π™Ώπš˜πšœπšœπšŽπšœπšœπš’πšŸπšŽ (𝘣𝘰𝘺)...

By yoonie-ah

38.6K 3.1K 867

(Update kalo lagi mood) 𝚁𝚊𝚝𝚎; πšƒ (18) + πšƒπšŠπšŽπ™Άπš’ π™Žπ™–π™π™–π™—π™–π™© tapi π˜—π˜°π˜΄π˜¦π˜΄π˜ͺ𝘧? -- 'π™±πšŠπšπš’πš”πšž... More

P(b)F;Intro
P(b)F;Begin
P(b)F;Friend
P(b)F;Rain
P(b)F; Lost
P(b)F;Love Maze
P(b)F; Ego
P(b)F; Singularity
P(b)F; Make it Right
P(b)F; Boy With Luv
P(b)F; What Do You Think?
P(b)F; Epiphany
P(b)F; Jamais Vu
P(b)F; Let Me Know
P(b)F; N.O
P(b)F; Lie
P(b)F; Just One Day
P(b)F; Heartbeat
P(b)F; Filter
P(b)F; Stigma
P(b)F; Seesaw
P(b)F; The Truth Untold
BonCap; Love

P(b)F; Tear

1.1K 92 85
By yoonie-ah

Awas typo!










Happy Reading...



-

Keesokan Harinya

Taehyung tengah mematut dirinya di depan cermin, sembari tersenyum sumringah dengan tubuh yang sudah terbalut pakaian kasual yang begitu rapi. Sejenak dirinya menautkan alis, lantaran kurangnya aksesoris di bagian tubuhnya.

Ah dia jadi ingat, Yoongi dulu pernah memberikan dia sebuah kalung dan cincin yang sama. Jadi Taehyung putuskan untuk memakai itu, dan lagi senyumnya mengembang sempurna.

"Perfect." Katanya, dan setelah itu dia beranjak keluar dari kamar. Tapi sebelum benar-benar keluar, dia ambil dulu sebuah bunga dan sebuah coklat kesukaan Yoongi.

Mencium bunga itu, dan lagi-lagi dia mengembangkan sebuah senyuman. Lalu mengangguk dan berjalan  keluar dari kamar.

Saat di anak tangga terakhir, dia melihat disana ada NamJoon yang tengah bermesraan dengan Seokjin. Taehyung berdehem, membuat kedua orang itu menoleh bersamaan.

NamJoon mengernyit, saat tahu Taehyung masih di rumah. Pikirnya, apa Taehyung tak ikut mengantar Yoongi ke bandara? Tapi NamJoon tak terlalu peduli, jadi dia hanya menggedikan bahunya saja.

"Loh Tae, kamu di rumah?" Seokjin bertanya,tentu saja membuat Taehyung kerutkan keningnya.

"Maksud Hyung, kan memang sejak tadi aku dirumah. Memang kenapa?"

"Oh, ku kira kamu ikut mengantar Yoongi."

Deg

Langkahnya yang sudah akan membuka pintu depan terhenti, berbalik badan dan menatap Seokjin dengan tatapan bingungnya. Dan saat itu juga, NamJoon tahu kalau Taehyung tak tahu menahu soal Yoongi yang pergi sore hari itu.

Mereka berdua saling menatap, dan NamJoon lah yang bergerak berdiri ke arah Taehyung. Menahan Taehyung yang akan membuka pintu itu.

"Tae, sebentar. Apa kamu tak tahu, kalau Yoongi sore ini berangkat?"

"Huh, maksudmu Hyung?"

"Itu anu… um, Yoongi… Sore ini juga berangkat ke Eropa. Apa kamu tak tahu?"

Deg

"Apa? Eropa?"

"Iya, apa kamu tak tahu ya?"

Tanpa menunggu lama, dan tak perlu menunggu NamJoon meneruskan kalimatnya, Taehyung langsung membuka pintu itu dan berlari ke arah samping rumahnya. Iya, dia menuju rumah Yoongi.

