US - Untold Story (Spin Off "...

Bởi itsputia

1.2M 187K 21.6K

Putri Zhalia dihadapkan dengan seseorang yang menurutnya bukan 'kelasnya'. Sementara Jaerend yang terbiasa de... Xem Thêm

01
02
3
4
5
6
07
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28 [LAST]
Jano's Wedding (Bonus)
Jano's Wedding (2)

8

43K 6.8K 998
Bởi itsputia

Jaerend

"Hp."

Putri menatap gue bingung ketika gue meminta hp-nya. Tapi kemudian dia ngasihin benda kotak itu ketangan gue.

"Kamu percaya sama aku kan?" lanjut gue. Putri hanya mengangguk. Aduh, lucu banget dia! Pengen gue karungin.

"Good! Kamu bawa ini dulu. Besok gak ke kampus kan?"

Putri bingung nerima hp gue sebagai gantinya. "Tapi... Ini punya kamu. Kan privasi..." lirihnya.

"Chat disana gak ada yang aneh-aneh. Bukain aja kalau penasaran." Tapi Putri menggeleng.

"Ini aku bawa dulu. Ntar kalau ada yang macem-macem biar aku yang bales."

"Kamu bawa aja punya kamu juga. Aku enggak mau liat apa-apa dulu." Putri menyerahkan kembali smartphone gue.

"Besok aku ke rumah ya?" tanyaku yang dijawab dengan anggukan.

"Kamu jangan bales aneh-aneh sama mereka."

"Paling aku marahin."

"Jeje!"

"Hehe. Biar gak pada aneh-aneh sama kamu."

"Aku gak tau, habis ini aku harus gimana kalau ketemu sama orang lain."

"Kamu malu jadi pacarnya aku?"

Duh!

Meskipun ini dalem mobil dengan pencahayaan yang minim, gue masih bisa lihat muka Putri yang memerah.

"Put?"

"Aku bawa kamu pulang aja gimana? Gak betah gemes banget!" Tangan gue langsung nyubit pipinya karena gemes.

"Lepasin, sakit!"

"Kamu lucu banget sumpah. Jadi gimana? Kamu malu ya jadi pacarnya Jaerend?"

Sudut bibirnya melengkung kebawah. "Tadi aku udah bilang. Kalau sama kamu, aku pasti dibandingin sama mantan kamu. Kalau sama kamu orang pasti ngeliatnya gak percaya. Kal-"

Buru-buru gue memeluknya. "Jangan dilanjutin. Aku gak suka dengernya."

"Tapi bener."

"Kamu selalu dengerin omongan orang lain, tapi kamu gak pernah dengerin isi hati kamu sendiri."

"Sayang banget aku sama kamu. Aku gak mau kamu jadi orang yang egois sama diri kamu sendiri. It must be hard, that's why God sent me to you."

Putri memukul pelan punggung gue. "PD banget kamu!"

"Yaiyalah! Tapi bener Put, Tuhan kirim aku buat kamu. Dan Tuhan kirim kamu buat aku!" seruku sambil tersenyum lebar.

"Tapi aku sama sekali enggak ada manfaatnya buat kamu. Aku sama sekali gak berguna Je."

"Tuh kan, mulai lagi. Aku gak mau ya denger kayak gitu lagi!" gue menegurnya sambil mengambil salah satu tangannya.

"Nanti kita saling melengkapi aja. Aku punya kamu, kamu punya aku. Oke?"

"But you're already perfect. Aku terlalu banyak kurangnya."

"There's a lot of untold stories. You may see that I have got everything that I want, but you don't know all the behind stories that I go for it."

"Maaf," ujarnya pelan.

"Gak mau ah, kamu sedih lagi."

"Kayaknya kalau sama aku kamu bakal sedih-sedihan terus."

Tanganku langsung mencubit tangannya. " Jeje sakit!"

"Siapa suruh bilang kayak gitu! Ntar kalau kamu bilang aneh-aneh aku cium!" ancam gue.

"Iya enggak!"

