Apart to come | Jaeyong [✓]

By shnaxxya

685K 123K 35.3K

[ DIBUKUKAN - PART LENGKAP ] "Si apatis Jaehyun, yang bertemu dengan bocah lelaki menggemaskan yang ia tak ta... More

Boy from nowhere
01 : Castel Lee
02 : Brotherhood
03 : Apathetic boy
04 : Si licik
05 : He's different
06 : Matter of time
07 : Opia
08 : How beautiful he's
09 : Bastard Jung!
10 : Its ok, im here
11 : Jaehyun, hidungku!
12 : Lee, kau cantik
13 : Fros dan Anne
14 : Thank you
15 : Rival?
16 : Khawatir
17 : Jaehyun aku takut
18 : Ellipsism
19 : Do you remember?
20 : Bilik pengakuan dosa
21 : Aku masih abu
22 : Taeyong sakit
23 : Bitterlife
24 : I got you, Hyung!
25 : Jangan sok tau
26 : Aku mencintaimu, Lee Taeyong
27 : Beri aku reward!
28 : Kecupan senja
30 : LEE TAEYONG!!!
31 : Change color hair
33 : Something wrong..
34 : The truth (1/2)
35 : The truth ( 2/2)
36 : Master?
37 : How to apologize
38 : Kejutan untuk si penyihir
39 : Sirius di matamu
40 - End - Mimpi yang nyata
OPEN PRE-ORDER

32 : Jaehyun fighting

11.9K 2.3K 755
By shnaxxya

"Jaehyun, do u wanna eat me? /Rawrr🐈" - Taeyong.

***

"Taeyong, nyontek jawabannya dong.."

"Nih."

"Mana?"

"Itu contek soalnya saja, jawabannya belum ku selesaikan."

"Ku kuncir penismu baru tau rasa kau Lee."

Hari ini ulangan matematika, dan Lee Taeyong-spesialis mengawur, mengapit pensil di antara bibir atas dan hidungnya, membuat Taeyong seolah-olah tak memedulikan nilai ulangannya sama sekali. Bahkan lembar isiannya masih kosong. Hanya terdapat tulisan ini di lembar jawabannya,

Pak Yixing jahat! Bagaimana bisa kau membuat murid SMA kehilangan kewarasannya sebelum menikah hanya karena soal bahasa mamoth mu?

Untuk Pak Yixing, dari Lee Taeyong(-_-メ)

.. ah sudahlah, membicarakan akhlak Taeyong tak akan ada habisnya.

Si mungil baru saja mendapat makian dari Winwin yang berniat ingin menconteknya, namun yang didapati si lelaki China itu malah sebuah kenihilan. Winwin padahal berfikir, kalau Taeyong duduk di sebelah Jaehyun si anak pintar-pasti si penyihir kecil itu ikutan pintar, nyatanya tidak. Taeyong tetap stay dengan kebodohannya.

Disamping Taeyong, duduklah Jaehyun yang sedang serius berfikir. Hari ini mereka bertukar tempat duduk, Jaehyun yang duduk di dekat jendela.

Si lelaki tampan itu memegangi pelipisnya, merasa pusing karena soal matematika yang sangat sulit, sama ketika ia memahami kemauan Taeyong.

"Jaehyun, kalau lelah jangan dipaksa. Kau mau jadi orang gila yang keliling dari satu desa ke desa lainnya karena stress dan tidak bisa menjawab soal matematika?" Taeyong berbisik pelan, karena keadaan kelas yang begitu hening.

"Taeyong, kerjakan soalmu.'" Jaehyun berusaha menanggapi si mungil walaupun di depan sana Yixing memerhatikan muridnya satu-persatu.

"Aku malas, soalnya sulit semua."

"Kalau tidak sulit, itu bukan ulangan namanya." Jaehyun yang sudah mengerjakan halaman kedua pun segera menyerahkan lembar jawabannya diam-diam pada Taeyong, tanpa sepengetahuan Yixing tentunya.

"Ini,"

"Untuk apa Jaehyun?"

"Untuk kau blender dan kau minum supaya otakmu pintar." Jaehyun kemudian mendorong tengkuk Taeyong supaya kepala si mungil menatap ke bawah- ke lembar jawabannya.

"Cepat kerjakan. Jangan beritahu Winwin kalau kau menyontek padaku." Ucap sang dominan.

"Jaehyun, aku dari kecil tidak pernah diajari menyontek, itu tidak baik."

Jaehyun menghela nafas, menarik lembar jawabannya dari Taeyong-namun segera di tahan oleh jemari si mungil.

"Tapi membantu teman yang kesulitan itu adalah ajaran yang sangat di nomer satukan oleh orang tuaku. Hehe, terima kasih sayang."

Jaehyun mengerjap pelan, sedetik kemudian ia menggelengkan kepalanya. Taeyong semakin manis padanya jika dalam kondisi genting seperti ini. Dasar.

