Mettled {Jaeyong}

By Key_Rand

1.7M 181K 51.8K

[BxB] [Yaoi] [Gay] [Mature] [Mpreg] "You, your heart, your body, your body are all only mine, it's all mine n... More

Cast + Prolog
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34

Part 1

86.5K 8.4K 4.7K
By Key_Rand

Jaehyun membuka ruangan kerjanya, sudah satu hampir satu tahun ia meninggalkan kantor ini karena suruhan ayahnya, padahal Jaehyun sangat senang berada di kantor ini namun semuanya terbayar karena mulai hari ini ia akan kembali bekerja disini.

Ia melihat kesekeliling ruang kerjanya, tidak banyak yang berubah. Jaehyun duduk di kursi kebesarannya lalu ia mengambil telpon gagang yang berada di meja kerjanya untuk menghubungi sekretarisnya.

Pintu ruangan Jaehyun terbuka lalu ia melihat wanita cantik yang sudah bekerja di kantor ini sekitar tiga tahun itu berjalan mendekat ke arahnya, itu Kwon Eunbi, sekretaris Jaehyun.

Eunbi membawa beberapa berkas yang Jaehyun minta. "Ini berkas yang kau minta Sajangnim." Ucapnya sopan seraya meletakkan berkas-berkas tersebut di atas meja kerja Jaehyun.

Jaehyun mengangguk lalu mengambilnya. "Ini sudah termasuk data tiga orang yang saya minta tadi?" Tanyanya.

Eunbi mengangguk pelan. "Sudah Sajangnim, sesuai semua yang kau minta termasuk data diri tiga karyawan baru yang kau minta."

Jaehyun tersenyum puas, Eunbi memang selalu bekerja dengan sangat baik pantas saja ayahnya sangat mempercayai wanita bermarga Kwon itu. 

"Terimakasih, jadwalku hari ini kau bisa kirim ke emailku ya." Titah Jaehyun.

Sekretaris cantik itu mengangguk lalu membungkuk pelan. "Baik Sajangnim, saya permisi." Setelahnya Eunbi keluar dari ruangan Jaehyun dan kembali untuk melanjutkan pekerjaannya.

Lelaki bermarga Jung itu membuka satu persatu berkas yang tadi di berikan oleh sekretarisnya. Setelah membaca berkas-berkas yang menurutnya penting lelaki itu mengambil data diri ketiga karyawan yang baru ia kenal karena mungkin mereka bertiga baru masuk ke perusahaan setelah Jaehyun di pindahkan ke luar negeri.

Ada Choi Miyeon, Kim Doyoung dan Lee Taeyong. Dengan teliti Jaehyun membaca data diri mereka bertiga sampai matanya membaca status lelaki bermarga Lee tersebut, belum menikah.

Sudut bibir Jaehyun sedikit terangkat, seringai pun terpasang di wajah tampan bak dewa itu. 

Dari awal melihat lelaki bernama Lee Taeyong itu mata Jaehyun tidak bisa beralih dari mata besar dan bulat milik lelaki bermarga Lee tersebut. 

Berdehem pelan Jaehyun pun berbisik. "Ini akan sangat menarik." Seringai kembali terlihat di wajahnya.

Meletakkan berkas tersebut Jaehyun menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi. "Lee Taeyong ya? Hm, aku tertarik." Serunya pelan.

~~

Taeyong menegakkan tubuhnya, pekerjaannya hari ini sedikit melelahkan. Melirik ke arah jam dinding ternyata sudah waktunya makan siang, ia bisa mengisi perutnya dan bersantai sebentar sebelum kembali bekerja.

"Taeyong, ayo makan siang." Ajak Wonwoo.

Taeyong menatap temannya malas, "Aku tidak mau ya makan siang denganmu jika hanya di jadikan obat nyamuk saja." Dengusnya, tentu saja sudah sering kali ia hanya menjadi pajangan ketika makan siang dengan Wonwoo karena lelaki manis itu selalu bersama kekasihnya.

