FELIX

By DimskiDimski

82.5K 2.5K 221

Felix kembali berpetualang dengan urusan hatinya. Di sela-sela kesibukannya kuliah, bermain basket, bercengkr... More

Bagian 1
Bagian 2
Bagian 3
Bagian 4
Bagian 5
Bagian 6
Bagian 8
Bagian 9
Bagian 10
Bagian 11

Bagian 7

5.8K 212 4
By DimskiDimski

Dulu Krisna tinggal di apartemen itu, menjalin hari harinya dengan penuh keceriaan dan dipenuhi oleh senyum dan tawa. Ibunya yang membelikan apartemen itu untuknya sebagai hadiah ulang tahun ke 17. Hampir setiap hari teman-temannya berkumpul disitu untuk sekedar ngobrol, nongkrong, terkadang mengerjakan tugas kelompok masa-masa SMA.

Sampai kemudian pada suatu hari ketika selesai mengerjakan tugas kelompok, salah satu temannya itu menginap di apartemennya dengan alasan kemalaman. Dan tanpa ada pikiran apa pun, Krisna mengiyakan permohonan temannya itu untuk menginap di apartemennya.

Krisna tidak mengetahui dan tidak menyadari bahwa malam itu hidupnya berubah.

Pagi hari ketika dia bangun, dia merasakan rasa sakit di bagian pantatnya dan ketika dia menoleh ke temannya yang tidur disebelahnya, temannya sedang tertidur lelap dengan keadaan telanjang bulat. Krisna membangunkan temannya itu dengan panik dan marah.

"Sorry, Kris, gue khilaf. Gue ngga tahan liat bibir lo dan badan lo yang mulus."

Krisna merasa harga dirinya hancur, dan temannya itu dengan santai dan tenang kemudian bangkit dari tempat tidur dan masuk ke dalam kamar mandi. Sementara Krisna masih terdiam dengan air mata bercucuran. Yang dia ingat hanyalah beberapa saat sebelum tidur, temannya itu menawari jus jeruk dalam botol dan setelah itu dia tidak ingat apa apa lagi.

Hari itu Krisna tidak masuk sekolah dan kemudian meminta ibunya untuk memindahkannya dari sekolah tempat dia belajar. Ketika ibunya bertanya, Krisna hanya menjawab bahwa dirinya merasa tidak nyaman oleh perlakuan beberapa temannya yang menjurus ke arah bullying.

Semenjak pindah sekolah, Krisna tak pernah lagi tidur di apartemennya itu, hanya sesekali dia datang untuk melihat dan menemani orang yang sedang membersihkan apartemennya. Lama lama dia tak pernah lagi datang kesana.

Krisna kemudian membuka pintu kamar tidurnya di apartemen itu, setelah itu dia menyalakan lampu lampu di kamar tidurnya. Perasaannya gamang antara ingin tidur di kamar itu atau tidur di sofa luar.

Krisna berjalan keluar kamar lalu dia membuka pintu balkon. Dia kemudian bersandar pada pagar balkonnya dan menatap lampu lampu kota yang bergemerlapan. Ditariknya napas panjang.

Setelah kejadian pelecehan oleh teman SMA-nya itu, entah kenapa Krisna sering sekali membayangkan beberapa orang teman-teman SMA-nya yang berbadan atletis dan dia membayangkan teman-temannya itu sedang melakukan hubungan sex dengan dia.

Tapi disisi lain dia juga merasa bahwa dia punya ketertarikan pada perempuan perempuan cantik. Beberapa kali dia pacaran di SMA-nya yang baru itu dengan perempuan-perempuan yang boleh dikatakan idola SMA tersebut. Walaupun terkadang hubungannya tidak berlangsung lama. Krisna sama sekali belum pernah berpacaran dengan laki-laki walau keinginan itu sering terlintas didalam pikirannya.

Sampai kemudian dia bertemu dengan Felix dan merasakan titik kenyamanan jika berada didekat Felix. Ada rasa aman yang menjalar dalam dirinya diikuti dengan rasa suka yang Krisna sendiri tidak bisa menggambarkannya dengan baik.

Ketika kemudian perilaku Karina yang semakin mengarah pada hal hal yang tidak disukainya, Krisna akhirnya selalu mencari kesempatan untuk bisa bersama dengan Felix. Walaupun tidak berduaan tapi ketika Felix berada bersamanya walau bersama teman-temannya, dia merasa senang dan nyaman.

Krisna selalu tersenyum jika sedang mengingat Felix.

Malam itu Krisna memutuskan untuk tidur di kamarnya dan mengalahkan rasa trauma dan kebencian pada tragedi dulu. Krisna tidur dengan nyenyak dan tersenyum.

**

Felix berjalan menuju kantin sastra, pagi tadi dia menerima WA dari Krisna yang mengajaknya untuk makan di kantin sastra.

Felix bukan tipe orang yang merasa segan atau takut bertemu dengan senior-seniornya walaupun dari fakultas lain. Dia tipikal yang cuek dan mudah akrab pada dasarnya dengan orang-orang.

