I'm The Queen of Demon Kingdo...

By aristaptr

987K 85.9K 1.1K

Crystal Valleriyn Ainsley, seorang gadis yang sangat cantik dan ceria. Crystal tidak mengetahui siapa orang t... More

Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42
Part 43
Extra Part - I
Extra Part - II
Thanks!
Squel!

Part 24

15K 1.4K 12
By aristaptr

Happy Reading Guys🖤
Don't forget for vote and comment this story!
******

Flashback On.

Seorang gadis tengah duduk di pinggir danau sambil membaca buku yang ada di tangannya. Sesekali sudut bibir gadis itu terangkat saat membaca kalimat yang sangat romantis baginya.

Jennifer Rensford, seorang gadis cantik yang merupakan putri dari Alpha di pack paling terkuat di klan werewolf, Whitemoon Pack. Namun sayangnya dia tidak memiliki darah serigala murni tetapi ia merupakan half werewolf vampire.

"Apa buku itu sangat menarik dibandingkan diriku?" Gadis itu terlonjak kaget saat mendengar suara di belakangnya.

"Xavier kau menyebalkan!" Teriak gadis itu membuat Xavier terkekeh pelan.

"Buku apa yang kau baca Jen?" Tanya Xavier sambil mengambil buku di tangan Jennifer.

Jennifer membulatkan matanya saat melihat Xavier mengambil buku yang baru saja ia baca.

"Xavier kembalikan bukuku!" pekik Jennifer berusaha mengambil bukunya kembali. Xavier yang mendengar itu langsung berdiri dan meninggikan tangannya agar Jennifer tidak bisa meraih buku yang ada di tangannya.

"Hei cepat kembalikan!"

"Tidak."

"Kembalikan!"

"Tidak."

Jennifer berenggut menyilangkan kedua tangannya lalu mengalihkan pandangannya dari Xavier. Xavier yang melihat itu hanya menghela nafas kasar. Hanya satu kelemahan yang ia miliki, yaitu tidak suka melihat Jennifer bersedih.

"Baiklah aku kembalikan." ujar Xavier membuat Jennifer tersenyum penuh kemenangan.

Saat Jennifer ingin mengambilnya tiba-tiba Xavier kembali mengangkat tangannya tinggi-tinggi membuat Jennifer membulatkan matanya.

"Xavier kembalikan! Kau sangat menyebalkan!" Teriak Jennifer terus melompat berusaha menggapai buku di tangan Xavier. Xavier terkekeh pelan saat melihat Jennifer yang terus melompat di depannya.

"Segini saja kau tidak bisa mengambilnya?" Ejek Xavier dan langsung dihadiahi tatapan tajam dari Jennifer.

"Baiklah aku menyerah." Xavier tersenyum penuh kemenangan saat mendengar ucapan Jennifer.

Xavier mengacak rambut milik Jennifer membuat gadis itu berdecak sebal lalu ia memberikan buku yang ia pegang pada Jennifer.

Mereka akhirnya menghabiskan waktu bersama di danau tersebut tanpa sepengetahuan siapapun, karena kedua orang tua mereka melarang mereka untuk berteman. Xavier dan Jennifer tidak tahu apa alasan kedua orang tua mereka yang tidak menyetujui mereka berteman. Oleh karena itu akhirnya mereka berteman tanpa sepengetahuan siapapun.

Hingga suatu hari, mereka mulai bertumbuh dewasa. Xavier menjadi pria yang sangat tampan yang membuat wanita manapun akan langsung terpikat padanya. Begitu pun dengan Jennifer yang tumbuh menjadi wanita berparas cantik membuat seluruh hewolf terus berusaha mendekatinya.

Semakin lama, Xavier merasakan benih cinta mulai tumbuh dihatinya terhadap Jennifer. Jennifer pun merasakan hal yang sama jika berada di dekat Xavier. Jennifer selalu merasa nyaman dan tidak ingin berpisah dengan pria itu.

Hingga saat itu tiba, dimana hubungan mereka diketahui oleh kedua orang tua Jennifer.

"Apa yang kalian lakukan?!" Jennifer membulatkan matanya saat mendengar suara ayahnya. Ia langsung membalikkan badannya dan terkejut saat melihat kehadiran ayahnya bersama beberapa prajurit.

