A Romantic Story About Nine...

By queenloveminho

8.6K 645 114

๐‰๐Ž๐Ž๐๐†๐๐ˆ๐๐„ ๐š๐๐๐ข๐œ๐ญ ? ๐‰๐Ÿ— ๐ฌ๐ก๐ข๐ฉ๐ฉ๐ž๐ซ ๐š๐ฒ๐จ ๐ฆ๐ž๐ซ๐š๐ฉ๐š๐ญ. ๐‘๐ž๐ฆ๐š๐ค๐ž ๐€ ๐‘๐จ๐ฆ๐š๐ง๐ญ๐ข... More

Teaser
Chap 1
Chap 2
Chap 3
Chap 4
Chap 6
Chap 7
Chap 8
Chap 9
Chap 10
Chap 11
Chap 12
Chap 13
Chap 14
Chap 15
Chap 16 - End
Chap 17 - Epilog

Chap 5

372 31 1
By queenloveminho



VOTE BEFORE YOU READ ~ THANKS












Warning!! Typo. Gaje.









Tolong baca Note dibawah cerita ini ya~







Nine hampir saja terlambat kerja, dia menarik napas panjang melihat jam absennya...hanya kurang satu menit.


Dengan segera dia melangkah masuk ke mejanya, teman-teman seruangannya sudah mulai sibuk bekerja. Ninepun mulai berkonsentrasi, tapi matanya hanya menatap kosong ke layar komputer, pikirannya mengingat ke kejadian semalam dan dia mengernyit, Dia merasa murahan sekali, menjual diri kepada laki-laki itu tetapi terlena dengan rayuannya. Mau bagaimana lagi, lelaki itu adalah jelmaan Eros penakluk wanita dengan segala pengalaman dan keahliannya, sementara Nine baru pertama kalinya bercinta.


Tuhan, ampunilah dosa-dosaku. Nine memejamkan matanya dan menundukkan kepalanya sebelum mulai menenggelamkan diri dalam pekerjaan.


"Iya, aku juga tidak menyangka", suara berbisik dua rekan disebelahnya menarik perhatian Nine, "Rasanya seperti bukan Tuan Joong."


Mendengar nama lelaki itu disebut mau tak mau Nine menajamkan telinganya, mendengarkan.


"Tadi kami serombongan habis sarapan berpapasan dengan Tuan Joong, kami hanya menunduk karena biasanya Bos besar itu hanya melirik dari sudut matanya, mengangguk selama sedetik lalu pergi dengan acuh tak acuh."


Wanita itu menghembuskan napas takjub, "tapi tadi,,,, astaga! Tuan Joong bahkan berhenti, tersenyum ramah dan menanyakan kabar kita semua....", suaranya terpekik hampir histeris,


"Dan senyumnya yang sangat jarang itu,,,bukannya menjawab semuanya malah terpesona dengan mulut menganga, ada yang mencoba menjawab tapi yang keluar hanya suara tercekik", lanjutnya menggebu-gebu.


"Tuan Joong sama sekali tidak merasa terganggu dengan sikap konyol kami. Dia malah tertawa geli dan melambaikan tangan ramah sebelum pergi......benar benar anugerah tak terlupakan! Menurutmu.........."


Nine beranjak berdiri ke kamar mandi, tak tahan mendengarkan pemujaan pemujaan terhadap laki-laki itu.


Tapi tetap saja dia ikut bertanya tanya, Nine terpekur di depan pintu kamar mandi.


Dia berpikir mengenai perubahan sikap Joong dikantor, bosnya itu memang selalu memasang wajah dingin, ketus dan jarang bicara, banyak wanita di sini yang takut sekaligus memujanya karena sikapnya itu........tapi kenapa dia berubah ramah?


"Memikirkanku?"


Suara yang diucapkan dengan pelan dan lembut itu membuat Nine membalikkan tubuhnya mendadak dengan terlonjak kaget dan hampir menabrak orang yang berdiri dibelakangnya.


Matanya langsung bertatapan dengan mata coklatnya yang tajam, obyek pikirannya.


Dan kenapa si bos ada di sini? Di lorong menuju kamar mandi lantai 3 padahal dia punya kamar mandi sendiri di ruangannya?