"Dah lah, sana masuk. Besok aku ke rumah ya? Tidur jangan mikirin yang aneh-aneh, jangan sakit."

"Jangan sakit, tapi tadi kamu ngajakin hujan-hujanan!"

"Biarin, biar jadi balesan soalnya ngilang dari aku."

"Dih!"

***

Setelah selesai bersih-bersih. Gue langsung bukain hp nya Putri. Dugaan gue bener ada banyak banget chat yang masuk bahkan dari nomor gak dikenal.

Gue mulai balesin satu-satu chat sampah itu bahkan beberapa yang ngomong kasar langsung gue telpon atau gue kirimin voice note. Awas aja mereka berani macem-macem.

Jaerend gak bakal diem aja.

Kalau mau bikin cewek gue sakit hati. Fight me dulu girls.

Chat gue kemudian beralih ke salah satu chat teratas. Ada nama Wildan disana.

Ngapain dia?




Besoknya gue berakhir di hanamasa sama anak-anak KKN. Kerjaan siapa lagi kalau bukan gara-gara Wildan. Gue cuma bisa pasrah aja, hitung-hitung ini permintaan maaf gue ke temen-temen KKN gue. Terutama sama Wildan, gue makasih banget sama dia karena mau nemenin Putri ketika cewek gue self confidence-nya lagi rendah dan gue gak disana.

I still feel sorry for that.

"Selamat makan!" seru Darren yang selanjutnya diiringi tepukan tangan Brian.

Bikin anak orang bahagia gak dosa Jaerend. Jadi tahan dulu ngomelnya.

"Udah ngiler gue," gumam Wildan.

Disebelah gue Putri sibuk manggang daging, dan Satya lagi ngaduk kuah syabu-syabu.

"Gue Put!" Brian mendekatkan piringnya agar diberi potongan daging.

"Gue! Gue!"

"Gue juga!"

Anjir, kenapa berasa kayak anak TK gini mereka bertiga.

"Sabar elah!" tegur gue sambil bantuin Putri ngebalikin daging biar gak gosong.

"Makan," suruh gue ke Putri.

"Gue ntar aja," lanjut gue ke Putri yang seolah bertanya kenapa gue gak makan.

"Dia mah mau sepuluh jam disini juga kuat bayarnya Put, jadi santai!" Brian dengan mulutnya terisi penuh mencoba menanggapi.

"Btw, itu meja sebelah ngeliatin kesini mulu. Kalian ada yang kenal gak? Disapa dulu tuh," terang Satya.

Kami berlima menoleh ke meja sebelah, respon empat orang disana kemudian pura-pura kembali sibuk dengan makanan mereka.

"Gak kenal," jawab Wildan santai.

"Kayaknya bukan anak FT," sambung Darren.

"Gue juga gak kenal. Mungkin adek tingkat." Brian enggak ambil pusing, dia kembali dengan daging di piringnya.

Gue juga gak kenal dan memilih mengabaikan 4 orang asing itu. Tapi kemudian...

Sebuah tangan menarik kaos gue pelan dibagian pinggang. Udah pasti Putri. Tapi kenapa?

Gue merespon dengan menaikkan alis kearahnya, sementara Putri hanya mengatupkan bibirnya kedalam.

Oh, gue paham.

Gak mau ngeganggu temen-temen gue yang lagi happy karena dapat jamuan gratis, gue memilih merangkul Putri sambil berkata, "Kalian enjoy the food aja ya . Gue mau cabut duluan sama Putri."

"Loh? Beneran gak mau makan?" tanya Wildan.

"Enggak pengen, gue mau cari kopi aja. Kita ke café deket perpustakaan kota, barangkali mau nyusul."

"Oh iya, thanks ya treat nya. Besok gue minta bunda bikinin marble cake deh, dijamin enak!" tawar Darren.

"Yuk," ajak gue ke Putri sambil membawakan sling bag kecilnya.

Putri jalan sambil nundukin pandangan, sementara tangan gue berusaha menuntunnya berjalan.

Sampai di café Putri masih belum membuka suara.

"Yang?"