Beberapa orang di fakultas sastra yang kenal Felix menyapa dirinya saat melihat Felix berjalan menuju kantin sastra, termasuk anak-anak perempuan di fakultas sastra yang suka pada dirinya. Sesampainya disana, dia melihat Krisna melambaikan tangannya memberitahu bahwa dia sudah melihat Felix.

Felix menghampiri Krisna dan melihat sudah ada beberapa makanan diatas meja.

"Ini mau makan berdua atau ramean sih, Kak?"

"Hahahaha, saya lupa untuk bilang supaya mengajak dua sahabatmu itu."

"Serius lupa? Jadi Kak Krisna ngga khusus ngundang makan gue doang dong yaa?."

Felix mengatakan itu dengan tersenyum tapi ada raut sedikit kecewa terlihat.

"Eh, ngga begitu. Benar kok saya hanya mengundang kamu saja. Benar. Ngga bohong."

Kepanikan Krisna dengan muka merah membuat hati Felix menjadi berdebar tak menentu. Felix berpikir apakah Krisna memiliki perasaan yang sama atau memang hanya sekedar ingin menjadi teman baik?.

Mereka berdua makan sambil diam dan terkadang sambil menatap satu sama lain. Masing-masing bingung mau bicara apa sampai kemudian sahabat Krisna di fakultas sastra berjalan menghampiri meja mereka dan menggebrak meja.

Braaak!

"Ini adeee apeeeeeeee makan sambil diem-diemaaaan? Ngobrooolll atuuuh ngobrooolll ... Hadeuuuhh .. Udah kayak anak SMA pacaran aja kalian teh ih ... "

"Jaka! Jangan begitu, ngga enak sama Felix."

Felix nyengir dan mengangguk pada Jaka.

"Hai Kak, saya Felix, anak fakultas teknik, adik angkatan."

"Hahahahaha, iyaa, udah tau kok kamu itu Felix adek angkatan yang sering banget nolongin Krisna kaaan. Krisna suka cerita ama sayaaah. Mau tau ngga yang diceritain Krisna apa?"

Krisna memerah mukanya dan melotot pada Jaka yang sedang tertawa terbahak-bahak. Jaka adalah sahabat Krisna di fakultas sastra. Entah kenapa Krisna merasa dirinya nyaman jika bercerita kepada Jaka, mungkin karena Jaka adalah pendengar yang cukup baik dan jarang sekali berkomentar jika tidak diminta.

"Tenang, Kris, rahasia kamuh maah aman sama sayah. Asal makan siang hari ini disponsorin kamuh yaa."

Krisna menggeleng-gelengkan kepalanya sambil cemberut.

Jaka kemudian meninggalkan meja dimana Krisna dan Felix duduk, dia menghampiri temannya yang lain yang juga sedang berada di kantin sastra. Jaka memang terkenal ramah dan banyak yang kenal baik dengan dia. Senior-senior pun menyukai Jaka yang sangat ringan tangan membantu siapa pun yang meminta bantuannya.

"Kamu pulang jam berapa? Hari ini bawa motor?"

Felix mengangguk sambil terus mengunyah makanannya. Krisna tersenyum. Tiba-tiba Felix menatap Krisna dan setelah itu dia mengambil gelas berisi teh manis hangat.

"Krisnajana, gue telah melakukan kebodohan."

Felix berbisik sambil melihat kiri dan kanan. Krisna tertawa, dia merasa senang dirinya dipanggil Krisnajana oleh Felix.

"Kebodohan apakah?"

"Gue itu kan latihan basket sore ini dan gue janji mau bantuin nyokap tutup toko terus pulang bareng ke rumah sama nyokap."

"Ya tinggal bicara sama anak-anak basket kalau kamu sudah janji sama ibu untuk bantu menutup toko dan pulang bersama ibu ke rumah."

"Gue ngga bisa ijin karena udah mau dekat pertandingan dan gue beneran lupa. Duuh!"

Krisna tersenyum. Dia kemudian menganggukkan kepalanya tanda mengerti dan berdiri.

"Kamu selesaikan makanmu kalau begitu. Saya yang akan mengurus ibu. Tidak boleh protes dan ini saya sendiri yang mau melakukannya karena kamu sudah banyak membantu saya."

"Krisnajana, aku padamu!"

Krisna tersenyum dan entah kenapa hatinya tiba tiba merasa senang sekali. Dia kemudian berjalan meninggalkan Felix yang masih menikmati makan siangnya.

**

Krisna memarkirkan mobilnya didepan toko orang tuanya Felix. Ibu Felix kemudian keluar melihat siapa yang datang, mengingat jarang sekali pelanggannya yang memakai mobil mewah berkunjung ke tokonya.

Krisna keluar dari mobil dan berjalan masuk ke dalam toko. Di depan pintu toko tampak Ibu Felix tersenyum pada Krisna. Krisna menghampiri lalu bersalaman mencium tangan Ibu Felix.

"Lhoo kok tumben kamu ke toko? Janjian sama Felix?"

