TBRAD

By Iryuuuu

664K 92.6K 6.5K

ɴᴏᴠᴇʟ ᴛᴇʀᴊᴇᴍᴀʜᴀɴ 𝑻𝒉𝒆 𝑩𝒂𝒃𝒚 𝑹𝒂𝒊𝒔𝒊𝒏𝒈 𝒂 𝑫𝒆𝒗𝒊𝒍 By Lisha "Lagi. Aku kembali lagi. Aku tidak per... More

• PROMO NOVEL
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
Chapter 49
Chapter 50
Chapter 51
Chapter 52
Chapter 53
Chapter 54
Chapter 55
Chapter 56
Chapter 57
Chapter 58
Chapter 59
Chapter 60
Chapter 61
Chapter 62
Chapter 63
Chapter 64
Chapter 65
Chapter 66
Chapter 68
Chapter 69
Chapter 70
Chapter 71
Chapter 72
Chapter 73
Chapter 74
Chapter 75
Chapter 76
Chapter 77
Chapter 78
Chapter 79
Chapter 80-???

Chapter 67

5.6K 1K 150
By Iryuuuu

***

Para wanita bangsawan memandang anak takdir dengan wajah takjub. Ibu Suri yang muram mulai berbicara dengan energik.

Ibu Suri mengikuti ucapannya, mandi tanpa garam dan berganti dengan pakaian yang lembut.

Sungguh menakjubkan bahwa Ibu Suri, yang begitu keras kepala bahkan pada Raja, mengikuti kata-kata anak itu seperti boneka.

Anak itu juga mengoleskan krim pada kulit Ibu Suri, yang telah berganti pakaian.

"Apa yang biasanya Anda pakai?"

"Aku punya minyak yang diberikan pendeta padaku."

"Apa yang anda makan hari ini?"

"Aku makan daging karena stamina sangat penting untuk menyingkirkan penyakit."

"Aneh…"

Anak itu menoleh dan menutup matanya.

"Apa yang kamu maksud dengan aneh?"

"Pendeta itu sangat aneh…"

"Mengapa?"

"Ada banyak pasien di gereja. Pasien dengan penyakit yang tidak biasa akan mencoba mendapatkan pengobatan disana. Tapi mengapa pendeta itu tidak tahu tentang penyakit Anda?"

"Itu…"

"Saya mendengar bahwa minyak atau daging buruk untuk atopi. Penyakit kulit justru akan semakin parah."

Ekspresi wajah Ibu Suri seketika berubah.

'Anak itu benar.'

Dia telah melakukan apa yang disuruh gereja, tapi dia merasa kondisi kulitnya semakin memburuk.

Jika anak takdir mengetahuinya, pendeta itu seharusnya juga tahu.

Alasan mengapa dia belum memberikan perawatan yang tepat sejauh ini untuk memanfaatkan dirinya.

'Bajingan itu!'

Dia telah melakukan banyak hal untuk gereja. Dia bahkan membantunya walaupun sampai melawan kehendak raja.

"Kaulah satu-satunya yang peduli padaku."

Leblaine tersenyum saat Ibu Suri berbicara dengan sedih.

"Tidak!"

Kemudian aku berlari ke arah para wanita dan berkata,

"Mereka semua peduli pada Yang Mulia. Semua orang terlihat sedih sebelumnya karena mereka khawatir."

"Apakah begitu?"

Karena LeBlaine tidak melupakan mereka, ekspresi para wanita menjadi cerah.

"Iya Yang Mulia. Kami sangat mengkhawatirkan Anda."

"Aku tidak akan melupakan ketulusan kalian. Kurasa hidupku tidak sia-sia."

Sampai saat ini, Ibu Suri tidak pernah berkesempatan untuk berkenalan dengan para wanita karena dia terlalu sibuk dengan gereja. Tampaknya masa depan Ibu Suri akan berbeda dari masa lalu.

Para wanita memandang Leblaine dengan ramah karena telah menciptakan situasi ini.

