[#ADWS1] BARA [SUDAH TERBIT]

By deeuniverse

4.7M 256K 23.8K

[tersedia di gramedia dan tbo] wattys2021. #1 ceritafiksi #1 fiksiremaja "LO SERANG, KAMI HADANG. LO MAJU, KA... More

ALEXIS86 ON FIRE🔥PROLOG [REVISI VERSION]
1. BARA ALVERO JANUAR, SANG ELANG ADI WIJAYA [REVISI]
2. ALEXA, LO DALAM MASALAH! [REVISI]
3. CARAMEL MACCHIATO DAN BARA ALVERO JANUAR [REVISI]
4. WARUNG EMAK, RADAR DAN PASUKAN [REVISI]
5. Waktu Yang Terus Berulang [REVISI]
6. ALVARO VS BARA [REVISI]
7. Tantangan atas AOF | Radar [REVISI]
8. Markas Deathgoal [REVISI]
9. BARA, ALEXA DAN ALVARO [REVISI]
10. The Target [REVISI]
11. Bad
12. Antara Bara dan Alexa [REVISI]
13. Takutnya Seorang Bara Alvero Januar
14. Athalano
15. Athalano [2]
16. Menjauh
17. Permintaan Maaf
18. Senin Pagi
19. UKS
20. Es Podeng
21. Gudang Sekolah
22. Tanpa Alasan
23. Yang Tidak Diketahui
24. Jangan Lagi
25. Pengkhianat Adi Wijaya
26. Trauma [REVISI]
27. Anak Buah Geraldo [REVISI]
28. Pesona
29. Athaletta
30. Hujan di Sudut Sore [REVISI]
31. The Queen [REVISI]
32. Laura Aldrich
33. Rencana Besar [REVISI]
34. Ratunya Adi Wijaya
35. Perhatian Kecil
36. Langkah Bara
37. Sentuhan Menenangkan
38. Hanya Untukmu
39. Mengapa?
40. Manusia Es
41. Pidato Sang Ketua OSIS
42. Medan Radar
43. Luka
44. Dasar Lemot!
45. BARA!
46. Kupu-kupu
47. KAMU!
48. Selingkuhan
49. Sabtu Seharian
50. Kajja!
51. How?
52. Masa Lalu
53. Sakit Jantung
54. Sasha
55. Versus
56. Rukiyah!
57. Leon Tampan Sedunia
58. Es Krim
QnA
59. Leon Fakboi, Bara Bucin Boy
60. Panti Asuhan
61. Mama Muda
GROUP CHAT : Coretan Penulis
62. Hadirku Untuk Lukamu
63. Hold My Hand, We Forget It Together
64. I'm Strong, When I'm on Your Shoulders
65. Menyamankan
02 AOF : ARKANO🌙 DAN ALVARES
66. Stay With Me
67. Paket Jodoh Leon
68. Angga to be an Aunty 2k20
69. Rahasia Besar
ALEXIS86 ON CREW🔥
70. Sempak Ungu Leon
71. Tidak Ingin
72. Kenyataan
73. Katakan Padaku
75. Gemparnya SMA Adi Wijaya
76. SUNMORI 9TH AOF
77. RENCANA MAUT GERALDO
78. TRAGEDI TIGA TAHUN LALU
QnA : siap untuk BARA?
79. ANNIVERSARY TERINDAH
Surat Bara Untuk Alexa
VOTE COVER BARA DAN GIVEAWAY!!
LAST : KEINGINAN TERAKHIR
Open Pre-Order dan Cara Pemesanan
BARA 2 : The Next War!
PO Batch 2 : Special Offer!

74. RADAR : Geraldo, Vanesha dan Alvaro

19.2K 1.8K 1.4K
By deeuniverse

ANNYEONG! SELAMAT MALAM

Gimana hari-harinya? Jaga kesehatan ya, makan yang baik dan bahagia terus! xx

MENUNGGU BARA?

1K komen untuk NEXT?

Kalo suka cerita ini.
Jangan lupa share, tag aku dan akun rp, okee?

