Bagian 11

2.1K 100 24
                                    

Felix keluar dari kamar mandi dan diikuti oleh Krisna dibelakangnya.

Felix melepaskan handuk yang melilit dipinggangnya dan dalam keadaan telanjang dia kemudian rebahan di tempat tidur. Krisna memakai boxer dan kaos oblong putih dan kemudian menyusul rebahan di samping Felix.

Felix menoleh ke arah Krisna dan kemudian mencium dahi Krisna. Krisna tersenyum, menarik napas panjang dan kemudian merebahkan kepalanya di dada Felix.

Felix mengambil handphonenya yang ditaruh di nakas samping tempat tidur. Terkejut melihat 19 panggilan tak terjawab. Nomernya adalah nomer Singgih.

Dia kemudian menelpon nomer Singgih tersebut.

"Maaf ini dengan siapa?."

Seseorang menjawab telpon dan Felix hapal bahwa itu bukan suara Singgih.

"Kamu siapa? Ada apa dengan yang punya telepon ini?"

"Oh, saya tukang ojek, ini temannya yang punya telepon? Maaf, Mas Felix tertera namanya. Info, Mas, kalo yang punya telepon ini sekarang ada di ICU di Rumah Sakit Daerah, kecelakaan."

"Jangan main-main lo! Bangsat!"

"Silakan, Mas, datang di ICU Rumah Sakit Daerah, saya ada didepannya, sampai depan ICU telepon saya saja. Saya tunggu, Mas, belum ada keluarganya ini yang datang."

Krisna kemudian bangun dan duduk di tempat tidur.

"Ada apa, Felix?"

"Singgih. Ini tukang ojek yang telepon pakai teleponnya SInggih, katanya Singgih kecelakaan. Gue harus kesana sekarang, Krisnajana."

Felix bangkit dari tempat tidur, kemudian berjalan ke kamar mandi. Dia membasuh kembali mukanya. Keluar dari kamar mandi, Krisna memberikan celana boxer dan satu celana pendek serta kaos.

"Pakai dulu ini, mudah-mudahan celana pendeknya cukup. Celana kamu sudah aku masukin ke mesin cuci."

Felix mengangguk dan memakai semua yang diberikan Krisna. Setelah itu dia bergegas mengantongi handphonenya serta membawa kunci motor.

Sebelum keluar dari apartemen, Felix kembali mencium dahi Krisna.

"Gue jalan dulu yaa. Nanti gue kabari. Lo istirahat. Semoga semua baik-baik saja."

Krisna mengangguk.

"Sebentar."

Dia kemudian berlari masuk ke kamar. Setelah itu kembali ke hadapan Krisna sambil memberikan dua kartu.

"Yang satu adalah kartu akses untuk kamu nanti naik lagi. Nanti aku whatsapp nomer kodenya. Dan satu lagi kartu debit punyaku. Kamu harus bawa itu, takutnya kamu perlu apa-apa buat nolong Singgih. Jangan tolak, please. Nomer pin aku whatsapp juga nanti."

Felix mengangguk, baginya lebih baik mengiyakan apa yang dimau oleh Krisna karena dia tahu percuma menolak. Felix lalu membuka pintu apartemen dan setelah itu dia bergegas ke lift, turun ke parkiran dan tak lama terlihat motornya sudah melesat membelah keheningan malam.

**

Brian kemudian bangkit dari tempat tidur dan menuju ke kamar mandi yang berada di dalam kamar. Di bukanya kran shower dan kemudian air hangat membasahi tubuhnya dari ujung kepala. Tak lama dia merasakan ada orang yang memeluknya dari belakang. Dia menoleh dan melihat Satria sedang tersenyum padanya.

"Sat, mendingan lo nanti deh mandinya."

"Eh, kok?"

"Ini kalo kayak gini ngga kelar kelar nanti urusan mandi."

Satria tertawa keras. Dia kemudian mencium tengkuk Brian.

"Beneran mandi kok, beneran, janji."

Akhirnya mereka berdua mandi bersama sambil saling menggosok punggung dan saling menyabuni. Setelah selesai handukan, Brian keluar dari kamar mandi sambil menggantungkan handuknya itu dileher. Dengan keadaan telanjang dia kemudian berjalan menuju meja yang ada didekat tempat tidur, dia mengambil handphonenya dan setelah itu dia duduk di pinggiran tempat tidur.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 23, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

FELIXWhere stories live. Discover now