Juliet's House

By Andelweis__

125K 20.4K 2.7K

Cita-cita seorang Roseanne Belle dari kecil hanyalah tinggal di kota cantik dan romantis dengan kisah cinta k... More

Prologue
01. It All Started
02. Man with Pink Gelato
03. Ravioli Of Happiness
04. An Agreement
05. Roseanne Belle
06. Learn Italian with Jeffrey
07. Lei è La Mia Vidanzata
08. An Advice From Lisa
09. Rose At The Party
10. Food Street and Music
11. From Sunset with Love
13. Roseanne Still Baby
14. A Comforting Hug
15. Mr. Soft drink & Bayi Marshmallow
16. Tequila or Whisky
17. Jealous? Again
18. Today with Maxi
19. Laser Gaze
20. Confession
21. Broke My Heart
22. In My Dream
23. The Game Begins
24. Symphony of Love
25. Gege Lost in Love
26. Trattenevi Di Nuovo
27. More Than Broken Heart
28. Cherish, Cherry, Cheap, and Chilly
29. Coming Home
30. Little First Love Story
31. Last Christmas
32. Meet Him
33. This Night
34. Baby, I Want You
35. Ti Amo
36. New Life
37. About You and Me
38. The End
Epilogue

12. Letter to Juliet

2.4K 520 40
By Andelweis__

DODICI

Jeffrey memperhatikan Rose yang sedang sibuk menulis sesuatu pada selembar kertas berwarna merah muda. Iseng ia menghampiri Rose untuk mengintip apa yang gadis itu tulis.

Dear Juliet,

Today is my birthday...

"Apa yang kamu liat?" Rose menutupi tulisan tersebut dengan kedua tangannya, begitu menyadari Jeffrey yang sedang mencoba mengintip. Namun masih tersisa sedikit tulisan yang tak tertutupi, sebuah nama.

... ♥ Roseanne Belle

Entah nama siapa yang ditulis Rose bersama namanya dengan lambang love diantara nama mereka. Jeffrey nampak berdehem, ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Hari ini... hari berkurangnya umur lo?" tanya Jeffrey.

Rose mengangguk. "Cieee tambah tua, berapa umur lo sekarang? Genap 24 tahun?"

"Udah tau kok nanya."

"Hei, jutek amat. Gue gak liat love letter lo buat sekretaris Juliet kok. Gue cuma sempet liat sampai lo tulis 'today is my birthday' gitu doang." Jeffrey menghentikan sejenak perkataannya. "Mmm--sama yang... gue gak tau siapa terus love Roseanne Belle, lo lagi suka sama orang? Siapa?" tanya Jeffrey.

Rose menggeleng. "Gak ada!" bohong Rose.

Jeffrey mengangguk, cukup tahu saja. Mungkin si Keenan-Keenan itu yang namanya tertulis disana.

"Jeff.."

"Ya?"

"Hari ini aku mau ke Juliet's house--" baru saja Jeffrey ingin membuka suara untuk menawarkan Rose pergi bersama kesana. Namun suara Rose sudah memotongnya lebih dulu. "Sendiri--aku bisa sendiri, lagian aku udah lumayan hapal jalan kok." lanjutnya.

"Yakin? Gue bisa ikut lo kok, kalau cuma mau kirim surat ke Juliet's club gak akan lama, kan?"

Rose menggeleng seraya tersenyum kecil. "Ih gak usah Jeff, soalnya aku.. mmm--ada janji sama orang." jawab Rose ragu.

Jeffrey menaikan satu alisnya bingung. "Siapa?" tanyanya.

"Maxi, cowok yang kemarin aku kasih nomor ponselku. Tadi pagi dia hubungin aku dan ngajak aku nyanyi di event kampusnya." jelas Rose.

Jeffrey nampak tak suka. "Dia mahasiswa?"

"Ya, mahasiswa."

"Eiy, lo sama brondong?"

"Brondong apanya, orang kita seumuran. Dia lagi ambil program pasca sarjana."