Semoga makin banyak yang sukaaaa💕

Aku geregetan banget sama chapter ini, sksksksk. Pingin tau  reaksi kaliaaaan. Chapter-chapter ke depan bakal lebih gereget dan seru! Penasaran gak?

FOLLOW INSTAGRAM :
deepandoyo
gorgeoustrouvaillx
wattpadee_
alexis.86_
baraalvero
ardanarkano
airlanggavardana
im_urleon
pratamaadavin
adigunavero
gardaemeraldo
axeliobrandon_
orlandogavana
antariksabuana_
alettasyarafina
xxvaneshaxx_
gorgeousaldrich_
its_kimyuna
monaxndra_
jessicaxaviera_
athalano.ethana

FANBASE DEEUNIVERSE :
aof86.official
baraalvero.ofc
ardanarkano.ofc
alettasyfrn.ofc
alexanathania.ofc
veroadiguna.ofc
antariksa.offc_
gardaemeraldo.ofc
orlandogavana.ofc
axeliobrandon.ofc
anggavardana.ofc
leonofc_
kim.yunaofc

Siap spam komentar?


***

Segerombolan orang berjumlah hampir lima puluh orang sedang berkumpul di markas mereka, beberapa pimpinan dan anggota inti duduk mengitari sebuah meja yang berisi banyak minuman kaleng, makanan ringan, dan beberapa bungkus rokok, beberapa yang lain duduk di sofa lusuh berwarna kehijauan, membahas sesuatu.

Itu Radar di markas mereka, Deathgoal.

"Gimana Ketua Geng sekolah lo yang payah itu?" Geraldo, melempar pertanyaan sambil tersenyum miring, menatap seseorang di pojok lingkaran.

"Gue harap mati sebentar lagi," Alvaro tertawa miring, "Mati karena kebodohannya sama cewek sendiri, dan perasaan bersalahnya sama nyokapnya. Cih, anak mami."

Beberapa orang tertawa mendengar sarkasme Alvaro, cowok itu ada di sana, berkumpul bersama geng musuh bebuyutan sekolahnya sendiri.

"Anak mami yang jadi Ketua Geng," Geraldo menambahkan, "Gimana, sayang?" lalu Geraldo menatap seorang perempuan super cantik berambut pirang yang duduk di samping Alvaro.

Itu Laura Aldrich.

"Dia terpuruk banget sekarang, you really smart,"

"Bagus, awasi dia terus Laura." Geraldo tersenyum lebar saat mengatakannya

"Gue rasa rencana berjalan lancar," Jack, salah satu pimpinan terdahulu Radar yang paling kuat membuka suara, "Gue gak menyangka akan semudah itu seorang Bara Alvero tumbang,"

"Setelahnya kita hancurkan ALEXIS86,"

"Salahnya sendiri," Alvaro tersenyum picik, "Punya masa lalu sekelam itu, salahnya juga, dibodohin sama cintanya yang bego itu. Jadi, gampang buat kita hancurin dia."

"Ketua Geng apaan lemah sama cewek," Alvero, kembaran Alvaro mencibir lalu tertawa lebar setelahnya. "Bolehlah, entar kalo tuh cewek udah gak sama dia, gue pake."

"Bagian gue, anjing." Geraldo sinis, "Cantik gitu, bolehlah gue pake semalem." kumpulan itu tertawa lebar mendengarnya.

"Lo pake semalem terus lo buang gitu ya, bos?"

"Bertiga main sama gue," Vendo menaik-turunkan alisnya

"Najis," semprot Geraldo dan mereka tertawa lagi

Di antara mereka, seorang perempuan duduk diam, menyembunyikan kegelisahannya. "Lo, Vanesha. Lo sahabatnya, dia percaya banget sama lo dan pastikan gak ada yang lo gak tau, lo harus di sampingnya, jadi sahabat yang baik buat Ketua Geng lo itu. Info tervalid datang dari lo,"

Vanesha Josephine.

"Aman sama gue, Do." Vanesha memamerkan senyum cantiknya, "Dia terlihat kuat, tapi dia hancur di dalam."

Alvaro menatap Vanesha dengan senyum lebar, perempuan itu melirik cowok di sebelahnya, lalu teringat obrolan mereka kemarin,

Flashback on.

