Il Est, Demigod [✓]

By Dearlyfiaa

159K 24.8K 2.3K

[NCT DREAM 00L] ❝Mereka, Demigod. Manusia setengah Dewa dengan segala kisah tak terduganya.❞ 201009 #1 in Myt... More

ένα
δύο
τρία
τέσσερα
πέντε
έξι
επτά
οκτώ
εννέα
δέκα
έντεκα
δώδεκα
δεκατρείς
δεκατέσσερα
δεκαπέντε
δεκαέξι
δεκαεπτά
δεκαοχτώ
Last Chapter
📌Extra Chapter
other

δεκαεννέα

3.4K 664 37
By Dearlyfiaa

Hai, lama banget ya? i'm sorry...
aku sibuk banget semenjak ikut organisasi apalagi sekolahnya juga daring terus kan jadi gaada waktu buat buka platform ini:')

And I'm so thankful kalau masih ada yang nungguin aku update cerita ini. Jujur aja aku juga ada beban karena belom ngabisin cerita ini, tapi ya gimana keadaan aku nggak cukup mendukung juga hehe I'm so sorry about that.

Okay Here We Go!!!

■□■□■□■□■■□■□■□■□■

Hanya karena kaktus mampu menyimpan air lebih lama,
bukan berarti kaktus tidak butuh air ❞

■□■□■□■□■■□■□■□■□■

Happy Reading
.
.
.


Trangggg!

Suara yang berasal dari dua benda yang saling bertabrakan tersebut sangat memekakkan telinga.

Haechan baru saja menangkis sebuah belati yang melayang ke arahnya dengan kecepatan kilat menggunakan senjatanya.

Keningnya berkerut, Dia menatap Hyunjin seolah-olah dengan tatapan itu Haechan bisa membunuhnya saat itu juga.

"Udah gila apa gimana ni orang?" Gerutu Jaemin dengan rahang yang sudah mengeras di samping Haechan.

Menyeringai singkat, Hyunjin berbalik 90 derajat dengan cepat kemudian kembali melemparkan belati.

Serangan tidak terduga itu membuat fokus Jaemin terpecah sehingga belati tersebut berhasil menyayat lengannya.

"Jaem!" Seru Haechan. Jaemin hanya mengangguk mencoba menjelaskan kepada temannya itu bahwa dia baik baik saja tanpa kata.

Haechan kembali menatap Hyunjin. Ia sedang meyakinkan dirinya bahwa yang di lihatnya ini adalah Hyunjin sungguhan atau hanya jelmaan.

"Hyunjin.." lirih Haechan

"Hmm?" Hyunjin mengangkat dagu sembari tersenyum. "Kenapa chan? lu pikir selama ini gua beneran temen lu? cihh, Brengsek kayak lo nggak bahkan pantes hidup!"

Hyunjin berlari sangat kencang. Laki-laki itu menerjang tubuh Haechan hingga terpental jauh.  Kini keduanya terlibat adu kekuatan di sebuah jembatan kayu dimana sungai banjir menanti mereka untuk jatuh ke bawah.

"Jaemin!"

Jaemin menoleh. Dia cukup terkejut melihat siapa yang datang. "Lu ngapain kesini?" Ucap Jaemin menatap Jeno dan Jaehyun yang berjalan cepat ke arahnya.

"Jaehyun udah sembuhin gua. Renjun mana?" Jeno bertanya balik

"Dia tadi turun di tengah jalan. Kayaknya ngikutin Zoya."

"Zoya?" Jaehyun angkat suara, Jaemin hanya mengangguk sebagai jawaban.

"itu berarti mereka bakal atau bahkan sudah melawan Yeji." Raut wajah Jaehyun berubah panik

"Siapa?" Jeno bertanya

"Yeji, putri Thanatos dengan bangsa werewolf. Kekuatannya setara dengan Zoya, namun kabar buruknya Zoya belum tahu dengan benar kekuatan apa yang ada pada dirinya," Jaehyun menjelaskan.

"ARGHHHHH!!!!"

Ketiganya menoleh, mendapati Haechan yang tergantung di jembatan. Hyunjin tertawa sarkas, tangannya terangkat ke udara kemudian dalam sekejap muncul sebuah belati hitam dengan mata merah menyala di ujungnya.

"Is there a last message before you die?" Hyunjin berjongkok menyaksikan Haechan yang berpegangan pada pegangan jembatan.

