FELIX

By DimskiDimski

85.2K 2.5K 222

Felix kembali berpetualang dengan urusan hatinya. Di sela-sela kesibukannya kuliah, bermain basket, bercengkr... More

Bagian 1
Bagian 3
Bagian 4
Bagian 5
Bagian 6
Bagian 7
Bagian 8
Bagian 9
Bagian 10
Bagian 11

Bagian 2

8.9K 266 25
By DimskiDimski

Felix sedang membuatkan teh untuk Krisna ketika mendengar suara motor berhenti didepan rumahnya. Dia kemudian menaruh gelas yang berisi teh hangat itu di meja dapur dan segera berjalan ke depan. Dilihatnya Brian dan Singgih masih duduk diatas motornya masing-masing.

"Bentar gue ambil kunci."

Setelah dibukakan pintu pagar oleh Felix, kedua temannya itu menuntun motor mereka masuk dan diparkir di garasi.

"Gimana Kak Krisna, 'lix?"

"Ada tuh di ruang tamu sedang istirahat. Kok lo tau gue bawa Kak Krisna ke rumah?"

Brian tertawa.

"Kata Singgih lo itu cuman punya dua pilihan. Rumah atau toko nyokap bokap lo."

Felix nyengir dan mengacungkan jempol.

Mereka bertiga kemudian masuk ke dalam rumah. Mendengar ada yang masuk, Krisna membuka matanya yang tadi terpejam.

"Eh kalian. Dari kampus ke sini? Gimana mobil Kak Krisna?"

Keduanya mengangguk.

"Gue haus nih. Masuk dululah. Nanti kita cerita."

Krisna tersenyum melihat Brian dan Singgih.

"Terima kasih yaa. Saya sudah merepotkan kalian bertiga. Nanti kalo saya sudah enakan dan bisa jalan-jalan, saya janji traktir kalian, terserah kalian mau makan dimana."

Ketiganya tertawa.

"Ngga usah, Kak, rugi lhoo nanti kalo traktir Singgih dan Felix, makannya pada banyak, ngga cukup seporsi."

Krisna ikut tertawa tapi meringis karena perutnya masih sakit jika dia ikut tertawa.

Brian kemudian bertanya pada Krisna, "Kak, lo itu tinggal dimana? Aman nggak kalo pulang? Kalo ngerasa ngga aman, nginep sini aja, kak, nanti kita temenin sampai jam tidur deh. "

"Saya tinggal di daerah boulevard. Agak ragu juga sih sebenarnya untuk pulang. Eh maaf mau tanya, tadi orang-orang yang ada di sekitaran mobil saya mereka melakukan apa?."

"Mereka cuma ngeliatin mobil Kak Krisna terus Singgih lapor ke security kampus, mereka didatengin security kampus enam orang, setelah didatengin mereka pergi. Singgih juga tadi udah nitipin mobil Kak Krisna ke salah satu security kampus, aman, kak. Security kampus itu tetangganya Singgih."

"Terima kasih yaa, Brian, Singgih."

Felix datang dari dapur membawa 3 es teh manis dan 1 teh manis hangat.

"Nih, Kak, lo minum teh anget aja, jangan minum es dulu."

Krisna kemudian meminum teh hangat yang diberikan oleh Felix. Hatinya sedikit tenang setelah mendengar apa yang dijelaskan oleh Brian dan Singgih, disatu sisi pun dia merasa cukup aman dan nyaman ada di rumah Felix dan dikelilingi oleh teman-temannya Felix.

Krisna mengambil handphonenya lalu dia mengirimkan pesan WhatsApp. Setelah itu dia memandang tiga anak didepannya yang sedang memandang dirinya.

"Eh kalian kenapa?"

"Ngga apa-apa, kak," bertiga menjawab serempak, lalu terdengar tawa dari ruangan itu.

"Kalian lapar nggak? Kita GoFood yaa. Saya lapar. Mungkin karena sudah merasa tenang yaa. Kalian ngga ada pantangan apa-apa kan?."

Lagi lagi ketiganya mengangguk dan menggelengkan kepalanya bersamaan menjawab pertanyaan Krisna.

