Mettled {Jaeyong}

By Key_Rand

1.7M 181K 51.8K

[BxB] [Yaoi] [Gay] [Mature] [Mpreg] "You, your heart, your body, your body are all only mine, it's all mine n... More

Cast + Prolog
Part 1
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34

Part 2

71.3K 7.3K 1.4K
By Key_Rand

Taeyong menggerutu pelan ketika ia berjalan ke luar kantor, sungguh kenapa rasanya Taeyong sangat ingin resign dari kantor ini setelah bos barunya itu datang, rasanya ia akan gila sebentar lagi. Bagaimana bisa Taeyong di suruh menyiapkan kopi untuk bosnya, membeli makanan di luar kantor dan lainnya padahal itu bukan pekerjaan Taeyong!

Saat Taeyong mengadu pada Wonwoo dana manajer Choi mereka hanya terkekeh pelan lalu menepuk bahu Taeyong pelan lalu berkata. "Jung Sajangnim memang seperti itu, seenaknya jika kau tidak mau menuruti permintaannya maka kau akan kehilangan pekerjaan." 

Mendengus pelan Taeyong pun berjalan ke arah halte bus untuk pulang ke apartemennya, hari mulai gelap dan ia harus segera pulang sebelum penumpang bus semakin ramai karena semakin malam maka akan semakin ramai.

Taeyong berjalan ke arah bus yang berhenti tepat di depannya, ia memasuki bus itu dan bernapas lega ketika di dalamnya tidak begitu ramai penumpang dan masih ada beberapa kursi kosong jadi Taeyong tidak perlu berdiri lama, itu akan membuat kakinya sakit.

Lelaki bermarga Lee itu duduk di samping jendela, ia melihat pemandangan di luar bus yang sangat padat oleh kendaraan karena ini sudah jam pulang kantor jadi kemungkinan akan padat bahkan macet. 


Ia mengeratkan jaket yang ia kenakan, masih ada waktu hingga tiga puluh menit lagi untuk sampai apartemennya ia bisa bersantai sambil menikmati pemandangan kota dari dalam bus.


Tiga puluh menit berlalu akhirnya bus yang Taeyong tumpangi sampai di halte dekat apartemennya, turun dari bus Taeyong berjalan santai di sisi jalan tidak terlalu jauh dari halte ia bisa melihat apartemen yang ia tinggali.


Taeyong menyapa resepsionis dan beberapa orang yang berlalu di lobby lalu menaiki lift untuk menuju lantai tujuh, lantai unit apartemennya. Sampai di lantai tujuh Taeyong keluar dan berjalan menuju unit apartemennya. 


"Taeyong."


Suara seseorang yang memanggil membuat Taeyong menoleh dan melihat lelaki tampan yang sedang membawa beberapa plastik besar berjalan ke arahnya dengan senyum lebar menghiasi wajah lelaki tampan itu.

"Hai Yuta." Sapa Taeyong balik.

Nakamoto Yuta, lelaki tampan yang tinggal satu lantai apartemen dengan Taeyong. Lelaki itu berasal dari Jepang dan bekerja di restoran Jepang yang tak jauh dari apartemen mereka. Taeyong dan Yuta juga sudah cukup akrab, beberapa kali mereka pergi menghabiskan waktu berdua seperti jogging di pagi hari atau pun makan malam bersama.

Yuta menunjukkan plastik yang berada di tangan kanannya. "Aku mendapat bonus dari bos dan aku membawa beberapa makanan dari restoran, kita bisa makan malam bersama." Ucapnya semangat.


Si lelaki cantik tersenyum lucu. "Ah kebetulan sekali aku belum belanja bahan makanan, terimakasih Yuta."

"Tidak masalah, aku akan membersihkan tubuh terlebih dahulu nanti aku akan ke tempatmu." Lalu Yuta memberikan dua plastik besar yang berisi banyak makanan yang ia bawa pada Taeyong.