"Aku melakukan apa yang kamu katakan dan rasa gatalnya berkurang dari biasanya. Hadiah apa yang harus aku berikan pada anak yang begitu cerdas ini?"

Ibu Suri bertanya sambil tersenyum.

"Tidak apa-apa. Saya senang Yang Mulia tidak menderita lagi."

"Aku senang mendengarnya. Tapi di saat seperti ini, aku lebih senang mendengar keinginanmu. Katakan padaku. Apa yang kamu inginkan? Mainan? Permata?"

"Tidak apa-apa, tapi um... Aku ingin buku!"

"Buku?"

"Saya dengar Yang Mulia memiliki banyak buku. Mereka bilang Anda selalu membaca buku-buku itu, itulah sebabnya anda sangat bijaksana!"

Ibu Suri dengan senang hati meletakkan Leblaine di pangkuannya.

"Ya, aku memiliki perpustakaan yang bagus. Pilih satu, aku akan memberikan apa pun yang kamu inginkan."

"Wow-!"

Melihat anak yang gembira itu, Ibu Suri tersenyum cerah.

"Nah, siapa namamu?"

Untuk pertama kalinya, dia menanyakan namaku, yang biasanya tidak pernah mengingatnya dalam ketiga kehidupanku.

Itu momen saat Ibu Raja berada di genggaman Leblaine.

***

Setelah meninggalkan istana dengan Javelin, aku memegang buku yang diberikan oleh Ibu Suri di tanganku.

Saat aku berjalan dengan bersemangat, Javelin bertanya,

"Bukankah ada beberapa buku kuno di kastil Dubblede juga?"

Ekspresinya seakan-akan bertanya apakah buku ini sebagus itu.

"Ya, tapi tidak sebanyak milik Ibu Suri!"

Buku ini adalah versi asli dari Alkitab!

'Aku tidak tahu buku ini akan menjadi milikku.'

Padahal aku tidak bertujuan untuk mendapatkan ini.

Memang benar bahwa Ibu Suri mencoba memberiku hadiah yang sangat berharga baginya sebagai bukti bahwa dia mempercayaiku.

Namun, alasan aku menyebutkan buku adalah karena para wanita berpikir bahwa buku adalah hadiah yang paling mengagumkan untuk seorang anak.

Dia memilih untuk memberiku versi asli Alkitab dan menolak gereja. Aku menyanyikan lagu gembira dalam hati.

Dia benar-benar memisahkan dirinya dari gereja, dan aku memperoleh harta gereja yang tidak bisa dibeli dengan uang.

Ini adalah akhir yang sempurna.

'Selama aku memegang ini, gereja tidak akan menyentuhku dengan mudah.'

Dan pelindungku adalah Duke Dubblede.

"Nak, kamu bisa membaca bahasa kuno?"

"Iya."

"Kamu tidak boleh menunjukkan bahwa kamu bisa membaca bahasa kuno pada orang lain. Akan merepotkan nantinya."

Aku menganggukkan kepalaku.

Sebuah kesenangan bagiku bahwa aku bisa membaca bahasa kuno, yang merupakan rahasia antara Dubblede dan pejabat tinggi.

Ketika aku kembali ke mansion, Kedua kakak ada di sini.

"Benarkah kau membawa anak itu ke istana kerajaan?!"

Saat Isaac dengan tajam menanyainya, Javelin menekan dahinya.

"Kalau kamu sudah tahu, tidak usah nanya."

"Di istana, anggota gereja keluar-masuk, bagaimana kau bisa membawa anak itu!"

"Begitu aku meninggalkan mansion, aku merasakan kehadiran para ksatria Dubblede. Kupikir sedang terjadi perang."

"Mereka tidak bisa masuk ke dalam Istana."

"Gereja tidak akan mengejar anak itu pada saat situasi mereka sedang dalam keadaan genting. Aku tidak bodoh."

Dia mengambil kalung dari dalam pakaiannya.

Itu kalung dengan simbol keluarga kerajaan.

'Oh, itu seperti yang dimiliki oleh Duke Amity.'

Aku diam-diam menyebut kalung itu sebagai permintaan. Karena pemiliknya dapat meminta bantuan Raja sekali. Diberikan pada kesempatan yang sangat langka.

