I'm The Queen of Demon Kingdo...

Por aristaptr

928K 83.1K 1K

Crystal Valleriyn Ainsley, seorang gadis yang sangat cantik dan ceria. Crystal tidak mengetahui siapa orang t... Más

Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42
Part 43
Extra Part - I
Extra Part - II
Thanks!
Squel!

Part 27

15K 1.6K 16
Por aristaptr

Happy Reading Guys🖤
Don't forget for vote and comment this story!
******

"Jangan mengatakan omong kosong Derix, tidak mungkin putriku yang masih ada di dalam kandungan bisa menjadi matemu." ujar Xavier dengan menatap tajam ke arah pria itu.

Derix yang mendengar ucapan Xavier hanya mampu menghela nafas berat saat pria itu tidak mempercayai ucapannya. Namun ia juga masih tidak menyangka juka ini bisa terjadi. Ia mampu mengenali matenya walaupun mereka belum bertemu dan bahkan matenya masih di dalam kandungan ibunya.

Xavier yang melihat Derix hanya tertunduk diam akhirnya beranjak dari tempatnya dan berjalan keluar dari penjara itu meninggalkan Derix sendirian. Namun langkah pria itu terhenti saat ia berada di ambang pintu.

"Jika itu benar maka aku tidak akan membiarkan putriku memiliki mate sepertimu." ujar Xavier dingin membuat Derix membulatkan matanya.

"Kau tidak bisa memisahkanku dengan mateku sialan!" teriak Derix membuat rahang Xavier seketika mengeras.

"Apa kau tidak lupa bagaimana kau dan ayahmu memisahkanku dengan Jennifer dan membuatku kehilangan dirinya?!" Derix terdiam, ia tidak tahu bagaimana harus menjawab pertanyaan Xavier. Tentu saja ia masih mengingat semua kejadian itu.

"Dan satu lagi, bukan aku yang membunuh matemu. Jika aku mengatakan siapa orangnya, kau pasti tidak akan menyangkanya." lanjutnya membuat Derix membulatkan matanya. Tangan pria itu mengepal dengan kuat saat mendengar ucapan Xavier. Ia tidak mungkin percaya dengan ucapan pria itu.

"Siapa orangnya?! Katakan sialan!" Xavier tersenyum menyeringai saat melihat Derix yang terlihat sangat marah.

"Kau bisa bertanya dengan adikmu sendiri, bukan begitu Edward?" Tubuh Edward seketika menegang saat mendengar ucapan dari Xavier. Saat itu juga ia melihat Derix menatap nyalang ke arahnya, sedangkan Xavier tersenyum menyeringai melihat ketakutan pria itu.

Edward menundukkan kepalanya saat melihat tatapan dari kakaknya, bahkan tubuh pria itu telah bergetar ketakutan saat kembali mengingat kejadian masa lalu yang bahkan telah ia lupakan.

"Kau tahu semuanya tapi kau menutupi semua ini padaku Ed?" tanya Derix dengan nada dingin. Bahkan pria itu telah mengeluarkan suara Alpha tone'nya yang berarti amarah telah menyelimuti pria itu.

Edward yang mendengar ucapan Derix hanya terdiam dengan wajah ketakutan. Bahkan ia tidak mampu untuk mengeluarkan suaranya saat merasakan aura yang mengintimidasi dari Derix.

"JAWAB PERTANYAANKU EDWARD RENSFORD!" teriak Derix membuat dinding penjara bawah tanah itu sedikit bergetar.

Xavier tersenyum menyeringai melihat pertengkaran yang ada di hadapannya. Bahkan ia tidak bergerak sedikit pun dari tempatnya untuk melihat pertunjukkan itu. Xavier berjalan menuju penjara tempat dimana Edward di kurung lalu ia mensejajarkan dirinya di hadapan Edward dengan senyum seringai di wajahnya.

Xavier dapat melihat tubuh Edward yang bergetar hebat. Bahkan pria itu tidak berani untuk mengangkat kepalanya.

"Apa aku yang harus mengatakannya Edward?" tanya Xavier membuat Edward mendongakkan kepalanya menatap ke arah pria itu.

"Maafkan aku kak, aku benar-benar menyesal." lirih Edward dengan suara yang bergetar.

Derix mengepal tangannya kuat saat mendengar ucapan adiknya. Jika bukan karena wolfbane yang masih berada di perut pria itu, sudah di pastikan Felix, wolf pria itu telah mencabik tubuh adiknya sendiri.