Si kepala putih itu kemudian mulai menyalin jawaban Jaehyun-dengan senyum yang tak bisa berhenti tersungging dari bibir semerah cherry miliknya.

Hanya beberapa saat senyum itu terukir, ketika hal yang tak terduga terjadi,

Sret!

"Lee Taeyong, uke dengan rambut putih-persis seperti orang yang ketumpahan cat. Menyontek jawaban teman sebangkunya, ah tidak-pacar lebih tepatnya."

... Pak Yixing yang entah kapan datangnya tiba-tiba merebut lembar jawaban milik Taeyong dan Jaehyun.

Membuat keduanya terjingkat kaget. Tubuh Jaehyun menegang, bersamaan dengan wajahnya yang menahan gugup.

"Kan berbagi itu indah." Beda dengan Jaehyun, si mungil justru menanggapi guru yang memergoki dirinya tengah menyontek itu dengan santai.

"Lee Taeyong!" Mata sipit Yixing melotot susah payah.

"Apa!" Taeyong menyamakan nada dengan gurunya.

"Keluar dari kelas!"

Seisi kelas melihat ke arah pojok, kepada Taeyong yang menggerung sebal.

"Dasar berisik. Iya aku keluar," Taeyong berdiri dengan alis yang menukik tajam, "jangan lupa baca tulisan yang ada di lembar jawabanku!"

Jaehyun menepuk dahi. Mengapa Taeyong begitu keras kepala? Suatu kesulitan baginya.

"Jaehyun, ayo!" Taeyong yang berdiri di ambang pintu memerhatikan si lelaki Jung yang masih ketakutan karena Yixing masih berdiri di sampingnya.

"Kenapa mengajak Jaehyun!" Bentak Yixing.

"Jaehyun yang menyuruhku untuk menyontek pekerjaannya! Aku sudah menolak tapi Jaehyun tetap memaksa! Pokoknya yang salah Jaehyun!!!"

Begitukah balasanmu Taeyong?

Jaehyun tersenyum kikuk kemudian pada Yixing yang menatapnya tajam. "Benarkah itu?"

"Jaehyun ayo keluar cepatttt!!" Si mungil menghentakkan kakinya.

Yang dipanggil masih diam tak berkutik di bangkunya hingga,

"Jaehyun ayo keluar atau kau tidak dapat jatah dariku, keluar sialan!"

...dan teriakan itu menggema sampai ke kelas lain.

Pesan moralnya, jangan meremehkan kemarahan seorang uke.

***

Kelas telah berakhir pukul tiga sore. Seluruh murid membereskan barang-barangnya dan bergegas untuk keluar dari kelas, mengakhiri omong kosong ini.

"Jaehyun, besok ikut aku tidak?"

Jaehyun yang memasukkan buku-buku ke dalam tasnya mengernyitkan dahi, "kemana?"

"Oh iya, aku belum cerita. Hari ini adalah hari peringatan kematian ayah dan ibuku. Tapi aku mau ke rumah abu besok, soalnya sekalian saja menunggu Jennie nuna pulang dari Jeju, membeli titipan paman dan bibi."

Ah benar. Ya ampun kenapa Jaehyun bisa sampai lupa. Hari adalah hari peringatan kematian orang tua si mungil, tepat tiga hari sebelum ulang tahun Taeyong.

Entahlah, akhir-akhir ini Jaehyun terlalu banyak pikiran. Mulai dari tunggakan spp, air dan listrik, sewa flat, dan kebutuhan yang kian menipis. Pekerjaannya tak sumbut untuk membayar semua itu. Terlebih lagi, persiapan untuk olimpiade. Pasti ia juga membutuhkan uang saku yang cukup.

Jaehyun menyesal. Pikirannya yang kacau membuatnya lupa kalau ia punya makhluk aneh kesayangannya yang harus ia jaga.

"Sebenarnya aku besok harus bekerja, sekarang juga begitu.. aku sudah sering mengambil cuti pada Kun hyung," Jaehyun berbicara, namun serasa kata-katanya tertahan di tenggorokan.

Ia tak tega kalau harus menolak. Apalagi sekarang hari peringatan kematian orang tua Taeyong. Pasti si mungil butuh seseorang yang menguatkan dirinya saat memandang abu kedua orang tuanya nanti.

Aku belum merasa jadi orang yang terbaik bagi Taeyong.

"Oh kalau begitu tidak apa-apa." Taeyong tersenyum tipis.

"Taeyong aku minta maaf," penyesalan melumuri perasaan Jaehyun tentu saja.

Taeyong mengibaskan tangan pelan, "hei tidak apa-apa. Jaehyun juga kan bekerja untuk membayar kebutuhan hidup Jaehyun, aku yang seharusnya merasa malu."

"Mengapa begitu?"

"Karena aku ini manja dan seenaknya, bersanding denganmu yang mandiri dan bisa menghidupi diri sendiri. Tidak seharusnya aku berkata seperti itu."