"Gimana, Sha?"

Sasha tersenyum lebar. "Ternyata Ayahnya Alexa yang nabrak Mamanya Bara tiga tahun lalu, Ro. Menurut lo gimana?"

"Itu fakta yang tersembunyi selama tiga tahun, tanpa diketahui polisi." Alvaro menjawab, "Yang dia tahu, Mamanya meninggal karena kecelakaan tunggal, ngantuk."

Vanesha manggut-manggut, mencerna jawaban Alvaro. "Kenapa dia baru tahu sekarang?"

Alvaro tersenyum lagi, terlihat makin ganteng. "Dia tahu dari Laura, Laura Aldrich. Lo kenal, Sha?"

Vanesha terlihat berpikir, "Mmm, pernah tahu waktu ke sekolah waktu itu, Queen Bee-nya Adi Wijaya, kan?"

Alvaro mengangguk, membuat Vanesha berpikir beberapa saat. "Kenapa fakta itu bisa ada sama Laura?"

"Itu dari Geraldo, Ketua Geng Radar. Geraldo Giovanni,"

"Ketua Geng Radar!?"

"Ya, Laura pacaran sama Ketua Geng Radar, Geraldo Giovanni."

"Mereka yang menyusun rencana itu dengan fakta yang ada,"

"Kenapa bisa Geraldo yang tahu itu?" Vanesha bertanya lagi, "Bukannya kepolisian aja gak tahu?"

"Cuma mereka yang tahu, Sha."

Sasha menatap Alvaro lamat, "Gue ikut sama lo besok,"

Senyum lebar langsung melekat di bibir Alvaro, cowok itu menatap Vanesha berbinar, "Jadi ....?"

"Gue jadi bagian dari kalian." Sasha tersenyum lebar, "Ngapain gue habisin waktu gue sama orang yang sia-siain sayang gue, mendingan gue gabung sama kalian."

Flashback off.

"Dia pasti gak nyangka banget," Vanesha mengangkat wajahnya dan menatap Geraldo, "Gimana caranya kepolisian aja gak tau, fakta itu malah ada di tangan kalian? Gue bangga banget dengernya,"

"Jangan sebut Geraldo Giovanni kalo gak bisa hangusin masalah sampah kayak gini," Geraldo tersenyum miring, membuat anggota mereka itu riuh tertawa sambil bertepuk tangan

***

Alexa memasukkan ponselnya dalam saku, perempuan itu menghembuskan nafasnya gelisah setelah menemukan sesuatu yang membuat pikirannya kembali melayang, berpikir dan berasumsi tentang apa yang terjadi.

baraalvero
21 hours ago.

Bara membuat Instagram Story dengan dua huruf yang membentuk Al, perasaan Alexa kembali perih, "Kamu kenapa sih, Bara?" gumamnya sambil menggigit-gigit bibir, "Kamu bikin aku pengen benci kamu tapi aku gak bisa, aku tahu kamu kangen."

Tepat saat itu, Bara muncul dari arah lobi utama, cowok itu tetap dengan wajah datarnya dan kedua tangan yang dimasukkan dalam saku celana, "Bara!" Alexa melangkahkan kakinya menuju cowok itu, tapi Bara terus berjalan, seolah sama sekali tidak mendengarnya.

Hingga karena tidak fokus berjalan, Alexa terjungkal dan jatuh tepat beberapa meter di belakang Bara, perempuan itu meringis, menahan sakit tapi sebenarnya ia ingin menangis, menangis karena Bara tidak peduli padanya.

Mungkin Alexa berpikir begitu, tapi nyatanya saat ia mendongak, matanya bertemu dengan mata Bara yang menatapnya datar, berdiri di depan Alexa dengan sebelah tangan terulur dan satu tangan yang lain tetap di dalam saku celana, "Bangun,"

Alexa menelan salivanya, menatap Bara beberapa saat dan rasanya pertahanan perempuan itu akan runtuh sekarang juga, ia ingin menatap Bara lebih lama lagi, ternyata cowok itu ada di sini, masih peduli padanya.

"Bangun, mau jadi orang bego di situ?"