Krisna tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

"Tidak, Ibu, saya kemari untuk menjemput ibu dan mengantarkan ibu pulang ke rumah. Felix tidak bisa menjemput ibu karena dia harus latihan bola basket, sudah mendekati waktu tanding katanya tadi."

Giliran Ibu Felix yang menggeleng gelengkan kepalanya mengingat kelakuan anak satu satunya itu.

"Kalau begitu Ibu beres-beres dulu didalam yaa."

"Baik, ibu. Saya juga sudah menghubungi Soni, tadi waktu dijalan, Felix telpon dan minta saya untuk menghubungi Soni, biar Soni yang bantu ibu angkat-angkat barang masuk kedalam toko katanya."

Tak lama Soni datang. Tersenyum melihat Krisna yang berpenampilan rapi sekali. Krisna berusaha mengingat-ingat wajah Soni yang terasa familiar dalam ingatannya. Dia lalu tertawa sendiri, Soni adalah salah satu anak yang ada di photo di dalam kamar Felix.

Soni lalu masuk ke dalam toko dan salim dengan Ibunya Felix. Setelah itu dia keluar lagi dan mulai mengangkat-angkat barang-barang toko kedalam karena toko mau tutup.

Dengan cekatan Soni mengangkat semua barang-barang itu lalu setelah selesai dia berpamitan kepada Ibu Felix dan Krisna.

Ibu Felix keluar dari toko dan kemudian mengunci gembok toko. Lalu berjalan ke arah mobil Krisna yang mengikuti dari belakang. Krisna kemudian membukakan pintu mobil untuk Ibu Felix masuk dan setelah itu dia sendiri masuk ke mobil dan segera meninggalkan toko.

Sesampainya di rumah, Ibu Felix kemudian membuka pintu pagar. Krisna mengantarkan ibu Felix sampai masuk ke dalam rumah dan menaruh barang-barang bawaannya di meja tamu.

"Ibu, masih ada lagi yang harus saya kerjakan?"

Ibu Felix tertawa. Terkadang dia geli mendengar Bahasa Krisna yang sangat kaku.

"Engga ada. Nak Krisna mau makan malam disini? Atau mau nunggu Felix pulang? Kalo mau nunggu Felix pulang, tunggu aja di kamarnya ngga apa apa."

Krisna menggelengkan kepalanya dan tersenyum.

"Kalau begitu saya pamit pulang yaa, Ibu. Saya nanti akan mengabari Felix bahwa ibu sudah sampai di rumah. Felix mungkin pulang agak sedikit malam, saya rasa, karena latihannya agak lama."

Ibu Felix mengangguk.

"Baik kalau begitu. Hati-hati di jalan yaa, Nak Krisna. Jangan ngebut."

**

Krisna membuka pintu apartemennya kemudian menyalakan lampu-lampu didalam apartemennya tersebut. Setelah itu dia membuka sepatu dan menyalakan ac di ruangan utama apartemen.

Dia kemudian menjatuhkan dirinya pada sofa yang berada di ruang apartemen itu yang menghadap ke arah balkon. Krisna menarik napas panjang. Dia tersenyum lalu tiba tiba dia merasa panik, merasa ada yang belum dikerjakan olehnya.

Ditepuknya dahinya sendiri. Dia belum mengabari Felix bahwa dia sudah mengantar ibunya Felix pulang ke rumah.

Diambilnya handphonenya dari saku celana yang dia pakai setelah itu dia mengirimkan pesan whatsapp pada Felix.

'Sleepy head, I have dropped your mom. She's at home.'

'Thanks yaa, Krisnajana. Lo dimana sekarang?'

'Habis mengantar ibu terus saya pulang.'

'Okay!'

'Kamu ada acara setelah latihan basket?'

'Enggak ada. Ini baru selesai latihannya. Kenapa?'

'Boleh datang ke tempat saya kalau tidak keberatan dan ada waktu kosong?'

'Okay. Gue jalan bentar lagi yaa ke rumah lo.'

'I am at my apartement. Saya share location yaa, sleepy head.'

'Siap!'

Mendadak Krisna merasakan panik pada dirinya. Dia tidak menyangka bahwa Felix akan sangat responsive dan mau diajak untuk bertemu di apartemennya. Krisna sibuk memikirkan apa yang akan diceritakan pada Felix atau apa yang akan diobrolkan bareng Felix karena selama ini lebih banyak Felix yang bertanya atau pun bercerita. Krisna ingin sekali sekarang ini dia yang bercerita banyak.

Handphone Krisna berbunyi.

**

Continue Reading

You'll Also Like

2.3M 35.2K 48
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
7.2M 350K 75
"Baju lo kebuka banget. Nggak sekalian jual diri?" "Udah. Papi lo pelanggannya. HAHAHA." "Anjing!" "Nanti lo pura-pura kaget aja kalau besok gue...
16.9M 750K 43
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
721K 70.4K 49
Ini adalah Kisah dari Kila. Kila Prastika yang ternyata memiliki seorang bapak kos yang kebelet kawin ... "Nikah sama saya, kosmu gratis seumur hidu...