DUSK TILL DAWN [HSG2] βœ”οΈ

By sangrupawan

79.6K 7.1K 3.6K

𝐇𝐒𝐠𝐑 π’πœπ‘π¨π¨π₯ π†πšπ§π π¬π­πžπ« π’πžπ«π’πžπ¬ (𝟐) [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] (Dapat dibaca secara terpi... More

PROLOGUE
DUSK TILL DAWN | 01
DUSK TILL DAWN | 02
DUSK TILL DAWN | 03
DUSK TILL DAWN | 04
DUSK TILL DAWN | 05
DUSK TILL DAWN | 06
DUSK TILL DAWN | 07
DUSK TILL DAWN | 08
DUSK TILL DAWN | 09
DUSK TILL DAWN | 10
DUSK TILL DAWN | 11
DUSK TILL DAWN | 12
DUSK TILL DAWN | 13
DUSK TILL DAWN | 14
DUSK TILL DAWN | 15
DUSK TILL DAWN | 16
DUSK TILL DAWN | 17
DUSK TILL DAWN | 18
DUSK TILL DAWN | 19
DUSK TILL DAWN | 20
DUSK TILL DAWN | 21
DUSK TILL DAWN | 22
DUSK TILL DAWN | 23
DUSK TILL DAWN | 24
DUSK TILL DAWN | 25
DUSK TILL DAWN | 27
DUSK TILL DAWN | 28
DUSK TILL DAWN | 29
DUSK TILL DAWN | 30
DUSK TILL DAWN | 31
DUSK TILL DAWN | 32
DUSK TILL DAWN | 33
DUSK TILL DAWN | 34
DUSK TILL DAWN | 35
DUSK TILL DAWN | 36
DUSK TILL DAWN | 37
DUSK TILL DAWN | 38
DUSK TILL DAWN | 39
DUSK TILL DAWN | 40
DUSK TILL DAWN | 41
DUSK TILL DAWN | 42
DUSK TILL DAWN | 43
DUSK TILL DAWN | 44
DUSK TILL DAWN | 45
DUSK TILL DAWN | 46
DUSK TILL DAWN | 47
DUSK TILL DAWN | 48
DUSK TILL DAWN | 49
DUSK TILL DAWN | 50
DUSK TILL DAWN | 51
DUSK TILL DAWN | 52
DUSK TILL DAWN | 53
DUSK TILL DAWN | 54
DUSK TILL DAWN | 55
DUSK TILL DAWN | 56
DUSK TILL DAWN | 57
DUSK TILL DAWN | 58
EPILOGUE

DUSK TILL DAWN | 26

749 97 48
By sangrupawan

DOUBLE UPDATE!😎

Hehe tumben...

JANGAN LUPA KLIK TOMBOL BINTANG SEBELUM MEMBACA!❤️

EPISODE 26 : PRIMROSE

Bukan milik kita bukan berarti tidak boleh cemburu. Hanya saja kita tidak memiliki hak untuk itu.

=||~•~||=

Seorang anak kira-kira masih duduk di bangku sekolah menengah pertama tengah bersepeda dengan kecepatan tinggi ketika malam berpadu hujan deras hadir, diselangi air mata yang bercucuran keluar. Sementara itu teriakan memanggil namanya mulai terdengar.

Abimanyu yang merasa terluka saat itu, menoleh ke samping. Menemukan Ibunya dengan payung sebagai pelindung, berlari mengejarnya dengan deru napas tidak beratur. Sontak membuat Abimanyu terkejut karena tidak sadar Ibunya mengejar dirinya.

Abimanyu yang melambatkan kecepatan sepedanya kemudian berhenti. Tentu saja dia tidak tega dan merasa bersalah. "Ibu," justru hati Abimanyu semakin hancur. "Kenapa Ibu ngejar aku?" ia bergumam dengan nadanya yang sesak.

Ibunya yang masih berada di seberang, kemudian berusaha menyebrang untuk menghampiri dirinya. Dengan senyuman yang menggembang di bibir wanita setengah baya yang menggenakan sebuah gaun tidur elegan dan payung transparan.

Namun sialnya, ketika jalanan yang tadi telah sepi tiba-tiba muncul sebuah mobil yang melaju dengan cepat dan ugal-ugalan datang menghampiri Ibunya yang akan menyebrang.

Spontan Abimanyu memekik. "IBUUUU!!!!! AWAASSSSSSS!!!"

BRAKKKKKKKKKKKK!!!!!!!!!!!!!!!

Dengan tubuh bergetar hebat, Abimanyu tersadar dari mimpi buruknya. Mimpi yang hampir setiap malam mengetahuinya, alasan yang membuat dirinya lebih memilih terjaga dan merasa takut setiap memejamkan mata.

Keringatan bercucuran dari pelipisnya, tubuhnya masih bergetar, menarik selimutnya disertai deru napas yang berantakan. Diserang ketakutan, perasaan bersalah. Menghadapi ini sendirian bukanlah hal yang mudah baginya. Ia sangat takut.