Alexa mengedipkan matanya sekilas, lalu memegang tangan Bara dan bangun, tepat ketika ia memegang tangan Bara, hatinya seperti menemukan pegangan kokoh, yang dulu selalu melindunginya saat Alexa ingin terjatuh.

"Ceroboh. Punya mata dipakai," ujar Bara dingin, matanya tidak ingin menatap Alexa, cowok itu memilih membuang wajahnya, menghindar.

Cowok itu terlihat jauh lebih dingin dari sebelum Alexa mengenalnya dulu.

"Kamu kenapa sih? Kamu bikin seolah-olah kamu masih peduli sama aku? Kamu bikin aku bingung, Bara." Alexa menatap Bara lekat, "Kamu menjauh tapi kamu juga yang mendekat, apa maksud story Instagram, kamu? Aku tahu kamu masih peduli, Bara. Aku tahu kamu sayang sama aku, kan? Jujur Bara. Tapi kamu bikin aku bingung, kamu menjauh, nyakitin aku tapi di sisi lain kamu gak mau jauhin aku, di sisi lain aku ngerasa kamu pengen terus sama aku."

Bara menghela napas singkat, "Jatuh, dan itu karena kecerobohan. Gak usah melebar kemana-mana."

"Sekarang kamu kaya gini, bersikap seolah-olah kita orang yang gak saling kenal. Bilang aku salah apa? Apa yang bikin kamu jadi kaya gini? Gak usah alihin lagi karena kamu tau maksud aku."

Bara tidak menjawab.

"Kamu bikin aku berharap, terus kamu patahin lagi harapan itu setelahnya. Beberapa hari lalu, kamu pasang foto Sasha, terus aku. Aku tau Sasha sahabat kamu, tapi aku pacar kamu kan Bara? Iyakan? Apa aku salah berharap kaya gini?"

"Jangan berharap, sakit nanti." Bara menjawab, "Gue gak mau tanggung jawab untuk itu."

Gue?

Alexa mengerjap beberapa kali, Bara mengganti ucapannya menjadi lo-gue?

"Bara, kamu ... "

"Lebih baik lo jangan berharap apa-apa, lupain gue."

***

"Puas lo nyakitin sahabat gue!?" gerombolan ALEXIS86 yang sedang berkumpul di lorong depan kelas Leon terkejut melihat Aletta datang dan langsung kalap pada sosok cowok yang berdiri di pembatas lantai dua dengan kedua tangan masuk dalam saku, Bara Alvero.

Bara menatap Aletta tenang, "Apa?"

"Apa!?" Aletta murka, "Lo dengan enaknya bilang apa!? Cowok brengsek! Ketua Geng gak punya hati!"

"Let, tenang dulu Let." Ardan menengahi, "Ngomong baik-baik jangan langsung marah-marah gitu."

Aletta beralih menatap Ardan, "Bilangin sama temen lo ini, Dan! Jangan seenaknya nyakitin hati anak orang!"

Situasi sedang panas tapi sesosok cowok malah menunduk sambil sibuk memainkan kukunya dengan bibir manyun, Leon.

"Kok malah pada berantem? Susu pisang Leon gimana?" gumam Leon nelangsa, membuat Angga menggeplak bahunya keras. "Serius dulu, Minion!"

"Susu pisang Leon belom dikasih,"

"Gak usah minum susu pisang setahun!" maki Angga kesal

"Kaya gini yang lo lakuin setelah Alexa selalu ada buat lo!?" Aletta kembali bersuara, menatap Bara tanpa takut, sementara lorong mulai dipenuhi murid-murid yang penasaran. "Tau gak lo kalo Alexa selalu nangisin lo!? Tau gak kalo Alexa selalu bawain lo bekal karena dia khawatirin makan lo! Tau gak lo kalo Alexa selalu bilang, jangan marah Let, Bara itu baik! Dia masih belain lo dengan kelakuan lo yang brengsek ini! Terus emang lo peduli!? Liat dia aja lo gak mau! Sahabat gue bukan barang yang bisa lo perlakuin seenak lo!"

Bara tetap diam, terdengar tidak peduli.