Brak Brak Brak

"Yoongi, buka pintunya!"

Brak Brak Brak

"Min Yoongi, buka pintunya!"

Brak Brak Brak

"Hyung… Buka pintunya, kumohon. Hiks.. Dan jangan katakan, kalau kamu pergi tak beri tahu aku. Hiks…"

Seokjin dan NamJoon juga ikut berada disana, di belakang Taehyung meski tak terlalu dekat. Menatap Taehyung dengan tatapan sedih, dan NamJoon dapat melihat bahwa kekasihnya pun tengah sedih melihat Taehyung yang seperti itu.

Jadi, NamJoon usap lengan Seokjin dengan lembut. Tentu, itu afeksi yang membuat Seokjin justru menatap haru ke arah NamJoon.

Taehyung sendiri dia masih bersimpuh di depan pintu rumah keluarga Yoongi, masih dengan isakan yang terus keluar memanggil nama Yoongi.

Dia benar-benar tak percaya, kenapa hidupnya penuh dengan drama? Apa Tuhan memang sengaja mempermainkan hidupnya?

Dan tiba-tiba saja dia mendongakan wajahnya, dan berlari lagi ke arah rumahnya. Mencari sebuah kunci mobil, dan saat menemukannya dia berlari lagi ke arah mobilnya. Tapi saat dia akan masuk ke dalam mobil, dia melihat mobil keluarga Yoongi yang sudah pulang.

Dengan tergesa dia berlari lagi ke arah rumah Yoongi, dan saat semua orang keluar dari mobil Taehyung mencari keberadaan Yoongi.

Tentu itu semua disaksikan orang yang berada disana, dan Yoonji yang pertama kali paham akan situasi.

"Dimana Yoongi, dimana??"

"Tae, tenang dulu."

"Tidak, Yoonji dimana Yoongi. Dia sembunyi dimana, katakan padaku!"

"Tae, Yoongi sudah pergi. Dia sudah berangkat ke Eropa, ah tapi… Pesawatnya akan terbang beberapa menit lagi."

Deg

"Berapa? Berapa menit lagi Ji, cepat katakan padaku."

"S-sekitar, dua–"

"Mau apa kamu?" Dengan cepat Hyera memotong ucapan Yoonji, membuat Yoonji diam tak berkutik saat mendapati tatapan tajam dari eomma nya.

Taehyung sendiri, dia sudah memohon pada Hyera. Berlutut pada Hyera,tentu saja membuat Hyera berdecak dan dengan cepat mengajak Taehyung untuk berdiri.

Menghela nafas, lalu tepuk bahu Taehyung dengan sedikit kuat. Kepalanya mengangguk, dan memberikan senyum tulus pada Taehyung.

"Aku tak bisa berbuat apa-apa, jadi terserah kamu. Mau menyusul Yoongi? Silahkan, tapi ingat. Yoongi tidak bisa membatalkan keberangkatannya."

"Tapi kenapa Bibi? Kenapa begitu mendadak?"

"Kamu tahu? Appa Yoongi yang sudah merencakan ini semua, karena Yoongi yang memintanya."

"Baiklah, kalau begitu aku akan ke bandara sekarang juga. Terima kasih Bibi Hyera, aku mencintaimu."

"Ya dan hati-hatilah, dan Seokjin. Antar adikmu, jangan biarkan dia membawa mobil sendiri saat sedang gelisah seperti itu."

" Iya Bibi, kalau begitu aku pergi dulu."






*****






Di Bandara

Yoongi menghembuskan nafasnya gusar, ada rasa tak rela jika dia memang benar harus pergi ke Eropa hari ini juga. Tapi, itu semua sudah ia rencanakan sejak dulu. Eropa adalah tujuannya untuk menempuh pendidikan barunya.