"Katakan Ed atau aku akan membunuhmu sekarang juga!" Edward menatap penuh penyesalan ke arah Derix. Ia sangat menyesal karena tidak berani untuk mengatakan hal yang sebenarnya pada kakaknya sendiri. Ia juga tidak punya pilihan lain, karena saat itu ia merasa sangat terancam.

"Ayah.. ayah yang telah membunuhnya dihadapanku, dan juga Xavier." ujar Edward dengan suara terbata-bata.

Tubuh Derix seketika menegang saat mengetahui kebenarannya. Kebenaran tentang ayahnya lah dalang di balik kematian matenya. Bahkan selama ini ia selalu mempercayai ucapan ayahnya dan melakukan semua perintah ayahnya. Tapi ia benar-benar tidak menyangka jika ayahnya telah memfitnah Xavier agar ia membenci pria itu.

"Kau dengan sendiri bukan? Tapi ini bukan sepenuhnya kesalahan adikmu. Saat itu ayahmu telah mengancam Edward agar," belum selesai Xavier berbicara namun Derix lebih dulu memotongnya.

"Kau tidak perlu membelanya dan aku tidak membutuhkan penjelasanmu." Ujar Derix membuat Edward semakin menundukkan kepalanya. Edward sebenarnya tahu jika suatu hari pasti kebohongannya akan terungkap. Ia juga tidak bisa menyalahkan kakaknya untuk tidak membencinya. Ia hanya bisa tetap setia berada di samping kakaknya walaupun Derix membencinya.

Xavier beranjak dari tempatnya dan berjalan keluar untuk kembali ke ruang kerjanya. Namun saat ia ingin menaiki sebuah anak tangga, Xavier membalikkan badannya menghadap Darren dan meminta pria itu membebaskan Derix dan Edward. Dengan dirinya yang mengetahui jika dia adalah mate putrinya, maka ia bisa memanfaatkan pria itu.

Derix dan Edward membulatkan matanya saat melihat seorang penjaga mengatakan Xavier telah membebaskan mereka. Saat itu juga Edward langsung keluar dan melesat menemui Derix.

"Kak maafkan aku." ujar Edward dengan penuh penyesalan.

"Untuk apa kau minta maaf?" Tanya Derix dengan nada dingin membuat Edward mendongakkan kepalanya. "Kau tidak bersalah untuk apa kau minta maaf, kecuali kau yang membunuhnya mungkin kau hanya tinggal nama hari ini." lanjutnya dan pergi meninggalkan Edward yang masih mematung dengan langkah tertatih.

Beberapa penjaga yang ada di sana langsung membantu Derix keluar dan membawanya menuju tempat healer. Di sana Derix diberikan ramuan untuk menghilangkan wolfbane yang ada di perutnya.

"Akhh!" ringis Derix saat merasakan perutnya yang seperti terbakar.

"Wolfbane yang ada di perut anda hampir menyebar keseluruh tubuh anda. Sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyembuhkannya." ujar William.

"Apa kau tidak ada cara lain? Aku harus menemukan mateku." William yang mendengar ucapan Derix hanya menghela nafas dan mengambil sebuah ramuan yang ada di atas meja dan memberikannya pada Derix.

"Ini akan sedikit meredakan rasa sakitnya, tapi untuk menghilang wolfbane di tubuh anda akan membutuhkan waktu yang cukup lama." Derix yang mengambil ramuan yang diberikan oleh William dan beranjak dari tempat duduknya di bantu oleh beberapa penjaga.

Edward yang berdiri tidak jauh dari Derix hanya mampu berjalan mengikuti kemana kakaknya pergi. Tentu dalam keadaan seperti itu ia harus berada di samping kakaknya.

Sedangkan Xavier yang berada di ruang kerjanya masih termenung memikirkan dimana Crystal berada. Perasaan gelisah mulai menyerang saat memikirkan keadaan istrinya saat ini. Pikiran pria itu terus terus berputar memikirkan semua ucapan dari raja Wizard dan tetua di sana yang mengatakan jika Crystal masuk ke dalam lubang hitam yang menuju sebuah dimensi lain. Bahkan sampai saat ini ia tidak tahu bagaimana keadaan istri dan anak yang ada di dalam kandungannya.

"Dimensi lain, dimana itu?" Gumam Xavier dengan menatap tajam ke luar jendela yang ada di ruang kerjanya.

"Apa maksudmu dimensi lain?" Xavier membalikkan tubuhnya saat mendengar suara seseorang di belakangnya. Ia mengerutkan keningnya saat melihat Derix masuk dengan berjalan sedikit tertatih di temani oleh Edward di belakangnya.

