TBRAD

By Iryuuuu

664K 92.6K 6.5K

ɴᴏᴠᴇʟ ᴛᴇʀᴊᴇᴍᴀʜᴀɴ 𝑻𝒉𝒆 𝑩𝒂𝒃𝒚 𝑹𝒂𝒊𝒔𝒊𝒏𝒈 𝒂 𝑫𝒆𝒗𝒊𝒍 By Lisha "Lagi. Aku kembali lagi. Aku tidak per... More

• PROMO NOVEL
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
Chapter 49
Chapter 50
Chapter 51
Chapter 52
Chapter 53
Chapter 54
Chapter 55
Chapter 56
Chapter 57
Chapter 59
Chapter 60
Chapter 61
Chapter 62
Chapter 63
Chapter 64
Chapter 65
Chapter 66
Chapter 67
Chapter 68
Chapter 69
Chapter 70
Chapter 71
Chapter 72
Chapter 73
Chapter 74
Chapter 75
Chapter 76
Chapter 77
Chapter 78
Chapter 79
Chapter 80-???

Chapter 58

5.1K 875 40
By Iryuuuu

***

Mungkin karena mereka telah melewati medan perang, jadi mereka lebih menakutkan dari biasanya. Para ksatria yang menegang menelan ludah.

Nos, yang berada di belakang ayahku, mengusap tangannya ke arahku dengan ekspresi putus asa yang mengatakan, 'Tolong selamatkan kami.'

Aku memutar otakku dan bergumam, "Emm, anu..."

"Aku tidur dengan boneka yang diberikan kakak setiap hari, dan rasanya seperti kalian selalu bersama denganku di kastil."

"Setiap hari?"

"Selalu?"

Keduanya berkata dan aku mengangguk. "Karena aku merindukan kalian sepanjang waktu!"

Baru kemudian ekspresi kakak beradik itu menjadi rileks.

Ayah turun dari kuda dan memelukku. "Apa kau tidur dengan boneka yang kuberikan padamu?"

Ayah terlihat sedikit kurus.

Di kehidupan terakhirku, dia tidak berpartisipasi dalam perang Kruger, tapi dia ikut dalam pertempuran Sekutu, Ayah berpartisipasi di akhir perang dan memimpin kemenangan.

Jadi, aku merasa lega, tapi saat aku melihat wajahnya yang kurus, hatiku sakit.

Aku memeluk erat leher ayahku. "Aku memeluknya dan tidur nyenyak."

Tangan ayah yang menepuk rambutku terasa sangat nyaman.

Malam itu, seisi kastil riuh dengan pesta hingga larut malam. Dubblede memberi berbagai macam minuman dan daging untuk para prajurit.

Saat aku keluar dari tengah-tengah pesta, aku melihat kantong katunku, dan bersenandung pelan.

Kemudian ketua yang mengikutiku keluar bertanya padaku. "Para prajurit yang kembali dari kemenangan hari ini hampir mati karena serangan jantung."

"Hah?"

"Aku dengar bahwa kamu lebih menyambut kotak jarahan daripada kedua kakakmu."

"Ya, tapi lihat ini."

Aku mengeluarkannya dari kantong katun dan menunjukkannya pada ketua.

"Apa ini?" Ketua mengerutkan alis.

Aku tertawa dan berkata, "Ini lebih berharga dari harta yang terbuat dari emas dan perak."

"Maksudmu ini? Ini terlihat seperti benih di mataku..."

"Benih ini yang akan memisahkan Ibu Suri dan gereja, dan membuat kita kaya."

"Memang ada benih seperti itu...?"

"Ini disebut Luminous. Benih khusus yang hanya ditemukan di orgos, bagian paling selatan benua."

"Luminous?"

"Jika kamu mencampurnya dengan obat-obatan, ini efektif untuk radang sendi dan gangguan saraf. Dan juga efektif untuk penyakit kulit yang diderita Ibu Suri."