"Mimpin geng besar bisa, nyelesaiin satu hati aja gak becus!" Aletta sangat marah, melihat Alexa datang ke kelas lalu menangis di balik lipatan meja membuatnya kalap. "Kalo gak suka, putusin sahabat gue! Bilang baik-baik apa salahnya, bukan perlakuin dia kaya gini! Alexa itu lembut! Dia gak bisa marah-marah sama lo karena dia sayang banget sama lo, paling dia cuma nangis. Bilang semua bakalan baik-baik aja."

"Aletta," Ardan mencoba melerai emosi Aletta yang meledak-ledak. Tapi tidak berhasil.

"Diem, Dan! Ini bukan urusan lo,"

"Diem aja lo? Mana? Ngomong! Mana Bara yang selalu disegani orang-orang tiap dia ngomong!? Kaya gini aja Bara Alvero!? Bisanya cuman nyakitin perempuan yang tulus sama dia!?"

"Udah?" tanya Bara dingin, "Udah selesai?"

Mata Aletta membulat, tidak percaya dengan sikap Bara. "Lo bener-bener gak punya hati, Bar." Aletta geleng-geleng, "Sebuah kesalahan sahabat gue naruh sayangnya sebesar itu sama lo."

Aletta ingin berbalik, menerobos kerumunan saat Bara bersuara dengan nada rendah dan dingin, "Sahabat lo yang terlalu berharap, gue gak pernah suka sama dia."

Aletta mematung, berbalik badan dan menatap Bara tajam.

"Gue cuma jadiin dia bahan taruhan."

Ucapan Bara membuat teman-temannya menoleh ke arah cowok itu kaget, dan tidak percaya. Sementara Bara tetap tenang, wajahnya dingin seolah itu bukan hal yang besar.

"BRENG-!" Aletta ingin menampar Bara saat sesosok mungil menarik tangannya cepat, "Aletta, stop!"

Semua mata memandangnya, itu Alexa.

"Stop, udah. Kita masuk aja, udah mau bel." Alexa menahan Aletta dengan wajah lemas, perasaannya campur aduk.

"Alexa, lo kenapa ada di sini?" Aletta menatap Alexa kesal, "Bukannya tadi lo di UKS? Maagh lo kambuh, kan?"

"Maagh lo kambuh?" sebuah suara membuat Aletta dan Alexa menoleh bersamaan, pertanyaan tadi dari Bara, cowok itu menatap Alexa dengan pandangan sulit diartikan, seperti dalam dan lembut.

"Masih peduli lo!?" Aletta menyemprot, "Bukannya lo udah gak peduli apa-apa tentang Alexa!?"

Bara terdiam.

"Ayo, Xa." Aletta menarik tangan Aletta menerobos kerumunan, meninggalkan cowok-cowok ALEXIS86 yang terdiam tanpa suara.

Juga Bara yang menatap punggung Alexa sendu.
Maafkan saya, Al.

***

"Aletta," Aletta memeluk Alexa erat, perempuan itu mendengus sambil mengusap punggung sahabatnya itu menenangkan. "Harusnya lo jangan kaya gitu, Bara baik. Dia gak pantes lo gituin,"

"Dia pantes. Dia udah giniin lo dan lo masih belain dia!?" Aletta menyahut garang, "Bener-bener pengen gue masukin kandang buaya,"

"Al ..."

"Udah diem, maagh lo lagi kambuh. Jangan bawel. Kebiasaan kalo banyak pikiran maaghnya kambuh," Aletta mengomel, "Gue minta izin sama guru piket, lo istirahat di UKS sampe jam Bu Diah selesai."

"Tapi ..."

"Udah ayo," akhirnya Aletta hanya pasrah saat Aletta menarik tangannya menuju UKS.

"Minum obat, terus lo tidur. Entar gue ke sini bangunin lo," ucap Aletta saat mereka sudah sampai di UKS. Alexa mengangguk, sahabatnya itu meski galak dan cerewet, tapi dia perhatian dengan caranya sendiri.

"Iya, makasih Al."

"Tidur, jangan mikir macem-macem." peringat Aletta sebelum ia keluar dari UKS, "Awas lo."