"Apa kau tidak bisa mengetuk pintu?" Ujar Xavier dengan menatap tajam ke arah Derix yang tengah duduk di salah satu sofa yang ada di sana.

"Apakah itu yang terpenting untuk saat ini?" Edward memijit pangkal hidungnya saat melihat kedua pria yang ada di hadapannya sedang melayangkan tatapan membunuh satu sana lain. Ia bahkan tidak menyangka jika musuhnya dulu akan menjadi keluarganya saat ini.

Keluarga? Edward masih meragukan itu. Ia masih tidak tahu apakah Derix benar-benar mate dari anak Xavier. Ia tidak tahu apakah ada rencana di balik kenyataan itu, karena Derix saat ini masih tidak berbicara dengannya. Saat ini ia hanya bisa mengikuti apa yang dilakukan oleh kakaknya.

Edward memikirkan ucapan yang baru saja ia dengar dari Xavier jika Crystal saat ini tengah berada di dimensi lain. Ia juga tidak tahu dimana dimensi lain itu. Yang ia tahu di dunia ini hanya ada dunia immortal dan dunia manusia.

"Bagaimana dengan dunia manusia?" Ujar Edward membuat kedua pria yang ada di sana menatap ke arahnya.

"Dunia manusia? Kenapa tidak terpikirkan olehku?" Gumam Xavier setelah mendengar ucapan Edward.

"Tapi dunia manusia sangat luas. Bagaimana kita mencarinya?" Ujar Derix mencoba memikirkan cara yang tepat untuk mencari keberadaan matenya.

Saat Derix memikirkan cara menemukan matenya, tiba-tiba jantungnya berdetak dengan kencang. Perasaan aneh tiba-tiba muncul membuat tubuh pria itu sedikit gelisah. Saat itu juga Felix, wolf yang ada di dalam dirinya langsung terbangun dan mengaum di dalam pikirannya.

'Ada apa ini Felix?' Mindlink Derix pada Felix.

'MATE! MATE! Mate kita telah lahir di dunia ini Derix.' ujar Felix membuat Derix membulatkan matanya.

'Apa kau yakin?' Tanya Derix dengan sedikit keraguan. Felix menggeram marah saat merasakan keraguan di dalam diri Derix.

'Apa kau meragukanku?' Geram Felix membuat Derix menghela nafas berat. Tentu saja Felix tidak pernah melakukan kesalahan dalam hal berhubungan dengan mate mereka. Akhirnya Derix memutuskan mindlink mereka dan menatap ke arah Xavier yang tengah duduk di hadapannya.

"Cepat katakan apa yang kalian bicarakan." Derix sedikit terkejut saat Xavier dapat mengetahui dirinya tengah berbicara dengan Felix. Ia sangat salah meragukan kekuatan pria itu. Setidaknya ia beruntung karena Xavier tidak membunuhnya dan membuatnya tidak bisa bertemu dengan matenya.

"Felix, wolfku mengatakan jika mate kami telah lahir di dunia ini dan itu berarti Crystal telah melahirkan di suatu tempat yang tidak kita ketahui." jelas Derix membuat Xavier membulatkan matanya.

Perasaan bersalah dan gelisah mulai menyerang Xavier saat mengetahui Crystal telah melahirkan tanpa dirinya berada di sampingnya. Xavier benar-benar khawatir jika Crystal berjuang sendirian di luar sana tanpa seseorang yang membantunya.

Saat itu juga Xavier memindlink Darren dan menyuruhnya untuk segera menemuinya. Tidak butuh waktu lama, Darren telah tiba di ruang kerja milik Xavier dan menunduk hormat dihadapannya.

"Perintahkan semua anak buahmu di dunia manusia untuk mencari ratuku di sana dan sekarang juga kita berangkat ke dunia manusia." perintah Xavier dengan nada tegas dan dingin.

"Yes My Lord." jawab Darren dan langsung undur diri dari hadapan Xavier untuk melaksanakan perintah rajanya.

Xavier beranjak dari tempat duduknya dan berjalan keluar meninggalkan Derix dan Edward yang masih terdiam di sana. Kedua pria itu masih sibuk dengan pikiran masing-masing. Derix mengambil sebuah liontin yang ada di dalam sakunya dan menatap sebuah foto yang ada di dalam liontin tersebut. Derix sangat berharap jika putri dari Xavier adalah reinkarnasi dari matenya yang terdahulu.

'Aku harap itu kau.' batin Derix.

