Dosenku Suamiku (TAMAT)...

By kepojanganberlebihan

56.1M 3.3M 873K

Telah terbit di Penerbit Romancious. Cerita ini tidak di revisi, jadi masih berantakan. Kalau mau baca yang l... More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
DS
55
56
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
82
86
Plagiat
EXTRA-PART
Info Novel DS
Novel DS
info lagiiiii!
GIVEAWAY NOVEL DS!
VOTE CAST
PO NOVEL DS MAKIN DEKAT!
PAKET & BONUS NOVEL DS
VOTE COVER!
CARA BELI NOVEL DS
GIVEAWAY LAGII
DOORPRIZE DS!
H-3 PO NOVEL DS
BESOK PRE-ORDER DS!
PO KEDUA SUDAH DIBUKA!
Info cerita Dosenku Suamiku 2!
DOSENKU SUAMIKU 2!
DOSENKU SUAMIKU 2 SUDAH PUBLISH!
DS!

81

588K 47.1K 13.6K
By kepojanganberlebihan

HAIHAIHAIII!🖤
APA KABAAAAR?
JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT!

MAKASII BANYAK ATAS SUPPORTNYAA!🖤

HAPPY BIRTHDAY!

HAPPY READING!

Rumah, 18.10 wib.
       Dira dan Rey sudah selesai menunaikan ibadah sholat magrib, kemudian mereka melajutkan berdzikir dan berdoa.

Kepala Dira menunduk, kedua tangannya terangkat menutupi seluruh wajahnya. Ia mulai berdoa sembari menangis tanpa mengeluarkan suara.

Setelah selesai berdoa, Rey membaca surah al-fatihah dan kemudian beranjak mengambil al-Quran yang berukuran lumayan kecil.

Rey kembali duduk di hadapan Dira, ia mengerutkan dahinya saat menatap punggungnya Dira yang tampak bergetar.

"Dira?"

Dira tak menggubris panggilan Rey, ia berusaha menahan tangisnya agar Rey tak mengetahui bahwa dirinya sedang menangis.

Rey diam sembari menatap Dira dengan tenang, ia tau bahwa saat ini Dira sedang menangis. Ia mengerti, kondisi Dira saat ini sedang down.

"Kalo mau nangis, gapapa. Nangis aja," ucap Rey dengan lembut.

"Saya ga nangis," ucap Dira dengan pelan sembari masih menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Rey hanya menganggukan kepalanya. "Hm," gumamnya.

Dira kemudian menjauhkan kedua tangannya dari wajahnya, menatap Rey dengan kesal. "Pak Rey kenapa sih! Hiks.."

"Saya kenapa?"

"Hiks.. udah dong, Pak. Saya capek, Pak Rey ngerti ga sih?!" Dira kembali menutup wajahnya dan kembali menangis sejadi-jadinya.

Satu tangan Rey beralih memegang bahu Dira, perlahan mengusap-usapnya dengan lembut.

"Hiks.."

Satu lagi tangan Rey mulai membuka al-Quran nya, ia kemudian membaca surah al-fatihah dengan suara merdunya.

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ.

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Tangis Dira perlahan mereda saat mendengar Rey membaca al-Quran.

Rey melanjutkan bacaannya hingga selesai.

Dira kemudian menjauhkan kedua tangannya dari wajahnya, menatap Rey dengan mata sembabnya. Air mata Dira kembali mengalir. Bedanya, kali ini air mata tersebut jatuh dengan perasaan tenang.

Dira perlahan tersenyum.

Setelah selesai, Rey kembali menatap Dira. Seketika, ia mengerutkan dahinya.

"Ehm.. kenapa?"

Dira kemudian menghapus air mata di kedua pipinya, ia lalu menggelengkan kepalanya. "Gapapa," ucapnya dengan suara serak.

Rey kembali menarik tangannya yang masih berada di bahu Dira. "Kamu mau ngaji?"

Dira segera menggelengkan kepalanya. "Eh.. engga," ucapnya menolak.

"Kenapa ga mau? Saya ga pernah liat kamu ngaji loh," ucap Rey dengan penasaran.

"Em.. saya.. belum lancar baca al-Quran." Dira kemudian menundukkan kepalanya, malu kepada sang suami.

Rey menaikkan sebelah alisnya, menatap Dira yang langsung memalingkan tatapan dari dirinya. Ia kemudian tersenyum.

"Gapapa, belajar aja dulu."

Dira hanya mengangguk-anggukan kepalanya, tak berani menegakkan kepalanya.

"Ayo, saya ajarin."

Rey segera memberikan al-Quran yang ia pegang kepada Dira, dan Dira segera mengambilnya.

"Hm?"

Dira langsung menegakkan kepalanya, cukup terkejut. "Kenapa?"

"Ngambilnya diliat-liat, ntar kalo salah ambil batal wudhu nya."

Dira mengerutkan dahinya, ia kemudian menatap al-Quran yang di pegang oleh Rey dan langsung mengambilnya.

Dira kemudian membuka al-Quran nya, mereka mulai membaca al-Quran dengan Rey yang menjadi guru mengaji Dira.

10 menit berlalu..

Dira dan Rey telah menyudahi kegiatan mereka membaca al-Quran.

"Makasih, Pak."

"Justru saya yang harus bilang makasih ke kamu. Walaupun kamu udah difitnah yang engga-engga karna nikah sama saya, tapi kamu ga pernah berpikir buat ninggalin saya. Makasih," Rey kemudian tersenyum dengan tulus.