"Penyakit kulit? Ibu Suri memiliki masalah kulit?"

Aku mengangguk.

Hanya beberapa orang di gereja yang mengetahuinya. Alasan mengapa Ibu Suri sangat setia kepada mereka adalah karena penyakit kulit yang dimilikinya.

Ibu Suri memiliki hati yang tulus dan berpikir bahwa jika dia mengabdikan dirinya kepada Tuhan, itu akan menyembuhkan kulitnya.

Tentu saja, itu bukan satu-satunya alasan dia dekat dengan gereja, tapi penyakit kulit adalah penyebab utamanya.

Saat aku menjelaskan kepada ketua, dia menggelengkan kepalanya.

"Tapi akan sulit untuk menyerahkannya ke tangan Ibu Suri. Obat-obatan yang masuk ke istana menjalani peninjauan selama bertahun-tahun."

"Itu sebabnya kita membiarkan Ibu Suri menemukannya sendiri."

"Bagaimana aku bisa melakukannya?"

"Jika sebagian besar lansia terpengaruh oleh obat ini, dia tidak punya pilihan selain menaruh perhatian pada kita."

Aku mengatupkan kedua tangan dan menatap ke arah ketua.

"Dan ada seorang lelaki tua tepat di depanku."

"....Maaf?"

Dia menatapku dengan ekspresi cemas diwajahnya.

***

Pesta mekar diadakan menjelang musim semi. Hanya pria dan wanita tua yang menghadiri pesta ini.

Jean Marc, yang turun dari kereta kuda, menatap kearah gedung tempat pesta itu diadakan dan memegangi dahinya.

'Bagaimana ini bisa terjadi?'

"Sebelum hubungan antara gereja dan Ibu Suri menjadi lebih baik, kita harus mengirim obat ini secepatnya. Kau harus berusaha keras agar rumor Luminous dapat menyebar dengan cepat."

"Apa nama obatnya?"

"Jika kau ditanya, cukup bilang ini obat awet muda."

Dan ketua yang akan mempromosikan obat itu.

Jean Marc adalah yang paling terkenal dari lima viscount di benua ini, memimpin para tetua senat Dubblede, yang memiliki pengaruh baik di Barat.

'Aku tidak percaya aku menjadi boneka bagi anak berusia 9 tahun.'

Jean Marc menghela napas dan masuk kedalam pesta.

Saat Noanoke membuka pintu, dia bisa mendengar seruan dari seluruh ruangan.

"Ya Tuhan, Viscount Noanoke..."

"Dia terlihat luar biasa hari ini."

Usaha kerasnya setimpal dengan hasilnya.

Sebelum datang ke pesta ini, dia harus mengatur bentuk tubuhnya dengan bantuan Leblaine.

Dia harus memilih salah satu dari lusinan pakaian formal yang paling cocok, bahkan Seria sampai harus turun dari puncak hope untuk menaburkan sesuatu(make up) di wajahnya.

Mustahil bagi seorang pria untuk mempersiapkan ini semua di masa tuanya.

Para wanita tua merayapinya, menutupi mulut mereka dengan kipas bulu merak.

"Bagaimana kabar Anda?"

"Lama tidak bertemu, Tuan Noanoke."

"Anda terlihat berbeda hari ini."

Dia benar-benar berbeda dari biasanya. Dahulu, dia akan mengabaikan para wanita dengan pandangan kesal, tapi kata-kata Leblaine masih melekat di telinga ketua.

Dia memaksa sudut mulutnya ke atas. "Ya, bagaimana kabar Anda?"

Para wanita tersipu.

Wajahnya yang disukai banyak gadis muda tidak menghilang bahkan seiring bertambahnya usia.

'Ya ampun, kenapa dia tertawa seperti itu?'

'Ini mengingatkanku pada masa lalu.'