*****

Crystal saat ini tengah duduk bersandar di kepala ranjang sambil memberikan susu pada putrinya. Crystal tersenyum saat melihat putrinya yang sangat lahap meminum susu yang ia berikan.

"Apa kau sangat lapar princess?" Tanya Crystal sambil terkekeh pelan.

Saat ini Crystal telah berada di rumah milik Willy setelah tiga hari berada di rumah sakit. Rumah yang sangat sederhana dan berisi tiga buah kamar yang sangat pas untuk mereka. Willy bahkan membelikan dua buah ranjang untuk kedua anak Crystal. Crystal sangat beruntung bertemu dengan wanita baik seperti Willy.

"Wah cucuku yang cantik sangat lahap dan si jagoan masih tetap tertidur tanpa terganggu sedikitpun." ujar Willy yang baru saja masuk ke dalam kamar membuat Crystal terkekeh pelan.

"Dia sangat mengerti jika adiknya sangat rewel hari ini jadi ia memutuskan untuk tidur saja." ujar Crystal sambil menatap penuh kasih sayang pada putranya yang tertidur sangat pulas.

Willy berjalan mendekati Crystal dan menatuh piring yang berisikan potongan buah di atas meja yang ada di dekatnya.

"Apa kau lelah? Biar mommy yang menggendongnya." Crystal yang mendengar itu langsung menggelengkan kepalanya.

"Tidak mom, sebaiknya kau istirahat saja. Kau pasti lelah setelah bekerja seharian bahkan aku tidak dapat membantu pekerjaan rumah sedikit pun." ujar Crystal dengan sedikit merasa bersalah karena ia tinggal di rumah itu tetapi tidak membantu sama sekali karena harus mengurus kedua anaknya.

"Tidak masalah, kau pasti lelah mengurus kedua anakmu sendirian. Baiklah kalau begitu mommy ke kamar dulu ingin beristirahat." Crystal yang mendengar itu langsung tersenyum dan menganggukkan kepalanya dan menatap kepergian Willy dari kamarnya.

Crystal menatap keluar jendela dan melihat hari telah malam. Crystal menghela nafas berat saat mengingat ini sudah hari keempat ia berada di dunia manusia jauh dari suaminya.

"Ini kedua kalinya kita berpisah Xavier, kenapa Moon Goddess selalu memisahkan kita?" Lirih Crystal namun ia berusaha untuk tidak mengeluarkan air matanya di hadapan kedua anaknya. Crystal sangat berharap jika Xavier akan segera menemukannya.

Crystal menatap ke arah putrinya yang terlihat terlelap di dalam pelukannya. Sudut bibir wanita itu terangkat saat menatap wajah putrinya yang sangat cantik. Bahkan diusianya yang baru menginjak beberapa hari namun kecantikan dari putrinya telah terpancar.

"Ibu sangat berharap kau menjadi wanita yang baik, tangguh dan juga penuh kasih sayang. Sama seperti ibu yang sangat menyayangimu." bisik Crystal dan mengecup lembut kening putrinya.

Akhirnya Crystal memutuskan turun dari ranjang dan berjalan mendekati ranjang milik putrinya dan membaringkan putrinya dengan hati-hati takut jika ia akan membangunkannya karena melakukan kesalahan kecil. Setelah itu ia beralih pada putranya yang masih tertidur sangat pulas di dalam ranjangnya. Crystal mengecup kening putranya dan tersenyum saat melihat putranya mengerutkan keningnya yang membuatnya terlihat sangat mirip seperti Xavier.

"Kau benar-benar duplikat dari ayahmu."

*****

Seguir leyendo

También te gustarán

296K 21.4K 49
(Fantasy Story) -Belum direvisi- Bukan lagi rahasia umum, jika bangsa vampir dan manusia serigala itu tidak pernah akur. Kedua bangsa tersebut salin...
547K 41.3K 40
Lalita seorang werewolf tangguh yang di anugrahi serigala putih dalam legenda yang akan menyelamatkan dunia dari kehancuran. Beban berat yang ia paks...
1.9M 156K 52
[Ganti judul dari I'm Not Your Wife jadi Second Life Of Selena] Ini hanya cerita fantasi karangan author, tidak ada sangkut pautnya dengan dunia nyat...
197K 8.1K 20
[⚠️WARNING BANYAK ADEGAN KERAS, SEDIKIT PERUBAHAN ALUR DARI PART XIX [ APARTEMEN] . SO PEMBACA LAMA DI HARAPKAN MENBACA KEMBALI PADA PART XIX DAN SE...