Krisna kemudian membuka lagi handphonenya lalu sibuk memesan makanan. Dia bertanya ke Felix alamat rumah Felix yang lengkap setelah itu dia sibuk lagi dengan handphonenya.

"Mendingan kita ngerjain tugas dari dosen killer tadi. Lo bawa laptop kan, Brian? Daripada ditunda-tunda, kan sambil nunggu .. ehm .. makanan, kita kerjain tugas. Sekali-sekali jadi anak baiklah kalian ini," Singgih menceramahi Brian dan Felix.

"Baiiiiikk, den mas Singgih, kita kerjain tugas-tugas dari dosen tadi."

Singgih menatap curiga pada kedua temannya itu, biasanya kalau mereka sudah menjawab seperti itu, pasti ujung-ujungnya dia yang akan mengerjakan semuanya.

Krisna tertawa melihat tingkah tiga anak itu.

"Sayang saya ngga bisa bantu. Saya bukan anak teknik. Maaf yaa."

Beberapa lama kemudian GoFood yang dipesan oleh Krisna datang. Ketiga anak itu bengong melihat makanan yang dipesan oleh Krisna untuk mereka makan.

"Kak, ini banyak banget. Ini restonya ngga langsung tutup yaa karena makanan diborong?."

"Kak Krisna, ini buat kita? Banyak banget ini, Kak."

"Hwaduh, gini caranya ngga akan selesai tugasnya karena kekenyangan."

Krisna tertawa tawa sambil mengeluarkan semua pesanan makanan itu dan ditaruh di meja tamu. Brian membantu mengeluarkan. Singgih dan Felix ke dapur mengambil piring dan gelas.

Mereka makan siang sambil berbagi cerita. Krisna lagi lagi tersenyum, merasa dia punya teman-teman baru yang menyenangkan.

Jelang Maghrib ibunya Felix datang. Semua berdiri kemudian salim.

"Lhoo ini siapa? Ibu baru sekali ini liat?," kata Ibu Felix sambil menghampiri Krisna. Yang dihampiri tersenyum lalu mencium tangan Ibu Felix.

"Kak Krisna, Bu, kakak angkatan di kampus tapi beda jurusan."

"Beda jurusan? Pantes, ini cakep, dandanan rapi pake kemeja. Ngga kayak kalian-kalian yang pada bau matahari. Nak Krisna dari tadi disini? Ngga mabok sama bau mereka?."

Krisna tertawa sementara yang lain tertawa malu.

"Nak Krisna kenapa mukanya? Sudah diobatin? Ya udah, Ibu masuk dulu yaa. Sebentar ibu masak buat makan malam kalian."

"Eh Bu, biar makan malam dari saya. Tadi saya sudah dibantu banyak oleh teman-teman ini. Ibu istirahat saja, nanti sebentar kita makan malam sama-sama."

Ibu Felix menatap Krisna sambil tersenyum. "Kamu ini bahasa Indonesianya rapi sekali."

Krisna menunduk malu.

"Kak, jangan pesan banyak-banyak seperti tadi yaa. Kita masih kenyang ini," Brian berbisik pada Krisna.

Krisna tersenyum dan mengangguk.

**

Krisnajana Eka Putra, anak tunggal yang dibesarkan oleh ibunya sejak dia masih di SD. Ibunya Krisna meminta cerai ketika dia mengetahui bahwa suaminya berselingkuh dengan seorang perempuan berstatus janda yang ternyata adalah sahabat sendiri.

Setelah berpisah, Ibunya Krisna membuat sebuah usaha kecil dari sisa uang tabungannya. Usaha itu digelutinya siang malam disela-sela mengurus dan mengasuh Krisna.

Lambat laun usahanya berkembang dengan sangat baik. Ibunya Krisna akhirnya bisa membeli rumah, mencukupi kebutuhan Krisna dan dengan dibantu oleh orang-orang yang dia percaya, kini perusahaanya sudah memiliki cabang dimana-mana bahkan sedang persiapan untuk membuka cabang di luar negeri. Itulah sebabnya belakangan ini Krisna jarang sekali bertemu ibunya karena ibunya lagi sering pergi mengurus bisnisnya.