Mengambil plastik yang Yuta berikan Taeyong pun mengangguk. "Baiklah, aku juga harus membersihkan tubuh dulu." Serunya.

"Baiklah." Setelah mengatakan hal itu Yuta berjalan ke arah unit apartemennya sendiri yang tidak terlalu jauh dari unit apartemen Taeyong.


Taeyong tersenyum kecil lalu menunduk melihat plastik yang berada di tangannya, ah memang benar Taeyong belum membeli bahan makanan karena kemarin ia tidak sempat ke supermarket hanya ada ramen instan dan beberapa telur saja yang tersisa.

Memencet beberapa angka di sisi pintu apartemennya akhirnya pintunya pun terbuka setelah itu ia masuk dan kembali menutup pintunya. Meletakkan makanan pemberian Yuta di atas meja makan Taeyong pun berjalan ke kamarnya, ia harus membersihkan diri dulu sebelum makan malam bersama Yuta.

~~

Jam sudah menunjukkan pukul setengah delapan malam namun lelaki yang baru saja kembali ke Korea itu masih duduk di atas kursi kebesarannya dengan mata yang fokus pada laptop di hadapannya, ya Jaehyun masih ada di kantornya sementara semua karyawannya sudah pulang sejak tadi, mungkin masih ada beberapa seperti office boy atau satpam.

Lelaki tampan itu masih memanjakan keyboard dengan jemari besarnya seperti tidak tahu waktu. Itu adalah kebiasaan buruknya, jika pekerjaannya belum sempurna maka Jaehyun tidak akan beranjak dari hadapan laptop.

Mata tajam Jaehyun memperhatikan beberapa baris kata demi kata yang berada di laptopnya, setelah di rasa sudah tidak ada kesalahan ia mengirimkan file tersebut pada email sekretarisnya, karena tugasnya sudah selesai sisanya biar sekretarisnya yang mengatur.


Mematikan laptopnya ia pun melepas kaca mata yang sejak tadi bertengger pada hidung mancungnya, memijit pelipis pelan Jaehyun pun menyandarkan punggungnya lalu memejamkan mata. 

Lelah dan kantuk sangat terasa pada tubuhnya, mungkin ia akan pulang sekitar sepuluh hingga lima belas menit lagi karena ia harus beristirahat sebentar jika ia pulang saat ini di khawatirkan ia tidak akan fokus saat menyetir nanti.


Ketika Jaehyun memejamkan matanya, tiba-tiba saja ia membayangkan karyawannya yang bernama Lee Taeyong tadi. Senyum kecil menghiasi wajah tampannya, Jaehyun ingat bagaimana lucunya Taeyong yang merenggut kesal karena Jaehyun memintanya untuk membuatkan kopi dan menyuruhnya pergi mencari makanan keluar kantor.

"Taeyong... Lee Taeyong~" Gumam Jaehyun pelan.


Ia membuka matanya lalu tersenyum miring. "Akan lebih bagus lagi jika kau merubah margamu menjadi Jung, Jung Taeyong." bisiknya perlahan.

Sejak awal Jaehyun melihat Taeyong entah kenapa matanya tidak bisa teralihkan dari lelaki cantik itu. Aura yang menguar dari lelaki bermarga Lee itu sangat kuat membuat Jaehyun rasanya tidak ingin mengalihkan pandangannya dari Taeyong.

"Aku akan mendapatkanmu Taeyong, apapun yang terjadi mulai saat ini kau milikku. Ya Taeyong hanya milik Jung Jaehyun, kita lihat seberapa jauh kau bisa menghindar dariku." Serunya pelan.

Semua yang Jaehyun mau hampir semua ia bisa dapatkan, jadi jika ia menginginkan Taeyong maka Jaehyun harus bisa mendapatkannya. Entah dengan cara lembut dan baik-baik ataupun kasar dan tak terkontrol. 