Senyuman itu terngiang-ngiang di kepalanya.

Senyuman yang diberikan untuk terakhir kalinya oleh Ibunya.

Senyuman yang sampai kapan tidak pernah ia temukan lagi.

=||~•~||=

SELAIN menyiapkan bubur untuk neneknya, pagi ini Samantha juga menyempatkan dirinya untuk membuat cupcake rasa tiramisu. Tentu saja, sembilan cupcake yang dia masukkan ke dalam kotak bukan untuknya.

Melainkan untuk pria yang sudah membantunya dalam keadaan genting saat rantai sepedanya lepas tempo hari. Sepertinya ucapan terima kasih saja tidak cukup.

Maka dari itu, Samantha memutuskan untuk memberikan cupcake buatannya---di mana ia mengetahui resepnya dari pengalamannya selama bekerja paruh waktu---untuk Abimanyu hari ini.

"Semoga Kak Abi suka," harapan tinggi disimpan di dalam benaknya.

Gadis dengan seragam sekolah yang telah melekat di badannya sedari pagi---dan untungnya tidak ada sedikit pun adonan yang menempel di seragam bersihnya karena dia sangat rapi dalam bekerja---lalu memasukkan kotak berisi cupcake ke dalam tote bag berwarna hijau army polos kesayangannya.

Setelah itu, Samantha mengambil beberapa sendok bubur panas ke atas piring sebelum melangkah menuju kamar di mana neneknya tengah beristirahat. Dengan hati-hati, ia membangunkan wanita bertubuh kurus, berkulit keriput dengan rambut panjang yang sudah tidak hitam lagi. Namun wanita itu masih terlihat cantik.

"Nek, sarapannya sudah siap," Samantha berbisik pelan namun sukses membuat mata wanita yang terpejam perlahan terbuka, menampilkan bola mata hitamnya yang indah.

Samantha menghela napas syukur, setiap pagi ketika melihat neneknya membuka mata, gadis itu selalu merasa tenang. Tenang saat mengetahui keluarga satu-satunya masih mampu menghirup napas dan melihat dunia.

Samantha kemudian membantu neneknya mengganti posisi menjadi duduk, sebelum meraih sebuah kursi dan duduk di samping neneknya. Dengan tulus gadis itu menyuapi bubur buatannya kepada wanita tua yang sangat dia sayang.

"Terima kasih ya, Nek."

Neneknya kemudian menarik kedua ujung bibirnya, tangan kurus kering itu lantas mengelus penuh kasih sayang rambut hitam dengan wangi lavender semerbak tercium.

"Ba... bahagia selalu ya, Samanta kesayangan... nenek."

=||~•~||=

RUANG musik kali ini sepi, Abimanyu menggunakan kesempatan itu untuk bermain di dalam tempat luas bernuansa cokelat dengan berbagai alat musik lengkap tersedia.

Permainan biolanya semakin hari semakin menakjubkan, tentu saja dia tidak menyadari itu namun siapapun yang mendengarkan alunan biola itu pasti akan terhanyut suasana.

Seperti Lylia yang sekarang berdiri di depan pintu, menangkap sosok Abimanyu melalui jendela kecil yang terdapat pada pintu tersebut. Musik yang dibawakan pemuda itu terdengar sampai ke telinga orang yang berada di sekitar lorong.

Setelah berdiri selama beberapa menit, Lylia memutuskan mengetuk pintu itu sebelum membukanya dan masuk ke dalam ruangan.

Merasakan kehadiran seseorang yang datang, spontan Abimanyu menghentikan permainan lantas menoleh. Menemukan gadis pemilik rambut cokelat bergelombang yang dikuncir tinggi.

"Hai," Lylia menyapa. "Gue gak bermaksud mengganggu."

"Oh, gak. Lo gak mengganggu. Kenapa?"

Sebelum Lylia menyahut, Abimanyu berucap lagi. "Dikuncir? Tumben."

Lylia mengangguk. "Iya, gerah banget gue."

"Jadi?" Abimanyu menaruh biola milik ke sekolah ke tempat asalnya terlebih dahulu. "Sesuatu apa yang membuat lo dateng nyampering gue?"

Sebelum menjawab, Lylia menunjukkan kalung berbentuk bunga yang hari ini dia pakai ke arah Abimanyu. "Gue suka dengan kalungnya tapi... kenapa lo ngasih gue kalung? Terus apa nama bunga yang ada di kalung ini, kalau gue boleh tahu."

Abimanyu tersenyum tipis. "Simple aja jawabannya. Dari dulu gue gak pernah lihat lo pakai kalung, kecuali kalung choker yang dulu sering lo pakai."

"Wah. Selain baik,  lo juga orangnya sangat perhatiannya. Jangan-jangan..."

Mendadak Abimanyu tercengang ketika Lylia menatapnya dengan pancaran kecurigaan. "Jangan-jangan apa?"