Namun hubungan mereka tetap berjalan dengan baik, setiap hari ibunya selalu menyempatkan untuk video call setiap pagi dan malam.

Krisna masuk dua tahun lebih awal dari Felix. Di kalangan anak-anak fakultas sastra, Krisna terkenal anak yang pendiam, tidak terlalu banyak bicara, mudah dimintai tolong, rendah hati dan kuncen perpustakaan julukannya. Dan Krisna adalah salah satu dari lima laki laki ganteng yang ada di fakultas sastra angkatannya, menurut hasil survey teman-temannya.

**

Makanan datang dan Ibunya Felix makan malam bersama dengan Felix dan teman-temannya, jelang pukul 9 malam, Brian dan Singgih pamit pulang. Krisna pun hendak ikutan pamit pulang, walau dalam hatinya masih merasa tidak aman.

"Kak, kok ikutan pulang? Kak Krisna mendingan tidur disini aja, besok aja sekalian ke kampus ambil mobil dan pulang," Singgih mengingatkan sambil matanya memberikan isyarat pada dua sahabatnya.

"Eh iyaa, Kak," kata Brian menyambung, "disini aja dulu, Felix ngga keberatan kok Kak Krisna nginep."

Yang disebut namanya melotot pada Brian.

"Kalo Kak Krisna mau nginap sini yaa ngga apa, gue cuman takut Kak Krisna ngga nyaman aja. Tapi bener kata Singgih dan Brian, mendingan lo disini dulu deh, Kak, malam ini."

Krisna melihat pada Felix, Brian dan Singgih. Dan mereka bertiga menatap balik Kak Krisna. Krisna mengangguk.

"Baik, saya menginap disini malam ini, besok pagi saya ke kampus untuk lihat mobil dan kemudian pulang. Terima kasih yaa sekali lagi buat kebaikan kalian hari ini."

Bertiga menjawab serempak, "sama-sama, kak."

Felix mengajak Krisna untuk masuk ke dalam kamarnya. Ibunya Felix sudah masuk kamarnya sejak selesai makan malam tadi.

Krisna masuk ke kamar Felix. Sebuah kamar yang cukup rapi menurut ukuran Krisna walau masih ada pakaian kotor disana sini. Namun secara keseluruhan kamar itu bersih. Krisna menatap tempat tidur itu. Felix melihat apa yang ditatap oleh Krisna, dia kemudian tertawa.

"Kak Krisna tidur diatas. Gue mah gampang tidur di bawah juga ngga apa-apa. Santai, Kak. Lo perlu apa? Gue siapin. Kalo anak-anak nginep sih kan pada koboy. Kalo lo kayaknya gue ngga yakin bisa koboy. Hahaha."

Krisna menatap Felix dengan kesal.

Felix memberikan sikat gigi baru, kaos oblong dan celana boxer yang ukurannya menurut Felix cukup untuk Krisna. Felix juga memberikan handuk.

"Lo mandi dulu, Kak. Itu kamar mandinya. Ada sabun cair dan shampoo juga disitu."

Krisna mengangguk, dia kemudian membawa handuk dan sikat gigi masuk ke dalam kamar mandi yang ada di dalam kamar Felix.

Selesai mandi Krisna hendak memakai pakaiannya tapi dia lupa bahwa pakaian yang tadi dikasih oleh Felix masih tertinggal di tempat tidur Felix. Dia kemudian keluar kamar mandi hanya dengan memakai handuk.

Felix sedang duduk di kursi belajarnya sambil bermain handphonenya, ketika pintu kamar mandi terbuka reflek dia melihat ke arah pintu kamar mandi. Krisna keluar dengan balutan handuk, bertelanjang dada, wangi sabun menyeruak di dari dalam kamar mandi memenuhi kamar Felix.

"Kak, lo pake sabun setengah botol? Gila baunya sampai keluar kamar ini." Krisna ketawa. Dia kemudian berjalan ke tempat tidur, mengambil pakaian bersih setelah itu masuk lagi ke dalam kamar mandi.

Habis Krisna, gantian Felix yang mandi. Dia membuka celananya di dalam kamar lalu melemparkannya ke pojokan kamar setelah itu mengambil handuknya dan hanya dengan memakai celana dalam dia berjalan masuk ke dalam kamar mandi.