Xavier langsung berdiri di depan Jennifer untuk melindungi wanita itu saat melihat Alpha James melangkah mendekati mereka. Jennifer berusaha menarik baju Xavier agar pria itu pergi dari sana, namun Xavier tidak bergerak sedikitpun dari tempatnya. Alpha James yang melihat itu mulai tersulut emosi dan manik matanya mulai berubah menandakan sisi wolf mulai menguasainya.

"Berani sekali kau mendekati putriku!" ujar Alpha James dengan suara Alpha tonenya.

Alpha James menarik kerah Xavier dan mendorong tubuh Xavier hingga terpental mengenai salah satu pohon yang ada di sana. Xavier meringis kesakitan dan terbatuk saat merasakan tubuhnya yang terasa sangat sakit. Jennifer yang melihat itu langsung membulatkan matanya. Saat ia ingin menghampiri Xavier, ayahnya lebih dulu menghalangi langkahnya.

"Kenapa ayah tega lakukan itu padanya?" bentak Jennifer dan menangis histeris membuat Xavier mengepal tangannya kuat melihat wanita yang sangat ia cintai meneteskan air mata.

"Kau tidak pantas berhubungan dengannya Jennifer! Ingat kau seorang shewolf kau hanya bisa bersanding dengan matemu!" bentak Alpha James membuat Jennifer tersentak.

"Tapi ayah," belum selesai Jennifer berbicara namun Alpha James lebih dulu memotongnya.

"Jangan membantah ucapan ayah!" tegas Alpha James membuat Jennifer menundukkan kepalanya.

"Bawa dia kembali ke pack." perintah Alpha James pada prajuritnya. Jennifer yang mendengar itu langsung mendongakkan kepalanya.

"Tidak ayah, biarkan aku melihat Xavier." dua orang prajurit langsung menarik Jennifer untuk meninggalkan tempat itu.

"Lepaskan aku! Ayah biarkan aku melihatnya! Ayah!" teriak Jennifer.

Alpha James tidak memperdulikan Jennifer yang terus memberontak. Perlahan ia berjalan menghampiri Xavier yang tergeletak tak berdaya. Xavier menatap tajam pada Alpha James yang telah berdiri dihadapannya. Tangannya mengepal kuat penuh dengan kebencian.

"Aku katakan sekali lagi, jangan pernah mendekati putriku atau kau akan tahu akibatnya." ujar Alpha James sebelum akhirnya melesat pergi meninggalkan Xavier yang menahan amarah.

Di Whitemoon Pack, Jennifer diseret menuju aula oleh kedua prajurit yang diperintahkan oleh ayahnya. Ibu dan kedua kakaknya membulatkan matanya saat melihat Jennifer yang diseret paksa oleh prajurit mereka. Saat Derix ingin menghampiri Jennifer, Alpha James lebih dulu menghentikannya.

"JANGAN ADA YANG BERANI MENDEKATINYA!" tegas Alpha James dengan Alpha tonenya membuat semua orang yang ada bergidik ngeri. Sedangkan Derix yang mendengar itu kembali memundurkan langkahnya. Ia tidak bisa menandingi ayahnya jika pria itu sedang dikuasai oleh sisi wolfnya.

"Kenapa kau menyeret putriku seperti itu Alpha?!" Teriak Roseline pada suaminya.

"Putrimu telah melanggar janjinya." Roseline yang mendengar itu langsung membulatkan matanya dan menatap ke arah Jennifer yang terus menangis dihadapannya.

Roseline tidak tahu harus berbuat apa saat melihat keadaan putrinya yang terlihat sangat berantakan. Ia sangat tahu jika suaminya sangat membenci seorang pengkhianat walaupun pengkhianat itu adalah keluarganya sendiri. Ia tahu jika suaminya pasti tidak akan segan untuk memberikan hukuman yang berat pada putrinya.

"Tapi tetap saja dia putrimu!" Roseline berusaha untuk menyelamatkan Jennifer tapi semuanya terlambat. Ia melihat suaminya tengah mengambil sebuah cambuk yang diberikan oleh betanya.