Tanpa sadar Nine mengucapkan pertanyaannya keras-keras,


Joong tertawa,


"Aku sedang menemui kepala personalia di lantai yang sama, tiba tiba ingin ke toilet, tidak bolehkah?", suaranya makin melembut, lalu matanya berubah tajam. Dan Nine mengenali tatapan itu, tatapan kalau....


"Damn! Aku sudah amat sangat merindukanmu!"


Dengan cepat Joong meraih Nine, lalu menciumnya, dengan gairah menggebu-gebu seolah-olah sudah lama tidak berciuman, padahal baru tadi pagi mereka.....


Suara percakapan yang sayup-sayup mendekat membuat Nine terperanjat, dengan secepat kilat didorongnya Joong dan dia setengah berlari masuk ke toilet laki-laki.


Didengarnya suara Joong dengan ramah membalas sapaan orang-orang yang baru datang ke toliet, Suaranya terdengar biasa saja bahkan sedikit kegembiraan kecil terselip di sana. Apakah lelaki itu geli atas sikapnya?


Sialan dia! Tak sadarkah dia kalau menyergapnya seperti itu di toilet kantor benar-benar tindakan nekat? Jantungnya masih berdentam-dentam dengan kuatnya seakan ingin meloncat dari tempatnya....


Tapi...Nine mengernyit, apakah jantungnya berdetak keras karena ketakutan....ataukah karena ciuman spontan yang tidak diduganya itu.....?



***



"Kau tampak senang", Joss menatap Joong yang sedang memeriksa berkas kontrak kerja mereka dengan supplier baru.


Joong mengalihkan tatapannya dari berkas di mejanya dan menatap Joss muram,


"Bukannya itu bagus? Tapi kenapa aku mendengar nada mencela dari suaramu?"


Joss mengangkat bahu,


"Aku cuma tak ingin kau mabuk kepayang dan melakukan hal-hal yang akan kau sesali nanti."


Tatapan Joong berubah tajam,


"Aku??,,,, Mabuk kepayang???... Apakah kau sedang bercanda?"


"Bukan begitu maksudku, tapi sepertinya kau agak berubah, kau tahu, agak tidak fokus, bahkan kata sekertarismu tadi pagi kau terlambat, pertama kalinya, katanya."


"Dan kau kira itu karna aku mabuk kepayang pada Nine, begitu????...baik !! Memang aku terlambat karena terlalu asyik bercinta dengan Nine, lalu kenapa?? Perusahaan ini sebagian besar milikku!! Apakah seorang pemilik tidak diperbolehkan terlambat??, toh keterlambatanku tidak merugikan perusahaan ini!!


"Joong", Joss berusaha meredakan emosi Joong, "Aku tidak bermaksud membuatmu marah, aku hanya mencemaskanmu."


Sejenak Joong tidak berkata-kata, tatapannya menyala-nyala, matanya bagaikan api biru yang membakar. Tapi kemudian dia berhasil mengendalikan emosinya. Dihelanya napas keras-keras.


"Kau benar, maafkan aku Joss."


Sebelum Joss dapat menjawab, ponsel Joong berdering, Joong meliriknya dan dahinya berkerut melihat siapa yang menelponnya.


"Ada apa Gina?"


Mendengar nama Gina disebut, Joss langsung berdiri dan memberi isyarat berpamitan pada Joong, Joong mengangguk mempersilahkan dan Joss berjalan keluar ruangan.


Di seberang, suara Gina yang lembut dan elegan terdengar mengalun.


"Aku bertanya-tanya, kenapa kau tak menghubungiku sayang, sabtu kemarin kau mendadak membatalkan acara makan malam kita, dan kemudian aku sama sekali tak bisa menemukanmu, apakah ada pekerjaan mendadak yang menyulitkanmu?"


Wajah Joong berubah dingin, dia sama sekali tidak pernah menjalin komitmen dengan Gina. Mereka diperkenalkan pada suatu acara makan malam, setelah itu Gina menghubunginya, mengajak makan malam berdua karena ingin mengenal lebih dekat. Joong tidak menolaknya.


