I'm The Queen of Demon Kingdo...

By aristaptr

986K 85.8K 1.1K

Crystal Valleriyn Ainsley, seorang gadis yang sangat cantik dan ceria. Crystal tidak mengetahui siapa orang t... More

Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42
Part 43
Extra Part - I
Extra Part - II
Thanks!
Squel!

Part 26

15.3K 1.6K 52
By aristaptr

Happy Reading Guys🖤
Don't forget for vote and comment this story!
******

Crystal berlari di tengah hutan dengan cepat meninggalkan istana yang telah di kepung oleh pasukan yang dipimpin oleh Derix. Crystal terpaksa harus meninggalkan Veronica dan Sherina yang mencoba menahan Derix dan Edward di sana. Air mata telah mengalir dari sudut mata wanita itu saat merasakan ketakutan yang teramat sangat. Sesekali wanita itu melihat ke belakang memastikan jika pria itu tidak mengejarnya.

"Xavier tolong aku!" Gumam Crystal terus menerus.

Tidak lama kemudian, Crystal mendengar suara lolongan serigala dari arah belakang. Tubuh wanita itu seketika menegang saat melihat seekor serigala besar berhenti di hadapannya.

"Tidak! Jangan mendekat! Pergi dari hadapanku!" teriak Crystal sambil terisak.

Crystal memegang perutnya dengan erat berusaha untuk melindungi bayi yang ada di dalam kandungannya.

Gerrr..

Suara geraman serigala itu membuat Crystal semakin ketakutan. Crystal memundurkan langkahnya saat melihat serigala itu mulai melangkah mendekatinya.

"Akh!" Crystal menghentikan langkahnya saat melihat dirinya telah berada di ujung tebing.

"Apa yang harus aku lakukan?" Gumam Crystal dengan raut wajah khawatir.

Serigala yang ada di hadapan Crystal terus melangkah mendekati wanita itu. Tidak lama kemudian, ia kembali melihat Derix dan Edward telah menemukannya.

"Ternyata kau disini Queen." ujar Derix dengan senyum seringai di wajahnya.

"Tolong jangan sakiti aku." lirih Crystal dengan menatap sendu ke arah Derix.

Tubuh Derix seketika menegang saat melihat aura yang terpancar dari tubuh Crystal. Pandangannya tertuju pada perut Crystal yang mengeluarkan aura yang mampu mengikatnya.

'Maafkan ibu sayang.' batin Crystal sambil mengelus perutnya dengan penuh kasih sayang.

Air mata terus mengalir dari sudut mata Crystal. Perlahan wanita itu memundurkan langkahnya membuat Derix dan Edward membulatkan matanya.

"Maafkan aku Xavier." gumam Crystal dan menatap ke arah Derix yang berada di hadapannya.

Saat itu juga Crystal menjatuhkan tubuhnya ke dalam jurang membuat Derix membulatkan matanya.

"Tidak mungkin." lirih Derix membuat Edward di sampingnya mengerutkan keningnya bingung.

"Apa maksudmu kak?" Derix tidak menghiraukan ucapan Edward dan melesat menuju pinggir jurang. Wajah pria itu seketika berubah khawatir saat melihat tubuh Crystal terjatuh ke jurang yang sangat dalam.

Crystal memejamkan matanya saat merasakan tubuhnya mulai terjatuh ke dalam jurang. Namun perlahan mata wanita itu terbuka saat melihat cahaya yang sangat menyilaukan. Di sana ia membulatkan matanya saat melihat sebuah portal tiba-tiba muncul di bawahnya.

"Akh!" teriak Crystal saat tubuhnya masuk ke dalam portal tersebut.

*****

Xavier memegang dadanya yang terasa sangat sakit. Pria itu benar-benar khawatir dengan keadaan istrinya saat menerima mindlink dari wanita itu.

"My Lord." mindlink Darren membuat Xavier mengerutkan keningnya.

"Ada apa?"

"Derix dan pasukannya menyerang istana, Alpha Demian dan beberapa pasukan telah menuju istana."