Tersenyum tipis saat ingat, kalau dia akan meninggalkan Korea beberapa menit lagi. Dia edarkan pandangannya ke segala penjuru tempat disana, ada rasa ingin melihat Taehyung datang dan melarangnya pergi.

Tapi itu percuma saja menurut Yoongi, jadi yang dia lakukan hanya menunggu waktu saja. Dan agar tak bosan dia memainkan ponselnya sebentar, membuka beberapa chat dengan para temannya.

Tapi sayup-sayup, dia seperti mendengar seseorang yang berteriak memanggil namanya. Dan itu suaranya mirip dengan suara Taehyung, tapi itu tidak mungkin. Karena Yoongi tak beritahu Taehyung.

Namun siapa sangka, perkiraan Yoongi memang benar. Disana, didepan sana dia melihat Taehyung yang tengah berlari ke arahnya dengan membawa sebuah coklat di tangan kirinya dan sebuket bunga di tangan kanan.

Sungguh, bila boleh jujur jantung Yoongi berpacu lebih cepat dari biasanya. Ada rasa senang saat melihat Taehyung mau datang, dan mungkin akan melarangnya untuk berangkat?

"Yoongi… hos hos hos… hah kamu.. Hah." Sesampainya di depan Yoongi, Taehyung mengatur nafasnya yang terengah.

Yoongi memberikan dia sebotol minuman, dan Taehyung menerimanya. "Terima kasih." katanya, dan meminum airnya terlebih dahulu.

Setelah selesai minum, dia menaruh botol itu di bangku sebelah Yoongi. Yoongi sendiri, dia tengah menatap Taehyung tak percaya, bagaimana bisa Taehyung sekarang di depannya seperti ini.

"Tae, apa yang kamu lakukan disini?"

"Huh, kamu. Kenapa tega sekali denganku!" Taehyung memekik, membuat Yoongi sontak terkejut dan langsung mendelik tak suka pada Taehyung.

"Aku…Aku… " Yoongi jelas sekali tak bisa berkata-kata lagi, rasanya ingin sekali dia tak jadi pergi hari ini. Dan matanya tiba-tiba terasa memburam, karena air matanya yang memaksa ingin keluar.

Taehyung diam menatap Yoongi, dirinya tiba-tiba saja merasa takut untuk bergerak. Tapi kalau dirinya tak mendekap Yoongi, dia akan kehilangan Yoongi. Jadi dia beranikan diri melangkah maju lebih dekat ke arah Yoongi, dan kemudian dia menarik Yoongi ke dalam pelukan.

Yoongi sempat tertegun, tapi dia balas pelukan itu dengan sangat erat. Dan mencoba tetap tenang, sembari menghirup aroma tubuh dan aroma sampo yang Taehyung gunakan.

Aroma itu membuatnya merasa tenang, diam-diam Yoongi tersenyum tipis dan mengusap punggung Taehyung dengan lembut. Juga dengan Taehyung, dia tengah menghirup aroma tubuh Yoongi dengan lekat.

"Hyung, aku mencintaimu." Ucapan Taehyung yang tiba-tiba membuat Yoongi mendadak menghentikan usapan di punggung Taehyung, dan mencoba melepas pelukan itu.

"Maaf, apa kamu bilang? Mencintaiku?"

"Ya, aku mencintaimu Hyung. Jadi, tolong jangan pergi."

Yoongi justru terkekeh, dia menatap Taehyung dalam ke arah netra Taehyung yang tengah menatapnya sendu. Melihat sendiri, kalau tak terdapat kebohongan sedikitpun. Tapi Yoongi tak mau langsung percaya begitu saja.

Masih ada rasa kecewa di dalam hatinya, saat ingat kalau Taehyung pernah mengatakan bahwa perasaannya itu adalah salah. Dan seharusnya Yoongi tak boleh memiliki perasaan itu pada Taehyung.