Baginya Gina cukup cantik dan saat wanita itu mendekatinya, kenapa tidak? Pertemuan mereka berlanjut ke pertemuan-pertemuan berikutnya, Tetapi di saat awal Joong sudah menegaskan kepada Gina bahwa hubungan yang mereka jalin adalah hubungan tanpa ikatan. Saat Gina mengundangnya ke tempat tidurnyapun Joong sudah menegaskan itu dia lakukan tanpa ikatan dan tanpa cinta.


Tapi sekarang Gina sepertinya besar kepala karena Joong saat itu tidak dekat dengan wanita lain selain dirinya, dalam otaknya dia mengira bahwa dirinya telah berhasil menaklukkan Joong dan membuat lelaki itu setia padanya, Dia tidak tahu bahwa saat itu pikiran Joong sedang terpaku untuk mendapatkan orang lain, Nine.


Sekarang Joong merasa muak dengan tingkah Gina yang bertindak seolah-olah mereka sepasang kekasih, yang harus selalu mengetahui kegiatan Joong dan merasa berhak mengatur-atur Joong.


"Sayangku, Joong? Kau masih disana?"


"Gina, maafkan aku sedang sibuk sekali."


Terdengar helaan napas dramatis di sana, sudah pasti wanita ini tidak akan menyerah, dia terbiasa dikejar kejar dan dipuja lelaki, penolakan hanya membuatnya lebih gigih mengejar.


"Begini sayang, aku ada undangan pesta di rumah Richard, kau tau kan pelukis terkenal itu? Dia mengadakan pesta di pembukaan pameran lukisannya....Aku belum punya pasangan untuk datang ke sana, kau mau kan menemaniku?"


Joong menghela napas keras.


"Gina, sudah kubilang aku sibuk, aku tak bisa menemanimu ke pesta manapun, lebih baik kau ajak kekasihmu atau laki laki lain, pasti mereka dengan senang hati akan menemanimu."


"Tapi Joong, aku mencintaimu dan aku ingin kamu...."


"Aku bukan kekasihmu Gina, dan tak akan pernah, ingat itu, jadi jangan meminta macam-macam dariku, Oke ?", Joong langsung menyela dengan kesal.


"Oke, Oke !!" Gina setengah menjerit, "kau sudah pernah mengatakan itu berulang kali padaku, tapi tidakkah kebersamaan kita selama ini....."


"Gina, aku sibuk. Maaf!", Joong langsung menutup percakapan, menyudahinya karena dia yakin Gina tidak akan menyerah dengan segera.


***





Nine baru saja membuka pintu apartemen ketika teleponnya berdering, dia segera mengangkatnya dan langsung terdengar suara Joong diseberang sana,


"Kau suka masakan cina?"


"Hah?", Nine terperangah mendengar sapaan pertama Joong yang tanpa basa-basi, baru ketika Joong mengulang pertanyaannya dia mengerti, dan tanpa sadar mengangguk.


"Nine?"


Mendengar pertanyaan Joong, Nine baru sadar kalau dari tadi dia hanya mengangguk-anggukkan kepalanya.


"Eh...iya...iya.."


"Oke, kalau begitu jangan memasak malam ini, kubawakan dua porsi untuk kita."


Telepon ditutup. Meninggalkan Nine  yang yang masih terperangah.


Satu jam kemudian, ketika Nine menyeduh kopi, Joong datang, langsung ke dapur, masih mengenakan jas resminya, tapi dengan dasi yang sudah dikendorkan. Dia meletakkan Kantong kertas berisi makanan yang masih panas, berlogokan nama hotel bintang lima.


"Tadi ada undangan pertemuan dengan kilen di sana, hanya minum kopi, tapi aku lalu ingat kalau masakan cina di hotel ini terkenal enaknya, dan aku ingat kamu."


Joong mengedipkan sebelah matanya, "Siapkan ya, aku mandi dulu."


Dengan langkah anggun Joong membalikkan badan menuju kamar.


Nine mengatur masakan berbau harum itu pada piring saji, sambil mengatur poci kopi di nampan untuk Joong, untuk dirinya dia menyeduh secangkir teh.