Dia membuang nafas berat. "Kamu tau, yang tadi bakalan terjadi sama aku dan aku ngerasa enggak nyaman." Akhirnya Putri bersuara.

"Ya... Aku tau Put. Kamu jangan pikirin yang kayak gitu, anggap aja kamu gak liat."

"Kamu gampang bilang gitu, gimana dengan aku Je? Kamu tau tanganku sampai gemeter." Putri menunjukkan tangannya yang masih terlihat gemetar. Buru-buru gue ambil tangannya dan gue usap pelan.

Tangannya berkeringat dingin dan gue bahkan bisa ngerasain gemetarnya tangannya.

Buat orang yang jarang dapet perhatian dari orang banyak, dan kurang suka jadi perhatian, pasti gak mudah. Buat gue, mudah untuk membuang muka atau give no attention sama hal-hal yang gak mau gue lihat, tapi beda sama cewek di depan gue ini.

She cares too much, and hurting her self.

"Put. For now maybe there will be eyes on you, but trust me it is just temporary."

Ada keraguan di sinar matanya.

"Kenapa liatnya gitu?" Tangan gue mengusap rambut panjangnya yang hari ini digerai.

"Kamu gak mau denger hal-hal jelek lagi keluar dari mulut aku, that's why I aku diem."

"Buat saat ini aku enggak mau denger. Bukan berarti aku enggak peduli. Karena aku tau kamu bakal bilang kamu gak bisa sama aku, kamu akan merendahin diri kamu sendiri. Jangan, untuk beberapa waktu kedepan jangan bilang kayak gitu."

"Kamu pulihin rasa percaya diri kamu Sayang. Terkadang orang cuma mau didengar ketika nyampain keluhan atau keresahan mereka. Tapi aku cukup denger itu dari kamu. No... Don't think that I'm tired of listening to all your problems. Aku cuma pengen kamu tenang, dan enggak bahas itu dulu."

Putri menundukkan pandangannya.

"Did my words hurt you?"

"Enggak..." jawabnya pelan.

"Saat ini yang perlu kamu denger adalah kalimat-kalimat yang baik. You're precious, you're worth it, you're amazing, you're beautiful, and you're more than what you think Babe... Every good word and beautiful word will go to you, keep your chin up! I'll always hold your hand."

Putri diem sambil dengerin gue. Matanya berkedip lucu saat dia menatap ke arah gue. Dia masih ragu dan butuh banyak waktu.

"Makasih Jaerend." Tapi akhirnya dia bersuara.

"Kamu jangan berkecil hati terus. Biarin aja orang bilang apapun sesuka mereka, selama kita enggak ganggu mereka dan enggak ngerugiin mereka, jangan terlalu peduliin omongan mereka."

"Aku harus gimana?" tanyanya pelan.

"Minta maaf sama diri kamu dulu Put. Kamu terlalu keras sama diri kamu sendiri. Sayangi diri kamu, dengerin dia, jangan kamu terlalu dengerin orang lain tapi sampai lupa sama diri kamu sendiri. Selfish isn't always bad."

Đọc tiếp

Bạn Cũng Sẽ Thích

CERPEN DEWASA (21+) Bởi Didi

Tiểu Thuyết Chung

368K 136 9
FOLLOW AKUN INI DULU, UNTUK BISA MEMBACA PART DEWASA YANG DIPRIVAT Kumpulan cerita-cerita pendek berisi adegan dewasa eksplisit. Khusus untuk usia 21...
792K 7.1K 20
WARNING 18+ !! Kenzya Adristy Princessa seorang putri terakhir dari keluarga M&J group yang diasingkan karena kecerobohannya. Ia hanya di beri satu...
2.4M 255K 45
Katanya, kalau pengin tahu gimana sifat asli seseorang, ajaklah orang itu mendaki gunung. Padahal Tyrandra tidak pernah tertarik dengan Adam, apalag...
18.7K 3.1K 37
[COMPLETED] For you : Neody Astrea Seleen From me : Mr. Sticky Notes "Awal yang berarti Kemukakan rasa di hati Untukmu, sang gadis di kereta api" •••...