Jeffrey mengangguk. "Rose, kalian baru kenal kemarin dan lo udah sepercaya itu sama dia. Kalau dia ada niat jahat gimana? Apalagi lo sendirian, gue harus ikut!"

"Tapi, Jeff."

"Gak ada tapi-tapian--lo tau kan cowok Italia itu kayak gimana. Hei Roseanne, ini bukan Indonesia. Lagipula lo tinggal bareng gue, jadi secara gak langsung lo adalah tanggung jawab gu--" kalimat Jeffrey terpotong saat ia melihat Rose tampak merengut. Ia baru sadar, sikapnya agak berlebihan dan terkesan mengekang. Rose bukanlah anak kecil, dia juga bukan siapa-siapa Jeffrey. Tapi kenapa Jeffrey memperlakukan Rose layaknya ia adalah orang yang penting baginya. Jeffrey menghela nafas, kemudian menjawab. "Silahkan lo pergi, tapi kalau ada apa-apa langsung hubungin gue."

Rose menegakan kepalanya, menatap Jeffrey dengan mata berbinar. "Yaey, Grazie Jeff!" Rose melompat kegirangan sambil memeluk Jeffrey erat.

Jeffrey hanya bisa berulang kali menghembuskan nafas dengan pipi yang panas. "Shit!" makinya.

"Jeff, kamu ngumpat?" tanya Rose yang telah melepas pelukannya.

Dengan cepat Jeff menggeleng. "Gak, yaudah sanah pergi!" usir Jeffrey.

Rose tersenyum meski Jeffrey terkesan mengusirnya. Pria itu sangat lucu di mata Rose dengan tingkahnya yang gampang grogi dan salah tingkah.

♥♥♥

Jeffrey duduk di ruang tengah, menyalakan televisinya. Setelah Rose pergi beberapa jam yang lalu pikirannya jadi tak tenang, mungkinkah ini terlalu berlebihan disaat ia khawatir pada gadis yang bahkan tak memiliki hubungan apapun dengannya.

"Gimana kalau si Maxi ini cowok gak bener?"

"Anak band itu kan biasanya bandel."

"Maxi itu suka sama Rose gak sih?"

"Kira-kira Rose bakalan kecantol cowok lokal sini gak ya?"

Berbagai pemikiran konyol menghampiri Jeffrey. Jeffrey menghembuskan nafas kasar lalu mengacak rambutnya kasar.

"JEFF! apa si yang lo pikirin dari tadi?!" monolognya.

"Ah, daripada mikirin itu. Mending--oh ya, bakalan berlebihan gak sih kesannya kalau gue bikin surprise party buat Rose?"

Jeffrey mengambil ponsel di meja, lalu mulai menghubungi seseorang.

"Hallo!" sapa suara seseorang dari seberang telepon.

"Vernon, lo dimana?" tanya Jeffrey.

"Of course, in my house. Whats up?"

"Ke flat gue sekarang, Rose ulang tahun. Gue mau bikin surprise kecil buat dia."

Vernon tersenyum menggoda di seberang sana. Walaupun ia tahu kalau Jeffrey tak akan bisa melihatnya. "Oh wow, perhatian banget. By the way tanggal lahir kalian cuma beda tiga hari doang, kenapa gak sekalian rayain ulang tahun lo juga?" tanya Vernon.

"Itu bisa dibicarain nanti, sekarang lo dateng aja dulu ke flat, gak pake lama!"

"Yaaaa, on the way!"

Jeffrey mematikan telepon setelah pembicaraan usai. Ia merebahkan tubuhnya ke sandaran sofa.

"Ini bukan hal berlebihan yang dilakuin gue buat cewek yang udah ada pacar kan? Kayaknya ini hal biasa, biasa banget.. Walaupun gue baru pertama ngelakuin kayak gini. Tapi yaaa--ini hal biasa." tekan Jeffrey pada setiap kata 'biasa' yang ia katakan.

♥♥♥

Tak terasa waktu sudah sore hari menjelang malam. Mulai dari Juliet's house, manggung di event kampus Maxi, sampai akhirnya mereka berdua makan bersama di salah satu restoran. Ternyata ia pergi cukup lama.

