KIRANA (COMPLETED)

By bibibugu

12.1K 520 5

Kalo saja waktu itu Kirana tidak nembak ketua OSIS SMA Samudera. kalau saja waktu itu Kirana tidak mengiyakan... More

Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 17
Bab 18
Bab 19
Bab 20
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
Bab 29
Bab 30
Bab 31
Bab 32
Bab 33
Bab 34
Bab 35
Bab 36
Bab 37
Bab 38
Bab 39
Bab 40
Bab 41
Bab 42
Bab 43
sekali lagi
halo guys

Bab 28

194 8 0
By bibibugu

Kirana sedang duduk di teras. "Gimana hubungan lu sama Adrian? Udah jadian?" Kepalanya terangkat saat seseorang datang.

"Jadian gigi lu peyang," kata Kirana sewet. Kakaknya itu mengambil duduk di sisinya.

"Mungkin dia belum berani kali," kata ka Gilang.

"Engga mungkin gua sama dia, lagian dia juga udah punya pacar," Ka Gilang menoleh, matanya sedikit melebar.

"Serius?"

"Hm-hm,"

"Engga percaya gua,"

"Yaudah kalau engga percaya, terserah," Kirana menaikan suaranya kesal. Ia mengatakan apa yang dicurigainya sejak awal, kalau memang itu tidak benar, Kirana pun tidak peduli, yang terpenting adalah ia bisa jauh-jauh dari buaya Samudera itu.

"Lu ngomong kaya gitu karena lu takut Adrian engga suka sama lu kan?" Ka Gilang menatap interogasi. "Lo takut lo cuman dianggap adik kelas biasa aja kan?" tambahnya.

Kirana menatap sebal. "Mau dia anggep gua temen ke, kacung ke atau adik kelas nyebelin ke, gue tetep engga peduli," itulah Kirana, berkata seolah-olah ia bisa tidak terjadi apa-apa padahal ada.

"Gini deh, mana ada cowok malem-malem nganterin cewek terus mau diajak makan sama keluarganya ke rumah tuh cewe abis itu bercanda-bercanda sama keluarganya?" Kirana mencerna kata-kata seseorang disampingnya itu. "Coba lu pikir, kalau tuh cowo emang engga ada rasa sama lu, mana mungkin dia mau ngelakuin itu,"

Apa benar yang dikatakan ka Gilang? Adrian mau menunjukan keberadaannya ke keluarga Kirana karena mempunyai rasa kepada wanita itu?

Ka Gilang menyadari Kirana sedang memikirkan apa yang ia katakan. Adiknya ini terbungkus dengan keberanian tapi nyatanya didalamnya ada keluguan, entah itu polos atau ia sengaja untuk tidak peka terhadap sekitarnya.

"Engga usah pura-pura bego atau pura-pura polos," Kirana mengercitkan kening.

"Dih, ngapain gua pura-pura bego, kalau gua tau dari awal gua pasti larang dia dateng,"

Ring..ring..

Ponsel Kirana berdering. Pembicaraan mereka terputus, bukan, lebih tepatnya pertengkaran. Tangannya meraih lalu memencet tombol hijau.

"Halo, Kirana proposal buat Bu Umi kirim ke gua sekarang ya, soalnya besok gua mau kasih,"

"Kenapa engga besok aja lang?" Kakaknya itu merasa terpanggil.

Aa... Jadi bahan ledekan nih. Kebetulan sekali nama temannya dengan kakaknya sama. Ka Gilang sangat kesal jika Kirana tidak memanggilnya dengan embel-embel kakak, katanya si 'songong'

"Besok gua pagi-pagi banget sebelum bel mau ngasih ke bu Umi, gua takut engga ketemu lu,"

"Lu sendiri ngasihnya, Gilang?" Kirana menekan kata 'Gilang'. Ka Gilang mengerutkan alis, emosinya mulai tidak stabil

"Iya gua sendiri,"

"Oh, oke, gua langsung kirim ke lu sekarang, tunggu ya Gilang," lagi lagi Kirana melakukan itu.