Wonwoo terkekeh pelan lalu menggeleng. "Tidak akan, hari ini Mingyu sedang meeting di luar kantor jadi kita bisa makan siang berdua saja."

Setelah mendengar ucapan Wonwoo dengan cepat Taeyong berdiri lalu tersenyum. "Syukur sekali, setidaknya hari ini aku tidak akan mendengar gombalan kekasihmu yang sangat membuatku merinding itu." Taeyong bergedik pelan.

"Taeyong-ah." 

Mendengar namanya di panggil Taeyong menoleh dan ternyata manajer Choi yang memanggilnya. "Ya Hyung ada apa?"

Choi Minki yang akrab di panggil Ren itu tersenyum ke arah Taeyong. "Setelah makan siang nanti kau di suruh ke ruangan Jung Sajangnim."

Taeyong mengerutkan keningnya bingung. "Untuk apa?"

Ren berpikir sejenak. "Mungkin karena kau karyawan baru untuknya, ku dengar tadi Kim Doyoung dan Cho Miyeon juga di panggil ke sana."

Mulut Taeyong membulat lalu ia mengangguk. "Baiklah, nanti aku akan ke ruangan Jung Sajangni, terimakasih Hyung." 

Memang manajernya ini sangat akrab dengannya, semua yang bekerja dengannya tidak perlu memanggilnya dengan terlalu formal karena itu akan membuat kecanggungan saja.

Ren mengangguk lalu mempersilahkan Taeyong dan Wonwoo kembali berjalan untuk mengisi perut mereka. 

Taeyong dan Wonwoo kembali berjalan menuju cafe perusahaan untuk makan siang, sepanjang perjalanan Taeyong hanya melamun saja ia masih membayangkan tatapan yang di berikan bos besarnya tadi pagi padanya.

Berdoa saja semoga semuanya baik-baik saja.

~~

Jaehyun membenarkan jasnya di hadapannya kini sudah ada Kim Doyoung dan Cho Miyeon, karyawan baru yang Jaehyun baru kenal. 

"Jadi sudah berapa lama kalian bekerja disini?" Tanyanya.

Ya Jaehyun memang sengaja hanya memanggil dua dari mereka karena Jaehyun ingin Lee Taeyong datang ke ruangannya itu seorang diri. 

"Sudah empat bulan yang lalu Sajangnim." Jawab Miyeon.

"Dari dua bulan yang lalu Sajangnim, aku masih baru disini." Jawab Doyoung.

Jaehyun mengangguk lalu melihat data diri mereka berdua lagi. "Kalian belum menandatangani kontrak pribadiku benar?" Tanya Jaehyun lagi dan keduanya mengangguk.

Lelaki tampan itu mengeluarkan dua lembar kertas dan memberikannya pada mereka berdua. "Isi dan tanda tangani setelahnya berikan itu pada kepala divisi kalian masing-masing, paham?"

Keduanya mengambil kertas yang Jaehyun berikan lalu mengangguk paham. "Nah kalian bisa kembali bekerja sekarang." 

Doyoung dan Miyeon mengangguk lalu membungkuk hormat pada Jaehyun sebelum keluar dari ruangan besar tersebut. Di rasa pintu ruangannya suah di tutup Jaehyun melepas jasnya dan melonggarkan sedikit dasinya. 

Tangannya mengambil gagang telepon untuk menghubungi manajer Choi. "Choi Minki, katakan pada Lee Taeyong untuk segera datang ke ruanganku."

Setelahnya Jaehyun kembali meletakan telepon tersebut, ia menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi. Tadi ia sempat mencari tau tentang lelaki cantik bernama Lee Taeyong itu ada beberapa hal yang Jaehyun dapat termasuk Taeyong yang belum memiliki kekasih.

Suara ketukan pintu membuat Jaehyun tersadar lalu ia mempersilahkan orang yang mengetuk pintu itu masuk. Senyum tipis terpatri pada wajah tampan lelaki itu, ia menegakkan tubuhnya dan menatap lurus ke arah Taeyong.