Alpha James berjalan mendekati Jennifer dengan cambuk besar di tangannya. Roseline dan Derix membulatkan matanya saat melihat ayahnya mulai melayangkan cambukannya.

Crashh..

"Akh!" teriak Jennifer saat cambuk itu mengenai punggungnya. "Sakit ayah." isak Jennifer berusaha menahan sakit di punggungnya. Namun Alpha James hanya menatap tajam ke arah Jennifer tanpa belas kasihan.

Crashh..

Crashh..

Jennifer berteriak kesakitan setiap cambuk mengenai tubuhnya. Kini seluruh tubuhnya telah memerah dan bahkan darah segar mulai keluar dari luka yang diakibatkan oleh cambukan ayahnya.

Roseline yang melihat putrinya terus di siksa di hadapannya hanya mampu menangis di pelukan putranya, Derix. Sedangkan Derix mengepalkan tangannya kuat saat melihat adik kesayangannya merasakan sakit akibat ulah Xavier.

'Aku akan membalas penderitaan adikku padamu Xavier!' Batin Derix dengan penuh amarah.

Crashh...

"Akh! ayah aku mohon hentikan." isak Jennifer dengan suara yang sangat lemah. Bahkan wanita itu sudah tidak sanggup untuk berdiri karena luka yang telah ia terima.

Alpha James memberikan cambuk yang ia pegang pada betanya lalu berjalan mendekati Jennifer yang terduduk lemah di lantai aula pack house.

"Ini akibat jika kau telah membangkang! Sekali lagi kau menemui pria itu, ayah pastikan dia akan mati di hadapanmu." Jennifer membulatkan matanya saat mendengar ucapan ayahnya. Air mata terus mengalir membasahi wajah wanita itu membuat siapapun merasa sangat prihatin dengan keadaannya.

"Bawa dia pergi dan kurung di kamarnya." Roseline yang mendengar ucapan suaminya langsung berlari menghampiri Jennifer.

Derix mengangkat tubuh adiknya ala bridal style dan membawa Jennifer ke kamarnya. Roseline terus menangis melihat betapa hancurnya keadaan putrinya saat ini. Ia sangat menyesal karena tidak bisa menjaga putrinya dengan baik.

Derix membaringkan tubuh Jennifer di atas ranjang dengan sangat pelan. Ia tidak ingin adiknya kembali merasakan kesakitan karena ketidakhatiannya.

"Sudah ku katakan untuk jangan menemui pria itu tapi kau tidak pernah mendengarkanku Jen, kau tahu sendiri jika dia telah menyebabkan mateku terbunuh!" ujar Derix dengan nada dingin membuat Jennifer tertunduk menahan tangisnya.

"Tidak, dia bukanlah penyebab kematian Yura." Derix mengepalkan tangannya kuat saat mendengar adiknya selalu membela Xavier.

"Dia yang telah menyebabkan kematian mateku dan dia harus membayarnya!" Tegas Derix sebelum akhirnya melangkah pergi meninggalkan Jennifer sendiri di kamarnya.

'Apa yang harus aku lakukan?' batin Jennifer.

Jennifer membenamkan kepalanya dan menangis dalam diam membuat siapapun tidak akan mengetahui jika wanita itu sedang menangis.

Hingga suatu hari, Xavier menerima surat dari Jennifer yang berisi tulisan jika wanita itu ingin menemuinya di hutan paling timur. Xavier tersenyum saat mengetahui akhirnya ia bisa kembali melihat wanita yang sangat ia cintai.

Tanpa pikir panjang Xavier langsung melesat menuju tempat yang ditentukan oleh Jennifer. Tidak butuh waktu lama akhirnya Xavier telah sampai di tempat tujuan. Di sana ia melihat Jennifer yang tengah berdiri sambil memandang bulan purnama yang hampir penuh.

"Jen!" panggil Xavier membuat wanita itu membalikkan tubuhnya.

"Xavier!" ujar Jennifer dan tersenyum ke arah pria itu.

Saat Xavier ingin melangkah mendekati Jennifer, wanita itu tiba-tiba menyuruhnya untuk berhenti. Xavier mengerutkan ke keningnya saat Jennifer tidak membiarkannya untuk mendekatinya.

