BERUBAH CANTIK UNTUK BALAS DE...

By GirlyBeauty9

6K 344 24

Betty akhirnya sadar jika selama ini sang suami tidak pernah mencintainya dan hanya memanfaatkannya. Perlakua... More

Penderitaan Betty
Nggak Diajak Kondangan
PENGUMUMAN

Istri yang Tak Dianggap

1K 80 2
By GirlyBeauty9

Betty ke luar dari rumah dengan mengenakan dress batik bercorak warna cerah. Dress itu menampilkan lekuk tubuhnya yang besar penuh gumpalan lemak sebab tampak tidak muat.

Bibir dengan gincu warna merah menyala, wajah putih bertabur bedak tebal terlihat tidak senada dengan warna leher sawo matangnya.

Farid yang tengah duduk di atas motor matiknya berdecak jijik kala melihat tampilan istrinya yang terlihat norak.

"Maaf lama dandannya, Mas," kata Betty tersenyum seraya menghampiri Farid.

Helem sudah terpasang di kepala, kemudian Betty mendudukan dirinya di atas motor dengan posisi menyamping. Motor yang ditumpangi pun hampir bergoyang hebat karena menopang beban berat tubuh Betty yang jumbo.

'Body kek gajah sih!' cibir Farid dalam hati sambil mensetarter motornya, lalu melaju lambat membelah jalanan.

Laju motor tiba-tiba berhenti di sebuah minimarket tak jauh dari lokasi hajatan.

Betty mengerutkan dahi heran. "Ko berhenti, Mas? Mau belanja dulu?"

"Nggak. Aku mau kamu turun dulu." Farid berucap tanpa menoleh ke belakang.

"Baiklah," kata Betty menuruti perintah Farid.

Farid menatap Betty lalu berkata, "Bet, kamu diem di sini dulu ya. Kita berangkatnya pisah-pisah."

Betty merasa heran dengan keputusan Farid. "Kenapa kita nggak berangkat bareng aja, Mas?"

Bodoh dan polos. Itulah diri Betty. Ia hanya tidak menyadari bahwa perlakuan Farid yang ingin datang ke pesta pernikahan sendirian menandakan bahwa Farid memang tidak ingin datang bersamanya. Alasannya?

Gengsi dan malu. Namun, Betty tidak menyadari hal itu.

"Kamu turuti aja perintah aku. Kalau aku suruh kamu tunggu di sini, ya jalani aja." Farid berujar datar.

Akhirnya Betty harus menuruti keinginan Farid dengan pasrah. Maklum, saking cintanya pada Farid, Betty rela-rela saja.

Farid kembali memacu motor Vario-nya dengan cepat, meninggalkan Betty yang mematung di depan minimarket.

Hanya butuh waktu beberapa menit Farid sampai ke lokasi. Suara gemuruh sound sistem terdengar nyaring. Memakirkan motor, lalu masuk ke area tenda hajatan yang cantik dengan dekorasi dipenuhi bunga-bunga.

Farid naik ke atas pelaminan. Saling lempar senyum kala Rama-sahabat Farid-menyadari kehadirannya.

Keduanya saling bersalaman.

"Selamat atas pernikahannya ya, Rama," ucap Farid dengan senyuman.

"Makasih Bro."

Sementara Mila, sang mempelai wanita celingak-celinguk mencari seseorang. Sebelah alisnya terangkat heran. "Mana Betty? Ko nggak ada?"

Farid menggaruk pelipis kanannya yang tak gatal. "Anu ... Betty ... ada urusan bentar. Nanti dia datang ko," balas Farid berdusta.

"Oh, kirain aku kalian berangkat bareng," kata Mila yang dibalas senyum tipis Farid.

Setelah berbincang singkat, Farid segera menuju area perasmanan dan mengantri. Lantas, mendudukan diri di kursi tak jauh dari panggung hiburan yang tengah memainkan musik dangdut.

Di saat Farid tengah asyik menyantap makanan, tiba-tiba tiga orang pria datang mendudukan diri di sampingnya. Seorang dari mereka menepuk pundak Farid, refllek ia menoleh.

"Gimana kabarnya?" tanya pria tersebut dengan cengiran lebar.

"Hendro, Rizki, Hari ..." Farid terbengong. Ia tidak menyangka akan bertemu dengan teman satu kelasnya yang lain. Ketiganya jauh merantau ke luar kota.

"Haha, lama ya tidak bertemu," cetus Hendro.

Farid hanya mengangguk. "Iya. Hmm, kabarku baik-baik saja. Kalian?"

"Alhamdulillah ... kabar kami baik-baik saja, Rid."

"Hendro, kapan kamu balik ke Jogja?"

"Kemarin malam. Oh iya, kamu kuliah di mana?"

Farid menunduk minder. "Aku nggak kuliah," ucapnya pelan sambil mengunyah makanan.