Dira terdiam sembari menatap Rey dengan mata yang kembali berkaca-kaca.

"Sekarang saya ngerti alasan kamu ga mau semua orang tau hubungan kita, tapi.. mau kapan pun kamu siap atau engga, semua orang pasti bakalan tau kebenarannya."

Rey menatap mata Dira dengan sangat dalam. "Itu resiko kita. Dan.. kita ga akan bisa nyembunyiin kebenaran untuk selamanya," ucapnya dengan lembut.

Dira kembali menundukkan kepalanya, air matanya kembali menetes.

"Tapi, saya ga nyangka. Ternyata kamu lebih berani dari yang saya kira," Rey mengulum senyumnya.

Dira menghapus air matanya dengan cepat, ia kembali menegakkan kepalanya sembari menatap Rey. "Ehm?"

"Tadi Sasa langsung pulang ya?"

Dira mengerutkan dahinya. "Kenapa nanyain dia," protesnya.

Rey menaikkan sebelah alisnya. "Kan tadi bajunya kamu sirem kopi, masa dia ga ganti baju?"

"Ish, apaan sih! Kok malah bahas dia," Dira kembali protes.

"Ya.. penasaran. Kamu ga mau cerita ke saya?"

Dira menggelengkan kepalanya dengan cepat.

"Nyesel saya tadi siang ga ke kantor. Harusnya kalian berantem waktu saya dikantor, biar saya bisa liat seganas apa istri saya kalo lagi berantem." Rey menaik-turunkan kedua alisnya.

Dira menatap Rey dengan tajam. "Dih, ngapain coba. Pak Rey mau jadi provokator?"

Rey menggelengkan kepalanya. "Provokatornya pegawai aja, saya bagian nonton."

"Istighfar, jangan kaya ga tau agama."

Rey terkekeh sejenak. "Oh.. tadi, pas ditegur gimana? Kamu dibentak ya? Mau saya tegur balik, hm?"

Dira menahan tawanya. "Idih, ngadi-ngadi ah."

"Kasi tau aja, biar saya tegur juga."

"Ga ah, ntar mereka mikirnya saya meresahkan karna pake orang dalem."

"Engga, ga ada yang berani mikir gitu." bantah Rey.

Dira menghela nafasnya. "Oh iya, saya mau nanya."

"Apa?"

"Tyas kan yang ngasi tau Pak Rey kalo saya tadi berantem dikantor?"

Rey mengerutkan dahinya. "Hm?"

"Hm him hum mulu, ngaku aja."

"Kalo iya, kenapa?"

Dira menghembuskan nafasnya dengan kasar. "Huft.. Tyas ternyata juga ga ada akhlak kaya bosnya," gumamnya.

Rey menyeringai. "Dan bosnya ga ada akhlak karna istrinya," balasnya.

"Siapa?"

"Masa ga kenal istri bosnya?"

Dira mengangguk-anggukan kepalanya. "Setau saya, istri Wakil Presiden Direktur di tempat saya magang itu cantik banget."

Rey menganggukan kepalanya. "Iya cantik, kan dia cewe."

Dira menatap Rey dengan datar, membuat Rey menahan tawa.

"Trus Pak Rey ganteng karna Pak Rey cowo, gitu?"

"Iya," balas Rey dengan cepat.

Dira menghela nafasnya, "astagfirullah."

Rey terkekeh mendengar ucapan Dira. "Ya udah, taro lagi al-Quran nya disana."

Dira hanya menganggukan kepalanya dan segera mengembalikan al-Quran di tempatnya, malas untuk berdebat dengan Rey lagi.

Kemudian mereka melaksanakan sholat isya berjamaah.

HAIHAIHAIII!
JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT!

GIMANA PART INI?

PART INI MEMANG PENDEK GAIS, BECAUSE DS UDAH HAMPIR TAMAAAT. AVV UDAH SIAP NABUNG? INSYA ALLAH NOVELNYA DISEGERAKAN UNTUK TERBIT🥰

DOAIN YA, SEMOGA LANCAR. AAMIIN.

MAKASII BANYAK ATAS SUPPORTNYAA!🖤

Boleh ss, tag ig rahma_niida !

Eh mo promosi tiktok ceuuu bolehlah yang gabut follow rahmanida2810 yaww makasii🤣//belibet ngomongnya

Jangan lupa baca juga MHIME 1 & 2 ! Makasii><

MAKASIH BUAT SELALU NUNGGU UPDATENYA!

SEE U!

Continue Reading

You'll Also Like

952K 54.5K 53
BELUM DIREVISI. "Suutttt Caa," bisik Caca. "Hem?" jawab Eca. "Sttt Caa," "Apwaa?" Eca yang masih mengunyah, menengok ke samping. "Ini namanya ikan ke...
96.1K 2.4K 16
"Gue benci lo , selamanya gue bakal ngebenci lo , Lo adalah musuh terbesar gue , inget loo!!"Teriak ghea dari kejauhan sambil mengarahkan telunjuknya...
447K 48.9K 96
Sang CEO tampan mahabenar akhirnya mantu di usia yang masih thirty something, satu anggota keluarga baru akhirnya hadir. Tapi pekerjaan rumahnya belu...
56.3K 5.4K 19
lah kok jadi manusia?-Lee Heeseung 2024