"Selamat siang Sajangnim." Taeyong membungkuk hormat pada bos besarnya.

"Siang, silahkan duduk." Jaehyun mempersilahkan lelaki cantik itu untuk duduk padahal saat memanggil Doyoung dan Miyeon tadi mereka berdua di biarkan berdiri olehnya.

Taeyong duduk di hadapan Jaehyun. "Ada apa Sajangnim?"

Lelaki tampan itu meraih data diri Taeyong lalu membacanya kembali. "Lee Taeyong, dua puluh empat tahun, benar?" Tanya Jaehyun seraya menatap mata Taeyong.

"Benar Sajangnim."

"Sudah berapa lama bekerja disini?"

"Sekitar lima bulan yang lalu Sajangnim."

Jaehyun menganggukkan kepalanya lalu ia meletakkan berkas data milik Taeyong dan menatap Taeyong dengan lamat. "Kau..."

Taeyong mendongak untuk balik menatap bos besarnya itu. "Ya?"

"Cantik."

Mata dan mulut Taeyong membulat, jatungnya seakan berhenti berdetak ketika mendengar ucapan Jaehyun. Mengatur napasnya Taeyong pun mencoba tenang namun itu sulit, ia merasa seluruh wajahnya panas. "Maaf tapi aku lelaki Sajangnim."

Jaehyun terkekeh pelan, sangat pelan. "Aku tidak mengatakan jika kau perempuan bukan? Aku hanya berkata jika kau cantik, apa cantik hanya di perbolehkan untuk memuji wanita saja?" 

Lelaki bermarga Lee itu mengulum bibirnya, ia tidak tau harus menjawab apa jantungnya masih berdetak tak karuan. 

"Kau belum menikah bukan?" Taeyong mengangguk.

Jaehyun menyeringai. "Masih ada kesempatan untukku mendapatkanmu hm?"

Untuk kedua kalinya mata Taeyong membelalak, apa? Mendapatkannya? 

"Maaf sepertinya-"

"Tanda tangani ini," Jaehyun memberikan kertas pada Taeyong, kertas yang sama seperti yang ia berikan pada Doyoung dan Miyeon. "Itu kontrak pribadiku, baca dan pahami baik-baik Lee Taeyong."

Taeyong mengambil kertas itu lalu membacanya perlahan, tidak ada yang aneh ini sama seperti kontrak perusahaan di mana ia sudah menandatanganinya di saat ia pertama kali bekerja disini. Namun sampai di akhir ada hal yang mengganjal untuk Taeyong.

"Sajangnim."

"Ya?"

Taeyong ragu untuk menanyakannya namun itu harus agar tidak terjadi kesalahan pada nantinya. "Apa maksudnya yang terakhir ini Sajangnim?" Tanya Taeyong.

Jaehyun melihat kertas itu lalu tersenyum kecil. "Menuruti semua perintahku dari pertaruran yang ku buat, perintah yang aku suruh secara pribadi ataupun hal yang lainnya. Misalnya ada karyawan meminta tanda tanganku maka mereka harus mau menuruti apa yang aku pinta sebelum aku menandatanganinya."

Alis Taeyong mengerut, ini tidak adil. Bukankah ini adalah keuntungan pribadi untuk bosnya bukan keuntungan untuk perusahaan? 

"Bukankah itu sangat tidak adil Sajangnim? Maksudnya ini tidak termasuk di kontrak perusahaan." Titah Taeyong, karena menurutnya ini sangat tidak masuk akal.

Jaehyun menatap Taeyong dengan tatapan mengintimidasi. "Memang, ini kontrakku bukan kontrak perusahaan jadi semuanya terserahku lagi pula perusahaan ini sudah atas namaku hm."

"Tapi ini-"

"Jadi istriku maka kau bisa mengaturku sepuasnya." Lugas Jaehyun, ia menatap Taeyong dengan tatapan aneh.