Kepalanya menggeleng, dia berdecak dan mendorong bahu Taehyung. "Mungkin perasaanmu salah Tae, tolong pikirkan dulu apa yang akan kamu ucapkan."

"Tapi Hyung, aku serius. Aku menyukaimu, dan aku menyayangimu. Jadi, kumohon jangan pergi. Tetap disini, bersamaku dan kita mulai hubungan ini dari awal. Oke."

"Ck, semudah itu Tae? Tidak, itu tidak mudah sama sekali. Dan maaf, aku tidak bisa. Kamu sendiri yang bilang, perasaanku terhadapmu itu salah kan?"

"Maaf, aku minta maaf soal itu Hyung. Jadi kumohon, jangan pergi oke."

Yoongi menggeleng, dan saat akan mengucapkan sesuatu, peringatan keberangkatan itu terdengar. Tentu saja Yoongi langsung alihkan perhatiannya, dan setelah itu dia menatap Taehyung lalu memberikan senyuman manis pada Taehyung.

"Maaf Tae, aku harus pergi sekarang." Ucap Yoongi, sembari menarik kopernya pergi dari hadapan Taehyung.

"Hyung, tidak. Kamu tidak boleh pergi, Hyung… "

Tentu saja Taehyung tak tinggal diam, dia mengikuti Yoongi kemana Yoongi pergi. Tak peduli saat seorang security sempat menahannya, dia tetap memaksakan ingin masuk dan membawa Yoongi kembali pulang.

Yoongi tak merespon, dia tetap berjalan terus dan tak mau menolehkan kepalanya ke belakang. Tahu? Yoongi juga sebenarnya tak tega, tak rela bila harus berpisah dengan Taehyung.

Diam-diam Yoongi menangis, dan menepuk dadanya yang terasa yang berdenyut sakit. Isakan itu keluar juga dengan sendirinya, sampai dia tak menyadari bahwa sejak tadi sang Appa memperhatikan.

Dia datang dengan semua orang yang tak ingin Yoongi pergi, juga dari kejauhan mereka sempat melihat momen mengharukan antara Yoongi dan Taehyung.

Hyera menghela nafas, dia menatap lekat ke arah mantan suaminya itu. "Apa kamu sudah melakukannya?"

"Tentu saja, tenang saja. Kita akan melihat drama lagi, kekekke.. Bagaimana Yoonji, apakah dramanya bagus?"

"Tentu Appa, aku juga puas."

Kembali ke Taehyung, dia tengah menangis meraung memanggil nama Yoongi sejak tadi. Sampai dia memukul-mukul lengan security itu karena telah menahannya, dan juga sejak tadi Taehyung mencoba berontak.

Hingga bunga dan coklat itu dia lempar tepat di wajah seorang security yang memegangi tubuhnya, dia juga sampai memekik kencang memanggil nama Yoongi terus menerus.

Hingga akhirnya dia jatuh terduduk di lantai yang dingin itu, masih dengan isakan dan memanggil nama Yoongi berulang kali.

"Hiks… Yoongi, hiks… jangan pergi… hiks… " Taehyung tak mampu membendung air matanya yang terus mengalir, dia usap kasar wajahnya yang basah karena air mata.

"Hiks… kumohon Yoongi." Kepalanya Pun tak mampu untuk mendongak, kemudian dia menunduk dalam dengan isakan yang terus keluar.

Tak sadar jika ada orang yang sudah berdiri di hadapannya, hingga saat orang itu bersuara dengan sebuah decakan, Taehyung langsung mendongak dan dengan cepat dia berdiri dan menatap haru pada orang itu.

"Hiks… Yoongi, jangan pergi kumohon. Aku benar-benar menyesal, aku… aku menyukaimu, aku mencintaimu dan menyayangimu. Sungguh, aku tidak berbohong."

Yoongi masih diam, dan dengan cepat dia tersenyum manis dan menarik Taehyung ke dalam pelukan.