Dalam kehidupanku sebelumnya, itu pasti dimiliki oleh Duke Amity.

'Jadi begitu.'

Dalam hidup ini, Dubblede memiliki kemenangan atas Kerajaan Kruger. Itu menandai akhir perang benua.

Awalnya, Duke Amity melakukan apa yang dilakukan Dubblede dalam hidup ini, dan dia mendapatkan kalung karena berperang.

Sepertinya Javelin lebih membutuhkannya untuk mengatur kediaman mansion di ibu kota daripada ayah yang tinggal di tempat yang jauh, jadi dia memilikinya.

Henry berkata,

"Tapi bibi, memang benar kau harus memperhatikan Leblaine saat bepergian."

"Anak yang menyedihkan."

Isaac berteriak, "Dia tidak menyedihkan!"

Javelin melepas mantelnya dan berkata,

"Perlindungan yang terlalu berlebihan adalah pengekangan baginya. Berapa lama kalian harus mengatur apa yang perlu dia ketahui, apa yang perlu dia lihat, dan apa yang harus dia pelajari selama sisa hidupnya?"

Wajah Henry dan Isaac mengeras.

"Anak yang aku lihat hari ini tidak perlu dikurung dan dilindungi."

Saat Javelin, yang berkata begitu, pergi, keduanya menjadi terdiam.

***

Malam hari, Ayah datang ke kamarku saat aku sedang berpikir tentang bagaimana memanfaatkan Alkitab.

Saat aku menyadari keberadaannya, ayah mengangkat piring camilan yang dibawanya.

"Camilan?"

"Mungkin akan membuat gigiku busuk. Tapi baiklah."

Aku mengangguk dan melompat dari tempat tidur.

Di meja bundar kecil di samping kasur, aku memakan kue yang dibawakan ayahku.

Ayah, yang menatapku, berkata.

"Kakakmu bertengkar dengan Javelin?"

"Bibi tadi hanya berbicara dengan kakak."

"Tapi pada akhirnya mereka bertengkar."

Dengan garpu di mulutku, aku memikirkan Henry dan Isaac yang aku lihat saat makan malam.

"Perkataan Bibi terlalu berlebihan. Bibi juga melindungi ibu dengan mengurungnya. Bibi yang memberinya kamar tanpa jendela!"

"Kamu pasti menyadari setelah kematian ibumu bahwa itu bukanlah perlindungan yang tepat."

Keduanya bertengkar dan itu berubah menjadi pertarungan besar.

"Apakah kau ingin bertemu dengan orang-orang?"

"Tidak!"

"Blaine."

"… Sedikit."

Aku memiliki orang-orang setia yang bergerak untukku, tapi ada hal yang tidak bisa aku lakukan tanpa pergi keluar.

Dan aku ingin merasakan pengalaman lain.

Kehidupan ini berbeda dari yang sebelumnya. Apa yang menyakitkan dalam kehidupan sebelumnya, seringkali menjadi kesenangan dalam kehidupan kali ini.

Aku dulu benci mandi. Duke Amity sangat hemat, jadi tidak ada cukup air hangat di musim dingin, bahkan Duke sendiri mandi dengan air dingin.

Meskipun mereka memberiku air hangat, airnya tidak cukup, jadi mandi selalu menyebalkan.

Tapi sekarang aku sangat menyukainya.

Mandi dengan air hangat dan berbincang dengan pelayan adalah salah satu rutinitas favoritku.

Dalam kehidupan keduaku, aku tidak suka pergi ke luar. Duke Vallua memarahiku karena melukai wajahku saat jatuh di jalan.

Namun dalam hidup ini, aku menantikan untuk pergi ke kawasan perbelanjaan. Sebuah tangan besar mengusap kepalaku.

"Kita akan mengadakan pesta teh saat kita kembali."

"Pesta teh? Aku boleh bertemu anak-anak seusiaku?"

Ayah tersenyum padaku.

"Kamu bisa melakukan apa yang ingin kamu lakukan. Terserah kamu."