~~


Taeyong menegak air setelah selesai makan, ya iya baru saja menyelesaikan makan malamnya bersama Yuta di apartemennya. Mereka makan malam seraya bercerita kecil dari apa yang mereka lakukan hari ini hingga menceritakan masa kecil mereka. 

"Sekali lagi terimakasih ya Yuta." Ucap Taeyong dengan senyum manis di wajahnya.

Yuta mengangguk perlahan. "Santai saja, aku senang berbagi denganmu karena ya disini aku hanya akrab denganmu saja Taeyong." Sahutnya.

Terkekeh pelan Taeyong pun mengangguk, memang benar sih beberapa orang yang tinggal satu lantai dengan Taeyong rata-rata sudah menikah jadi ya tidak heran jika Yuta dan Taeyong sangat akrab bahkan beberapa orang berkata jika mereka sedikit mirip.

Saat Taeyong ingin membereskan bekas makanan mereka tangannya di tahan oleh Yuta. "Jangan, biar aku saja." Serunya.

"Tidak apa aku bisa membereskannya, kau tamu masa kau yang membereskannya." Sanggah Taeyong namun Yuta tetap kekeh.

"Kau sudah menyiapkannya, biar aku saja." Setelah mengatakan hal itu ia membereskan beberapa piring kotor yang berada di atas meja makan tersebut.

Taeyong menipiskan bibirnya, ia tidak enak namun Yuta memaksa ya mau bagaimana lagi. Ponsel Taeyong yang berada di atas meja makan bergetar, ada telepon masuk. 

Lelaki bermarga Lee itu mengerutkan keningnya ketika melihat nomor tak di kenal yang menelponnya, awalnya ia tidak mau mengangkatnya namun karena takut telepon itu penting maka Taeyong mengangkatnya. 

"Yuta, aku mengangkat telepon dulu ya." Melihat Yuta mengangguk Taeyong pun berjalan ke arah ruang tengah lalu mengangkat telepon tersebut.

"Ya halo." Tidak ada suara dari seberang. "Halo, siapa?"

"Lee Taeyong." 


Taeyong membelalakkan matanya ketika mendengar suara berat dari seberang telepon. "Bos?"

Jaehyun tertawa. "Ah sepertinya kau sudah hapal suaraku ya." Jaehyun terkekeh geli.

Mendengus kesal Taeyong hampir saja memutus sepihak telepon dari Jaehyun jika ia tidak ingat bahwa Jaehyun ini bosnya, lagipula siapa yang tidak ingat suara Jaehyun yang sangat menyebalkan itu. 

Menghela napas berat akhirnya Taeyong membalas. "Ada apa Sajangnim menelponku?" Tanya Taeyong.

"Merindukanmu."

"A-apa?" Taeyong harap ia salah dengar.

"Aku. Merindukan. Mu." Jaehyun menekankan tiap katanya agar Taeyong mendengar jelas apa yang ia katakan.

Entah kenapa namun jantung Taeyong berdebar sangat keras, ia menyentuh dadanya pelan untuk menstabilkan laju detak jantungnya. "Apakah tidak ada kepentingan lain bos?" 

"Tidak, aku hanya merindukanmu." 

Taeyong kembali mendengus. "Jika tidak ada kepentingan aku akan matikan teleponnya."

"Keluar!"

"Hah?"

"Keluar Lee Taeyong, cepat!!" Setelah mengatakan itu Jaehyun memutuskan teleponnya.

Taeyong menatap ponselnya bingung, keluar? Mata Taeyong membulat sempurna, apa Jaehyun berada di depan apartemennya? 


Dengan perlahan Taeyong berjalan ke arah pintu apartemennya, sebelumnya ia melihat Yuta yang masih mencuci bekas piring mereka. Lelaki bermarga Lee itu bimbang, haruskah ia buka pintu? Namun nanti jika Jaehyun hanya bohongan bagaimana? 