"Iya, Aletta pacarnya Athalano." Aletta langsung senyum-senyum mendengarnya, tapi sedetik kemudian ia galak lagi, "Cepetan tiduran!"

"Iya, iya. Galak banget sih," omel Alexa sebelum menidurkan tubuhnya di brankar UKS.

Alexa menatap langit-langit UKS menerawang, memikirkan semua yang barusan terjadi. Memikirkan Bara, memikirkan semua perlakuan manis cowok itu dulu, dan memikirkan nasibnya sekarang, dan memikirkan Aletta satu-satunya teman terbaik semenjak ia pindah ke sekolah ini.

"Makasih, Al. Lo temen terbaik gue," gumam Alexa sebelum ia tertidur

***

"Alexa," sesosok perempuan dengan rambut yang mulai memanjang itu menoleh, langkahnya yang pelan menjadi terhenti saat seseorang memanggilnya, Alexa tersenyum. "Ardan,"

Ardan balas tersenyum, cowok itu menyodorkan sebotol jus Mangga pada Alexa, "Buat lo. Katanya jus mangga bagus buat ngademin perut,"

Alexa menerimanya lalu tersenyum, "Makasih, Dan."

Ardan mengangguk lalu tersenyum lagi. Ardan itu baik pada siapapun, kepribadiannya hangat dan murah senyum, cowok itu bisa begitu perhatian pada teman-temannya karena untuknya perempuan ada untuk dilindungi, bukan disakiti.

Mereka berjalan beriringan, "Lo balik dijemput?" tanya Ardan kemudian

"Mmm, biasanya dianter Bara. Cuman sekarang ..." ucapan Alexa tergantung dan Ardan langsung mengerti, "Bara itu sayang banget sama lo. Percaya sama gue. Kata siapapun yang bilang dia gak sayang sama lo, jangan dengerin."

Alexa menyimak, "Maafin sikapnya yang lagi kaya gitu, Xa. Karena dia sendiri juga berat ngelewatinnya,"

Kening Alexa mengernyit mendengarnya, "Maksud lo?"

"Gue seharusnya gak ngasih tau ini karena ini privasi kalian, cuma gue harus kasih tau supaya lo gak bertanya-tanya lagi dan terus sakit kaya gini."

Alexa merasa jantungnya berdentam keras, perasaannya tidak enak.

"Gak enak bahasnya di sini, kita bahas di tempat lain." Alexa mengangguk dan mengekor langkah Ardan menuju parkiran.

***

Ardan menghentikan motornya di sebuah kafe, cowok itu melepas helm membuat rambut kecokelatannya sedikit berantakan, sosok tingginya dibalut jaket hitam parasut ALEXIS86 membuatnya terlihat keren, belum lagi auranya yang tenang dan berkharisma.

Sekarang Alexa tahu kenapa Dee, bintangnya Adi Wijaya tergila-gila pada cowok ini.

"Ayo, masuk." suara Ardan menyadarkannya, membuat Alexa cepat-cepat melangkahkan kakinya dengan perasaan gelisah.

"Minum apa?" tanya Ardan lagi-lagi menyadarkan Alexa, "Eh, gak usah Dan."

"Tenangin diri dulu, gak usah gelisah gitu." ujar Ardan paham, membuat Alexa malu.

Akhirnya Ardan memesan oreo chocolate milkshake untuk Alexa dan hot chocolate untuk dirinya sendiri. Keduanya masih tetap hening beberapa saat setelah minuman sampai di meja mereka.

Ardan menghela nafasnya rendah, sebelum memulai. "Alexa, lo tau kalo Mamanya Bara meninggal tiga tahun lalu?"

Alexa mengangguk, "Bara pernah cerita."

"Dia terpukul banget saat itu, dan sampai sekarang juga."

Alexa menghela nafasnya, "Iya, gue tau saat Bara menghilang tiga hari itu."

"Jadi lo tau?"

"Dari Leon."

Ardan mengangguk paham, "Udah gue duga, Leon emang yang paling deket di antara kita sama Bara, juga yang nemenin Bara saat-saat itu."

"Leon baik," komentar Alexa bingung harus menjawab apa

"Walaupun kadang korslet," sahut Ardan mencairkan suasana, membuat Alexa tertawa sedikit.