"Terkutuk lo Hyunjin!" Teriak Haechan

"Hahahaaha," Hyunjin berdiri sambil tertawa

"...Sampai bertemu di neraka." Lanjutnya.

Tatapannya berubah dingin, di angkatnya kepalan tangan yang mencengkram belati itu tinggi-tinggi, "Semoga menderita di akhirat, Lee Haech—ARGHHHH!"

Belum sempat menyelesaikan kalimatnya, sesuatu menghantam tubuhnya hingga tersungkur membuat jembatan bergoyang hebat.

Haechan mengeratkan pegangannya sebab tubuhnya ikut terombang-ambing karena pergerakan jembatan tersebut.

"DASAR KEPARAT!" Hyunjin murka. Dengan langkah berdentum, Ia menghampiri Jaehyun dengan wujud serigala nya.

"Hrrrgggh" Jaehyun kembali menerjang tubuh Hyunjin. Kini Hyunjin ada di bawah terkaman nya.

"Arghhhh! Harghhh!" Hyunjin meraung saat Jaehyun mencakar wajahnya dengan brutal.

Sementara itu, Jeno dan Jaemin berusaha untuk menyelamatkan Haechan yang sudah hampir terjatuh ke dalam sungai yang banjir tersebut.

"Berat amat anjing! kebanyakan dosa ini sih bangsat" Teriak Jaemin yang merasa kewalahan saat menarik tubuh Haechan.

Takk!!

Jeno memukul kepalanya, "Bukan waktunya bercanda sialan!" Ucapnya kemudian membantu menarik tubuh Haechan.

Haechan berhasil naik. Jaemin dan Jeno dengan cepat membopong tubuh lemah Haechan menuju pinggir jembatan. "Lu gapapa?" tanya Jeno, Haechan mengangguk dengan napas yang tersengal.

"Renjun!" Ucap Jaemin membuat ketiganya menoleh ke arah telunjuk Jaemin mengarah.

Renjun sedang menuju kemari sambil menggendong Zoya di punggungnya. Gadis itu tampak tidak baik dibalik punggung sempit Renjun.

"Jun!" Panggil Jaemin. Renjun menoleh kemudian mempercepat langkahnya mendekati yang lain.

"Kenapa?" Tanya Haechan melihat kondisi keduanya yang cukup buruk, terutama Zoya.

"Kita di jebak." Adalah kalimat pertama yang di lontarkan Renjun setelah menurunkan Zoya dari gendongan nya kemudian menyangga tubuh gadis itu.

"Sama?" Sahut Jeno.

Renjun dan Zoya saling bertatapan, keduanya kemudian menatap Jaehyun yang sedang berjalan ke arah mereka dengan Hyunjin yang berhasil di taklukkan. Laki-laki tersebut diseret oleh Jaehyun mendekati yang lain.

Hyunjin berdarah dimana-mana terutama wajahnya yang di cakar oleh Jaehyun. Jaehyun pun sama, lehernya terdapat bekas tusukan namun jelas dia tidak bisa ditandingi oleh Hyunjin.

"Zoya!" Jaehyun mempercepat langkah, memaksa agar Hyunjin melangkah lebih cepat. namun pergerakan laki-laki itu semakin terbatas setelah berkelahi dengan Haechan juga dengannya.

"K-kak Jaehyun," Zoya tersenyum.

Jaehyun menendang kaki Hyunjin sehingga dia jatuh berlutut di hadapan Haechan dan yang lain. Jaemin mengambil alih Hyunjin ketika Jaehyun hendak mendekati sang adik.

"Kamu gapapa?" tanya Jaehyun yang sebenarnya sama sekali tidak berguna. Melihat kondisi Zoya, seharusnya dia tahu bahwa adiknya itu sedang tidak baik-baik saja. Dan bodohnya lagi, sang adik malah mengangguk.

"Gapapa darimana nya?" Renjun mengerutkan keningnya dalam. Hatinya sangat sakit mendengar Zoya mengerang kesakitan di sepanjang jalan menuju kemari tadi.

Renjun menoleh ke Hyunjin. Dengan segenap emosi, laki-laki yang paling pendek itu menarik kerah Hyunjin dengan kuat.

"Siapa lo sebenernya?! Kenapa lo ngelakuin ini bangsat?!!" Teriak Renjun dengan emosi yang sudah berada di ujung kepala.

Buaghhh!!