"YA!! ah eum maaf Sajangnim." Taeyong menutup mulutnya ketika ia tidak sengaja berteriak pada Jaehyun, Bos-nya.

Jaehyun berdiri dari kursinya, melonggarkan dasinya lagi lalu mendekati Taeyong yang masih duduk. "Kau berteriak padaku? Pada bosmu?" Tanya Jaehyun yang kini berdiri di sisi tubuh Taeyong.

Taeyong menggigit bibir bawahnya dan menunduk, sungguh ia benar-benar tidak sengaja berteriak pada Bos-nya itu karena bos-nya itu asal berbicara, siapa juga yang mau menjadi istri Jaehyun? Tidak akan!

"Maafkan aku Sajangnim, sungguh aku tidak sengaja."

Jaehyun mengetuk-ngetuk jarinya di atas meja lalu
pinggulnya ia sandarkan pada sisi meja. "Bahkan belum ada satu hari kau bekerja denganku dan kau sudah membuat masalah, berteriak pada bos eoh?"

Taeyong meringis pelan, salahkan saja mulutnya yang dengan reflek berteriak seperti tadi. "Sekali lagi maafkan aku Sajangnim." Suara Taeyong memelan.

Jaehyun tersenyum kecil melihat Taeyong yang menurutnya sangat menggemaskan, ia membungkukkan sedikit tubuhnya agar mulutnya sejajar dengan telinga Taeyong. "Kau boleh berteriak jika bersamaku ketika kita sedang melakukan hal panas yang sangat menggairahkan." Bisiknya pelan.

Taeyong memejamkan matanya, tubuhnya bergidik ngeri. Kenapa bos barunya seperti ini? 

"Jangan menunduk, tatap mataku ketika aku sedang berbicara." Titah Jaehyun tegas.

Dengan perlahan kepala Taeyong terangkat lalu ia menatap Jaehyun dengan takut-takut berbeda dengan Jaehyun yang kini kembali menyeringai. "Bagaimana? Kau mau berteriak lagi denganku hm?"

Taeyong menggulirkan bola matanya, ia tidak kuat dengan tatapan Jaehyun yang sangat lapar seolah sedang menelanjanginya saat ini. 

"Kita bisa saling berteriak mendesahkan nama satu sama lain." Tambah Jaehyun.

Tangan Jaehyun terulur untuk mengelus telinga Taeyong yang memerah. "Kau cantik, aku tertarik padamu Lee."

Taeyong muak! Jika saja Jaehyun bukan bosnya maka saat ini Taeyong akan menendang keras adik kecil Jaehyun agar tidak bisa bangun lagi.

"Sajangnim jang-ahh." Taeyong menutup mulutnya ketika satu desahan lolos dari mulutnya ketika tangan Jaehyun mengelus pahanya.

Jaehyun tertawa kecil. "Tanda tangani itu secepatnya Lee, dan jika kau ingin berteriak padaku lagi boleh saja asal kita bisa menteriakkan nama satu sama lain dalam desahan di malam hari."

Taeyong bergidik dan langsung berdiri dari duduknya, "Saya permisi Sajangnim." Wajah Taeyong memerah, bisa-bisanya lelaki tampan itu memperlakukannya seperti ini, itu namanya pelecehan!!!

Jaehyun tertawa keras ketika Taeyong sudah keluar dari ruangannya, ah ini sangat menyenangkan. Jaehyun yakin ia bisa dengan cepat mendapati Lee Taeyong, jika belum bisa mendapatkan hatinya maka Jaehyun akan mendapatkan tubuhnya terlebih dahulu.

TBC

Continue Reading

You'll Also Like

162K 14K 79
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
125K 11.7K 24
[Update: Senin-Selasa] "I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian...
78K 8.2K 27
" Pada akhirnya akan selalu ada hal baik yang menerpa kita setiap harinya, biarlah takdir yang mengubah dan biarkan waktu yang menentukan , jangan ka...
121K 20.4K 39
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...