Selagi Felix mandi, Krisna memperhatikan photo-photo yang ada di atas rak dekat meja belajar Felix. Tampak photo Felix berlima dengan sahabatnya sedang berlibur bersama. Ada photo Felix bertiga yang terlihat sangat dekat hubungannya. Krisna mengambil photo frame yang isinya photo bertiga, dia tertarik karena di photo itu terlihat tiga orang yang tertawa lepas berangkulan dan sangat akrab.

Sebuah photo jatuh dari balik frame itu ketika Krisna mengangkat photo frame yang hendak dia lihat. Diambilnya photo yang jatuh itu. Terlihat di photo itu Felix bersama seseorang. Felix bertelanjang dada memeluk seseorang yang duduk didepan Felix dengan senyum terlihat senang memakai seragam SMA. Krisna membalik photo itu, ada tulisan dibalik photo itu.

"I choose you to be happy. So be happy, always!"

Krisna kemudian buru-buru kembali menyelipkan photo itu ke belakang frame photo dan setelah itu menaruh frame photo itu ditempatnya semula.

Felix keluar dari kamar mandi hanya dengan menggunakan boxer dan handuk yang dikalungkan dilehernya. Dilihatnya Krisna sedang memperhatikan photo-photo di atas raknya.

"Hahahaha, itu sobat-sobat gue masa SMA, Kak. Kami selalu main berlima."

"Senang yaa punya teman-teman baik yang dekat sekali. Masih suka kumpul sekarang?"

"Jarang, Kak, kalo ada yang ulang tahun aja kita kumpul. Satu sudah pindah ke Manado. Kadang hanya menyapa dan menanyakan kabar lewat WA grup. Dulu sih aktif WA Grupnya tapi belakang ini mungkin semua sama-sama sibuk jadi hampir tak pernah ada komunikasi."

Krisna tersenyum. Dia kemudian merebahkan diri di tempat tidur Felix.

"Kamu tidur disini saja. Saya kalau tidur tidak bergerak pindah-pindah kok."

Felix tertawa, "Kak, lo ini bahasanya kadang bikin geli telinga. Kaku banget. Resmi."

Felix menaruh handuknya di kursi belajarnya, lalu dia ikut merebahkan diri di samping Krisna. Felix menyalakan AC, dia jarang sekali memakai AC di kamarnya sejak dipasang oleh orang tuanya, bagi dia udara normal di kamar sudah cukup dan tokh juga dia tidak merasa kepanasan.

"Gue matiin lampu yaa, Kak. Atau lo lebih suka lampu terang kalo tidur?."

"Dimatikan saja, biar tidurnya lebih cepat dan lebih nyenyak." Felix pun mematikan lampu.

Felix menarik napas panjang lalu menaruh kedua tangannya dibelakang kepalanya. Dia lalu memejamkan matanya. Krisna tersenyum, dia kemudian duduk dan menarik selimut dan menyelimuti Felix sampai batas lehernya.

"Kak, panas nanti pake selimut." Felix berbisik.

"Sudah, tidur saja. Lama-lama AC akan membuat kamar menjadi dingin. Nanti kamu sakit. Boleh kan kamu menuruti saya?"

Felix mengangguk, Krisna kemudian berbaring lagi dan membelakangi Felix.

"Selamat tidur, Felix."

"Selamat tidur, Kak."

Continue Reading

You'll Also Like

510K 39.4K 18
[SEBAGIAN DI PRIVATE, FOLLOW AUTHOR DULU BARU BACA] Dilarang ada hubungan antara senior dan peserta OSPEK, Galen, sebagai Ketua Komisi Disiplin terpa...
1.6M 185K 50
Sebagai putra sulung, Harun diberi warisan politik yang membingungkan. Alih-alih bahagia, ia justru menderita sakit kepala tiada habisnya. Partai ya...
2.6M 11.5K 30
LAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. 🔞🔞 Alden Maheswara. Seorang siswa...
400K 43.7K 26
Yg gk sabar jangan baca. Slow up !!! Bagaimana jika laki-laki setenang Ndoro Karso harus menghadapi tingkah istrinya yang kadang bikin sakit kepala. ...