Hyunjin kembali tersungkur saat mendapatkan bogeman kuat dari Renjun. "Jun, tenang jun tenang" Jeno menarik tangan Renjun agar dia tidak membunuh Hyunjin saat itu juga.

Bagaimanapun, mereka harus mendengar alasan kenapa Hyunjin melakukan semua ini. Jaemin kembali menarik pakaian Hyunjin agar dia bisa duduk dengan tegak.

"WEREWOLF ITU!" Bentak Hyunjin.

"...Mereka udah bakar tempat leluhur gua!" Hyunjin melayangkan tatapan tajam pada Jaehyun dan Zoya.

Haechan berjongkok di hadapannya. "Jawab gua. Maksut lu apa? Siapa lu sebenernya? kenapa lu ngelakuin ini?" Tanya Haechan dengan nada tenang.

Hyunjin mendecih, enggan menatap Haechan atau siapapun yang ada disana. "Lu emang seharusnya nggak ada di dunia ini anjing! Lu harusnya mati dari dulu!" Teriak Hyunjin tepat di hadapan Haechan.

Haechan mengernyit, "Lah emang gue ngapain asu? kita temen Jin, gua tau lu gabakal kayak gini." Hyunjin mendongak, menatap Haechan dengan tatapan muak.

"Cihh, temen? Bahkan mengakui lu sebagai makhluk hidup pun rasanya hina." Haechan menatap lekat mata Hyunjin sedari tadi. Meskipun sang empunya tidak menatap balik netra Haechan, ia tau bahwa ada sesuatu dalam diri Hyunjin yang sama sekali tidak diketahui olehnya.

Mengusap kepalanya kasar, Haechan benar-benar tidak habis pikir dengan jalan pikiran Hyunjin.

"Jin, lu Demigod?" Ucap Haechan tanpa aba-aba.

"Penting banget dibahas?" Hyunjin melirik Haechan dengan tatapan yang masih saja sama.

"JAWAB GUA BANGSAT," Bentak Haechan frustasi.

"IYA! TERUS LO MAU APA HA?" Hyunjin balik membentak.

Haechan dan yang lainnya—kecuali Zoya—melebarkan mata.

"What the—" Jaemin.

"A-apa?" Renjun.

"Dia anak Ares" Ucap Zoya tiba-tiba.

"Kamu tau darimana?" Tanya Jaehyun

"Mark sama Herin... aku udah nyelametin mereka. Awalnya ada kesalahan paham gara gara dia!" Dengan susah payah Zoya menunjuk Hyunjin. "...tapi sekarang mereka udah baik baik aja," Lanjutnya.

"Asal kalian tau, yang udah memprovokasi Mark buat culik gue juga dia." Jeno yang sedari tadi diam akhirnya bersuara.

Jaemin mengusak surainya dengan kasar. Tidak paham dengan situasi yang saat ini dihadapinya dan teman-temannya.

"Gue ga habis pikir, Sesama anak Ares ada yang saling bunuh kayak Lo nyet?" Jaemin mendorong kepala Hyunjin pelan yang di sambut pelototan dari sang empu.


Amarah Hyunjin meluap,

"Gue bukan anak Ares anjing! GUE GA SUDI JADI ANAKNYA!!" Semua yang ada disana tak terkecuali Haechan kembali mengerutkan kening karena sama sekali tidak mengerti maksut Hyunjin.

"Ngomong apasih lo anjing?! Ngomong yang jelas! Kenapa lo kek gini? Kenapa Lo sembunyiin identitas lo dari gue kalo emang lo udah punya niat buat bunuh gue? Kenapa Lo pura-pura jadi temen gue? Kenapa?" Pertanyaan bertubi-tubi dari Haechan itu membuat Hyunjin semakin ingin membunuhnya. Namun atensinya teralihkan ketika ada beberapa orang yang datang mendekat.

"Oh, Halo, tante Sunny!" Hyunjin tersenyum sumringah setelah melihat kedatangan Bunda dari Haechan. Semuanya mengikuti arah dagu Hyunjin, Disana sudah ada Sunny dengan lebam dimana mana. Penampilannya sangat berantakan. Dan di belakangnya, ada Jisoo dengan seringai nya.

"B-bunda.." Haechan terkejut setengah mati. Laki-laki itu dengan ingin sekali lari menghampiri sang bunda jika saja pergerakannya tidak di hentikan oleh Jaehyun.

Werewolf itu menggeleng, "Jangan sekarang."

"Apa maksudnya jangan sekarang? Bunda gue luka! Liattt!!!" Haechan kalut, matanya memerah karena sangat marah.