Dalam hati Kirana tertawa. Jarang-jarang buat kakaknya marah.

Rasain. Kesel kan lu. - Kirana

Kirana menutup telpon. Matanya melirik ke kanan. Sepasang bola mata mengarah padanya dengan aura kemarahan. Tepat seperti dugaannya. "Lu sengaja ya?" Kirana menggeleng polos.

"Engga, temen gua ini namanya Gilang, bukan ngarah ke lu," Ka Gilang menarik rambut Kirana sampai kunciran rambutnya berantakan.

"Aa," Kirana mengaduh kesakitan. Gilang lari ke dalam. Kabur. Pasti akan ada sorakan maut.

"Gilang gila,"

---

Pukul menunjukkan angka 14.30. Bel pulang sekolah sudah berbunyi. Dela dan Kirana menuju ruang OSIS. Dela dengan teman divisi dan Kirana masih berkutik dengan laptop. Ia masih harus menyelesaikan beberapa proposal. Berkat jadi sekretaris, ia jadi tau surat-menyurat. Dan tentu saja, karena Adrian juga ia tau tentang penulisan. Jadwal Adrian basket hari Rabu dan Sabtu, setiap jam 12, dan hari ini hari Jumat. Adrian menoleh ke seseorang yang sedang sibuk dengan benda di depannya.

Ah.. Adrian ingin mengajak wanita itu. Tapi. Ia ragu. Bukan. Ini lebih ke gengsi. Eza menepuk pundak Adrian.

"Drian, besok lu ngebasket kan?" Adrian mengangguk.

"Gua mau main ke rumah lu, bosen banget gua, engga papa kan?" Eza memancing temannya itu.

"Jangan besok," Eza tersenyum miring.

"Kenapa emang?" tatapan Eza membuat Adrian salah tingkah.

"Besok gua mau pergi," kata Adrian sedikit gagap.

"Sama siapa? Ama yang itu ya?" Eza menunjuk dagu ke Kirana. Adrian melirik sedikit.

"Tapi gua engga tau, engga jadi kali," kata Adrian ragu.

"Kenapa? lu malu?" Eza geregetan kenapa lambat sekali Adrian ini. "Gua yang bilang ya, Kir,-" bibir Eza ditekap oleh Adrian.

Ini orang benar-benar deh. Eza tertawa, dadanya naik turun. "Gila lu ya," Adrian melirik wanita itu, untung aja wanita itu masih fokus sampai tidak menyadarinya.

"Makanya, sana bilang," Mata Adrian berputar. "Kalau sampai gua denger lu belum bilang apa-apa sama Kirana, gua yang bertindak, gua serius,"

---

"Kirana," panggil Adrian.

"Hm?" Matanya masih menatap laptop.

"Besok lu sibuk engga?" tanya Adrian ragu. biasanya hari sabtu Kirana habiskan dengan berguling-guling di atas pulau kapuk.

"Engga, kenapa emang?" Adrian menggaruk tengkuk yang tidak gatal. Ada sesuatu yang ingin diungkapkan.

Ah.. Laki laki itu memang gengsi.

"Engga jadi deh," Adrian mengalihkan. Kirana berhenti lalu menghadapnya.

"Ada apaan? Jangan kentang ah ngomongnya, bikin penasaran tau engga," Kirana sedikit kesal.

Ngomong engga ya? - Adrian

"Temenin gua ngebasket,"

Deg

Apa? engga salah denger? - Kirana

"Mau engga?" Seketika Adrian menyesal bicara itu.

Kalau Adrian minta lu buat nemenin dia ngebasket, abis itu dia ngajak jalan, lu harus terima, gua bakal jelasin alasannya

Perkataan Eza waktu itu, apakah ini yang dimaksud?Adrian melihat Kirana yang sedang berpikir panjang.