Lylia berkacak pinggang, tersenyum jahil. "Jangan-jangan diam-diam lo ngefans sama gue? Atau jangan-jangan lo sama-sama buaya kayak Daniel? Jadi udah berapa cewek yang lo kasih kalung kayak gini selain gue?"

Pemuda itu memasang arloji yang sedari tadi bersembunyi di saku celananya. "Lo kayak gak kenal siapa gue aja."

"Jadi lo ngasih kalung ini memang... cuma buat gue aja?"

"Menurut lo?" Abimanyu mengangkat alis kanannya.

Dengan senyuman di bibir, Lylia kemudian menarik Abimanyu ke dalam pelukan. Membuat mata pemuda itu membelak seketika dengan bibir yang terbuka. Serangan mendadak dari gadis itu sukses membuat tubuhnya membeku kacau.

"Pelukan ini adalah tanda terima kasih gue buat lo karena selama ini udah selalu ada buat!"

Sialnya, pipi Abimanyu sekarang bersemu merah. Tangan kekarnya, dengan hati-hati hendak membalas pelukan dari Lylia. Namun belum sempat memeluk Lylia balik, gadis dengan tubuh lebih pendek dari Abimanyu melepaskan pelukannya.

Abimanyu sontak membuang muka, berharap gadis itu tidak melihat wajahnya yang memerah seperti kepiting rebus. Bahkan dia berharap Lylia tidak mendengarkan detak jantungnya yang berdebar kuat sekarang.

"Jadi apa nama bunga ini?" tanya Lylia sembari memegang dan menatap kalung yang sangat berkilau itu dengan pandangan lekat.

"Primrose. Nama bunga itu primrose."

=||~•~||=

Mengelilingi sekolah selama beberapa menit, Samantha akhirnya menemukan Abimanyu yang ternyata berada di dalam ruang musik. Ia berdiri sejenak di luar sembari menikmati permainan musik dari pemuda tersebut. Memuji bakat pria itu dalam hatinya.

Samantha hendak masuk ke dalam ruangan namun saat menemukan Lylia berjalan dari ujung koridor menuju ke tempatnya berdiri membuat Samantha segera mengurungkan niatnya. Gadis itu lantas menjauh dari tempat ia tadi berdiri dan bersembunyi di salah satu dinding.

Samantha lalu mendapati Lylia berdiri di tempatnya dia berdiri tadi, sampai beberapa menit Lylia masuk ke dalam ruangan. Tentu saja untuk menghampiri Abimanyu.

Seperti mencari penyakit hati untuk diri sendiri, Samantha melangkah berat kembali menuju tempatnya tadi. Berdiri di depan pintu ruangan hingga menemukan sesuatu yang membuat dadanya terasa sesak, seolah ada sesuatu yang runcing tertancap di sana.

Cemburu. Bisa dikatakan perasaan itulah yang menyerangnya sekarang.

Sudah tahu, namanya tidak pernah menempati ruang di hati orang itu. Sadar kehadirannya hanya seperti angin berlalu dan nyatanya, bukan siapa-siapa. Lalu untuk apa sebuah kecewa menimpanya sekarang.

Kenapa harus merasa hancur ketika melihat Abimanyu dipeluk oleh Lylia.

Padahal niatnya hanya ingin memberikan Abimanyu cupcake sebagai tanda terima kasih bukan karena dia berjuang untuk mendapatka irinya sendiri. Menatap tote bag yang ada di tangannya.

Ia menghela napas berat, sebelum membalikkan tubuhnya kemudian tersentak.

Menemukan laki-laki jangkung bersedekap yang berhadapan dengannya sekarang.

Aduh! Jangan bilang aku kecyduk ngintip sama dia!

=||~•~||=

BONUS PICT : SAMANTHA

TERIMA KASIH TELAH MEMBACA

BUDAYAKAN TINGGALKAN JEJAK YA :)

NEXT?

SABTU, 31 OKTOBER 2020 —UBUD.

Continue Reading

You'll Also Like

22.2K 3.3K 22
Hyeongjun kira dengan memiliki kaka ipar dia akan di anggap dewasa dan Swag. tapi ternyata... Yohan tau, dia datang untuk mengambil Dunia nya... Kisa...
8.7M 202K 32
Siapa yang tidak kenal dengan keluarga alexander?? Keluarga yang harmonis dan selalu 'tampak' bahagia , merupakan keluarga terkaya ke-2 setelah kelua...
2.5M 144K 42
Kanaya Tabitha, tiba tiba terbangun di tubuh seorang figuran di novel yang pernah ia baca, Kanaya Alandra Calash figuran dingin yang irit bicara dan...
2.5M 171K 62
[ Part Lengkap ] Diperkenankan untuk follow akun ini terlebih dahulu sebelum membaca^^ Pertemuan tidak sengaja antara dirinya dengan gadis cantik yan...