Jaehyun menepis jarak antar dirinya dan Haechan kemudian membisikkan sesuatu, "Wanita di belakang ibumu membawa belati. Jika kau bertindak tanpa memikirkan apapun, kau akan kehilangan ibumu."

"H-haechan..." Panggil Sunny dengan suara yang bergetar luar biasa.

Haechan memberontak, mencoba melepaskan pegangan tangannya dari Jaehyun namun nihil. Dengan kekuatannya, Jaehyun membuat tangan Haechan terborgol.

"LEPASIN GUA ANJING!" Haechan berteriak nyalang. Mana bisa dia membiarkan ibunya dengan keadaan seperti itu.

"Chan! jangan gegabah!" Jeno juga menahan tubuh Haechan, mencoba menenangkan temannya itu. "Kita harus buat rencana" Jaemin menepuk pundak Haechan pelan.

"Rencana apa? gaada waktu buat mikir rencana! gua mau nyelametin bunda gua minggir lo semua!"

Buagh!!

Satu Bogeman kuat mendarat di pipi Haechan, itu dari Renjun.

"Lo pikir kita nggak pusing? kita nggak khawatir? sama Chan! tenang!"

Tatapan Haechan melemah. Laki-laki itu mencoba mendapatkan kembali seluruh kesadarannya,
"Bunda gua Jun..."

"Gua tau, tenang dulu. Kita masih belom dapet titik terangnya disini. Kalo lo gegabah, semuanya bakal sia-sia. Jeno, Jaemin, Gue, Lo, Bunda lo, dan mereka," Renjun menoleh kearah Zoya dan Jaehyun.

Haechan akhirnya bisa sedikit ditenangkan. Tubuh laki-laki itu merosot ke tanah. Dia terlalu lelah dengan semua ini. Hingga tanpa sadar, Hyunjin sudah tidak ada disana, di tempatnya semula.

"Bajingan.." Desis Jeno saat menyadari bahwa Hyunjin telah melarikan diri.

"Diem dulu, gue denger sesuatu." Jaemin mengernyitkan dahinya, tampak fokus walaupun matanya sibuk mencari asal keberadaan suara yang di dengarnya.

"Denger apaan sih, Jaem? Gue ga denger apa-apa," Bisik Renjun.

"Gue bilang diem anjing!" Renjun bungkam kemudian, memilih menurut daripada berpotensi mendapat bogeman dari Jaemin yang saat ini tengah serius.

Tak lama setelah itu, memang benar terdengar suara nyanyian seorang wanita. Sangat indah, dengan melodi yang memabukkan. Seolah siapapun yang mendengarnya akan masuk kedalam melodi tersebut.

'Hear my voice beneath the sea
Sleeping now so peacefully
At the bottom of the sea
Sleep for all eternity'

"Nggak, Nggak!! TUTUP TELINGA KALIAN SEMUA SEKARANGG!!! TUTUP TELINGA KALIAN!!!" Sunny tiba-tiba berteriak membuat semua orang disana tersentak kaget. Haechan bahkan tidak tahu bahwa suara bundanya bisa sangat memekakan telinga.

'Sailors live so restlessly
Come with me, sleep peacefully
Listen to this siren's song
Worry not for nothing's wrong'

Dengan tatapan bingung, mereka semua tetap menutup telinga dengan sigap setelah mendengar teriakan Sunny. Namun disana, Jaemin berjalan menuju sungai— tidak, bukan sungai lagi tapi laut. Sungai di hadapan mereka entah sejak kapan berubah menjadi laut. Laki-laki itu berjalan gontai dengan tatapan kosong menuju laut pasang didepannya.

'Let my voice lead you this way
I will not lead you astray
Trust me as we reach the side
Jumping out where men have died'

"JAEM! JAEMIN!"

"JAEMIN LO MAU NGAPAIN JAEM JANGAN GILA!"

"JAEMIN BALIK JAEMINNNN!!"

Teriakan demi teriakan mereka lontarkan namun naas Jaemin sama sekali tidak mendengar ataupun bereaksi terhadap teriakan mereka. Demigod itu terus melangkah pelan hingga jarak diantaranya dengan ujung tebing hanya tinggal beberapa langkah saja.

'Hear my voice beneath the sea
Sleeping now so peacefully
At the bottom of the sea
Sleep for all eternity'

"HARRRGHHH!!"

DUAGHH!