Seketika tubuh Xavier menegang saat mendengar ucapan Darren. Saat itu juga Xavier menatap nyalang ke arah Lord Charles yang masih berdiri di hadapannya.

Lord Charles melayangkan kekuatannya saat melihat Xavier yang terlihat sangat tidak fokus. Namun dengan cepat Xavier menghindari serangan itu dan saat itu juga Xavier mengarahkan tombak yang ia pegang ke arah Lord Charles.

"Akhh!" teriakan memilukan terdengar dari mulut monster itu saat tombak trisula tepat mengenai jantungnya. Perlahan tubuh monster itu terbakar dan lenyap menjadi abu.

Tidak lama kemudian, Xavier merubah wujudnya menjadi manusia dan melesat menuju istana untuk menyelamatkan Crystal. Namun langkahnya terhenti di dalam hutan saat mencium wangi matenya di sana. Tanpa pikir panjang Xavier langsung mengikuti penciumannya untuk menemukan Crystal.

Hingga langkahnya terhenti di dekat jurang dan melihat Derix berdiri di dekat sana. Xavier yang sudah dikuasai oleh amarah langsung melesat dan menarik tubuh Derix hingga terpental jauh membentur salah satu pohon yang ada di sana.

Edward yang melihat tubuh Derix terpental langsung melesat menuju Xavier dan menyerang pria itu dengan bertubi-tubi. Namun dengan cepat Xavier mengeluarkan kekuatannya dan membuat tubuh Edward ikut terpental hingga tidak sadarkan diri. Xavier melesat mendekati Derix dan menarik kerah baju pria itu.

"Dimana istriku sialan?!" Derix yang mendengar pertanyaan Xavier langsung terkekeh pelan.

"Istrimu telah jatuh ke dalam jurang sama seperti adikku." ujar Derix dengan senyum seringai menghiasi wajahnya. Namun tanpa ia sadari air mata jatuh dari sudut mata pria itu membuat Xavier mematung di tempatnya.

Xavier dengan cepat mengangkat tubuh Derix dan melayangkan serangan padanya hingga membuat tubuh pria itu terbatuk mengeluarkan darah.

"Brengsek! Beraninya kau menyakiti istriku!" Xavier mengeluarkan kuku tajamnya yang berisi wolfbane dan mengoyak perut pria itu hingga tidak sadarkan diri.

"Sebelum aku menemukan istriku, kau akan hidup dengan penyiksaanku!" Gumam Xavier lalu berjalan menuju pinggir jurang yang ada di sana.

Perlahan tubuh pria itu ambruk di atas tanah dengan air mata yang mengalir membasahi pipi pria itu. Darren yang baru saja tiba dengan beberapa pasukan langsung menatap nanar ke arah Derix dan Edward yang terluka parah. Lalu pandangan pria itu tertuju pada Xavier yang terduduk di atas tanah dengan tubuh bergetar hebat. Ia dapat menyimpulkan jika ratunya tidak terselamatkan.

"Maafkan aku, maafkan aku yang tidak bisa menjagamu Queen." Lirih Xavier terus menerus dengan suara isak tangisnya.

"Queen kembalilah, jangan tinggalkan aku. Bukankah kau ingin hidup bahagia denganku bersama anak kita? Tapi kenapa kau lakukan ini? Kenapa?!" Darren tertunduk sedih melihat betapa hancurnya Xavier saat ini. Bahkan ia tidak tahu harus melakukan apa saat ini. Ia hanya bisa berdiam diri menunggu rajanya untuk kembali.

*****

"Akh! tolong aku!" teriak Crystal berusaha meminta pertolongan. Crystal memegang perutnya yang terasa sangat sakit. Wanita itu mengedarkan pandangannya untuk melihat keadaan disekitar. Crystal mengerutkan keningnya saat ia terbangun di pinggir jalan yang sangat sepi.

"Tolong!" teriak Crystal dengan kencang saat merasakan perutnya yang semakin sakit. Ia dapat merasakan jika saat ini akan melahirkan.

"Astaga kau kenapa nak?" Crystal mendongakkan kepalanya saat melihat seorang wanita paruh baya berdiri di depannya. Pandangan wanita itu langsung tertuju pada kaki Crystal yang telah mengeluarkan darah.

"Kau akan melahirkan?" Crystal langsung menganggukkan kepalanya saat mendengar ucapan wanita yang tidak ia kenal.

"Tolong selamatkan anakku." lirih Crystal sebelum pandangannya memudar dan tidak sadarkan diri.

Wanita paruh baya itu langsung membulatkan matanya saat melihat Crystal yang tidak sadarkan diri. Dengan cepat wanita itu mengambil ponselnya dan menghubungi ambulance.

Tidak lama kemudian sebuah mobil ambulance berhenti di depan mereka dan mengangkat tubuh Crystal ke atas ranjang. Mobil itu pun melaju membelah jalanan menuju rumah sakit dengan kecepatan penuh.

Sesampainya di rumah sakit, tubuh Crystal langsung di bawa ke ruang operasi untuk melakukan operasi caesar. Wanita yang membawa Crystal ke rumah sakit langsung menunggu di depan ruang operasi dengan wajah cemas.

"Apa anda keluarga pasien nyonya?" tanya seorang perawat pada wanita itu.

"Hm sebenarnya," wanita itu menghentikan ucapannya saat memikirkan pertanyaan dari perawat itu. Namun tidak lama kemudian, ia memutuskan untuk mengakui Crystal sebagai keluarganya. "Ya benar saya keluarganya." lanjutnya.

"Baiklah, kalau begitu anda bisa ikut saya untuk menyelesaikan administrasi."

Wanita itu pun berjalan mengikuti perawat tersebut untuk melengkapi data administrasi dan biaya operasi Crystal. Walaupun ia tidak mengenai Crystal, namun ia tidak punya pilihan lain agar Crystal dapat ditangani dengan cepat.

"Baik Nyonya Willy anda bisa menandatangani data ini." ujar perawat tersebut sambil menunjukkan tempat Willy untuk membubuhkan tanda tangan.

Setelah semuanya selesai, akhirnya Willy memutuskan untuk kembali menuju ruang operasi. Tidak lama kemudian, seorang wanita tiba-tiba datang menghampiri Willy dengan raut wajah khawatir.

"Mommy kau baik-baik aja?" Willy yang melihat putrinya datang langsung tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

"Mommy baik-baik saja Melisa, kau tidak perlu khawatir." ujar Willy membuat Melisa menghela nafas lega.

"Lalu untuk apa mommy di rumah sakit?" tanya Melisa dengan raut wajah bingung.

"Mom menemukan seorang wanita di pinggir jalan dengan keadaan hamil dan akan melahirkan," Melisa yang mendengar ucapan ibunya langsung membulatkan matanya. "Dan dia masih di dalam ruang operasi." lanjutnya.

Akhirnya Willy dan Melisa duduk di kursi tunggu ruang operasi sambil menatap waktu operasi yang terus berjalan. Hingga empat puluh menit kemudian mereka melihat pintu ruang operasi terbuka dan memperlihatkan seorang dokter datang dengan raut wajah gembira.

"Selamat nyonya, putri anda melahirkan putra yang sangat tampan dan putri yang sangat cantik." ujar dokter tersebut membuat Willy dan Melisa menutup mulutnya terkejut dan juga terharu. Ternyata Crystal telah melahirkan bayi kembar.

"Setelah ini kami akan memindahkan putri anda ke ruang rawat inap. Sedangkan kedua anaknya akan kami bersihkan terlebih dahulu, setelah itu baru kami akan membawanya ke kamar putri anda." jelas dokter tersebut sebelum pergi meninggalkan Willy dan Melisa yang tersenyum bahagia.

Beberapa menit kemudian, Crystal telah di pindahkan ke ruang rawat inap. Namun wanita itu belum sadarkan diri karena pengaruh obat bius. Dokter terpaksa membius secara keseluruhan karena Crystal yang datang dengan keadaan pingsan.

"Dia sangat cantik." ujar Melisa saat melihat wajah damai Crystal.

Saat itu juga Melisa terkejut saat melihat kelopak mata Crystal yang perlahan terbuka. Melisa langsung memanggil ibunya dan mengatakan jika Crystal telah sadar.

"Dimana aku? Ah anakku!" pekik Crystal dan langsung memegang perutnya yang telah rata.

"Tenanglah, sebentar lagi perawat akan membawa anakmu kemari," ujar Melisa dan tersenyum ke arah Crystal. "Aku Melisa dan kau?" lanjutnya.

"Crystal, terima kasih karena telah menyelamatkanku." lirih Crystal dengan penuh ketulusan. Crystal sangat berterima kasih pada wanita yang telah menyelamatkannya. Jika tidak ada dia, ia tidak tahu apa yang akan terjadi pada dirinya dan juga anaknya.

Tidak lama kemudian, pintu ruangan terbuka dan memperlihatkan seorang perawat masuk dengan mendorong sebuah ranjang bayi. Melisa membantu Crystal untuk terduduk di atas ranjang saat melihat kedatangan anaknya. Crystal terkejut saat mengetahui jika ia telah melahirkan bayi kembar.

Tanpa Crystal sadari, air mata mulai mengalir dari sudur mata wanita itu. Akhirnya ia telah bertemu dengan anaknya. Crystal mengambil putranya terlebih dahulu dan menimang dengan raut wajah bahagia. Lalu ia menatap putrinya yang tengah tertidur dengan pulas di atas ranjangnya.

"Selamat datang di dunia ini pangeran dan tuan putriku." Semua orang yang ada disana menatap haru ke arah Crystal. Melisa mengusap air mata yang membendung di sudut matanya dan memeluk lengan ibunya.

"Selamat atas kelahiran putra dan putrimu nak." ujar Willy dan tersenyum ke arah Crystal dan juga bayi yang ada digendongannya.

"Terima kasih banyak nyonya, aku sangat berterima kasih karena kau telah menyelamatkan nyawaku dan kedua anakku." Willy yang mendengar ucapan Crystal langsung tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

"Kalau boleh aku tahu, kenapa kau berada di pinggir jalan sendiri? Dimana suamimu?" ucapan Melisa seketika membuat tubuh Crystal menegang. Saat itu juga Crystal langsung mengingat tentang suaminya yang tengah berperang di kerajaannya.

Crystal mengedarkan pandangannya ke setiap sudut ruangan di tempat itu dan dapat ia yakini ia kini berada di dunia manusia. Kegelisahan mulai menyelimuti tubuh wanita itu saat mengetahui jika ia sangat jauh dari kerajaan Demon. Ia takut jika Xavier tidak bisa menemukannya di sini dan ia akan membesarkan putranya sendiri di tempat asing, karena ia tidak memiliki keluarga lagi di dunia manusia.

"Crystal kau baik-baik saja?" tanya Melisa saat melihat Crystal hanya terdiam dan tidak menjawab pertanyaannya. Willy yang melihat itu langsung menyuruh Melisa untuk tidak menanyakan hal itu.

"Apa kau memiliki tempat tinggal sayang?" tanya Willy dengan lembut. Crystal yang mendengar itu langsung menundukkan kepalanya dan menggelengkan kepalanya. Willy dan Melisa yang melihat itu langsung menatap prihatin pada Crystal.

"Kalau kau mau, mungkin kau bisa tinggal di rumah kami bersama kedua anakmu." Crystal yang mendengar itu langsung mendongakkan kepalanya dan menatap tidak percaya pada Willy. Ia tidak menyangka jika ia telah dipertemukan dengan orang baik di sini.

"Terima kasih nyonya, saya akan membalas kebaikan anda."

"Jangan terlalu formal seperti itu kau bisa memanggilku dengan sebutan mommy karena usiamu yang tidak jauh dengan putriku." Crystal yang mendengar itu langsung terharu dan menganggukkan kepalanya. Kemudian, ia menatap kedua anaknya yang tengah tertidur dengan wajah damai.

'Kau telah menjadi ayah Xavier, jadi cepatlah datang dan lihat kedua anak kita. Kami akan selalu menunggumu di sini, hingga kau datang untuk menjemput kami.' batin Crystal.

*****

Di kerajaan Demon, Xavier tengah berdiri menatap keluar jendela dengan tatapan kosong. Hingga saat ini ia masih tidak tahu dimana keberadaan istrinya. Seluruh pasukan telah ia kerahkan untuk mencari ke seluruh belahan dunia immortal. Namun hasilnya nihil, tidak ada satupun kabar jika mereka menemukan Crystal.

"My Lord."

"Ada apa Darren?" tanya Xavier dengan nada dingin.

"Derix ingin menemui anda, ia ingin mengatakan perihal Yang Mulia Ratu." Xavier yang mendengar ucapan Darren langsung membalikkan tubuhnya. Dengan cepat Xavier melesat menuju penjara bawah tanah tempat di mana ia mengurung Derix dan Edward.

Langkah kaki pria itu menggema setiap melangkah mendekati jeruji besi tempat Derix berada. Pria itu menatap tajam ke arah Derix yang meringis kesakitan akibat wolfbane yang masih tertanam di perutnya.

Salah satu penjaga yang melihat kedatangan Xavier langsung membukakan pintu untuknya. Derix yang melihat kedatangan Xavier langsung tersenyum menyeringai.

"Ternyata dengan menggunakan nama istrimu bisa membuatmu datang dengan cepat kemari." Xavier yang mendengar ucapan Derix hanya terdiam dan duduk di salah satu kursi yang ada di sana dengan menyilangkan tangannya.

"Cepat katakan apa yang kau ketahui." perintah Xavier dengan raut wajah dingin. Bahkan aura di penjara itu telah berubah menjadi sangat menyeramkan. Seluruh penjaga yang ada di sana langsung bergidik ngeri merasakan aura mengintimidasi. Sedangkan Edward yang berada di sebelah tempatnya berada, hanya duduk bersandar di dinding penjara dengan menatap ke arah Xavier dengan tatapan tajam.

"Aku akan mengatakannya tapi dengan satu syarat," Xavier menaikkan alisnya lalu mengangkat tangannya dan mengeluarkan sebuah api biru dari tangannya.

"Kau tidak akan bisa membunuhku Xavier." ujar Derix membuat Xavier mengerutkan keningnya.

"Membunuhmu sangat mudah bagiku."

"Kau tidak bisa membunuh mate putrimu." Tubuh Xavier seketika menegang saat mendengar ucapan yang keluar dari mulut pria itu.

"Tidak mungkin!" Derix tersenyum menyeringai saat melihat raut wajah Xavier yang terlihat tidak percaya dengan ucapannya.

*****

Continue Reading

You'll Also Like

907K 73.3K 50
Jordan Dandelion seorang Alpha yang memimpin Lightmoon Pack. Ribuan tahun lamanya sendiri tanpa kehadiran Mate. Sampai suatu saat, dirinya mulai ingi...
2.3M 127K 72
❝Diam menjadi misterius, bergerak menjadi serius.❞ -Liona Hazel Elnara Genre: 1. Drama Psikologis 2. Thriller / Suspense 3. Action 4. Romance 5. Crim...
16.6K 1.2K 34
FOLLOW SEBELUM MEMBACA πŸ’• Louis Xavier Adelard. Seorang vampire murni yang merupakan penerus kerajaan dan sudah menggembara selama 24 tahun atau 240...
1.6M 93K 61
Highest Ranking : 2 in Fantasy Bagaimana jika kehidupanmu yang awalnya biasa-biasa saja menjadi berubah karena bertemu laki-laki aneh yang mengaku ba...