"Ada apa?" Tanya Xavier dengan raut wajah bingung.

"Maafkan aku Xavier." lirih Jennifer dengan air mata yang mulai memenuhi matanya.

"Tidak Jen, ini bukanlah salahmu. Akulah yang bersalah di sini." Jennifer dengan cepat menggelengkan kepalanya saat mendengar ucapan Xavier.

"Kau tahu, kau adalah pria yang sangat sempurna. Sedangkan aku? Aku bahkan jauh dari kata itu." Xavier mengerutkan keningnya bingung saat mendengar ucapan Jennifer. Ia benar-benar tidak mengerti dengan apa yang dikatakan wanita itu.

"Jen," belum selesai Xavier berbicara, namun ia melihat Jennifer melihat ke arah belakang dengan membulatkan matanya.

"Apa yang kau lakukan disini?!" Ujar Derix dengan nada dingin dan menatap tajam ke arah Xavier.

"Ini bukan salahnya kak, aku yang memintanya datang kemari." ujar Jennifer membuat Derix membulatkan matanya.

"Xavier, aku sangat mencintaimu." lirih Jennifer membuat tubuh Xavier seketika menegang. Ini pertama kalinya ia mendengar kalimat yang selama ini ia nantikan.

"Mungkin ini terakhir kalinya kau akan melihatku." ujar Jennifer membuat Xavier membulatkan matanya.

"Apa maksudmu?!" Pekik Xavier yang tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Jennifer. Sedangkan Derix yang berdiri tidak jauh dari mereka tersenyum senang mendengar ucapan adiknya.

"Kak, aku juga sangat menyayangimu." Derix mengerutkan keningnya saat Jennifer berbicara padanya.

Perlahan Jennifer melangkah mundur hingga ia berdiri di tempat paling ujung. Jika Jennifer melangkah sekali lagi dipastikan wanita itu akan terjatuh ke dalam jurang yang sangat tinggi.

"Jen hentikan! Apa yang kau lakukan?" Pekik Xavier saat melihat Jennifer kini telah berada di ujung jurang. Derix yang mengetahui apa yang akan dilakukan oleh adiknya langsung membulatkan matanya.

"Jangan melakukan hal bodoh Jen!" Bentak Derix membuat Jennifer tersenyum ke arahnya. Senyuman yang mungkin akan mereka lihat untuk terakhir kalinya.

"Aku sangat menyayangi kalian, selamat tinggal."

Saat itu juga Xavier dan Derix membulatkan matanya saat melihat tubuh Jennifer yang terjatuh ke dalam jurang.

"Tidak! Tidak Jen! Jennifer!" Teriak Xavier yang langsung melesat ke arah Jennifer dan berusaha menangkap tubuh wanita itu. Namun sayang, Xavier tidak dapat menggapai Jennifer yang telah lebih dulu terjatuh ke dalam jurang yang sangat dalam.

"Kenapa kau lakukan ini padaku?! Kenapa?!" Teriak Xavier dengan air mata yang mulai mengalir dari sudut mata pria itu.

"Jen kembalilah!" Teriak Xavier dengar suara isakan tangis yang sangat memilukan.

Derix yang melihat apa yang terjadi dihadapannya langsung mematung di tempatnya. Wajah pria itu seketika memerah dan tangannya mengepal dengan kuat membuat buku jarinya memutih. Derix melangkahkan kakinya menghampiri Xavier yang terduduk di atas tanah.

Brukk..

Derix melayangkan pukulan pada Xavier membuat pria itu meringis kesakitan. Xavier berdiri dari tempatnya dan menatap tajam ke arah Derix.

Brukk..

Brukk..

"Ini semua karena dirimu sialan! Kau telah menghancurkan kehidupan adikku!"

Derix kembali melayangkan pukulannya pada Xavier namun pria itu sama sekali tidak menghindar. Xavier merasa jika ia memang harus menerima pukulan ini.

"Tunggu saja pembalasanku!" Ujar Derix dengan nada dingin lalu meninggalkan Xavier yang tergeletak tak berdaya di atas tanah dengan luka di sekujur tubuhnya akibat ulah Derix.