Joong muncul di dapur setengah jam kemudian, dengan piyama sutra hitam, lalu duduk di kursi di meja dapur.


"Aku lapar sekali, tadi jalanan macet."


Nine duduk di hadapan Joong, memperhatikan lelaki itu mulai menyantap hidangannya dengan penuh minat.


"Tadi, di pertemuan tidak ada makan malam?", setahu Nine pertemuan bisnis di hotel seperti itu selalu disertai dengan jamuan makan malam.


"Ada, tapi aku menolaknya, hanya minum kopi tadi", Joong menatap Nine dengan tiba-tiba hingga Nine kaget, "Kenapa tidak kamu makan ? ayo, enak lho."


Dengan gugup Nine menyantap makanannya, memang enak sekali, guman Nine pada suapan pertama, Tanpa sadar dia makan dengan lahap, dan baru berhenti ketika menyadari Joong menatapnya geli, pipinya langsung bersemu merah.


Joong langsung terkekeh geli.


Nine baru mengetahui kepribadian Joong yang seperti ini, santai dan penuh tawa, berbeda sekali dengan apa yang ditampilkannya di kantor.


Selesai makan seperti biasa Joong minta ditemani saat mengerjakan tugas kantornya, lelaki itu tampak serius menghadapi notebooknya, sambil sesekali menyesap kopi, sementara Nine menyibukkan diri dengan menonton chanel masak memasak di TV kabel. Benaknya berkecamuk, apakah Joong akan bercinta dengannya lagi? Bodoh! Tentu saja, kalau bukan untuk itu buat apa lelaki itu menginap disini?


"Kau bisa memasak yang seperti itu?" Suara celetukan Joong hampir membuat Nine terlonjak karena kaget.


Nine menatap ke arah Joong, lelaki itu sudah bersandar di sofa, dengan santai menyesap kopinya sambil menatap televisi. Notebooknya sudah tertutup dan berkas-berkasnya sudah tersusun rapi, Astaga...berapa lama tadi dia melamun? Sudah berapa lama Joong menyelesaikan pekerjaannya?


Dengan buru buru Nine menoleh ke televisi, adegan disana menampilkan cara memasak sup jagung dengan berbagai modifikasinya.


"Bisa...aku pernah membuatnya meski tidak persis seperti itu."


Joong tersenyum.


"Aku jadi ingat saat aku sakit waktu kecil dulu, ibuku selalu membuatkanku sup jagung, tidak ada yang mengalahkan rasa sup buatannya."


Nine ikut tersenyum mengenang.


"Ibu dulu membuatkanku bubur ayam. Rasanya tidak enak hingga aku selalu ingin memuntahkannya."


Joong tertawa geli mendengarnya.


"Aku belum pernah menemui seseorang sepertimu sebelumnya", gumamnya dalam tawa.


Nine menoleh pada Joong dengan bingung.


"sepertiku.....?"


"Polos, jujur dan tidak berusaha memanipulasiku", senyum Joong berubah sensual," dan masih bisa tersipu sampai memerah di sekujur kulitnya, padahal sudah berkali-kali kusentuh."


Kali ini Nine hampir tersedak tehnya, dengan cepat diletakkannya cangkirnya dan ditatapnya Joong dengan waspada. Lelaki itu juga sedang menyesap kopinya, tapi mata coklatnya yang tajam itu menatap serius pada Nine.


"Kau seperti kelinci yang terjebak ketakutan", gumam Joong sambil menyipitkan matanya,


"apakah cara bercintaku menyakitimu?"


Pipi Nine langsung memerah mendengar pertanyaan Joong yang blak-blakan itu,


"Ti...tidak, bukan begitu...saya....saya hanya belum....terbiasa..."


Nine menelan ludah ketika Joong beranjak dari sofanya dan berdiri di depan Nine, lalu menarik Nine berdiri dan langsung mencium bibirnya dengan lembut,


"Kalau begitu, tidak ada yang bisa kulakukan selain membuatmu terbiasa bukan?", suara Joong berubah serak, lalu dengan cepat mengangkat Nine dan membawanya ke kamar.