"Hehe, aku juga Tae. Dan aku tak jadi pergi, aku masih disini. Akan terus disini bersamamu, oke."

"Iya Yoongi, iya… tetap bersamaku. I love you."

"Love you too Taehyungie… "

Mereka masih berpelukan dengan Taehyung yang masih menangis haru, dia benar-benar tak menyangka kalau Yoongi tak jadi pergi.

Dia merasa sangat sangat bahagia, benar-benar bahagia. Hatinya juga terasa berbunga, seperti bunga sakura yang bermekaran.




*****




"Ciyeee Tae, ciyeeee… . Akhirnya ya, kamu sudah menjadi kekasih Yoongi?"

"Hehe, tentu saja dong Jim. Semua juga berkat dirimu, terimakasih ya Jim."

Mendengar itu Yoongi mengerutkan keningnya bingung, menatap Jimin dan Taehyung bergantian. Lalu dia berdehem, dan ikut obrolan antara Taehyung dan Jimin.

"Maaf, apa tadi Jim? Kekasih??"

Jimin mengangguk, "Iya Hyung, selamat ya. Hehe."

"Cih, belum. Lagi pula Taehyung tak bicara begitu padaku."

"Apa? Dasar Taehyung bodoh."

"Tapi kan Hyung, aku sudah menyatakan perasaanku padamu. Jadi kita sudah menjadi kekasih dong."

"Cih, tidak begitu konsepnya Tae. Dimanapun, orang yang menyatakan perasaannya juga dengan meminta orang itu menjadi kekasihnya. Sedang kamu? Tidak."

"Ta-tapi Hyung… "

"Sudahlah Tae, aku masuk dulu ke kamar. Aku jadi malas melihatmu."

"Yak yak Hyung, tunggu."

Jimin jadi bingung, jadi dia hanya memperhatikan keduanya dengan kening yang berkerut. Yoonji terkekeh saat melihat Jimin yang seperti itu, apalagi saat bibir Jimin terpout. Itu sangat lucu.

Yoonji mendekat, dan menepuk bahu Jimin lalu ikut duduk di samping Jimin. "Kenapa dengan wajahmu?" Tanyanya, membuat Jimin lagi lagi poutkan bibirnya.

"Mereka menyebalkan, aku kan bingung. Jadi yang benar yang mana?"

"Ahahha… Taehyungnya saja yang bodoh, dia menyatakan perasaannya tapi tak meminta Yoongi untuk jadi kekasihnya. Ya tentu Yoongi marah."

"Ahh begitu, uh omong-omong Ji. Kemana orang-orang? Kenapa sepi?"

Yoonji langsung menolehkan kepalanya, dia terkekeh dengan gedikan bahunya. Lalu beranjak bangun dan mengajak Jimin ke kamarnya.

Tentu Jimin hanya menurut, diam-diam dia juga tersenyum jail pada Yoonji. Saat tahu bahwa Yoonji mengajaknya ke kamarnya, dan dengan cepat Jimin menarik Yoonji, dan menggendongnya.

"Yak Jimin." Yoonji memekik kaget, karena tiba-tiba saja Jimin menggendongnya ala bridal.

"Heheheh, agar kamu tak lelah sayang."

Dikamar Yoongi, dia sedang asik tiduran dan tak pedulikan Taehyung yang tengah mengoceh ini itu tidak jelas menurut Yoongi.

Kesal, karena ocehan itu tak ada hentinya. Jadi Yoongi bangun, dan menatap Taehyung dengan tajam. Berdecak, dan menarik Taehyung untuk duduk.

Taehyung tentu langsung menurut, dan lihatlah dia jadi diam sekarang. Tatapan mata mereka saling mengunci satu sama lain, dan dengan tiba-tiba Yoongi bangun dan duduk di atas paha Taehyung.

Tentu Taehyung terkejut, tiba-tiba Yoongi duduk diatas pangkuannya. Dan lihatlah itu, senyuman jail muncul di bibir manis Yoongi.