"Terus kamu kerja apa?" tanya Hari.

"Ojek online."

Sebenarnya Farid merasa minder jika harus menceritakan tentang pekerjaan. Di saat teman-teman SMA satu gengnya punya karir yang cemerlang, ia harus rela menikah dengan orang yang tak diingini olehnya. Baginya, menikah dengan Betty adalah malapetaka.

Kuliah pun percuma, kedua orang tua tak punya biaya.

Ketiganya membulatkan bibir tak menyangka. "Oooh ..."

"Eh, aku dengar dari Rama, katanya kamu udah nikah ya. Ko nggak ngundang-ngundang kita sih, Rid?" tanya Hari.

Farid terdiam. Bingung harus bilang apa.

"Betty nggak dibawa, Rid?" celetuk Rizki sambil cengengesan.

Mendengar itu Hendro dan Hari menoleh bingung pada Rizki. "Ko si Betty dibawa-bawa sih, Ki?" tanya Hendro.

Rizki tersenyum. "Betty 'kan istrinya Farid."

"Whaat?!" pekik Hendro kaget. Sontak Hendro dan Hari mengalihkan tatapan heran pada Farid. Keduanya tampak menganga.

Tidak tahan dengan perbincangan itu, Farid segera beranjak dari tempat duduk, lalu meletakan piring bekas makannya sembarang. "Aku pamit dulu ya. Harus cepet pulang, soalnya ada kepentingan."

"Lha, kenapa buru-buru? Kita 'kan belum lama ngobrol," cetus Hendro.

Farid hanya tersenyum tipis, kemudian berlalu pergi dengan rasa malu yang membuncah di dada.

Ketiganya pun melanjutkan kembali obrolan.

"Ki, beneran apa yang kamu omongin itu? Si Betty cap badak istrinya Farid?" tanya Hendro pada Rizki.

Rizki cengengesan. "Iya, kata si Rama."

"Haha, ko bisa sih? Si Betty itu 'kan bahan bully-an kita. Ko mau banget ya si Farid nikahi si gembrot itu?" Hendro cekikikan.

"Tau deh, kata si Rama sih dijodohin sama bapaknya. Usia pernikahan mereka udah hampir tiga tahun." Rizki menjelaskan.

"Berarti selang setahun kelulusan SMA kita dong ya? Terus mereka sudah punya anak?" tanya Hari kepo.

"Iya udah. Perempuan, usianya satu setengah tahun."

Hendro tersenyum lebar. Merasa lucu, sebab pikirannya sudah melanglang buana ke hal yang konyol. "Farid yang malang. Nggak kebayang, pasti setiap malam si Farid sesak napas ditimpa sama si Betty. Hahahaha ...," ujar Hendro yang diikuti gelak tawa ketiganya.

Di ain tempat, Farid menghentikan laju motor di depan minimarket tempat Betty menunggunya sedari tadi.

"Kamu jalan kaki aja ya ke senanya. Lagian deket ko dari sini. Oh iya, jangan lama-lama. Aku nggak suka nunggu lama!" ketus Farid.

"Baik."

Bergegas Betty bangkit dari tempat duduk, lalu berjalan menuju lokasi hajatan dengan terik matahari yang menyengat.

***

Betty menepuk pundak Farid yang tengah berbaring memunggunginya.

"Mas?"

Farid mendelik malas. "Ada apa?"

Betty tersenyum lebar, sesekali mengulum bibir. "Anu ... aku ... lagi pengen," ungkap Betty malu-malu.

"Cape!"

Lagi, Betty harus kecewa setelah mendapat penolakan dari sang suami untuk ke sekian kalinya. Di saat ia sedang berhasrat untuk bercinta, Farid malah enggan. Beribu alasan selalu dilontarkan. Ingin rasanya Betty memaksa, tapi tak tega. Terpaksa Betty harus meredam keinginannya yang menggebu.

Betty meringsut ke bawah. Menggelar kasur lipat di lantai. Sudah dua setengah tahun ia tidur pisah ranjang. Meskipun masih dalam satu kamar. Farid tidur di atas ranjang bersama Nita, sementara Betty di bawah dengan hanya beralaskan kasur tipis.

Sempit. Itulah alasan Farid menyuruh Betty untuk tidur di lantai.



Tbc

CERITA INI PINDAH KE PLATFORM HINOVEL, GO NOVEL DAN SAGO. SILAKAN BACA DI SANA JIKA INGIN MELANJUTKAN ☺️

Continue Reading

You'll Also Like

17M 755K 43
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
1.5K 70 6
Azazah gadis biasa yang taat pada perintah Allah, tiba-tiba mengalami kebutaan yang tak sengaja disebabkan oleh Kakaknya yang tomboy. kesalahan itu m...
3.7M 54.4K 32
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...
3.8M 42.2K 33
(βš οΈπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žβš οΈ) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] β€’β€’β€’β€’ punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...