***



Jam dua pagi, ketika Joong terbangun dan menyadari ada tubuh hangat dalam pelukannya. Nine berbaring meringkuk di dadanya, tubuhnya begitu mungil hingga Joong merasa bisa meremukkannya dalam sekejap kalau dia mau.


Damn! Kadangkala karena Nine begitu mungilnya jika dibandingkan dengan tubuhnya yang tinggi besar, Joong seperti merasa sedang melakukan pelecehan seksual pada anak di bawah umur.


Tanpa sadar tangan Joong mengelus punggung polos Nine, dan dalam tidurnya, Nine bergumam tidak jelas, lalu meringkuk makin rapat ke dada Joong.


Tidak! Mungkin ukuran tubuhnya seperti anak-anak, tapi tubuhnya benar-benar tubuh lelaki dewasa. Joong tidak pernah merasa begitu bergairah sekaligus begitu terpuaskan selain dengan Nine. Tubuh mungil itu telah memberikan kepuasan yang sangat dalam bagi Joong.


"Aku mungkin tak akan pernah melepaskanmu" guman Joong di kegelapan, "kau milikku Nine"


Seolah mendengar ancaman Joong di alam bawah sadarnya, alis Nine berkerut dan menggumam tak jelas.


Joong tertawa geli melihatnya, lalu dikecupnya dahi Nine dengan lembut. Anak kecil ini benar-benar tidak terduga, tidak disangka dia akan menyerah di pelukan lelaki cantiknya seperti ini.


"B....en"


Joong langsung menoleh secepat kilat ke arah Nine, Apa?? Tadi lelaki cantiknya itu bilang apa??!!


"Benjamin",


kali ini gumaman Nine terdengar lebih jelas. Bahkan Joong melihat ada air mata di sudut matanya.


Rahang Joong menegang karena marah, siapa lelaki yang disebut Nine itu? Kenapa dia tidak pernah mendengarnya? Dia sudah menyelidiki Nine bukan? Selama ini Nine tidak pernah dekat dengan lelaki manapun, dia bahkan masih perawan!


Dengan gusar Joong menghapus air mata di sudut mata Nine, lalu mengguncang tubuh Nine pelan.


Dan mata sipit yang polos itu terbuka menatap Joong dengan bingung karena dibangunkan tiba-tiba,


"Berani-beraninya kau!" desis Joong dengan tatapan membara,


"Berani-beraninya kau menyebut nama lelaki lain dan menangis untuknya di atas ranjangku!"


Nine benar-benar tidak siap ketika Joong menyerangnya dengan cumbuan yang sangat hangat dan menggelora. Kali ini Joong berbeda dengan biasanya, dia seperti....seperti membara, seolah olah tidak ditahan-tahan lagi, ada apa? Ada apa sebenarnya?


Tapi Nine sudah tidak dapat berpikir lagi karena Joong sudah menenggelamkan kesadarannya dengan cumbuan dan belaian jemarinya yang sangat ahli. Sungguh nikmat....dan Nine akhirnya menyerah dalam pelukan Joong.



***














To be continue.









Semoga kalian suka dan jangan lupa vote.









So.. Next? VOTE DAN KOMEN







-queenloveminho- 26092020

Continue Reading

You'll Also Like

23K 498 6
โš ๏ธgay ratting +/-15 Ohm Pawat X Nanon Korapat Fanfiction ๐Ÿ… #1 prigkhing: 23, Agustus, 2020 ๐Ÿ… #9 chimonac: 21, Agustus, 2020 ๐Ÿ… #16 chimonac: 16, A...
6.8K 741 27
Singto adalah ketua ospek di universitas tempat Krist melanjutkan pendidikan. Selain ketua ospek Singto juga tetangga baru Krist. Singto terkenal per...
8.3K 694 18
ketika hati belum move on tapi takdir nyuruh go on Kisah seorang pemuda tamvan yang dipertemukan dengan mantannya Warning : Bร—B Bahasa non formal Ka...
4.4K 173 25
jangan salah lapak ini lapak khusu untuk anak pecinta rainbow ruby jadi sekali lagi lapak ini mengandung unsur ? jadi buat yang masih polos lebih b...