"Bagaimana bisa aku menjadi kekasihmu, kalau kamu saja belum memintanya."

"Lalu? Ah maaf, oke. Huh. Min Yoongi, maukah kamu menjadi kekasihku?"

"Cih, tidak romantis sekali."

"Ya mau bagaimana lagi? Kamu tahu sendiri, aku bukan tipe orang yang bisa romantis."

"Ya ya ya… ya sudah kalau begitu."

"Apa?"

"Menurutmu?"

"Ck, ayolah Yoongi. Jangan membuat aku bingung, mau atau tidak?"

Yoongi tak langsung menjawab, dia tersenyum kecil lalu duduknya lebih maju lagi dan itu buat Taehyung tersentak kecil. Apalagi saat tiba-tiba Yoongi menduduki tepat di little Kim nya.

Shit

Taehyung mengumpat dalam hati, dan Yoongi dia justru tengah memberikan Taehyung smirk andalannya. Tahu kalau Taehyung pasti bereaksi, jadi dia justru berbisik di samping leher Taehyung.

"Aku mau Tae, aku mau menjadi kekasihmu. Dan menjadi suamimu kelak, bagaimana?"

"Oh, Yoongi. Jangan bergerak, kumohon."

"Kenapa?" Tanyanya dengan suara yang dibuat manja, dan dengan memberikan usapan di area leher dan dada Taehyung.

Taehyung mendesis, dan mati-matian menahan agar di bawah sana tak terlalu tegang. Sungguh, Yoongi membuat itu tak nyaman.

Taehyung menggeram lantaran Yoongi justru lebih menekannya, dan usapan sensual itu membuat tubuhnya merinding hebat. Dirinya sampai meremat lengan Yoongi dengan kuat, dan Yoongi terkekeh karenanya.

"Oh ayolah Yoon, jangan di tekan. Itu sakit."

Sebelum menjawabnya, Yoongi lebih dulu meniup area leher Taehyung. "Kenapa? Sakit, ah bagaimana kalau aku mengobati?"

Taehyung langsung saja mendelik kaget, dan dengan cepat dia menurunkan Yoongi dari pangkuannya. Dan mendudukan Yoongi di atas kasurnya, kemudian dia berlari terbirit keluar kamar Yoongi.

Yoongi terkekeh, dia puas sekali sudah menggoda Taehyung. Tapi itu tak bertahan lama, karena tiba-tiba saja Taehyung masuk kembali ke kamarnya. Dan mengunci pintu itu, menbuat Yoongi membulatkan kedua matanya.

Apalagi saat Taehyung tiba-tiba mengurungnya di bawahnya, kini ganti Taehyung yang tersenyum smirk.

"Ayo sayang, kamu bilang ingin mengobatinya bukan?" Nada yang seduktif itu membuat Yoongi langsung tersentak kaget, dan bulu kuduk nya merasa merinding seketika.

"Apa yang kamu katakan? YAK KIM TAE!"

"Hehehe, kita lihat saja apa yang akan aku lakukan sayang."

End

Sudah selesai ya gaes,

Ehehe👀

Makasih loh yang udah mampir disini💜💜😘😘

Continue Reading

You'll Also Like

3.6K 1.3K 29
{ BUDAYA KAN FOLLOW SEBELUM BACA⚠️ NO PLAGIAT⚠️⚠️ _______________________________________________________ [ ׁׅα₯ŽΧΧ…Ι‘...
173K 13.6K 25
{segala hal, tokoh, karakter, alur hanyalah fiksi. Tidak boleh dikaitkan dengan kehidupan member asli.} Menikah tidak semudah yang kalian bayangkan. ...
280K 18K 41
Menyukai dan mencintai suami dari eomma sendiri sebagai cinta pasangan yang notabenenya adalah ayahnya sendiri? hei Ggukie apa kau masih waras? Cerit...
302K 22.9K 104
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...