27 : Beri aku reward!

15.6K 2.8K 768
                                    

Vote!

***

"Ini Jaehyun makan!"

"Tae aku-"

"Apa? Jaehyun masih kurang? Ini ku suapi lagi."

"Tae aku masih-"

"Jaehyun masih kurang? Astaga, tak kusangka nafsu makan Jaehyun besar, ini makanlah."

"Twae mwashih adha makananh dimwluwutku!"

Taeyong tersentak, mengerjapkan kelopak matanya lucu, "maaf Jaehyun, Jaehyun pokoknya yang salah! Makannya ngomong dong biar aku gak masukin makanan terus ke mulutmu!" Si mungil menutupi kesalahan.

Jaehyun kemudian susah payah menelan dua telur puyuh, tiga potong daging dan dua sendok nasi di mulutnya, membuat tenggorokannya terasa serat seketika, memaksakan semua makanan itu masuk.

"Bagaimana aku bisa bicara jika kau menjejali mulutku terus dengan makanan?"

Taeyong hanya meringis kecil, membuat Jaehyun menghela nafas dan memilih untuk memakan sarapannya sendiri.

Hari sudah beranjak pagi, dan saatnya bagi Taeyong dan Jaehyun juga Mark, untuk bersekolah.

Sebenarnya Jennie tadi sudah melarang Taeyong untuk bersekolah. Perempuan itu khawatir, bagaimana jika nanti Taeyong bertemu dengan si brengsek Jeno lagi.

Namun Taeyong tetap kukuh, ia ingin bersekolah. Karena hari ini, adalah ulangan susulan terakhir mapel kimia, dan kesempatan terakhir bagi Taeyong untuk bisa dapat nilai praktek kimia.

Dengan bujukan Taeyong dan kalimat penenang yang dilontarkan Jaehyun, Jennie pun akhirnya luluh. Ia mengizinkan Taeyong untuk bersekolah dengan syarat ia diantar oleh Hanbin.

Jennie juga berpesan dan memberi amanah penuh pada Jaehyun agar ia tak lengah menjaga manusia jelmaan belut bernama Lee Taeyong yang tidak bisa anteng walau sejenak saja.

Mark pun tak lepas dari sorotan Jennie. Pemuda itu diberi tugas untuk mengawasi Jeno dan segala gelagatnya di kelas jika saja pemuda surai blonde itu masuk sekolah. Tapi Mark rasa Jeno tidak akan masuk hari ini, wajahnya saja sudah seperti rawah keruh kemarin habis ia hajar.

Ya semoga saja Jeno tidak akan bertatap muka dengan Mark, karena ia masih belum bisa mengontrol emosinya sendiri melihat wajah Jeno yang menyebalkan.

"Taeyong, biarkan Jaehyun makan sendiri dan jangan mericuki, kau habiskan roti selaimu." Pinta Jennie, baru saja mengambil gelas besar berisi teh rosella dari meja pantry menuju ruang makan.

Bibir si mungil berseragam mengerucut. Tubuh mungilnya yang terhalang tingginya meja makan semakin tak terlihat-hanya sebatas leher-tatkala Taeyong mengendikkan tubuh kesal.

Jennie yang duduk berseberangan dengan Taeyong menggelengkan kepala. Caper dan cari kesempatan, pikirnya. Pasti Taeyong ingin dapat perhatian dari Jaehyun, makannya bersikap berlebihan seperti sekarang.

Mata si perempuan kemudian terfokus pada Jaehyun. Memandang intens lelaki yang nampaknya sedikit gugup menerima tatapan dari Jennie, sampai-sampai menjatuhkan telur puyuh di sendoknya.

Ini adalah pertama kalinya Jennie bertemu dengan Jaehyun.

"Nuna, jangan menatap Jaehyun-"

"Jadi ini, lelaki yang diidamkan oleh bocah pengerusuh berkepala pink itu.." Jennie menyindir Taeyong sambil tersenyum licik.

".. yang sampai membuat Taeyong marah dan membanting barang-barang mahal dirumah ini ketika bertengkar.."

Taeyong seketika melirik Jaehyun disebelahnya. Lelaki Jung itu tak tahu apa-apa soal ini.

Apart to come | Jaeyong [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang