A Pause

De Kilala8894

5.2K 480 139

Kisah cinta yang tertunda antara Kai dan Sehun. Setiap chapter akan memiliki kisah yang berbeda. Mais

A PAUSE : STUTTGART

A PAUSE : CAPRI

961 98 44
De Kilala8894

Sehun melangkah perlahan keluar dari hotel tempat ia menginap untuk beberapa hari ke depan. Pandangannya mengarah ke jalanan yang tampak ramai oleh turis yang tampak begitu bahagia menikmati liburan mereka dan hal ini tentunya berbanding terbalik dengan wajah kusut miliknya. Seharusnya ia merasa bahagia karena sekarang berada di pulau yang sudah begitu lama ingin ia kunjungi. Capri. Pulau yang berada di bagian selatan Teluk Napoli ini adalah pulau yang begitu terkenal dengan keindahan alamnya, tetapi bukan karena itu alasan utama Sehun ingin pergi ke tempat ini. Pulau Capri sering di juluki sebagai "surga kaum homoseks" bukan tanpa alasan kenapa julukan itu diberikan karena Pulau Capri adalah tempat di mana para kaum homoseksual dan nudis tinggal. Sehun juga seorang gay dan ia menginginkan untuk tinggal di tempat yang indah ini bersama dengan pasangannya. Tapi itu dulu sebelum cintanya kandas di tengah jalan dan hal itu telah membuatnya menguburkan dalam-dalam keinginannya untuk pergi ke tempat tersebut.

Akan tetapi disinilah ia sekarang, berada di tempat tersebut karena desakan dari orang tuanya.

"Sepupumu akan menikah dan bagaimana bisa kau masih berdiam diri di kamarmu seperti itu," omelan ibunya masih terngiang di telinga Sehun. "Kau sudah tidak datang saat sepupumu bertunangan jadi sekaranglah saatnya untuk menebus ketidakhadiranmu saat itu."

"Aku malas bu."

"Yak, karena kau terus bermalas-malasan seperti itulah makanya tidak ada yang tertarik padamu. Sepupumu bahkan lebih muda darimu dan ia justru lebih dulu menikah darimu, apa kau tidak merasa malu karenanya ?"

"Kenapa harus malu, jodoh bukan suatu hal yang bisa dipaksakan bu," Sehun selalu kesal jika ada yang membandingkan dirinya dengan sepupunya. Sepupunya memang baru berusia 23 tahun saat ini, 5 tahun lebih muda dari Sehun dan fakta bahwa sepupunya menikah lebih dulu darinya sering membuat keluarganya mulai membanding-bandingkan dirinya dengan sepupunya. Awalnya Sehun bersikap biasa-biasa saja tapi lama-lama ia merasa kesal juga. Mereka mengatakan seakan-akan ia adalah orang yang tidak laku. Padahal bukan seperti itu, ada banyak orang yang tertarik padanya namun Sehunlah yang terlalu takut untuk membuka lembaran baru karena ia tak ingin merasakan sakit itu lagi. Singkat kata ia merasa masih gagal move on dari masa lalunya.

"Ibu tahu, tapi setidaknya kau harus berusaha juga dan jangan hanya berdiam diri," ibu Sehun menepuk pundak putranya dengan lembut. "Pergilah ke pesta sepupumu dan lihat mungkin saja kau akan menemukan seseorang yang merupakan jodohmu."

Karena perkataan ibunya itulah Sehun berada di tempat ini dan tengah berjalan santai ke tempat resepsi pernikahan sepupunya di adakan. Karena letak hotelnya dan gedung tempat resepsi itu di adakan hanya berjarak lima menit, Sehun memutuskan hanya berjalan kaki dan menolak tawaran dari sepupunya yang ingin menjemputnya dengan mobil pribadi.

"Sehun hyung...." Kyungsoo melambaikan tangannya dengan penuh semangat saat melihat kedatangan Sehun. "Syukurlah hyung datang," ada kelegaan yang terlihat dengan jelas di wajah manisnya, ia menarik seorang pria yang sedari tadi berdiri di dekatnya dan keduanya melangkah mendekati Sehun.

Sehun tersenyum lebar saat melihat sepupunya, ia memeluk Kyungsoo dengan hangat tanpa memperhatikan pria yang berdiri disamping Kyungsoo. "Tentu saja aku akan datang untukmu."

Kyungsoo terkekeh pelan, "Hyung tidak akan menyesal datang ke tempat ini," ia mengedipkan matanya dengan jahil dan saat itulah ia merasakan sentuhan lembut di bahunya dan Kyungsoo segera ingat kalau mereka tidak hanya berdua saat ini. "Ah hyung aku hampir lupa memperkenalkanmu. Ini Kai. Dan Kai ini sepupuku, Sehun hyung."

Senyuman Sehun memudar saat pandangannya terarah ke pria di samping Kyungsoo. Wajahnya memucat dan sedetik kemudian ia merasa menyesal telah menuruti keinginan ibunya untuk datang ke pernikahan sepupunya. Pria itu, bagaimana mungkin Sehun bisa melupakannya, ia adalah orang yang telah membuatnya gagal move on selama ini. Kim Kai.

Flashback

Sehun mengenal Kai sejak ia dan kedua orang tuanya pindah ke Seoul. Saat itu Sehun baru berusia 9 tahun dan Kai adalah tetangga sebelah rumahnya. Bagi Sehun yang pendiam, pindah ke tempat yang baru merupakan sesuatu hal yang sangat berat ia lakukan. Sehun sudah sangat terbiasa tinggal dikampungnya yang sepi dan berada di tempat yang selalu ramai seperti ini sungguh membuatnya ingin menangis. Sehun hampir saja merengek pada orang tuanya dan meminta mereka untuk mengirimnya kembali pulang ke kampung halamannya sendiri, Sehun lebih rela tinggal sendiri dikampungnya dari pada harus tinggal di kota yang sangat asing untuknya. Sehun sangat pendiam jadi bagaimana ia bisa punya teman disini ?

Namun niat untuk kembali ke kampung halamannya mendadak hilang disaat pintu tetangga sebelah rumah mereka dan seorang bocah laki-laki berwajah tampan dan berkulit tan keluar dari balik pintu dengan tawa renyah terdengar nyaring di kuping telinga Sehun. Untuk sesaat Sehun terpesona oleh tawa bocah yang ia perkirakan lebih muda setahun darinya tersebut. Dan Sehun jatuh cinta pada pandangan pertama saat melihat bocah laki-laki tersebut.

Sejak saat itulah Sehun diam-diam selalu mengamati tetangganya tersebut, namun ia hanya berani mengamatinya dari kejauhan dan tak pernah punya keberanian untuk mendekat. Bahkan untuk mengetahui namanya saja, butuh waktu sebulan untuknya itupun juga karena ibu bocah itu yang berteriak dengan nyaring memanggil namanya. Kim Kai, nama itu terpatri dengan kuat dihati Sehun.

Keduanya satu sekolah meskipun tidak berada di kelas yang sama karena Kai adalah junior Sehun, namun hal itu membuat Sehun cukup puas karena bisa terus mengamati Kai secara diam-diam. Entah ini keberuntungan Sehun atau bukan yang jelas sejak sekolah dasar hingga, SMP dan SMA keduanya selalu berada di sekolah yang sama. Tetapi tetap saja meski keduanya satu sekolah, mereka tak pernah saling sapa. Kai adalah siswa yang sangat populer, ia adalah ketua osis dan juga ketua basket yang sangat digilai disekolahnya, sementara Sehun bisa dikatakan adalah siswa yang sama sekali tidak populer, ia pendiam dan selalu menghabiskan waktunya di perpustakaan dan mengamati Kai yang berlatih basket secara diam-diam dari balik jendela perpustakaan.

Hingga ketika Sehun menyadari kalau ia sebentar lagi akan lulus dari SMA dan mungkin tidak akan bertemu dengan Kai lagi membuatnya memberanikan diri untuk menyapa lelaki tersebut saat keduanya secara tidak sengaja duduk berdampingan di bus yang akan membawa keduanya pulang ke rumah.

Kai tertawa saat Sehun menyapanya, dengan hangat ia menjabat tangan Sehun dengan erat. "Aku tahu hyung, hyung adalah tetangga rumahku," Kai mengedipkan matanya.

Wajah Sehun memerah dan ia dengan canggung melepaskan genggaman tangan keduanya. Berada disamping Kai membuat Sehun gugup dan tak tahu harus berkata apa hingga perjalanan itu harus dilewati dengan kebisuan keduanya. Saat bus itu akhirnya berhenti di statiun dekat rumah mereka, keduanya turun dan jalan berdampingan dalam diam.

"Kai," Sehun entah mendapat keberanian dari mana tiba-tiba saja menyentuh ujung jaket yang dipakai oleh Kai dan menariknya pelan.

Kai menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap ke arah Sehun. "Ada apa ?"

"Ku pikir aku.... aku menyukaimu....." wajah Sehun memerah saat mengatakan hal itu dan ia menundukkan kepalanya, tidak berani menatap wajah Kai, tangannya terkepal dengan kuat mengantisipasi kemungkinan ditolak oleh lelaki tersebut.

Tawa ringan terdengar dari mulut Kai. "Aku tahu...."

Sehun terkejut dan tanpa sadar mendongak untuk menatap Kai. "Kau tahu ?"

Kai mengangguk, "Bagaimana aku tidak tahu jika selama ini hyung selalu memperhatikanku ?"

"Apakah terlihat dengan jelas ?" Sehun tidak bisa lebih malu dari ini ketika membayangkan dirinya yang ketahuan telah memperhatikan Kai secara diam-diam.

Kai tersenyum lembut, "Bagiku ya...."

Untuk sesaat suasana kembali hening dan Sehun tak tahu harus bicara apa lagi, ia menggigit bibir bawahnya sebelum kemudian bertanya tentang jawaban Kai.

"Selama ini aku bertanya-tanya kapan hyung akan memiliki keberanian untuk secara percaya diri menyapaku lebih dulu," ucap Kai dengan tenang. "Terus diperhatikan oleh hyung bagaimana mungkin aku juga menjadi tidak memperhatikan hyung? Dan ku pikir aku juga menyukai hyung."

"Apa...."

"Bagaimana kalau besok kita berkencan, maukah hyung menungguku di taman xx ? jika hyung berani datang sendiri ke tempat itu dan menemuiku, maka aku akan menganggapnya kita mulai berkencan."

Sehun tersenyum senang dan menganggukkan kepalanya. Perasaan bisa berkencan dengan Kai membuatnya begitu bahagia dan malam itu Sehun bahkan hampir tidak bisa tidur karena terlalu tidak sabar menunggu hari esok tiba.

Namun kebahagiaan Sehun tidak bertahan lama, meskipun ia menunggu Kai seharian di taman tersebut, lelaki itu tidak pernah datang dan ketika Sehun yang kedinginan dan kelaparan kembali pulang ke rumah ia melewati rumah Kai dan mendapati kalau pagar rumah Kai terkunci rapat dan tak ada lampu yang menyala di rumah tersebut. Kai juga tidak muncul di sekolah selama beberapa hari dan tepat seminggu setelah itu Sehun mendapat informasi dari ibunya bahwa Kai dan keluarganya telah pindah ke luar negeri.

Sehun patah hati, cintanya yang baru bersemi kini kandas begitu saja. Dari pengalaman tersebut Sehun akhirnya belajar tak akan ada orang yang mau menerima dirinya apa adanya, buktinya Kai saja pergi ke luar negeri hanya karena pernyataan cinta darinya. Dan Sehun yang patah hati membuatnya menutup diri dari orang lain yang ingin mendekatinya.

Flashback End

Sehun membasuh wajahnya dengan air dingin berharap apa yang ia lihat tadi hanyalah mimpi walau ia sendiri sadar jika apa yang ia lihat tadi memang benar adalah Kai. Kai yang dulu tampan kini tumbuh semakin tinggi, kekar, dewasa dan semakin tampan. Tapi semenawan apapun Kai, Sehun tahu jika pria itu memang tidak dijodohkan untuknya, pria itu sekarang adalah milik sepupunya.

Tangan Sehun terkepal, keduanya telah lama terpisah dan ia pikir waktu juga telah menyembuhkan luka dihatinya, namun ketika keduanya bertemu Sehun akhirnya menyadari luka itu belum lah sembuh.

Sehun menghapus air mata yang mengalir di wajahnya, mencuci wajahnya sekali lagi dan keluar dari kamar mandi. Ia mengganti kemejanya dengan kaos berwarna putih dan juga celana denim selutut dan untuk melengkapi penampilannya, lelaki itu mengenakan sendal jepit andalannya dan setelah itu ia mengambil dompetnya dan melangkah keluar dari kamar hotel.

Ya, entah bagaimana caranya Sehun berhasil meyakinkan Kyungsoo kalau ia merasa tidak enak badan dan buru-buru kembali ke kamar hotelnya tanpa menoleh lagi ke arah Kai.

Sehun memanggil taksi yang segera membawanya ke Arco Naturale, lelaki itu berniat menghabiskan waktunya untuk berada di luar dan mencoba menikmati pemandangan yang indah di tempat tersebut dan berharap bayangan wajah tampan Kai akan segera lenyap dari pikirannya.

Berdiri di atas ketinggian 18m di atas tanah terdapat sisa-sisa reruntuhan gua batu kapur yang tampak sangat menarik di untuk di lihat. Seandainya Sehun berada dalam keadaan baik-baik saja, ia pasti akan sangat menikmati pemandangan tersebut, namun di saat perasaannya seperti ini yang ada hanyalah keinginan untuk menangis. Tapi apa yang harus ia tangisi, bahwa Kai bukanlah jodohnya, atau bahwa Kai akan menikah dengan sepupunya ataukah menangisi karena ketidak beruntungannya untuk bisa bersama dengan cinta pertamanya ? Sehun tersenyum miris, dan kembali menyesali kedatangannya di pulau yang indah ini.

Cukup lama Sehun berjalan kaki hingga ia menemukan spot yang nyaman untuk duduk dan menikmati pemandangan, Sehun bergegas ke sana dan segera duduk. Menikmati kenyamanan saat tubuhnya seluruhnya bermandikan cahaya matahari, Sehun menatap kosong ke arah laut dan tak menyadari sama sekali saat seseorang telah duduk dengan nyaman di sampingnya.

"Kau menyukai pemandangan di tempat ini ?"

Tanpa sadar Sehun menganggukkan kepalanya tanpa menoleh ke samping.

"Aku juga menyukainya dan kau tahu dulu aku pernah bercita-cita untuk tinggal di tempat ini bersama dengan pasanganku kelak."

Sehun tersenyum tipis, "Semoga keinginanmu tercapai," Sehun menatap ke samping dan tubuhnya sesaat menegang ketika tatapanya bertemu dengan tatapan milik Kai.

"Lama tidak bertemu Sehun."

Sehun meneguk ludahnya dengan susah payah, ia membuang muka dan kembali menatap ke arah laut tanpa berniat menjawab pertanyaan Kai. "Apa yang kau lakukan disini ?"

"Sama sepertimu, aku sedang menikmati pemandangan."

Sehun perlahan bangkit dari duduknya, "Kalau begitu teruskan saja, aku akan pergi dan tidak mengganggumu."

"Tidak bisakah kau menemaniku ?" Kai menahan lengan Sehun dan memaksanya untuk duduk kembali.

"Aku tak ingin membuat Kyungsoo marah," gumam Sehun.

Satu alis Kai terangkat, "Kenapa Kyungsoo harus marah ? bukankah saat ini kau lah yang sedang marah kepadaku?"

"Kenapa aku harus marah padamu ?" tanpa sadar Sehun menepis tangan Kai yang masih memegang lengannya.

"Ternyata kau memang marah," Kai menatap Sehun dengan tatapan bersalah. "Maaf...."

"Kau tak punya kesalahan apapun padaku."

"Ya, aku melakukan kesalahan padamu, aku pergi meninggalkanmu begitu saja tanpa meninggalkan pesan."

"Itu masa lalu, kau tak perlu mengungkitnya lagi, anggap saja hal itu tak pernah terjadi."

"Apakah kau tidak serius dengan ucapanmu saat itu ?" tanya Kai dengan pandangan terluka.

Sehun ingin berbohong dan mengatakan tidak, namun ketika melihat tatapan Kai, ia hanya bisa diam.

"Aku tahu kau marah padaku," Kai menggenggam tangan Sehun dengan lembut, "Namun ijinkan aku menjelaskan kepadamu alasanku kenapa tidak datang saat itu."

"Untuk apa?" tanya Sehun lirih. "Kau jelaskan atau tidak, tak ada perbedaannya Kai."

"Bagimu mungkin tidak tapi bagiku ya."

Sehun mendengus, ia melepaskan genggaman tangan Kai dengan paksa dan bergegas bangkit dari duduknya. Lelaki itu baru berjalan dua langkah meninggalkan Kai ketika suara pria itu menghentikan langkahnya.

"Ayahku kecelakaan saat bertugas di luar negeri dihari aku berjanji untuk berkencan denganmu, karena itulah ibuku panik dan bergegas membawaku pergi ke luar negeri untuk menemui ayahku. Karena semua terjadi mendadak, aku tak sempat lagi memberitahukan hal ini padamu."

Sehun berbalik dan langsung bertatapan dengan Kai yang juga telah bangkit dari duduknya dan kini berdiri berhadapan dengannya.

"Ayahku meninggal sesaat setelah kami tiba di rumah sakit tempatnya di rawat, aku dan ibu sangat terpukul karena kejadian tersebut dan butuh waktu bagiku dan ibu untuk menenangkan diri. Saat pikiranku kembali tenang, apa kau tahu Sehun, aku punya penyesalan lain di dalam benakku."

"Apa itu ?"

"Aku menyesal dulu hanya membiarkanmu mengamatiku dan tidak bergerak lebih dulu untuk mendekatimu. Karena itu aku tidak bisa menghubungimu lewat telpon."

"Kau kan bisa menghubungiku lewat surat."

"Sudah ku lakukan tapi kata ibumu kau tidak pernah mau mendengar apapun tentangku karena itulah surat dariku tidak pernah sampai ke tanganmu."

Sehun ingat dulu setiap kali ibunya menyebutkan nama Kai, Sehun akan lari dan tak mau mendengar kata-kata apapun dari ibunya. Mungkinkah sebenarnya saat itu ibunya hanya ingin menyampaikan surat dari Kai ? tapi karena dirinya yang telah mengatakan tak ingin mendengar apapun tentang Kai telah membuat ibunya mengurungkan niat untuk memberinya surat itu.

"Maaf...."

"Itu bukan salahmu, wajar jika kau marah karena aku tidak menepati janjiku."

"Kenapa kau tidak kembali ?"

"Banyak hal yang terjadi, perusahaan ayahku bangkrut dan aku harus berjuang untuk memperbaikinya kembali dan ketika akhirnya perusahaan stabil, aku kembali menghubungi orang tuamu, namun ibumu mengatakan kalau kau mungkin butuh waktu lebih lama lagi untuk bisa menerima maafku. Karena itulah aku baru bisa menemuimu sekarang."

"Aku memaafkanmu," ucap Sehun hambar, tapi apa gunanya itu, bukankah Kai sebentar lagi akan menikah. "Dan selamat untukmu."

"Untuk apa ?"

"Bukankah kau sebentar lagi akan menikah ?"

"Aku ?" tanya Kai bingung. "Kau bahkan menerima lamaran dariku jadi bagaimana aku akan menikah ?"

"Bukannya kau dan Kyungsoo....."

"Kyungsoo menikah dengan sahabatku," Kai tersenyum tipis, "Apa kau takut kalau akulah yang menikah dengan Kyungsoo ? apa kau cemburu ?"

"Aku tidak...." Sehun buru-buru membantah namun tak urung wajahnya memerah karena malu.

"Satu-satunya orang yang ingin aku nikahi adalah dirimu Sehun," Kai kembali serius. "Aku tahu kalau aku pernah menyakitimu jadi bisakah kau memberiku kesempatan satu kali lagi ?"

Sehun dengan ragu mengangguk.

"Kita akan mengulang lagi dari awal, jadi maukah kau menemuiku di Ristorante da Paulino malam ini ? aku akan menunggumu disana dan jika kau datang menemuiku aku akan menganggap kau mau berkencan denganku."

.

.

.

.

.

.

.

Awalnya Sehun ragu-ragu pergi ke tempat yang telah dijanjikan oleh Kai. Bagaimana jika ternyata Kai membohonginya lagi, namun jika ia tidak datang apakah itu artinya ia telah membuang kesempatan untuk bisa bersama dengan Kai ? Setelah berusaha meyakinkan diri beberapa kali, akhirnya disinilah Sehun berada, tepat di depan dinding bertuliskan Ristorante da Paulino, ia ragu-ragu sejenak sebelum akhirnya masuk ke dalam restoran yang sangat terkenal di Capri tersebut. Ketika Sehun melangkah masuk barisan tanaman lemon dengan buahnya yang menguning segera menyambutnya. Tak ada orang di dalam hingga Sehun ragu apakah Kai benar ada di dalam atau tidak.

Namun ketika pandangannya mengarah ke ujung, Sehun menemukan tengah berdiri disana, menunggunya dengan tangan terbuka lebar. Sehun tersenyum, entah kenapa kali ini ia yakin, kebahagiaan telah menunggunya di depan sana. Sehun setengah berlari mendekati Kai dan segera memeluknya.

"Aku senang kau datang," Kai memeluk Sehun dengan erat dan menciumi pelipisnya. "Aku sangat merindukanmu, Oh Sehun."

"Aku juga merindukanmu," bisik Sehun. Ia telah menyadari meski Kai telah memberi luka dihatinya, namun ia tahu kini luka itu telah terobati dengan kehadiran pria itu disisinya lagi.

"Ayo duduk," Kai menuntun Sehun ke sebuah sofa lembut di sudut ruangan.

Setelah makan malam yang sunyi keduanya tidak langsung pulang dan tetap berada di tempat tersebut.

"Sehun...." Kai menarik tubuh Sehun dengan lembut ke dalam pelukannya. "Aku tahu hubungan kita sempat terjeda karena adanya hal-hal yang sama sekali tidak kita inginkan, tapi sekarang aku telah berada disini bersamamu lagi. Jadi maukah kau kembali melanjutkan hubungan kita. kali ini aku tidak akan memintamu untuk berkencan denganmu lagi. Karena yang aku ingin katakan adalah, maukah kau menikah denganku ?"

Untuk sesaat Sehun tertegun dengan ucapan Kai.

"Aku bukan orang yang sempurna, aku bahkan pernah menyakitimu, tapi aku telah belajar dari kesalahanku dan mencoba yang terbaik untuk membahagiakanmu. Jadi maukah kau menikah denganku ?"

Satu tetes air mata jatuh di pipi Sehun. "Aku mau." Ia balas memeluk Kai dengan erat. "Kau tak perlu mendadak melamarku seperti ini, selama itu bersamamu sudah cukup untukku."

"Aku mencintaimu dan karena itulah aku ingin memberikan status yang jelas untukmu Sehun. kita akan segera menikah dan menetap disini. Apakah kau senang ?"

Sehun tersenyum, akhirnya keinginannya untuk menikah dengan Kai dan tinggal di Capri akan tercapai. "Ya aku senang, selama itu bersamamu aku akan selalu bahagia Kai."

Dengan Kai disisinya, meski jalan di depan penuh liku-liku, Sehun tidak merasa takut lagi, karena ia tahu kali ini Kai akan selalu ada disampingnya dan melindunginya.

.

.

.

.

.

.

Finish.

Edisi pengen liburan ini sih. Moga kelak bisa pergi langsung ke Capri n ga hanya lihat lewat foto n video lagi. hehe......

Continue lendo

Você também vai gostar

192M 4.6M 100
[COMPLETE][EDITING] Ace Hernandez, the Mafia King, known as the Devil. Sofia Diaz, known as an angel. The two are arranged to be married, forced by...
90.6M 2.9M 134
He was so close, his breath hit my lips. His eyes darted from my eyes to my lips. I stared intently, awaiting his next move. His lips fell near my ea...
199K 342 34
Compilation of the Best Stories on Literotica