Ada jeda, sebelum Ardan berucap lagi. "Mmm, lo juga sama ya Xa?"

"Gue? Kenapa?"

"Kehilangan,"

Alexa mengangguk cepat, "Ayah meninggal tiga tahun lalu, kecelakaan. Kok lo tau, Dan?"

"Sorry,"

"Iya, gak papa juga sih." jawab Alexa kemudian

Ardan membasahi bibirnya, ia mencoba menjelaskan pelan-pelan. "Saat itu, pihak kepolisian hanya menyimpulkan bahwa Mamanya kecelakaan karena ngantuk. Sampai sekarang, bukti itu yang Bara tahu dan akhirnya berusaha diterima sebagai penyebabnya."

"Tidak ada bukti konkret sampai ..."

"Sampai?"

"Sampai ada bukti rekaman CCTV yang nyampe ke Bara sebagai penyebab kecelakaan itu,"

"Bukti? Jangan-jangan bukti itu yang bikin Bara kaya gini sekarang?" tanya Alexa dengan perasaan tidak enak yang semakin menggila

Ardan berdeham, "Bara hancur banget saat dia tau, dia terpuruk. Karena ...."

"Karena apa, Dan?" desak Alexa makin gelisah

"Karena yang nabrak mobil Mamanya Bara itu Ayah lo, Xa."

Alexa merasa dunianya runtuh, sesak dan waktu seperti berhenti berdetak. Perempuan itu kehabisan kata-kata, dan hanya menatap Ardan dengan sudut mata yang penuh genangan airmata.

"Bara begitu karena dia sayang banget sama lo." Ardan menatap Alexa dengan perasaan bersalah, "Dia gak mau ninggalin lo tapi dia juga sakit banget,"

"Gue minta maaf, Xa. Lo harus tau ini dari gue,"

"Sekarang gue ngerti kenapa Bara jauhin gue," Alexa menahan airmatanya, "Jadi ini yang bikin dia terpuruk. Dunianya pasti hancur, dan itu karena bagian dari hidup gue."

Ardan menghela nafas, tangannya terulur untuk menenangkan Alexa. "Bukan salah lo, Xa."

"Lo harus tau ini, supaya lo gak sakit terus karena sikapnya dia itu." Ardan menengahi, "Gue rasa dia cuma butuh waktu, lo masih bisa perjuangin dia."

"Makasih, Dan." Alexa menatap Ardan sambil tersenyum

"Sama-sama. Lo bagian dari kami juga. Pacar salah satu dari kami, juga harus kami lindungi dan jaga. Lo temen ALEXIS86, Xa. Lo punya kami." Ardan menjawab tenang, suaranya membuat Alexa menangis lagi.

TBC.

WAH!

Ternyata itu kerjaan RADAR!

Punya teori tentang kenapa rekaman CCTV-nya bisa sama RADAR? komen di sini💕

Punya teori tentang alur cerita ini? Ada yang bisa mecahin?

Komeeen sebanyak-banyaknyaaaa.💗

mana ya si dadan?😭
dee rindu.

Continue Reading

You'll Also Like

Samudra By Deviayuda

Teen Fiction

850K 24.8K 61
Samudra Putra Aditya Alanzo ketua dari infiniti,disegani oleh semua murid SMA Alanzo. Samudra memiliki sifat dingin dan tidak peduli dengan sesuatu. ...
437K 12.7K 45
[Sebagian part telah dihapus] Raka Pratama Surya seorang most wanted dan juga ketua geng Aveda dari SMA Garuda Nusa Bangsa. Memiliki pesona yang mamp...
2.7M 150K 41
DILARANG PLAGIAT, IDE ITU MAHAL!!! "gue transmigrasi karena jatuh dari tangga!!?" Nora Karalyn , Gadis SMA yang memiliki sifat yang berubah ubah, kad...
GEOGRA By Ice

Teen Fiction

1.5M 61.9K 56
Pertemuan yang tidak disengaja karena berniat menolong seorang pemuda yang terjatuh dari motor malah membuat hidup Zeyra menjadi semakin rumit. Berha...