Tandai bila ada kesalahan dalam penulisan, akan Author perbaiki nanti
Jangan lupa untuk vote dan coment~
Hari ini adalah hari Minggu. Alexa dan teman-temannya saat ini berada di Mall. Menghabiskan waktu untuk berbelanja dan bermain. Bahkan mereka juga berburu makanan.
Ting!
Ponsel Alexa berdering menandakan panggilan telepon masuk. Buru-buru Alexa mengambil ponsel dari dalam tasnya. Ternyata panggilan telepon dari Naya.
"Alexa, kamu lagi dimana?" tanya Naya.
"Lagi di Mall, ada apa?"
"Kebetulan banget, tolong sekalian beliin kebutuhan mandi seperti shampoo sama sabun. Sisanya nanti mommy kirim listnya lewat pesan," ucap Naya.
"Yaudah cepet kirim, ini Alexa jalan ke supermarket." balas Alexa.
Panggilan pun terputus. Alexa pun memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas.
"Ke supermarket dulu ya, ada yang mau gue beli," ucap Alexa pada teman-temannya.
"Ayo deh, kebetulan stok kuaci gue abis nih." balas Cindy.
Mereka pun memasuki area supermarket. Alexa mengambil troli lalu mencari barang yang diminta oleh Naya. Sesekali ia memasukkan cemilan yang mengandung micin agar otaknya semakin cair.
"Alexa!" panggil seseorang, refleks Alexa menoleh ke kanan.
"Kamu kemana aja selama ini?" tanya Kinara menghampiri Alexa.
"Alexa pertukaran pelajar di Jepang bu." jawab Alexa sopan.
"Pantas saja kamu ga ada disekolah." gumam Kinara yang tidak dapat didengar oleh Alexa.
"Ibu ngomong apa? Maaf saya tidak dapat mendengar dengan jelas." tanya Alexa.
Kinara menggelengkan kepalanya. "Ibu boleh minta tolong sama kamu?"
Alexa mengangguk. "Boleh bu, dengan senang hati saya akan membantu ibu."
"Tolong temui Arthur, kondisi dia semakin buruk setelah ditinggal oleh kamu," ucap Kinara seraya memegang tangan Alexa.
"Memangnya Arthur kenapa?" tanya Alexa bingung, seingatnya waktu itu Arthur tampak baik-baik saja.
Kinara pun mulai menjelaskan semuanya pada Alexa dengan singkat agar tidak memakan waktu. Ia harus membawa Alexa secepatnya menemui Arthur yang kondisinya semakin memburuk. Alexa yang mendengar penjelasan Kinara pun terkejut, ia benar-benar tidak menyangka dengan apa yang menimpa Arthur.
"Alexa, udah belanjanya?" tanya Elisa datang dari arah belakang. Alexa pun mengangguk sebagai jawaban.
"Ibu kesini naik apa?" tanya Alexa.
"Ibu bawa mobil nak." jawab Kinara.
"Elisa, lo sama yang lain pulang duluan. Gue ada urusan sama ibu Kinara," ucap Alexa.
Elisa pun mengangguk. Setelah selesai berbelanja, mereka berpisah di parkiran. Alexa pun masuk ke dalam mobil, ia duduk di kursi pengemudi sedangkan Kinara duduk disebelahnya.
Alexa langsung tancap gas menuju kediaman keluarga Arthur. Selama diperjalanan pun Kinara menceritakan sosok ibu Arthur dan kebiasaan-kebiasaan saat Arthur kecil.
Mobil yang dikendarai oleh Alexa berhenti tepat di garasi mobil. Alexa keluar dari mobil diikuti oleh Kinara. Alexa berdecak kagum saat melihat halaman rumah Arthur yang terdapat banyak tanaman.
"Ayo masuk." ajak Kinara menyadarkan Alexa.
Alexa pun membuntuti Kinara dari belakang. Menaiki tangga lalu berhenti di depan pintu bercat putih. Disana pun terdapat nama Arthur.
"Kamu masuk aja, mungkin Arthur sedang tidur. Ibu akan memasak untuk makan siang," ucap Kinara.
Kinara pun pergi meninggalkan Alexa yang tampak gugup. Entah kenapa ia sangat ragu untuk masuk. Alexa menepis rasa egonya lalu membuka pintu kamar Arthur.