Saat para wanita mendekatinya dan mengipasinya dengan kipas mereka, pria tua gemuk yang duduk dengan cemberut di kejauhan, menghentakkan kakinya ke lantai.

"Orang ini! Bagaimana bisa dia berdandan seperti perempuan!"

Para wanita bangsawan mengerutkan kening tidak terima dan berkata,

"Ini lebih baik daripada wajah jelek Anda."

"Ah maksud saya, Anda seharusnya lebih memperhatikan penampilan Anda."

"Lihatlah anak-anak jaman sekarang. Saya tidak pernah melihat mereka berpenampilan seperti bola berjalan."

Pria tua itu berteriak dan menunjuknya.

"Dari keluarga mana kamu yang berani mengataiku!"

Dia datang mengancam dengan tongkat terangkat. Namun, Nuanoke maju menghalanginya.

"Bersikaplah sopan. Tidak ada yang lebih buruk dari sikapmu."

"A, apa...!!"

Ketua yang menarik tongkatnya, mengancamnya sambil menatap tajam pria itu.

"Aku masih muda saat itu dan perkelahian kita berakhir dengan sedikit pukulan dariku. Tapi sekarang, aku mungkin membuka tutup peti mati untukmu."

Pria itu, yang dua gigi depannya pernah patah setelah bertengkar dengan Noanoke di masa lalu, tersentak dan tubuhnya bergetar.

Lalu dia berkata, "Ish! Aku jijik dengan kotoran, jadi aku menghindarimu!" Dia membuat alasan yang buruk, memutar kakinya, dan meninggalkan pesta.

"Wah, saya pikir anda sudah sangat tua, tapi anda terlihat kembali muda."

"Tidak, saya pikir anda memang masih muda."

"Anda bahkan tidak melukai persendian anda."

"Anda pasti mengonsumsi suatu obat."

Kata-kata Leblaine muncul di benaknya.

"Saya minum obat akhir-akhir ini."

Mata para wanita terbuka lebar dengan suara gemetar saat ketua mengatakan itu.

"Obat?"

"Itu adalah obat yang membuat kita awet muda."

"Anda punya obat seperti itu?!"

Ketua dengan canggung mengeluarkan kotak obat dari jaketnya.

Dan seperti yang dikatakan Leblaine, dia menopang bagian bawah kotak obat dengan tangan kanannya, tangan kiri ia taruh di punggung dan kemudian berbicara dengan nada sopan.

"Obat awet muda. Anda bisa mendapatkannya di puncak Hope sekarang."

***

Dengan ekspresi gembira, aku memeluk buku kas yang dikirim oleh Seria.

'Oh, nikmatnya punya banyak uang.'

Aku tidak tahu sudah berapa banyak angka nol.

Dengan efek dari kepopuleran ketua, Luminous langsung terjual habis.

Sejauh ini, tidak hanya para lansia tetapi juga para kaum muda berbaris di depan tempat tersebut. Dia mengatakan ada antrean sepanjang 300 meter di depan toko setiap hari.

'Dia melakukan pekerjaan yang bagus dalam mempromosikan.'

Tidak ada yang lebih menggugah semangat para orang tua selain kata 'muda'.

Jika aku menjualnya kepada semua orang, aku mungkin bisa membeli beberapa pulau, aku memiliki dokter disini dan menjual luminous hanya kepada mereka yang benar-benar membutuhkannya.

Akan lebih efektif jika digunakan oleh orang yang benar-benar sakit, jadi aku bisa mendapatkan perhatian lebih dari Ibu Suri.

'Sekarang yang harus aku lakukan hanyalah menunggu panggilan.' Aku menyembunyikan buku itu dengan baik.

"Nona kecil, apakah Anda ingin sarapan?"

"Iya!"

Menu sarapan hari ini adalah french toast. Menu favoritku, jadi aku turun ke ruang makan sambil bersenandung.

"Selamat pagi."