Mulai saat itu, Xavier menjadi pria yang sangat pendiam. Tidak ada senyuman lagi yang menghiasi wajah pria itu, hanya sikap dingin yang selalu ia tunjukkan pada semua orang.

Flashback Off.

*****

Crystal terdiam setelah mendengar cerita dari Xavier. Ia tidak menyangka ada seorang wanita yang berani melakukan itu. Crystal menatap wajah Xavier yang terlihat sangat sedih. Ia tidak tahu apakah pria itu masih mencintai Jennifer atau tidak. Bahkan ia sama sekali tidak tahu harus mengatakan apa saat ini. Karena itu adalah kisah cinta yang sangat tragis yang pernah ia dengar.

"Apa kau masih mencintainya sampai saat ini?" Tanya Crystal.

"Aku rasa tidak. Semua kenangan itu sudah lama aku lupakan." Crystal tersenyum masam saat mendengar ucapan Xavier. Entah kenapa ia sangat tidak mempercayai hal itu. Dari matanya Crystal dapat melihat jika pria itu masih memikirkan Jennifer.

"Lalu apa alasan hubungan kalian sangat dilarang?" Tanya Crystal dengan raut wajah penasaran.

"Kau menjadi sangat penasaran Queen." ujar Xavier sambil terkekeh pelan membuat Crystal memutar bola matanya malas.

"Kalau tidak ingin mengatakannya tidak masalah." ujar Crystal sambil merenggut kesal.

"Baiklah aku akan mengatakannya, tapi ada satu syarat." Crystal mengerutkan keningnya saat mendengar ucapan Xavier. Tidak lama Xavier mengarahkan telunjuknya pada bibirnya membuat Crystal mendengus sebal.

"Kau mencari kesempatan dalam kesempitan." ujar Crystal.

"Hei siapa bilang? Aku,"

Cup..

Belum selesai Xavier berbicara, Crystal lebih dulu mencium bibir pria itu membuat Xavier seketika terdiam. Namun tidak lama sudut bibir pria itu terangkat membuat senyum seringai.

"Kau sangat nakal Queen." bisik Xavier pada telinga Crystal membuat wanita itu bergidik geli.

Xavier mendekatkan bibirnya pada bibir Crystal lalu mencium wanita itu dengan sangat lembut. Crystal yang melihat itu langsung memejamkan matanya dan membalas ciumannya.

Hingga akhirnya Crystal larut dalam ciuman hangat dari Xavier dan melupakan pertanyaan yang telah ia ajukan pada Xavier. Karena itulah tujuan Xavier yang sebenarnya, ia tidak ingin Crystal mengetahui lebih jauh mengenai masa lalunya.

"Aku sangat mencintaimu Queen. Kau satu-satunya wanita yang aku cintai." Crystal menatap manik mata Xavier berusaha untuk mencari kebohongan di sana. Namun ia tidak melihat hal itu, melainkan sebuah kejujuran yang sangat terlihat jelas. Crystal tersenyum ke arah Xavier lalu memeluk pria itu dengan sangat erat.

"Aku juga sangat mencintaimu Lord." ujar Crystal membuat Xavier tersenyum senang. Setidaknya pria itu merasa lega karena telah menceritakan masa lalunya pada Crystal walaupun ia belum menceritakan semua secara keseluruhnya.

*****

Continue Reading

You'll Also Like

1.2M 93.8K 60
Jeanna yocelyn, sosok gadis manis yang sangat ceria dan tak pernah kenal takut. Saat ini Jeanna tengah menempuh pendidikannya di sekolah menengah ata...
48K 2.7K 57
[END] Zila, seorang gadis lugu penuh sopan santun dan ceria yang tidak pernah mengenal lingkungan sosial sejak kecil karena ia tinggal didalam hutan...
784K 74.5K 32
Yang aku pikir, aku akan berakhir disurga.. Namun kenyataannya, aku terbangun didunia yang aneh.. Yaitu dunia immortal! Nama ku Nayra Oswald, aku seo...
2.7M 360K 59
Tragedi demi tragedi terus menimpa Krystal hingga menghancurkan gadis itu tanpa sisa. Krystal disiksa dan dibunuh oleh orang-orang yang sangat diperc...