakal pangeran."

"Kalau begitu kau akan mengizinkan aku pergi kan?"

"Tidak. Jawabannya tetap tidak."

"Ayah... Ayolah, aku mohon..."

Pangeran Haechan yang merengek sebetulnya adalah kelemahan raja Johnny. Tapi sekarang dia tidak bisa mengizinkan begitu saja keinginan sang putra. Daerah timur sangat berbahaya untuk saat ini.

Tapi Johnny tau, putranya tidak akan berhenti merengek sebelum apa yang ia inginkan didapat.

"Kau sudah dengar keputusanku pangeran."

"Kalau begitu aku akan pergi diam-diam."

"Lalu kenapa kau memberitahu ayah seperti ini?"

"Agar jika aku menghilang ayah tidak terkena serangan jantung. Dan agar kalian tau aku pergi kemana..."

"... Kalau begitu aku permisi yang mulia, perdana menteri."

Baru saja tangannya hendak membuka pintu suara ayahnya kembali menginterupsi.

"Pergilah, tapi tetap dengan kawalan ketat. Ayah akan menguras surat izin untukmu agar tidak terjadi salah faham nantinya."

"Aku tidak ingin pergi bersama pengawal. Itu merepotkan."

"Kalau begitu pergilah dengan kakakmu."

"Tidak mau jug-"

"Iya. Atau tidak sama sekali."

"Baiklah dengan kakak..."

"... Terimakasih ayah, aku mencintaimu."

Tubuh kecil itu kembali berlari meninggalkan ruang diskusi dengan senyumnya yang lebar.

Dia tidak tau saja ayahnya kini sedang memijat pelipis karena kelakuannya.

"Kau tau apa yang harus kau lakukan bukan?"

"Tentu yang mulia. Saya akan mengurusnya."

"Terimakasih Jae."








***

Rigel Markala Ludra
(Mark Lee)


Gemma Johnny Altair
(Seo Johnny)


Aldera Hendery Altair
(Hendery)


Adara Taeyong Altair
(Lee Taeyong)


Adara Haechan Altair
(Lee Haechan)


Archer Jaehyun Hadar
(Jung Jaehyun)

Tinggalkan kritik dan sarannya ya 🖤



Continue Reading

You'll Also Like

108K 6.7K 34
Orang tua mereka sahabatan sejak embrio. Tapi bagaimana dengan anak-anak mereka?, Yang bahkan baru dipertemukan saat jenjang perkuliahan. Friendship...
458K 8.5K 13
Shut, diem-diem aja ya. Frontal & 18/21+ area. Homophobic, sensitif harshwords DNI.
468K 46.8K 37
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
1.2M 99.7K 84
Cerita pertama yang sudah dipastikan absurd. BACA WARNING YA! *** Haechan udah lama naksir Mark, tapi sayangnya si pangeran sekolah itu tak pernah ke...