Mungkin kalimat seperti itu yang dimaksud Taeyong adalah ketika ia memaksa agar Jaehyun mau tinggal dengannya dan diberi fasilitas serta uang tanpa pembalasan apa pun. Huft, Taeyong bahkan pernah sekejam itu, menginginkan Jaehyun jadi gigolo secara tidak langsung untuknya.

"Tak apa-apa Taeyong." Jaehyun mengusak surai putih si manis. Astaga, ia belum terbiasa melihat pemandangan indah seperti ini-Taeyong dengan rambut barunya.

"Yasudah, kalau begitu nanti Jaehyun kalau sudah pulang dari bekerja, jangan lupa hubungi aku ya.. satu huruf saja tidak apa-apa kok, itu sudah jadi penanda kalau kau selamat sampai rumah."

Begitu parahnya typing seorang Jung Jaehyun, yang walaupun sudah menjalin hubungan dengan Taeyong, ia tetap kukuh dengan ketikan singkatnya. Entahlah, Jaehyun hanya malas mengetik yang terlalu panjang. Ia malas berbasa-basi.

Sang dominan terkekeh kemudian. Ia merasa bersalah karena terlalu singkat mengirim pesan pada kucing kecilnya. "Baiklah, nanti akan ku hubungi jika aku sudah sampai rumah."

"Okelah kalau begitu. Aku pulang ya, Mark pasti sudah menungguku di gerbang. Double pai, Jaehyunn..." Si mungil melambai dengan langkahnya yang semakin menjauh, namun fokusnya masih tak teralih dari Jaehyun yang menatapinya berharap.

"Taeyong kau tak lupa sesuatu?"

Taeyong menghentikkan langkah, "sesuatu?" Ia meraba sakunya. Uang ada, handpone juga ada. "Tidak kok. Memangnya apa Jaehyun?"

Mengapa kau tidak peka Taeyong?

Jaehyun mendengus kecewa, "tidak. Sudahlah lupakan saja, pergilah. Hati-hati di jalan."

Taeyong benar-benar tidak tahu. Ia kemudian mengulum bibir, berfikir tentang apa maksud dari si pemilik lesung pipi hingga ia tersadar pada akhirnya. "Ih dasar! Bilang dong jangan malu-malu!"

Si mungil kemudian berlari ke arah Jaehyun, memeluk sang dominan erat lantas mengarahkan kecupan di pipinya.

Chu~

"Semangat kerjanya Jaehyun!" Taeyong meringis lucu.

Jaehyun menahan senyum, hingga lubang hidungnya membesar. Ia salah tingkah mendapat perlakuan ini dari Taeyong. Inilah yang dimaksud sesuatu oleh Jaehyun tadi. Kecupan berpamitan.

Chu~

Taeyong mengecup pipi Jaehyun di sisi yang lain, membuat telinga sang dominan semakin memerah.

"Jaehyun fighting!" Taeyong mengapit dua pipinya sendiri, memberikan wajah imutnya pada Jaehyun."ingat ya Jaehyun, kabari aku walaupun hanya satu huruf saja, tidak masalah kok!"

Oh astaga, kekasih Jaehyun memang manis tak ada duanya.

"Terima kasih, Taeyong-ie." Panggilan yang begitu lucu. Pemilik nama menyukainya.









"Ayo, teruskan. Sekalian live streaming dan aku yang merekamnya! Aish, mengapa kalian terus membuatku cosplay jadi orang buta sih!" - Chaeyeon yang tak sengaja melewati kelas Jaehyun, memandangi kedua adam itu dengan pandangan cringe.

***

| Jaehyun🤸|

|.

Ohhh jaehyun sudah pulang|
Baiklah aku akan tidur kalau gitu|
Jaehyun cepat istirahat|
Babai|

|Send a photo

|selamat malam

Jaehyun pliara kucing?|

|Ya aku memungutnya di jln
|Dia sama sepertimu

Maksutmu?|
Jaehyun jawab aku!|
Aku seperti kucing?|
Aku suka eek sembarangan?|
Atau aku suka mencuri makanan?|
Jaehyun!|

Read



Tomorrow

|Jaehyun🤸|

|Sama" ingin kupanggil kitten





"DASAR KUNYUK!!! KAU MEMBUAT PUP KU NAIK LAGI KE LAMBUNG KARENA SALTING JAEHYUNNNN!!!!!!" - Taeyong yang berak di pagi hari, berteriak di atas closet membaca pesan yang dikirim sang lelaki.

***






Hshshs gatau lah, ga feel sama sekali chapter ini.

Continue Reading

You'll Also Like

37.3K 5.4K 27
'benci bisa jadi cinta loh, cantik' 'apaan, diem lu' 'aduh, malu malu ih si geulis' 'gue laki ya, jangan main cantik-cantik lu' 'tapi lu emang cantik...
208K 13.2K 23
Kontrak pernikahan selama satu tahun sampai Jeno benar-benar pulih dari lumpuh nya, akankah pernikahan kontrak itu akan berakhir semestinya atau ada...
657K 76.6K 60
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...
77.7K 7.5K 20
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...