Dan sekarang, Rose bersama dengan Maxi sedang menuju ke flat Jeffrey dengan menggunakan mobil Maxi. Setelah puas mereka merayakan ulang tahun Rose dengan sedikit macaron yang di atasnya diberi hiasan lilin saat di restoran tadi.

"Rose, thanks for today and happy birthday." kata Maxi dengan senyum manis yang tak lupa ia tunjukan.

"Terimakasih kembali, thanks untuk hari yang menyenangkan ini Maxi. Dan thanks untuk perayaan ulang tahun yang manis tadi."

Maxi mengangguk. "Boleh kan kalau nanti aku mau ngajak kamu pergi lagi?"

"Tentu, aku gak akan keberatan untuk pergi bersama kamu."

Maxi lagi-lagi mengangguk. Ia menghentikan mobilnya di depan flat yang ditinggali Jeffrey, setelah Rose memberitahunya untuk berhenti di tempat tersebut.

Rose turun dari mobil lalu tak lupa kembali berucap terimakasih pada Maxi.

"What is you are welcome in bahasa Indonesia?" tanya Maxi.

"Sama-sama."

Maxi mengangguk dan tersenyum pada Rose. "Sama-sama, Rose." kata Maxi.

Rose tertawa kecil, kata-kata Maxi begitu kaku saat mengucapkan kata dalam bahasa Indonesia.

Setelah itu, bukannya langsung pergi, Maxi malah ikut turun dari mobil.

"Biar aku antar sampai halaman flat."

"Gak usah, Max. Kamu pasti capek kan? Lebih baik pulang aja. Oh iya boleh kan aku panggil kamu Max?"

"Of course, Rose. Tapi aku tetap mau antar kamu."

"Tapi kalau kamu capek, kamu bisa langsung pulang aja."

Maxi menggeleng, ia tetap bersikukuh untuk mengantarkan Rose. Dan akhirnya Rose hanya dapat mengangguk pasrah.

Sampai di halaman flat, Rose menatap Maxi seraya tersenyum.

"Sekali lagi thanks ya Max, aku masuk dulu."

"Ya, sampai ketemu lagi." kata Maxi sambil melambaikan tangannya pada Rose yang mulai berjalan menjauh darinya.

Maxi tersenyum sumringah setelah Rose sudah benar-benar hilang dari pandangannya. Ia memakaikan kupluk pada sweaternya ke kepalanya, lalu memasukan kedua tangannya ke dalam kantung celana jeansnya. Seraya bersenandung kecil ia berbalik arah dan keluar dari pekarangan flat.

"She is too cute," guman Maxi yang sedang membayangkan ekspresi Rose saat bersamanya tadi.

Dari atas balkon kamar flatnya, Jeffrey melihat bagaimana kedekatan antara Rose dan Maxi. Tiba-tiba ia jadi tidak bersemangat lagi untuk merayakan surprise party ini.

"Hei, lagipula dia udah punya pacar di Indonesia. Jaga hati lo Jeff!" peringat Jeffrey pada dirinya sendiri.

♥♥♥

(Sumber pict: pinterest)

By the way, bule siapa yang kalian bayangin buat visualisasi Maxi?

Continue Reading

You'll Also Like

YES, DADDY! By

Fanfiction

304K 1.8K 9
Tentang Ola dan Daddy Leon. Tentang hubungan mereka yang di luar batas wajar
tale By yerims

Fanfiction

81.5K 8.7K 47
tale /tāl/ noun a fictitious or true narrative or story, especially one that is imaginatively recounted. Gambar berasal dari pinterest.
7.2K 1.2K 26
"Tuhkan, putus lagi. Karma sih lo, makanya jadi cowo jangan kebanyakan gaya." "Apaan sih, lo juga jomblo mulu." "Masih mending gue lah, ngga pernah...
Destination By a

Fanfiction

76.7K 16.8K 41
ㅤApa bagian tersulit dalam kehidupan? Bagi Jaka dan Khansa ada satu. ㅤMenentukan tujuan hidup dan hati.