"Selamat pagi kak." Aku menjawab Henry, meletakkan serbet di pangkuanku, dan mengambil sendok dan garpu.

Aroma roti panggang segar mengalir masuk ke rongga hidungku.

Aroma gurih telur dan manisnya selai rasberi berpadu dan merangsang perut.

Aku memotong roti panggang, melipatnya dengan erat dan memasukkannya ke dalam mulutku.

'Lezat...'

Saat aku menyelesaikannya dalam sekejap, roti panggang baru diberikan kepadaku. Itu milik Ayah.

"Ayah tidak makan?"

"Nanti."

Aku tidak pernah menolak jika menyangkut soal makanan.

Dulu, aku pikir bahwa aku membutuhkan lebih banyak makanan karena aku masih kecil, tapi ternyata aku sangat suka makan.

Aku menikmati hidup sebagai diriku sendiri di kehidupan keempatku.

Sambil memakan roti panggang ayahku, aku menatap keluargaku yang memeriksa koran dan surat.

"Mereka mengadakan pesta di istana kekaisaran."

Ketika Henry berkata begitu sambil memasukkan gula batu ke dalam tehku, Ayah mengangguk.

"Ya, festival bunga dan pesta kemenangan."

Isaac mengerutkan kening sambil meletakkan salad di piringku. "Oh, aku tidak bisa melewatkannya jika itu pesta kemenangan."

Henry menjawab sambil mengaduk gula di tehku. "Jika kita tidak pergi, orang lain akan mencuri penghargaannya."

Isaac menaburkan saus di salad yang sudah dia taruh di piringku. "Kita lah yang bertarung sekuat tenaga, tapi mengapa mereka yang mendapat pujian karena kita tidak menghadiri pesta kemenangan? Kurasa aku akan membunuh mereka semua."

Henry mengambil cangkir teh dan memberikannya padaku, "Aku sudah memberitahumu untuk memperhatikan bahasamu di depan Leblaine."

Isaac juga mengambil salad dengan garpu dan mendorongnya ke arahku. "Karena itu menjengkelkan. Saat kamu pergi ke pesta, kau akan muak dan lelah meladeni para sekumpulan lalat itu."

Aku tidak tahan dengan teh dan salad di kedua sisi dan mengerang.

'Apakah mereka menggangguku karena aku lebih menyambut kotak jarahan terakhir kali?

Saat aku merenung, ayah mengambil teh dan salad dari keduanya.

"Jangan menggoda adikmu."

"Tapi dia sangat manis."

Saat aku melihat Isaac yang tersenyum, aku menjadi cemberut.

Aku diintimidasi.

Aku menatap mereka berdua. Mereka kakak yang sangat jahat karena menindas adik perempuan mereka.

Aku tidak bisa begitu saja membiarkan ini terjadi, jadi aku mengatakannya dengan sangat tegas.

"Bisakah kamu tidak melakukannya lain kali?"

Henry dan Isaac, dengan kepala menunduk, mengangkat bahu. Para pelayan menoleh dan mencoba yang terbaik untuk menahan tawa mereka.

***

Continue Reading

You'll Also Like

318K 23.6K 40
menikah dengan duke Arviant adalah hal yang paling Selena syukuri sepanjang hidupnya, ia bahkan melakukan segala cara demi bisa di lirik oleh Duke Ar...
726K 44.7K 52
Setelah menerima banyak luka dikehidupan sebelum nya, Fairy yang meninggal karena kecelakaan, kembali mengulang waktu menjadi Fairy gadis kecil berus...
115K 11.3K 21
••Alethea Andhira Gadis cantik yang memiliki kehidupan sederhana memiliki sifat rendah hati dan ramah. Sosoknya yang cantik tidak membuatnya memiliki...
345K 39.6K 54
Rafka, seorang mahasiswa berumur dua puluh tujuh tahun yang lagi lagi gagal dengan nilai terendah di kampus nya, saat pulang dengan keadaan murung me...