'Ayahku adalah pria terkeren di dunia.'

Meskipun mereka terlalu melindungiku, tapi mereka selalu membuat keputusan yang aku inginkan.

Aku sangat senang sehingga aku melompat ke pelukan ayah. Dan saat aku mencium pipinya, matanya membesar.

Aku belum pernah memberi ciuman di pipinya, jadi dia sangat terkejut dan menyentuh tempat yang aku cium tadi.

"Ayah yang terbaik!"

"…..."

"Iya. Terbaik."

Dan kemudian aku mengusapkan wajahku ke dadanya.

***

Keesokan harinya, Duke Dubblede menghadiri rapat kabinet yang hanya dihadiri oleh segelintir orang berkuasa dari kalangan bangsawan.

Mereka membahas beberapa agenda dalam suasana tegang.

Ada obrolan kecil di antara para bangsawan.

Marquis Montbell, yang duduk diam, merasa gelisah. Dia biasanya tidak menghadiri rapat, tapi hari ini, dia datang satu jam sebelum rapat dimulai. Sebagian besar orang tahu mengapa dia datang lebih cepat.

Putrinya, Annes Montbell, akan datang untuk menemui Permaisuri Yvonne.

Permaisuri Yvonne hanya mengundang beberapa gadis muda yang disukainya.

"Saya dengar Nona Montbell menjadi tamu Permaisuri?"

Marquis Montbell mengangkat sudut mulutnya. Dia pasti telah menunggu kata itu keluar.

"Beliau pasti mengira putriku sangat lucu di pesta beberapa hari yang lalu."

Marquis Montbell adalah salah satu dari sedikit orang yang memiliki wilayah paling subur di Kerajaan.

Sebagai keluarga bergengsi dengan sejarah panjang, dia adalah orang yang berkuasa menggantikan ayahnya dan menerima hak suara di dewan pusat.

Para bangsawan tertawa dan terus memuji putrinya

"Itu bisa dimengerti untuk Nona Montbell. Saya dengar dia yang paling lucu di pesta istri saya. Ada begitu banyak wanita yang ingin membantu pendidikannya."

"Terima kasih atas kata-kata baik anda."

"Itu sesuatu yang bisa dibanggakan. Bukankah dia anak paling lucu di dunia?"

"Hohoho... Itukah yang Anda lihat?"

Saat itu,

Duke Dubblede bangkit dari kursi dan menatap mereka.

Seluruh ruangan hening.

Apakah dia tidak menyukai agenda yang telah dipilih?

Haruskah pajak dinaikkan menjadi 10 persen, bukan 7 persen?

Citra kejam Duke Dubblede terukir di pikiran semua bangsawan yang hadir dalam rapat.

Pada saat perang, dia berjalan dengan darah merah mengalir ke lantai, dan dia memotong leher seorang pembunuh yang menyerang istana dengan satu pukulan.

Apapun alasannya, dia sepertinya menentang sesuatu.

Kemudian Raja bertanya,

"Ada masalah apa?"

Theodore Dubblede, yang tangannya terkepal, memandang para bangsawan.

"Putriku adalah yang paling lucu di dunia."

…Apa?

Seluruh ruangan membeku, dan Marquis Montbell menelan ludah.

***

Continue Reading

You'll Also Like

570K 39.4K 25
"kenapa foto kelulusanku menjadi foto terakhirku.."
264K 19.8K 48
Serena memiliki hobi yang aneh, gadis itu senang menghancurkan rumah tangga orang lain. Bagi Serena, menghancurkan rumah tangga orang lain adalah sua...
435K 39.3K 51
|FOLLOW DULU SEBELUM BACA, TITIK!!| Transmigrasi jadi tokoh utama? Sering! Transmigrasi jadi tokoh jahat? Biasa! Transmigrasi jadi tokoh figuran? Bas...
114K 11.3K 21
••Alethea Andhira Gadis cantik yang memiliki kehidupan sederhana memiliki sifat rendah hati dan ramah. Sosoknya yang cantik tidak membuatnya memiliki...