Alexa menutup mulutnya saat melihat kondisi Arthur yang sangat memperihatinkan. Tangan dan kakinya dirantai, kantung mata yang menghitam dan sudut bibirnya yang lebam. Perlahan air matanya menetes, ia mengelus rambut Arthur penuh kasih sayang.
Arthur yang merasa elusan di rambutnya pun perlahan membuka matanya, "Alexa," lirih Arthur.
Alexa yang melihat tatapan tajam dari Arthur pun terkejut, spontan ia menjauh dari Arthur membuat si empunya menggeram. Arthur panik, ia bangkit dari tidurnya lalu menarik-narik rantai berharap agar rantai di tangan dan kakinya terlepas.
"Jangan seperti itu Arthur! Kamu bisa menyakiti diri kamu sendiri." tegur Alexa.
Bukannya berhenti. Pergerakan Arthur malah semakin membabi buta. Ia menarik-narik rantai sehingga tangan dan kakinya lecet dan mengeluarkan darah. Alexa yang panik pun segera mendekati Arthur. Dengan secepat kilat Arthur memeluk tubuh Alexa erat, tidak membiarkan Alexa bergerak sedikit pun.
"Tolong lepaskan, rantai ini sangat menyiksaku." lirih Arthur di ceruk leher Alexa.
"Gimana caranya?" tanya Alexa bingung karena rantai di tangan dan kaki Arthur digembok.
"Kuncinya ada dilaci paling atas." jawab Arthur.
Alexa pun melepaskan pelukannya. Ia membuka laci paling atas dan memang terdapat kunci. Alexa membuka gembok rantai satu persatu membuat Arthur tersenyum miring.
"Maaf." gumam Arthur lalu memukul tengkuk leher Alexa.
Alexa pun jatuh pingsan menimpa tubuh Arthur. Perlahan-lahan Arthur membaringkan tubuh Alexa di ranjang dengan hati-hati. Ia bangkit dari duduknya lalu melangkahkan kakinya ke arah lemari.
Arthur membuka lemari paling bawah, mengambil sebuah suntikan. Ia kembali menghampiri Alexa dan mulai munyuntikan Alexa obat tidur yang selama ini ia gunakan saat ia mengalami depresi atau insomnia.
Setelah selesai, Arthur menaruh bekas suntikan ke dalam laci. Ia mengambil kunci mobilnya lalu mengendong tubuh Alexa ala bridal style keluar kamar.
"Arthur, Alexa kenapa?!" tanya Kinara panik.
"Alexa jatuh pingsan di kamar, Arthur mau bawa Alexa ke rumah sakit." alibi Arthur dan Kinara pun percaya tanpa rasa curiga pada Arthur.
Arthur memasukkan Alexa ke dalam mobil. Setelah memasang sabuk pengaman Alexa, Arthur pun duduk di kursi pengemudi. Ia langsung tancap gas menuju suatu tempat yang tidak akan orang ketahui.
Mobil Arthur berhenti tepat di depan rumah sederhana. Ia membawa Alexa keluar dari mobil dan mulai memasuki rumah. Rumah sederhana ini adalah peninggalan ibunya, semuanya pun terlihat rapih dan terurus karena Arthur menyuruh orang untuk membersihkannya setiap hari.
Arthur membaringkan tubuh Alexa diatas ranjang. Ia mengamati wajah Alexa yang tampak semakin cantik dan bersinar. Alexa kini sudah menjadi candu bagi Arthur.
"Alexa, akan kubuat kamu mengandung anakku dan mengikatmu selama-lamanya." gumam Arthur yang kini sudah menindih tubuh Alexa, mengukungnya dengan kedua tangannya.
Malam itu pun menjadi malam kehancuran bagi Alexa. Terkesan egois memang, tapi Arthur melakukan ini karena ia sangat mencintai Alexa. Sampai kapanpun Alexa hanya miliknya, tidak boleh ada laki-laki lain yang memiliki Alexa selain dirinya.
TBC
Holla readers...
Kenapa alurnya gini? Ya karena pengen aja:v
Jangan lupa untuk vote dan coment agar Author semakin semangat nulis ceritanya hehe♥️
Follow Instagram @aniintnputri_
Spam like juga postingan aku hehe:v
NEXT?