"Kalo lu engga bisa, engga papa," Adrian tidak mau seakan memohon.

"Tumben ngajakin gua pergi, ada maksud ya?" tatapan Kirana mengintimidasi.

"Kalau lu engga bisa, bilang aja engga perlu basa basi," Adrian menutupi rasa kecewa dengan kata sok tidak pedulinya.

"Gue kan engga bilang itu," Adrian melirik di sudut mata.

"Jadi lu mau atau engga?" tanya Adrian kini lebih tegas.

"Orang ngajakin pergi kaya nagih utang," Kirana menatap Adrian yang sedang salah tingkah.

"Abisan lu engga jelas, kalau engga mau bilang aja langsung gitu, engga perlu mesti melebar ngomongnya kemana-mana,"

"Iya, gue mau,"

Serius? – Adrian

Adrian pikir pasti akan ditolak mentah-mentah atau lebih singkatnya langsung di skak dengan satu kata 'najis', atau versi halusnya Kirana bakal mengumpat Adrian dengan kata khas 'buaya'

Tapi ia salah, Kirana mengiyakan ajakannya dalam sekali percobaan. Ada apa ini?

"Gua jemput besok," Adrian terlalu syok untuk berkata 5W+1H kepada Kirana.

---

Adrian janji datang ke rumah pukul 11.00 Tadi ia menawarkan apakah Lelaki itu hendak izin terlebih dahulu kepada orang tuanya atau tidak. Tapi Kirana menolak. Lebih baik begitu bukan, pasti akan ada ejekan dari kakaknya. Atau introgasi dadakan dari orang tuanya.

Gua di depan. –Adrian.

Kirana bercermin sekali lagi. Memastikan kalau pakaiannya rapih dan rambutnya tertata. Hari ini ia berpakaian casual. Celana putih dengan jaket denim. Ia tidak berlebihan tapi pas.

Kirana turun ke bawah dan tak lupa, tas selempang cokelat kesayangannya.

"Ma, aku berangkat ya," kata Kirana. Mata Kirana mengitari. Dimana orang tua nya itu? "Ma, pa,"

Kirana mencari ke dapur, kamar. Tidak ada. Kirana berjalan ke luar rumah Dan. Astaga. Adrian sedang mengobrol dengan mama dan papa nya. Mata Kirana melotot. Buru-buru ia menghampiri.

"Mah, pah," Mama, papa dan Adrian melihat ke arahnya.

"Adrian jaga Kirana ya," kata mama. Adrian bilang apa kepada orang tuanya?

"Kirana jangan sampai ilang ya,"

Mama papa tertawa dan Adrian pun, mereka bersekongkol.

"Tenang aja Om, Tante, Kirana aman sama saya, saya pasti jagain Kirana,"

Aman, aman lu pikir lu sekuriti taman dapsus? sok sok jagain –Kirana mendumel dalam hati

"Ayo ka," Kirana mendorong Adrian.

"Pergi dulu ya, om, Tante," Adrian pamit.

"Hati-hati di jalan," sahut mama.

"Dahh, ma, pa," Kirana mendadah ke orang tua nya lalu masuk ke dalam mobil.

---

Continue Reading

You'll Also Like

MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

4.2M 250K 54
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
5K 309 28
Capek capek move on, eh malah harus berurusan lagi dengan mantan. Cavya Abella. Perempuan 20 tahun ini sibuk menjauhi mantannya dengan pindah tempat...
3.3K 430 42
Hay! Aku maudya utami. Aku dilahiran dengan fisik yang nyaris sempurna, kemampuan ku dalam belajarpun membuat diriku digemari banyak orang. Aku tipe...
465K 35.2K 43
"Seru juga. Udah selesai dramanya, sayang?" "You look so scared, baby. What's going on?" "Hai, Lui. Finally, we meet, yeah." "Calm down, L. Mereka cu...