Jisoo kini sudah tersungkur ke tanah karena Sunny. Wanita itu menancapkan belati yang sedari tadi dibawa oleh Jisoo ke perut sang empu. Dengan beberapa kedipan mata, Jisoo menghilang, memudar lalu pergi dengan hembusan angin.

Sunny memandang sekitarnya, kemudian memberi mereka aba-aba agar terus menutup telinga mereka. Dengan napas yang memburu, wanita itu berlari secepat mungkin ke arah Jaemin. Ia tak peduli saat orang-orang dan bahkan anaknya kini beralih meneriakkan namanya.

'Let the ocean fill your lungs
Struggle not, soon peace will come
Taking in your final breath
Sink down to the ocean's depths'

Dengan satu tarikan tangan, Jaemin berhasil di selamatkan oleh Sunny. Wanita itu segera menyeret Jaemin menjauh dari ujung tebing kemudian menyumpal telinga Jaemin yang kini menggelepar bak ikan yang diangkat dari air dengan bulu kapas hiasan dari penjepit rambutnya. Dengan begitu, Jaemin tidak sadarkan diri.

"I wish I could always be
In the ocean's arms, you see"
He who'd wanted nothing more
Sleeps now at the ocean floor'

"Kak, Siren!" Zoya berusaha setengah mati berteriak ditelinga sang Kakak.

"Apa?" Jaehyun mendekatkan tubuhnya ke arah Zoya.

"I-ini Siren! Dia ngincer bunda Haechan.." Zoya sudah tidak punya banyak tenaga lagi untuk berteriak, badannya semakin ngilu karena luka dan napasnya juga semakin tersengal.

"Apa, dek? Kakak nggak denger!" Jaehyun khawatir kalau sang adik sedang mengeluh kesakitan. Dia benar-benar tidak bisa membuka telinganya sekarang setelah melihat keadaan Jaemin.

Namun Jaehyun, baru menyadarinya ketika Zoya berubah wujud menjadi Serigala penuh luka dan berlari dengan sekuat tenaga kearah Sunny.

"ZOYAAAA!"

'Ocean was your lover's name
You had loved her all the same
Now you'll always be together
Sirens are so very clever'

"AAAAAAH! NGGAKKK! JANGAAANNNN!" Tubuh Sunny terseret dengan brutal menuju ujung tebing. Tubuhnya kini lecet dimana-mana akibat bergesekan dengan batu dan tekstur tanah yang kasar.

Haechan sudah meraung jauh ditempatnya. Jeno dan Renjun sibuk untuk menahan tubuh Haechan juga sibuk menutup telinga mereka sendiri. Dua laki-laki itu hampir kewalahan menghadapi Haechan.

SREKKKK! BUGHHH!
DUAGHHH! BYURRRRR!

"ZOYAAA—"

"ZOYAAAAAAA!!!!"

'Hear my voice beneath the sea
Sleeping now so peacefully
At the bottom of the sea
Sleep for all eternity'

.
.
.
.

■□■□■□■□■■□■□■□■□■

To Be Continue...


Apa hubungan Sunny, Hyunjin dan Sang Siren?





—The next chapter is the last chapter.—

Tenang aja, ga bakal hiat lama lagi.
Aku up sehari setelahnya  atau bahkan lebih cepet kalau udah beneran siap. See yaaa!

don't forget to give me appreciation by pressing the star^^
tysm<3

Continue Reading

You'll Also Like

997K 93.7K 30
Kaylan Saputra anak polos berumur 12 tahun yang tidak mengerti arti kasih sayang. Anak yang selalu menerima perlakuan kasar dari orangtuanya. Ia sel...
1M 88.1K 43
(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 𝟏) 𝘊𝘰𝘷𝘦𝘳 𝘣𝘺 𝘸𝘪𝘥𝘺𝘢𝘸𝘢𝘵𝘪0506 ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀʟᴀɴɴʏᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ♥︎ ___...
35K 5.7K 16
❝ Tinggi di atas rata-rata, mata tajam, suara berat, bahkan dada yang tepos.❞ ❝ Oh Tuhan, jadi aku dilahirkan sebagai laki-laki atau perempuan??❞ 『••...
202K 17.5K 22
[ BEBERAPA CHAPTER DI PRIVATE, FOLLOW SEBELUM MEMBACA! ] "Tentang aku dan kamu, yang tak akan pernah menjadi kita." Benua. ©copyright by NisaRahmahda...