Bagian 8

7.1K 264 44
                                    

Krisna turun ke lobby apartemen setelah menerima telepon dari Felix yang mengatakan bahwa dia sudah sampai di lobby apartemen.

Berdua kemudian mereka naik menuju ke apartemen milik Krisna tersebut. Krisna menekan kode untuk membuka pintu sebelum memasukkan kunci pintu apartemen itu pada tempatnya.

"Gue baru pertama kali ini lhoo masuk apartemen yang super canggih."

Krisna tertawa. Dia kemudian berjalan menuju kulkas, membukanya dan memberikan minuman dingin yang diambilnya itu ke Felix.

"Sebenarnya saya dulu lebih sering tinggal di apartemen ini, tapi karena satu dan lain hal, akhirnya lebih sering tinggal di rumah, hanya sesekali saja datang ke sini untuk membersihkan atau sekedar menengok saja."

Felix mengambil minuman yang diberikan oleh Krisna.

"Terus lo ngajak gue kesini ada yang mau lo omongin atau gimana?"

"Tidak ada. Hanya ingin bertemu saja."

"Okay, gue punya satu syarat, gue akan usahain setiap kali lo minta gue untuk ketemu, gue akan datang, tapi ada syaratnya yaa."

"Syaratnya apakah?"

"Stop make bahasa Indonesia yang formal, Krisnajana. Gue itu jadi ngerasa ada jarak setiap kali gue ngobrol sama lo."

Krisna tertawa terbahak-bahak. Felix memandang Krisna dengan bingung.

"Sebenernya aku bisa kok pake bahasa yang seperti kamu dan teman-teman pake, tapi ngga tau kenapa setiap kali ketemu orang selalu saja bahasanya yang keluar itu yang resmi, sampai-sampai teman-teman ibuku itu terkadang heran, aku ini anak ibuku atau bukan, karena terlalu resmi bahasa yang dipake."

Felix bengong menatap Krisna yang baru saja berbicara panjang dengan bahasa yang jauh berbeda dengan bahasa yang biasanya dia pakai.

"Gilaaaaaaa, ternyata lo bisa yaa ngomong dengan lancar pake bahasa sehari-hari gitu. Duuuhh! Gue mendadak lapar jadinyaaaa ..."

"Aku udah pesenin makan untuk kita, tinggal tunggu aja orang apartemen kirim ke sini."

Baru saja Krisna selesai bicara, bell apartemen Krisna berbunyi.

Ting tong!

"Naah, panjang umur deh."

Krisna membuka pintu apartemennya dan kemudian menerima makanan yang diantar oleh karyawan apartemen. Dia kemudian menaruh makanan itu semua diatas meja makan.

"Gue mau mandi dulu boleh nggak? Badan gue keringetan dan rasanya bau banget."

"Hahahaha, emang bau asem dari tadi itu ternyata dari badan kamu yaa, Felix."

"Sialan!"

Krisna mengajak Felix masuk kedalam kamar tidurnya di apartemen itu lalu setelah itu dia memberikan handuk bersih dan menunjuk kamar mandinya. Felix membuka kaos yang dipakainya itu dihadapan Krisna, setelah itu dia membuka celana panjangnya dan hanya dengan memakai celana dalamnya dia berjalan masuk ke dalam kamar mandi.

Krisna keluar dari kamarnya, dia kemudian menyiapkan segala keperluan untuk makan malam. Mengambil sendok garpu, mengisi gelas dengan air putih hangat lalu memasukkan lauk pauk ke piring-piring yang dia ambil dari lemar penyimpanan di dapur. Hatinya merasa senang tapi juga dia merasa jantungnya berdebar-debar tak karuan.

Felix keluar dari kamar Krisna hanya dengan berbalut handuk saja. Dengan badan yang masih agak terlihat basah karena kucuran air yang mengalir dari rambutnya yang dikeringkan ala kadarnya.

Entah kenapa Felix mendadak merah mukanya melihat Felix.

"Krisnajana, punya celana boxer nggak? Ternyata celana dalam gue basah keringat, males gue makenya lagi, gue pinjam celana boxer lo dong."

FELIXOnde histórias criam vida. Descubra agora