Menghela napas berat akhirnya Taeyong membuka pintu apartemennya, mata dan mulutnya kembali membulat ketika melihat Jaehyun berdiri dengan tampannya di depan pintu apartemennya. 

"B-bos?"

Jaehyun tersenyum kecil lalu mengulurkan tangannya memberikan plastik besar berisi tiga kotak pizza pada Taeyong. "Ambil ini, untukmu."

Alis Taeyong menukik. "Untukku." Dan Jaehyun mengangguk.

Dengan ragu Taeyong mengambil plastik besar itu. "Te-terimakasih bos, kau tidak perlu repot-repot memberikan ini untukku."

Jaehyun tersenyum kecil. "Aku merindukanmu." Ucapnya pelan.

Kembali, jantung Taeyong kembali berdebar sangat keras bahkan ia takut kalau Jaehyun mendengar detak jantungnya. "Kau tau alamatku dari mana Sajangnim?" Ia mengalihkan pembicaraan.

"Itu tidak penting, aku bisa tidur nyenyak setelah ini karena sudah bertemu denganmu." Tambah Jaehyun.

"Bos kau—hmphh." 

Mata Taeyong membelalak ketika bibir Jaehyun menabrak bibirnya, tangannya seperti terkunci, untuk mendorong tubuh Jaehyun saja rasanya sangat sulit. Ia merasakan jika bibir tebal Jaehyun melumat dan menyesap bibir tipisnya dengan sangat lembut.

"Mphh B-bos ahh." Taeyong mendesah kecil ketika bibir bawahnya di gigit Jaehyun.

Memberi kecupan sekilas sebelum melepaskannya Jaehyun pun mengelus bibir Taeyong dengan ibu jarinya. "Manis, seperti orangnya."

"B-bos mengapa akhhh!! Mengapa kau menciumku??" Taeyong hampir gila, jantungnya berdebar sangat cepat.

Jaehyun tidak menjawab, ia kembali memberi kecupan pada bibir Taeyong. "Selamat malam Taeyong." Setelahnya ia berjalan menjauh dari depan unit apartemen Taeyong.

Si manis menoleh dan memperhatikan langkah Jaehyun yang menghilang di belokan menuju lift. Bahkan sampai sekarang jantungnya masih berdebar, ia juga merasakan jika wajahnya memanas ia yakin jika pipinya memerah saat ini. Bos sialan!

Menutup pintu dan berbalik Taeyong terkejut ketika melihat Yuta yang sudah berdiri di belakangnya. "Yu-yuta?" Taeyong panik, apakah Yuta melihat ia yang tadi berciuman dengan Jaehyun.

"Tae? Kau kenapa? Wajahmu memerah?" Tanya Yuta panik.

Taeyong meggeleng. "Tidak apa Yuta, maaf ya aku tidak bisa menemanimu aku ada pekerjaan yang harus di kerjakan." Setelah mengatakan itu Taeyong berjalan cepat ke arah kamarnya dengan tangan yang masih memegang plastik dari Jaehyun.

Ini gila! Taeyong masih tidak menyangka jika baru saja ia berciuman dengan bosnya itu. Meletakkan kotak pizza itu di atas nakas Taeyong pun mengusak rambutnya acak dan berteriak kecil. "Ini gila." Gumamnya pelan.


Tangan Taeyong menyentuh bibirnya, ia masih bisa merasakan bibir Jaehyun yang bermain pada bibirnya tadi. Ah ingatkan Taeyong untuk meminta perhitungan pada bosnya itu.


TBC 

Continue Reading

You'll Also Like

203K 2.5K 66
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
536K 25.7K 35
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...
120K 17.6K 27
start : 11/02/24 end : - plagiat menjauh cok! hanya halu gak usah bawa ke dunia nyata! CERITA KE 26.
55.4K 4.6K 41
cerita fiksi jangan dibawa kedunia nyata yaaa,jangan lupa vote